tumbuhan penghasilnya untuk mempertahankan diri dari serangan oleh makhluk lain. untuk mempertahankan diri dari kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan, misalnya untuk mengatasi hama dan penyakit, Fungsi menarik polinator, dan sebagai molekul sinyal. Singkatnya, metabolit sekunder digunakan organisme untuk berinteraksi dengan lingkungannya. didayagunakan sebagai bahan obat seperti morfin sebagai obat nyeri, kuinin sebagai obat malaria, reserpin sebagai obat penyakit tekanan darah tinggi dan vinkristin serta vinblastin sebagai obat kanker. Selain sebagai bahan obat, senyawa metabolit sekunder juga didayagunakan oleh manusia untuk menunjang kepentingan industri seperti industri kosmetik dan industri pembuatan pestisida dan insektisida. Untuk di Indonesia, pemanfaatan senyawa metabolit skunder dari bahan alam yang ditemukan para peneliti Indonesia yaitu sebagai bahan baku obat antara lain itebein sebagai anti tumor, Artoindonesianin sebagai anti malaria, Diptoindonesin,Indonesiol serta banyak lagi. Sedangkan potensi lain yang sedang dikembangkan peneliti Indonesia untuk menunjang kepentingan industri adalah potensi bahan alam sebagai penghasil minyak atsi Senyawa metabolit sekunder diklasifikasikan menjadi 3 kelompok utama, yaitu: Terpenoid (Sebagian besar senyawa terpenoid mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis melalui jalur metabolisme asam mevalonat.) Contohnya monoterpena, seskuiterepena, diterpena, triterpena, dan polimer terpena. Fenolik (Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan memiliki cincin benzena, hidrogen, dan oksigen dalam struktur kimianya.) Contohnya asam fenolat, kumarina, lignin, flavonoid, dan tanin. Senyawa yang mengandung nitrogen. Contohnya alkaloid dan glukosinolat. 1. Golongan Alkoloid 2. Golongan Terpenoid 3. Golongan Flavonoid 4. Golongan Saponin 5. Golongan Fenolik 6. Golongan Tanin 7. Golongan Kumarin 8. Golongan Minyak Atsiri 1. Golongan Alkoloid Alkaloid adalah suatu golongan senyawa organik yang terbanyak ditemukan dialam Hampir seluruh senyawa alkaloida berasal dari tumbuh-tumbuhan dan tersebar luas dalam berbagai jenis tumbuhan Semua alkaloidamengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa Alakaloida dapatditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti biji, daun, ranting dan kulit batang Alkaloida tidak mempunyai tatanam sistematik, oleh karena itu, suatu alkaloid dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan stiknin.Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan alkaloida. Identifikasi alkaloid biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan-larutan pereaksi yang khas yang pada umumnya merupakan pereaksi-pereaksi yang dapat membentuk endapan dengan alkaloid, misaknya pereaksi Mayer dan pereaksi Dragendorff. Kira-kira 4 gram sampel segar dirajang halus dan digerus dalam lumpang dengan bantuan pasir, lalu ditambahkan kloroform sedikit sampai membentuk pasta. Tambahkan 10 ml larutan amoniak-kloroform 0.05 N dan digerus lagi, saring campuran kedalam sebuah tabung reaksi kering. Tmbahkan 10 ml H2SO4 2 N dan kocok kuat. Diamkan larutan sampai terbentuk dua lapisan. Dengan menggunakan pipet yang telah diberi kapas pada ujungnya untuk menyaring, ambil lapisan asam sulfat dan masukan kedalam tabung reaksi kecil ( Lapisan kloroform disimpan untuk pengujian