OLEH:
TIM KIMIA ANALISA INSTRUMEN
Tujuan :
Mengetahui Prinsip Dasar UV-Vis
Mengetahui Instrumen dan Alat yang digunakan
Mengetahui penggunaan UV-Vis dalam Analisis
Spektrofotometri UV/Vis
Spektrofotometri UV/Vis
adalah teknik analisis
spektroskopi yang
memakai sumber radiasi
elektromagnetik ultra
violet dekat (190 nm – 380
nm) dan sinar tampak (380
nm – 780 nm) dengan
menggunakan instrumen
spetrofotometer.
Spektrum elektromagnetik dan sinar visibel
4
Prinsip dasar spektrometri UV/Vis
Prinsip kerja spektrofotometri UV-Vis
adalah interaksi yang terjadi antara energy
yang berupa sinar monokromatis dari
sumber sinar dengan materi yang berupa
Spektrofotometri
molekul. UV-Vis merupakan penyerapan
sinar tampak atau UV oleh suatu molekul yang
dapat menyebabkan terjadinya eksitasi elektron
(transisi elektronik) dari keadaan dasar (ground
state) menuju energi yang lebih tinggi (excited
Prinsip
state).dasar dalam spektrofotometer UV-Vis
adalah ketika suatu cahaya atau energy mengenai
larutan jernih, maka energi tersebut akan
ditansmisikan atau diabsorbsi. Besarnya nilai
KEGUNAAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
8
warna yang teramati Warna yang diserap Panjang gelombang
10
Analisis Kualitatif (2)
Applikasi spektrofotometri UV-Vis untuk keperluan
analisis kualitatif adalah sangat terbatas karena pita
serapan cenderung lebar dan karenanya informasi
yang diberikan kurang detail. Walaupun demikian,
investigasi terhadap spektra pada daerah ini
seringkali memberikan informasi yang berguna
mengenai ada tidaknya gugus fungsional (misalnya
karbonil, aromatis, nitro, atau diena terkonyugasi)
pada suatu senyawa organik (Skoog,80-81)
12
Informasi Analisis pada range UV-Vis (b) (Kellner,531-532)
Absorption maxima of some Absorption maxima of nonconjugated
conjugated chromophores chromophores
max max
Substances Chromophore Transition
(nm) (nm)
CH3-CO-CH=CH2 225 -C-C- σ σ* 150
CH2=CH-CH=CH2 217 -O- n σ* 185
CH3(CH=CH)3CH3 274 -N< n σ* 195
CH3(CH=CH)5CH3 342 -S- n σ* 195
CH3(CH=CH)7CH3 401
>C=O * 190
C6H6 203
n * 300
C6H5-CH=CH2 248 (weak)
>C=C<
13 * 190
Analisis Kualitatif (4)
Pergeseran serapan maksimum ke arah yang
lebih panjang pergeseran batokromik
(=pergeseran merah) (Settle,486;Miller,155)
Pergeseran ini dapat disebabkan oleh terikatnya ausokrom pada
kromofor (Miller,155;Williams,7) atau perubahan pelarut (Williams,7)
Pergeseran serapan maksimum ke arah yang
lebih pendek pergeseran hipsokromik
(=pergeseran biru) (Settle,486;Miller,155)
Pergeseran ini dapat disebabkan oleh perubahan pelarut (makin polar)
atau substituen pada molekul (Miller,155-156), atau fenomena seperti
hilangnya konyugasi (Williams,7)
Kenaikan instensitas serapan, misalnya karena terikatnya ausokrom pada
kromofor atau efek pelarut (makin polar) efek hiperkromik
(Miller,155-156)
14
Analisis Kuantitatif (1)
Untuk keperluan kuantitatif :
• diperlukan ε maks besar
agar konsentrasi larutan uji encer/kecil
• larutan uji biasanya sangat encer (c ≤ 0,1 mol/L) (Kellner,528)
1 mg (jika BM 100-200) dilarutkan hingga 100 ml (Williams,2)
Jika pekat yang dipantulkan
yang dihamburkan besar, sedangkan
yang diserap yang diteruskan : kecil
Yang dibutuhkan,
yang diteruskan : besar
• nilai maksimal serapan (A) adalah 1,0
A yang digunakan : 0,2 – 0,8 [0,2 - 0,650 (Willard,90)]
atau T : 15 – 75%
Angka ini dipilih untuk meminimalkan
15 “errorr” dari alat
Analisis Kuantitatif (2)
16
Analisis Kuantitatif (Settle,498) (3)
Ada beberapa tehnik analisis yang dikembangkan untuk jenis
sampel berlainan. Penentuan secara langsung dilakukan jika
molekul analit memiliki suatu kromofor. Standar harus
digunakan untuk menentukan absorbsivitas sehingga
konsentrasi dapat dihitung dengan persamaan berikut
A = a.b.c
or by establishing acalibration plot from which the
concentration can be determined by graphic interpretation or
by regretion analysis.
