Anda di halaman 1dari 6

ANTI KEJANG PASCA

TRAUMA
Tania Ratna Iswanti
132011101045
Penggunaan Anti Kejang

Penggunaan obat anti kejang tidak


direkomendasikan untuk pencegahan kejang pasca
trauma tipe lanjut (late type) karena sudah
terbentuk fokus epilepsi.
 Diperbolehkan untuk menggunakan obat anti
kejang sebagai profilaksis terhadap terjadinya
kejang pasca trauma tipe dini yang terjadi dalam
7 hari pasca trauma (early type) pada pasien
yang mempunyai resiko tinggi untuk terjadi kejang
pasca trauma.
 Fenitoin atau Carbamazepin terbukti efektif untuk
kejang pasca trauma tipe dini oleh karena pada
fase ini belum terbentuk fokus epilepsi.
Kriteria pasien risiko tinggi kejang
pasca trauma:

1. GCS ≤ 10 8. Post traumatic


2. Immediate seizures Amnesia> 30 menit
3. Kontusio kortikal 9. Epidural, subdural,
4. Fraktur linier atau intracerebral
hematom
5. Penetrating Head Injury
10. Defisit neurologis
6. Fraktur depresi fokal
7. Alkoholik kronis 11. Usia ≥ 65 tahun atau
≤15 tahun
Cara Pemberian
 Dosis dan cara pemberian : Pengobatan profilaksis
dengan fenitoin untuk menurunkan resiko kejang
pasca trauma tipe awal dimulai dengan dosis
loading segera setelah trauma. Dosis loading untuk
dewasa 15-20 mg/kgBB dalam 100 cc NS 0,9%
dengan kecepatan infus maksimum 50 mg/menit
 Pada pasien pediatri dosis loading fenitoin yang
direkomendasikan 10-20 mg/kgBB, diikuti dosis
rumatan 5 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2-3 dosis.
Dosis rumatan dapat ditingkatkan hingga 10
mg/kgBB/hari untuk mencapai konsentrasi serum
antara 10-20 mcg/ml. Pengobatan profilaksis
dengan levetiracetam dilakukan dengan cara
pemberian dosis 500 mg setiap 12 jam selama 7
hari setelah cedera otak tanpa pemberian loading
dose.

Anda mungkin juga menyukai