terpenoid ). Filtrat diuji dengan pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorf. Terbentuknya endapan putih atau keruh dengan pereaksi Mayer. Endapan coklat dengan pereaksi Wagner dan endapan orange dengan pereaksi Dragendorf menunjukan sampel mengandung alkaloid. Terpenoid adalah senyawa yang mengandung karbon dan hydrogen, atau karbon, hydrogen dan oksigen yang tidak bersifat aromatis. Terfenoid merupakan senyawa-senyawa yang mudah menguap terdiri dari 10 atom C dan merupakan senyawa penyusun minyak atsiri. Terpenoid dengan titik didih yang lebih tinggi disususn oleh diterpen (C20), triterpen (C30), dan tertaterpen (C40) dengan penambahan atom oksigen. Identifikasi Steroid / terpenoid : Metode Lieberman-Burchard
Beberapa tetes kloroform pada uji
alkaloid, ditempatkan pada plat tetes. Tambahkan anhidrida asetat 5 tetes dan biarkan mengering. Kemudian ditambahkan 3 tetes H2SO4 pekat. Timbulnya warna merah jingga atau ungu menandakan uji positif terhadap triterpenoid, sedangkan warna biru menunjukan uji positif untuk steroid. Flavonoid merupakan golongan senyawa bahan alam dari senyawa fenolik yang banyak merupakan sebagai pigmen tumbuhan.khususnya dari golongan leguminoceae (tanaman berbunga kupu-kupu). Flavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar yang ada, senyawa ini terdiri dari lebih dari 15 atom karbon yang sebagian besar bisa ditemukandalam kandungan tumbuhan. Flavonoid juga dikenal sebagai vitamin P dancitrin, dan merupakan pigmen yang diproduksi oleh sejumlah tanaman sebagaiwarna pada bunga yang dihasilkan. Secara umum, flavonoid dikelompokkan lagi menjadi kelompok yang lebih kecil (sub kelompok), yaitu:Flavon, Flavanon, Flavonol, Antosianin dan Calkon. Prinsip identifikasi dapat dilakukan dengan reaksi sianidin-wistater dimana freaksi ini terutama akan diberikan oleh senyawa flavon, merah sampai merah tua oleh flavanol atau flavonon dan warna hijau sampai biru diberikan oleh aglikon dan glikosida.
Kira-kira 0.5 mg sampel yang telah dirajang
halus, diekstrak dengan 5 ml metanol dan dipanaskan selama 5 menit dalam tabung reaksi. Ekstraknya ditambahkan beberapa tetes HCl pekat dan sedikit serbuk magnesium. Bila terjadi perubahan warna merah/pink atau kuning menunjukan sampel mengandung flavonoid. Saponin merupakan senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel darah merah saponin sangat beracun untuk ikan dan tumbuhan yang mengandung saponin telah digunakan sebagai racun ikan selama beratus-ratus tahun. Beberapa saponin juga digunakan sebagai anti mikroba. Saponin memiliki karakteristik berupa buih. Sehingga ketika direaksikan dengan air dan dikocok maka akan terbentuk buih yang dapat bertahan lama Saponin mudah larut dalam air dan tidak larut dalam eter. Saponin memiliki rasa pahit menusuk dan menyebabkan bersin serta iritasi pada selaput lendir Jika digunakan dengan benar saponin dapat bermanfaat sebagai sumber anti bakteri dan anti virus, meningkatkan sistem kekebalan tubuh, meningkatkan vitalitas, mengurangi kadar gula dalam darah, dan mengurangi penggumpalan darah. Uji saponin ini sebaiknya digunakan sampel yang telah dikeringkan, karena test yang digunakan adalah test pembentukan busa. Bila sampel yang basah dididihkan dengan air suling, kemungkinan cairan sel akan membentuk busa bila dikocok. Caranya : sampel kering dirajang