Penentuan secara tidak langsung umumnya dilakukan jika
molekul analit tidak memiliki “a suitable chromophore”.
Dalam hal ini, analit direaksikan secara kuantitatif dengan
molekul yang memiliki suatu kromofor and correlating the
diminution of absorbance with the concentration of the
analyte, atau dengan mereaksikannya dengan suatu reagen
yang dapat membentuk suatu gugus kromofor.
17
Hukum Lambert-Beer (1)
Cara menyatakan hukum Lambert-Beer :
19
Hukum Lambert-Beer (3)
Jika BM suatu zat tidak diketahui, atau jika yang
ditetapkan berupa campuran (Williams,8), intensitas serapan
dinyatakan sebagai E 1%
1 cm atau A 1 cm , serapan larutan zat
1%
10 ε = 1%
E 1 cm X mol. berat
21
Pelarut (1)
• Harus dapat melarutkan zat uji dan meneruskan
radiasi pada daerah yang digunakan (Pecsok,153)
• Senyawa hidrokarbon jenuh dan senyawa yang hanya
memiliki gugus alkil jenuh, gugus alkohol, dan gugus
eter adalah transparan (tidak memberikan serapan)
pada daerah 200-1000 mµ
dapat digunakan sebagai pelarut pada penentuan
spektra yang melalui daerah ini (Dyer,8-9)
• Pelarut paling umum untuk penentuan spektrum UV
adalah etanol 95% (Dyer,4)
Etanol absolut komersial mengandung residu benzen
yang memberikan serapan pada daerah UV (Williams,2)
22
Pelarut (2)
23
Pelarut (Kellner,532) (3)
24
Pelarut (4)
25
Pelarut (5a)
26
Pelarut (5b)
27
Pelarut (5c)
28
H. Tahapan Kerja Analisis (1)
1. Mencari “Operating Time” (OT)
Tujuan :
mengetahui waktu dimana suatu proses reaksi
berlangsung stabil
Pada saat reaksi berlangsung stabil (=pada saat OT)
diukur serapan larutan uji
Pengukuran pada saat reaksi berlangsung tidak stabil
data yang diperoleh tidak menentu
Bagaimana mencari dan mengetahui OT ?
29
H. Tahapan Kerja Analisis (2)
2. Mencari maksimum (maks)
Tujuan :
memperoleh serapan maksimum
Serapan maksimum diperoleh jika pengukuran dilakukan
pada maks
Perubahan serapan per unit konsentrasi pada maks adalah
sangat besar (Skoog,87)
“ semua yang terserap larutan uji idealnya juga terukur
maksimal oleh spektrofotometer “ sehingga diperoleh hasil
uji yang maksimal.
maks harus dicari walaupun dalam prosedur
aslinya biasanya juga telah disebutkan (petunjuk,14)
Bagaimana mencari dan mengetahui maks ?
30
31
H. Tahapan Kerja Analisis (3)
3. Membuat kurva standar
a. Dibuat dari satu seri larutan standar - menggunakan
zat standar - dalam berbagai kadar
Zat standar = zat yang diuji (terdapat dalam larutan uji)
b. Diukur serapan satu seri larutan standar pada OT dan
maks yang diperoleh pada tahap 1 dan 2.
