Anda di halaman 1dari 37

LAYOUT KAMAR MESIN

Seperti yang telah disebutkan dimuka bahwa sangat penting


membuat layout perencanaan awal untuk menentukan
akibat dari pemilihan tenaga penggerak terhadap
konfigurasi atau susunan ruang untuk permesinan.
Didalam buku peraturan Klasifikasi Indonesia volume III
untuk Machinery Construction bagian satu B tentang
Documents for Approvals menyatakan :

1. Before the start manufacture, drawing showing the


general lay out of the machinery installation together
with all drawing of part subject to mandatory testing,
to the extent specified in the following section of
volume III, are each to be submitted in triplicate to the
society.
2. The drawing must contains all the data necessary for
checking the design, the load and the stress
imposed. Where necessary, design calculation relating
to components and descriptions of the plant are also to
be supplied.
• Untuk merencanakan kamar mesin seluruh
kebutuhan sistem harus ditentukan secara
detail. Didalam pertimbangan perancangan
kamar mesin bukan hanya meminimumkan
volume ruang mesin atau panjang kamar mesin
namun harus dipertimbangkan pencapaian
layout yang rational untuk mesin utama dan
mesin bantu. Juga harus dipertimbangkan
kemungkinan untuk pemasangan,
pengoperasian, perawatan praktis, reparasi
maupun penggantian.
POSISI MESIN INDUK
• Pada kapal dengan kamar mesin di belakang, posisi
mesin induk harus diusahakan sejauh mungkin
kebelakang untuk memperkecil panjang kamar mesin.
Hal hal yang harus diperhatikan untuk menetapkan
posisi mesin induk adalah seperti berikut :
– Tempat untuk intermediate shaft (poros antara)
• Poros propeller harus dicabut dan diperiksa
secara periodic, karena itu dibelakang mesin
induk harus ada tempat yang cukup untuk
mencabutnya. Jarak antara ujung belakang poros
engkol mesin dan ujung depan tabung poros
(stern tube harus lebih panjang dari poros
propeller. Biasanya diberikan margin 500 – 1000
mm.
– Tempat untuk orang lewat dan perpipaan
• Disisi ujung belakang mesin induk harus ada
tempat yang cukup untuk orang lewat maupun
penempatan perpipaan dibawah floor.
– Tempat untuk cadangan poros propeller
• Kalau kapal membawa cadangan poros
propeller, tempatnya biasanya disisi poros
antara. Ini harus dipastikan pada saat
menetapkan posisi mesin induk. Untuk
menggantung poros cadangan tersebut, ruang
diatasnya sekitar dua meter harus bebas agar
dapat enempatkan takal pengangkat (chain
block). Untuk prosedur pencabutan poros
propeller dan pengikatan poros cadangan,
dianjurkan untuk berkonsultasi dengan
perencana sistem poros.
– Tempat untuk pengencangan baut pengikat
• Disekitar baut pengikat dan baut pas mesin induk
harus tersedia ruang bebas agar orang bisa
mengencangkan dan memeriksa baut pengikat
mesin induk dengan leluasa. Karena itu tempat
diatas baut baut tersebut juga harus bebas dari
perpipaan.
– Tempat untuk membuka tutup poros engkol
(deksel)
• Kedua sisi mesin induk pada ketinggian floor
harus bebas dari penempatan peralatan untuk
memudahkan pembukaan deksel. Biasanya
tempat sekitar 600 mm disekeliling mesin induk
pada ketinggian floor dianggap cukup sekaligus
untuk jalan ABK.
– Grating mesin induk
• Untuk memudahkan perawatan dan pengawasan grating
mesin induk tidak boleh dipotong. Kalau hal itu terpaksa
dilakukan , misalkan untuk memudahkan pengangkatan
peralatan dari floor keatas, sebaiknyahal itu
dikonsultasikan dengan produsen mesin. Lebar engine
casing sebaiknya cukup untuk memasukkan mesin induk
lengkap dengan gratingnya.
– Pengikatan bagian atas mesin induk
• Untuk tipe mesin tertentu seperti Mitsubishi B&W
L90GFCA danL80GFCA, harus dibuat sejumlah alat
pengikat. Untuk ini balok grating mesin dihubungkan
dengan balok pengikat kestruktur kapal. Jumlah balok
pengikat yang dibuat harus dengan persetujuan
produsen mesin. Karena fungsi pengikat (top bracing) ini
untuk menghilangkan getaran, maka struktur kapal
tempat mengikat ini harus betul-betul rigit. Karena itu
juga sebaiknya platform kapal dibuat pada ketinggian
grating mesin induk.Dalam merancang peletakkan
tangga, perpipaan, ducting ventilasi, dll., harus
diperhatikan adanya batang batang pengikat ini.
Tie Bar