halus, dimasukan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan air suling, didihkan selama 2-3 menit. Dinginkan, setelah dingin dikocok dengan kuat. Adanya busa yang stabil selama 5 menit berarti sampel mengandung saponin. Fenolik merupakan kelompok senyawa aromatis dengan gugus fungsi hidoksil Salah satu golongan fenolik yaitu melamin tumbuhan pada penguraian basa yang menghasilkan fenol sederhana. Fenolik memiliki cincin aromatik dengan satu atau lebih gugus hidroksi (OH-) dan gugus-gugus lain penyertanya Senyawa ini diberi nama berdasarkan nama senyawa induknya, fenol. Senyawa fenol kebanyakan memiliki gugus hidroksi lebih dari satu sehingga disebut sebagai polifenol. Fenol biasanya dikelompokkan berdasarkan jumlah atom karbon pada kerangka penyusunnya. Cara klasik untuk mendeteksi senyawa fenol sederhana ialah dengan menambahkan larutan besi (III) klorida 1 %. Sebanyak 4 gram sampel segar dirajang halus dan dididihkan dengan 25 ml etanol selama lebih kurang 25 menit, disaring dalam keadaan panas, kemudian pearut diuapkan sampai kering. Ekstrak dikocok kuat dengan kloroform lalu ditambahkan air suling, biarkan sampai terbentuk dua lapisan, yakni lapisan kloroform dan lapisan air. Beberapa tetes ditempatkan dalam tabung reaksi ditambahkan besi (III) klorida, timbul warna hijau sampai ungu menandakan positif mengandung fenolik. Tanin merupakan salah satu jenis senyawa yang termasuk ke dalam golongan polifenol. Senyawa tanin ini banyak di jumpai pada tumbuhan. terutama banyak teradapat dalam daun teh, bayam yang dapat diekstrak dengan air dan larutan alkalin, warnanya kuning cokelat. Tanin dahulu digunakan untuk menyamakkan kulit hewan karena sifatnya yang dapat mengikat protein. Selain itu juga tanin dapat mengikat alkaloid dan gelatin. Manfaat Tanin 1) Sebagai anti hama untuk mencegah serangga dan fungi pada tanaman. 2) Sebagai pelindung tanaman ketika masa pertumbuhan dari bagian tertentu tanaman, misalnya pada bagian buah, saat masih muda akan terasa pahit dan sepat. 3) Sebagai adstrigensia pada GI dan kulit. 4) Untuk proses metabolisme dari beberapa bagian tanaman. 5) Dapat mengendapkan protein sehingga digunakan sebagai antiseptik. 6) Sebagai antidotum (keracunan alkaloid). 7) Sebagai reagen pendeteksi gelatin, alkaloid, dan protein. 8) Sebagai penyamak kulit dan pengawet Sifat-sifat tanin, antara lain : Sifat Fisika Sifat fisika dari tanin adalah sebagai berikut : 1. Apabila dilarutkan ke dalam air, tanin akan membentuk koloid dan akan memiliki rasa asam dan sepat. Apabila dicampur dengan alkaloid dan glatin, maka akan terbentuk endapan. 2. Tanin tidak dapat mengkristal. 3. Tanin dapat mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik. Sifat Kimia Sifat kimia dari tanin adalah sebagai berikut : 1. Tanin merupakan senyawa kompleks yang memiliki bentuk campuran polifenol yang Sulit untuk dipisahkan sehingga sulit membetuk kristal. Tanin dapat diidentifikasi dengan menggunakan kromotografi Senyawa 2. Fenol yang ada pada tanin mempunyai aksi adstrigensia, antiseptik dan pemberi warna. Sifat sebagai pengkhelat logam. Fenol yang ada pada tanin, secara biologis dapat berguna sebagai khelat logam. Mekanisme atau proses pengkhelatan akan terjadi sesuai dengan pola subtitusi dan pH senyawa fenol itu sendiri. Hal ini biasanya terjadi pada tanin terhidrolisis, sehingga memiliki