Pertemuan I - PPN
Pertemuan I - PPN
Sejarah PPN
Mekanisme PPN
Sistematika UU PPN
PERKEMBANGAN PAJAK TIDAK LANGSUNG
DI INDONESIA
PAJAK PEMBANGUNAN I
1 Juni 1947
UU No 32/1956
PAJAK PEREDARAN
UU No 12/1950 mulai berlaku 1 Januari 1951
PAJAK PENJUALAN
UU No 18 Drt/1951 jo UU No 85/1953
mulai berlaku 1 Oktober 1951
Objek Pajak : Penyerahan barang oleh Pabrikan dan jasa yg dilakukan dlm
lingkungan perusahaan/pekerjaan pengusaha
Dasar Pengenaan Pajak : - penyerahan barang : harga jual
- penyerahan jasa : penggantian
Tarif : 0%, 1%, 2,5%, 5%, 7,5%, 10%, 20%
Saat pajak terutang : 1 (satu) bulan kalender
Dualisme sistem pemungutan, yaitu bagi:
a. pengusaha yg tdk mampu menghitung sendiri pajak yg terutang, pd a-
wal tahun diterbitkan surat ketetapan sementara. Pada akhir tahun di-
terbitkan surat ketetapan rampung. Dlm hal pajak kurang disetor,
dikenai sanksi Bunga 2% per bulan;
b. pengusaha yg mampu menghitung sendiri, mengisi SPT utk menghi-
tung dan menyetor sendiri pajak yang terutang, Dlm hal pajak kurang
disetor diterbitkan “Surat Tagihan Tambahan” dg sanksi denda 400%.
Bersifat kumulatif : secara tifdak langsung menimbulkan pengenaan pajak
berganda
KELEMAHAN UU PPn 1951
KELEMAHAN UU PPn1951
PPN
(Pajak
Pertam-
bahan Nilai)
pajak atas konsumsi dalam negeri yg dihitung atas nilai tambah, yang
memisahkan kedudukan pemikul be-ban pajak dengan penanggung jawab
penyetoran pa-jak dan menempatkan eksistensi objek pajak sebagai
faktor dominan menimbulkan kewajiban pajak.
Pihak pemikul beban pa-
jak berbeda dengan pihak
Pajak atas konsumsi penanggung jawab penye-
dalam negeri toran pajak
Unsur-
unsur
PPN
Objek pajak
Pajak dihitung menimbulkan
atas nilai tambah kewajiban pajak
Objek pajak
menimbulkan PAJAK OBJEKTIF
kewajiban pajak
MULTI STAGE LEVY
TARIF TUNGGAL
TARIF TUNGGAL
NON CUMULATIVE
PAJAK OBJEKTIF
PPN adalah PAJAK TIDAK LANGSUNG
NEGARA
Pemikul beban
Penanggung PPN (destinataris)
jawab pajak
BARANG
PENJUAL PEMBELI
PPN
PEDAGANG PPN
BESAR 30.000
HARGA BELI = 1.100.000 HARGA BELI = 1.000.000
PPn NILAI TAMBAH = 300.000 NILAI TAMBAH= 300.000 PPN
140.000 HARGA JUAL=1.400.000 HARGA JUAL = 1.300.000 130.000
PEDAGANG PPN
ECERAN 20.000
Nilai Tambah
(Calculation Method)
INDIRECT SUBTRACTION/
SUBTRACTION METHOD
INVOiCE/CREDIT METHOD
PENYUSUTAN = 50
BUNGA = 20
SEWA = 80
GAJI/UPAH = 300
MANAJEMEN = 150
LABA USAHA = 100
Jumlah = 700
PPN 10% = 70
PPN adalah
PAJAK ATAS KONSUMSI DALAM NEGERI
Biaya pem-
TIPE CONSUMPTION TYPE
belian barang
Modal dpt di-
VAT VAT kurangkan
seluruhnya
dari DPP.
Biaya pembeli-
an br. modal
NET INCOME TYPE dikurangkan
VAT dari DPP se-
banding dg
penyusutan.
Membantu likuiditas perusahaan
15%
Dengan Peraturan
Pemerintah dapat diubah
5%
MEKANISME PEMUNGUTAN PPN
FP : 100.000 FP : 120.000
Pasal 1 s.d. Pasal 17 Pasal 1 s.d. Pasal 16C Pasal 1 s.d. Pasal 16F
tidak berurutan tidak berurutan tidak berurutan