Ship’s Structure

Starboard Side

Main Engine
– Manifold gas buang
• Manifold gas buang mesin induk setelah turbocharger
harus diikat pada struktur kapal dengan penyangga
yang kuat. Penyangga ini harus begitu kuat sehingga
mampu menahan getaran yang kuat serta tahan
terhadap ekspansi termal akibat temperatur gas buang
yang tinggi. Struktur kapal tempat penyangga ini tentu
saja harus sama kuat dengan penyangganya. Untuk
mengatasi tegangan akibat ekspansi termal, pad pipa
gas buang harus dipasang beberapa expantion joint.
Pada tahap awal perancangan, penempatan dan
pengikatan pipa gas buang ini harus dirancang sebaik
baiknya. Pengaturan harus sedemikian rupa sehingga
kerugian tekanan bisa diperkecil dengan cara :
– sedikit mungkin jumlah bengkokan
– radius belokan tidak lebih kecil dari diameter pipa
– total panjang pipa harus sependek mungkin
– sudut persilangan harus seruncing mungkin
– Tangki minyak pelumas dibawah mesin induk
• Pada dasar ganda dibelakang mesin induk harus dibuat
tangki penampungan (sump tank) untuk menampung LO
dari mesin induk. Pada beberapa kasus dibagian depan
dibuat tangki LO cadangan. Dua jarak gading pada tank
top dibelakang mesin induk harus dikosongkan untuk
memasang perlengkapan tangki, sedangkan tangki
cadangan didepan hanya memerlukan satu jarak gading.
Kalau dipakai submerged LO pump, maka pompa
tersebut harus ditempatkan pada daerah ini. Seperti
terlihat pada gambar .Dalam hal ini LO dari mesin
induk mengalir langsung dari bed plate ke sump
tank.Tidak diperlukan shut off valve antara keduanya.
Sesuai dengan peraturan klasifikasi, kalau dinding tanki
berhubungan langsung dengan ar laut maka antara
outlet LO pada mesin induk dan sump tank harus
dipasang shut off valave. Namun karena hampir tidak
mungkin untuk memasang katub yang demikian,
disekeliling LO sumptank harus dibuat koferdam
Main L.O. Pump

MAIN ENGINE

L.O. Sump Tank

Cofferdam
 Tinggi permukaan minimum (=L1) ditentukan oleh pabrik
pompa atau dari perhitungan. L1 adalah batas
permukaan cairan agar pompa tidak menghisap udara.
L1 diperkirakan sekitar 250 – 400 mm
 Untuk menjamin kestabilan operasi , tinggi permukaan
minimum harus ditambah margin sebesar L2= sekitar
100 mm
 Tinggi permukaan minyak yang diperlukan untuk oerasi
pada center line pompa (L0) adalah L0 = L1 + L + D/4
Permukaan pelumas L1 harus dipertahankan pada segala
kondisi operasi kapal sebagai tinnggi permukaan
minimum.
 Pada saat kapal mengalami trim kedepan sebesar 5
derajad dalam batas yang masih diijinkan oleh biro
klasifikasi permukaan minyak di sump tank miring
seperti gambar diatas. Harus diperhatikan bahwa
dibagian depan mesin minyak tidak menyentuk crank.
Main L.O. Pump
MAIN ENGINE

L3
50
L2
L0
L1
D/4
 Jumlah minyak yang masih harus berada di tanki pada kondisi
operasi mengingat ukuran dan bentuk tanki didasarkan pada
anggapan bahwa permukaan minyak dalam tanki berada pada
kondisi even keel.

 Karena sebagian minyak bersirkulasi didalam sistem pelumas


seperti pipa, cooler, filter dan saluran minyak di dalam
mesin, maka sejumlah minyak itu harus ditambahkan pada
volume tanki. L3 menunjukkan tinggi minyak yang bersirkulasi.
Sehingga volume tanki total adalah :
– Sama dengan volume minyak minimum yang tinnggal ditanki
+ volume minyak yang bersirkulasi.
– Volume minyak yang ada di pipa pipa, filter dan cooler
mudah untuk diperkirakan, tetapi jumlah minyak didalam
mesin harus didapat dari pabrik mesin
– Secara umum jumlah sistem oil diperkirakan 1/13 – 1/14
kapasitas discharge LO Pump per jam. Ini berarti bahwa
minyak pelumas harus bersirkulasi 13 – 14 kali perjam.
– Kalau shaft center line terlalu rendah untuk membuat
Cofferdam dibawah sump tank, maka pompa tipe
submerged tidak bisa dipakai, karena peraturan kelas
mensyaratkan kalau dinding tangki berupa kulit lambung
kapal maka harus dipasang stop valve antara mesin dan
tanki dan juga antara tanki dan pompa, yang gunanya
untuk melindungi mesin dan perpipaan dari kemungkinan
bocornya kulit lambung. Lihat gambar berikut. Peralatan
yang harus dipasang pada daerah ini antara lain :
• Main LO Pump atau LO drainage duct dengan stop valve
dan outlet valve
• Manhole tank
• Pipa duga dan / atau penunjuk permukaan
• Pipa isap untuk purifier dan LO shift pump
• Pipa drainage dari drain tank LO filter
• Pipa udara
MAIN ENGINE