kemampuan untuk menjadi pengkhelat logam. Khelat yang dihasilkan dari tanin ini dapat memiliki daya khelat yang kuat dan dapat membuat khlelat logam menjadi lebih stabil dan aman di dalam tubuh. Namun, dalam mengkonsumsi tanin harus sesuai dengan kadarnya, karena apabila terlalu sedikit (kadarnya rendah) tidak akan memberikan efek, namun apabila mengkonsumsi terlalu banyak (kadar tinggi) dapat mengakibatkan anemia karena zat besi yang menggunakan reaksi warna mempersiapkan 0,3 gram ekstrak ditambah dengan 10 ml aquadest panas. Mengaduknya dan membiarkannya sampai temperature kamar, kemudian menambahkan 3-4 tetes 10% NaCl, mengaduknya lalu disaring. Filtrat dibagi menjadi 3 bagian masing-masing 4 ml dan memberinya label IVA, IVB, dan IVC. Larutan IVA digunakan sebagai blanko. Uji FeCl3 Menambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 pada larutan IVC, dan mengamati perubahan warna yang terjadi. Jika terjadi warna hijau kehitaman menunjukkan adanya tannin. Uji Gelatin Menambahkan sedikit demi sedikit larutan gelatin dan larutan NaCl 10 % pada larutan IVB. Jika terbentuk endapan berwarna putih maka menunjukkan adanya tannin Kumarin adalah kelompok senyawa fenil provanoid dengan kerangka benzene dan pirin C6-C3. Hampir semua kumarin alam mempunyai oksigen. Kumarin terdapat dalam rumput-rumputan (graminae), angrek, jeruk (rutaceae), dan polong- polongan (leguminasae) Kumarin mempunyai berbagai efek fisiologi terhadap tumbuh-tumbuhan dan hewan. • ada tumbuhan efeknya adalah menghambat atau menstimulasi asam indol-3-asetat oksidase, menstimulasi produksi etilena, menghambat sintesis selulosa. • Pada hewan, kumarin mempunyai efek toksik terhadap mikroorganisme dan dapat membunuh serangga. Ekstrak sampel diuapkan sampai kering tambahkan air panas dan dinginkan. Setelah dingin bagi menjadi dua tabung. Tabung I diberi ammonia 10% dan tabung II sebagai pembanding. Dilihat di bawah lampu UV, jika terdapat fluoresensi kuning kehijauan atau kebiruan berarti positif mengandung kumarin. adalah kelompok besar minyak nabatiyang berwujudcairan kental pada suhu ruang namun mudah menguap sehingga memberikanaroma yang khas. Minyak atsiri merupakan bahan dasar dari wangi- wangianatau minyak gosok (untuk pengobatan) alami. Di dalam perdagangan, hasilsulingan(destilasi) minyak atsiri dikenal sebagai bibit minyak wangi Kandungan senyawa kimia yang terdapat dalam bahan alam (daun, batang, akar, biji) untuk minyak atsiri dibagi menjadi dua kelompok yakni : 1) kelompok pertama; minyak atsiri yang komponen- komponennya mudah dipisahkan yang kemudian menjadi bahan awal sintesis (minyak sereh, minyak daun cengkeh, minyak permen, dan minyak terpenting) 2) kelompok kedua;minyak atsiri yang komponen- komponennya tidak mudah dipisah (minyak akar wangi, minyak nilam, minyak cendana, minyak kenanga), dimana minyak atsiriini dapat langsung digunakan 1.Teteskan 1 tetes minyak pd permukaan air, minyak atsiri akan menyebar dan permukaan air tidak keruh. 2. Teteskan 1 tetes minyk atsiri pada sepotong kertas saring, bila dibiarkan minyak akan menguap sempurna tanpa meninggalkan noda lemak (transparan) 3. Kocoklah 1 ml minyak atsiri dengan 1 ml natrium klorida jenuh dalam gelas ukur 5 ml, biarkan memisah kembali, volume lapisan air tidak boleh bertambah. 4. Minyak atsiri + sudan III menghasilkan warna merah karmin