Serapan tiap-tiap kadar larutan standar dicatat, dicari
persamaan garis lurus dan koefisien korelasinya;
absis (X) untuk konsentrasi (c) larutan standar,
ordinat (Y) untuk serapan (A)
32
Kurva kalibrasi
33
34
H. Tahapan Kerja Analisis (4)
4. Mencari kadar zat dalam larutan uji
a. Larutan uji dalam kuvet yang telah dipersiapkan
diukur serapannya pada OT dan maks yang
telah diketahui.
Dilakukan beberapa kali pengulangan pengujian
(4 replikasi).
b). Dengan bantuan kurva standar atau persamaan
garis linier yang diperoleh dapat diketahui kadar
zat dalam sampel.
35
I. Instrumen (1)
Spektrofotometer
provide a plot of the intensity of transmitted or absorbed
light versus wavelength (Dyer,4;Settle,488)
Penggolongan berdasarkan sistem optik
-- single beam
Sistem optik -- -- single detector
-- double beam --
-- double detector
Pada double beam,
sumber cahaya utama terbagi menuju 2 beam :
satu menuju kuvet (mengandung larutan sampel) dan satu
menuju kuvet (mengandung pelarut referensi) (Dyer, 4)
Yang dimiliki Lab Pendidikan Kimia UNRI?
36
I. Instrumen (2)
37
I. Instrumen (3)
38
I. Instrumen (Settle,489) (4)
39
Sumber sinar
40
41
• Filter atau monokromator
Ada beberapa cara untuk mengisolasi/mendapatkan
sinar monokromatik yang diinginkan. Salah satunya
adalah dengan menempatkan suatu filter di depan wadah
sampel
filter dapat berupa glass filter atau gelatin filter (Wratten),
yang mempunyai bandwidths yang luas dan puncak emisi
yang rendah (Hicks,26)
[Bandwidth (nm) glass filter : 150+, gelatin filter : 25-50;
Transmisi (%) glass filter : 25-90%, gelatin filter : 5-30
(Beckett,227)]
42
Skema monokromator
prisma (Pecsok,150)
43
Sampel
44
Kuvet
Untuk Vis dari gelas atau kuarsa (quartz) (Pecsok,153;Kellner,530)
45
46
K. Blangko (Hicks dkk., 22-23; Gearien,139)
47
Detektor
48
49
Aplikasi UV/Vis (Harvey, 395-398)
• Bidang lingkungan
(misal : analisis berbagai logam dalam air)
• Bidang klinik
(misal : analisis barbiturat dalam serum)
• Bidang industri
Bidang industri farmasi : analisis antibiotika, hormon,
vitamin, analgesik)
Bidang industri lain : analisis makanan, cat, gelas, logam
• Bidang Forensik
(misal : analisis narkotika, alkohol dalam darah) 50
Bagan Spektrofotomer UV-ViS berkas tunggal
Blanko
Spektrofotometer
Spektrofotometer
Cahaya merah
yang diserap
oleh larutan
hijau
3. Monokromator
PRISMA
GRATING
Komponen : sample cells
Sample cells (kuvet)
Spektrofotometer UV
Quartz (crystalline silica)
Spektrofotometer Visible
Glass
2. Kuvet (Sample Container)
4. Detektor
Photovoltaic
Phototube
Diode array
Struktur kimia dan absorpsi UV
Protein
Amino Acids (aromatic)
Glucose Determination
Enzyme Activity (Hexokinase)
Struktur kimia dan absorpsi Visible
Larutan yang dapat dianalisis dengan
spektrofotometer visible senyawa yang berwarna
Contoh : KMnO4
Apabila senyawa tersebut tidak berwarna, maka perlu
ditambahkan pengompleks yang dapat membentuk
warna
Contoh : analisis logam Pb
Aplikasi spektrofotometer visible
Niacin
Pyridoxine
Vitamin B12
Metal Determination (Fe)
Fat-quality Determination (TBA)
Enzyme Activity (glucose oxidase)
• Penentuan konsentrasi sampel :
• Ukur panjang gelombang maks
• Buat kurva standar
• Ukur sampel
• Konversi A sampel dengan kurva standar