VALVE

OIL TRAY

L.O. SUMP TANK


• Tempat untuk overhaul turbocharger
– Harus dijamin tempat yang cukup baik untuk
melepas rotor turbocharger maupun
turbocharger seluruhnya.
• Baut pengikat mesin
– Posisi yang tepat dari mesin induk harus
ditentukan sedemikian sehingga sedikit mungkin
baut pengikat mesin yang tepat berada pada
posisi gading. Kalau baut pengikat tepat pada
posisi gading, maka plat floor atau penegar
pondasi mesin harus sedikit dipotong
TEMPAT UNTUK SPARE PARTS MESIN INDUK YANG
BESAR

• Suku Cadang berikut ini harus


ditempatkan didaerah dimana hoisting
crane untuk mesin induk masih dapat
menjangkau untuk memindahkan :
– piston dengan atau tanpa piston rod
– cylinder liner
– cylinder cover
– exhaust valve
– main bearing brass
– crank pin brass
• Kalau tidak terdapat tempat yang sesuai dengan
persyaratan diatas, maka harus disediakan alat
pengangkat (seperti lifting beam) yang bisa dipakai
untuk memindahkan spareparts diatas. Sebagai
tambahan, peralatan overhaul ntuk katup buang
dan mesin gerinda juga harus ditempatkan
didaerah jangkauan hoisting crane. Karena itu
mulai tahap awal perancangan harus sudah
diperhatikan jangkauan kerja hoisting crane.
• Spare part yang memadai untuk propelling dan
permesinan bantu yang penting bersama-sama
dengan peralatan untuk perawatan dan reparasi
harus siap untuk dipergunakan.
• Spare parts yang di disuplai dan juga lokasinya
adalah tanggung jawab dari angkatan laut sendiri
namun harus dipertimbangkan perencanaan dan
perancangan permesinan dan operasi serta
service yang diharapkan. Perhitungan juga harus
diambil untuk rekomendasi ke pembuat dan
beberapa ketentuan dari naval authority.
• Untuk petunjuk umum spare parts untuk
pemasangan permesinan utama dan mesin bantu
dapat dilihat dalam tabel-tabel berikut.
Lokasi Auxiliary Boiler
Peraturan yang berhubungan dengan penempatan boiler
Peraturan yang dikeluarkan oleh Biro Klasifikasi dirangkum sebagai berikut :

Adjacen Adjacent Part of Auxiliary Boiler Minimum Distance regulated by


t Object Each Classification Society
NK AB LR DNV
F.O. Rear of boiler 610 - - 500
Tank mm mm
Another surface of Boiler 457 - - 500
mm mm
Cylindrical part or a corner of 230 - - -
corner of water tube boiler mm
Cylindrical surface of cylindrical - - - 30
boiler mm
Deck or Bottom of cylindrical boiler and 200 (8") 200 - -
Tank other type of smoke tube boiler mm mm
Top
Bottom of water tube boiler 457 (18")45 760 750
mm 7 mm mm mm
Adjacen Boiler top (vertical distance) 1,350
t Deck mm

Reference: NK .... Cap. E Sect. 2.3


AB .... Sect. 32.37
LR .... Chap. e Sect. 3.330
DNV .... Pt. 4 Ch. 3 Sec. 3 A600
Tempat di sekeliling boiler
Untuk pekerjaan pengawasan, pembersihan dan reparasi harus
tersedia tempat akses ke sekeliling boiler. Demikian juga di
sekeliling boiler accessories harus tersedian akses untuk
penanganan dan perawatan.

Penunjuk tinggi permukaan air


Alat penunjuk tinggi permukaan harus mudah dilihat dari depan
furnace. kalau tidak memungkinkan, maka harus dipasang cermin
atau alat lain yang dapat memperbaiki penglihatan.

Pondasi
Tinggi pondasi untuk cylindrical boiler atau donkey boiler harus
sekitar 300 - 350 mm untuk mendapatkan kekakuan yang cukup dan
biasanya untuk memasang tidak diperlukan choke liner.
Puncak pondasi water tube boiler biasanya harus di level (water
pas) terhadap floor di dekatnya untuk akses ke water drum yang
lebih bawah. Di puncak pondasi, beberapa choke liner tetap dan
lepasan harus dipasan seperti gambar berikut
Water Tube Boiler

Lower Water Drum

Floor

Deck
Kemudahan melepas.
Pipa pipa super heater, air heater dan soot blower
memerlukan tempat yang cukup untuk melepasnya. Dalam
gambar layout tempat ini harus ditandai agar tidak dipakai untuk
menempatkan pipa pipa, ducting dll.

Uptake
Uptake harus menuju atmosfir melalui funnel selurus
mungkin untuk meminimkan head loss dari gas dan meminimkan
pengumpulan soot. Uptake harus diikat pada bagian konstruksi
yang kuat dengan pengikat yang tegar.

Pengikat
Untuk mengamankan boiler dari getaran yang kuat,
bagian atas boiler harus dihubungkan ke struktur kapal terdekat
arah membujur dan melintang dengan balok pengikat.
• VIII.4.4 Upper exhaust gas chamber
• Untuk mencuci pipa pipa economizer, di atas
pipa harus dipasang beberapa fixed water spray
nozzle. Kalau economizer agak kecil, maka
sebagai pengganti fixed nozzle cukup dibuat
manhole dibagian atas gas chamber untuk
memungkinkan pencucian pipa dengan portable
water spray nozzle. Tentu saja harus ada jalan
menuju manhole tsb.
• VIII.4.5 Pengurasan air pencuci.
• Biasanya, dibawah economizer harus dipasang
bak pengumpul air bekas cucian agar tidak
tercampur dengan jelaga (soot) Untuk itu
economizer letaknya harus sedikit ditinggikan.
Ambang
Kalau dipakai sistem pemadam api busa, maka sesuai dengan peraturan
biro klasifikasi harus dipasang ambang setinggi 762 mm di sekeliling
boiler. Tinggi ambang ini dihitung berdasarkan rumus berikut ini;
ABS atau LR :
B ≤6' = 0.5'
6'< B ≤10' H = 0.5 + (B - 4)/4 x 0,5
10"< B ≤62.5'H = p(B/10)
62.5'< B H = 2.5' = 762 mm
Dimana:
H = tinggi ambang (ft)
B = panjang melintang dari kompartemen (ft)
NK (JG)
H1 = p(2h∙L1∙tan150) ---- Transverse list
H2 = p(2h∙L2∙tan100) ---- Longitudinal list
Dimana :
L1 = Panjang melintang dari kompartemen (mm)
L2 = Panjang membujur dari kompartemen (mm)
H1,H2 = tinggi ambang dalam mm, diambil yang besar. Tinggi ini tak
perlu lebih besar dari 750 mm
Letak donkey boiler vertikal
Tipe boiler ini umumnya harus diletakkan dalam engine room casing dimana
exhaust gas economizer berada. Dengan demikian akan memperpendek
panjang pipa antara boiler dan economizer.
Letak Exhaust Gas Economizer
Letak
Economizer harus dianggap sebagai bagian dari sistem gas buang dari
mesin induk dan harus ditempatkan di engine room casing tepat di bawah
funnel. Hal ini akan membantu menyederhanakan susunan pipa gas buang.
Pengikatan
Disamping harus terletak secara erat pada pondasi yang kuat, economizer
juga harus terikat dengan batang pengikat pada struktur kapal di bagian
atas agar tahan terhadap getaran yang kuat.
Tempat untuk pelepasan dan penanganan.
Di depam tube header harus tersedia tempat yang cukup untuk menangani
asesoris yang terpasang di situ.
Di depan soot blower juga harus disediakan tempat untuk melepas blowing
tube pada saat pemeriksaan dan pembersihan.
Di sisi lain dari tube header juga harus tersedia tempat untuk melepas pipa
pipa pada saat reparasi.
Sketsa berikut menunjukkan gambaran di atas secara sederhana
Upper exhaust gas chamber
Untuk mencuci pipa pipa economizer, di atas pipa harus
dipasang beberapa fixed water spray nozzle. Kalau economizer agak
kecil, maka sebagai pengganti fixed nozzle cukup dibuat manhole
dibagian atas gas chamber untuk memungkinkan pencucian pipa
dengan portable water spray nozzle. Tentu saja harus ada jalan
menuju manhole tsb.

Pengurasan air pencuci.


Biasanya, dibawah economizer harus dipasang bak
pengumpul air bekas cucian agar tidak tercampur dengan jelaga
(soot) Untuk itu economizer letaknya harus sedikit ditinggikan.
REMOVING SPACE FOR THE
TUBE

SPACE FOR REMOVING OF SOOT


BLOWER

SOOT BLOWER

CUT OFF POSITION OF THE


TUBE

TUBE HEADER

HANDLING SPACE ABOUT 600 mm

Anda mungkin juga menyukai