PEMBANGUNAN
“PENGELOLAAN KONTRAK KONSTRUKSI”
2 Kontrak
Kondisi umum, Kebiasaan kurang baik, Menunda Masalah, Mempersulit jalannya
kontrak, Hambatan menghemat biaya, Menjaga integritas, Pemanfaatan peluang klaim,
Kegiatan-kegiatan Umum
6 Kesimpulan
Kesimpulan pengelolaan kontrak konstruksi
PENDAHULUAN
Beberapa Pengertian
Pengelolaan kontrak
Pengelolaan kontrak konstruksi
konstruksi memiliki
dwifungsi yaitu pembentukan
dan pengadministrasian
biasanya dibagi atas dua
katagori kronologis: yang
pertama telah terjadi sampai
dengan saat kontrak dibentuk
dan yang kedua terus
berlanjut selama masa
pelaksanaan dan berakhir
(diharapkan) dengan
penyelesaian pekerjaan yang
sukses, pembayaran akhir,
dan pengakhiran kontrak.
Pengelolaan kontrak termasuk tanggung jawab mengawasi pekerjaan sesuai syarat-syarat kontrak, menyiapkan dan memproses perubahan-
perubahan yang akan dibuat, menyediakan penafsiran (dengan bantuan hukum bila diperlukan) dari bahasa kontrak, dan menyetujui
penagihan sesuai pekerjaan yang dilaksanakan. Pengelolaan atau penanganan dari suatu hubungan usaha antar pihak yang
berkontrak, yang secara pikiran populer terbatas sebagai pekerjaan administrasi.
Konstruksi
diimbangi dengan pengelolaan administrasi kontrak yang sistematis,
lengkap, dan akurat sesuai ketentuan-ketentuan, dan syarat-syarat
kontrak. Secara umum yang dimaksudkan pekerjaan-pekerjaan
pengelolaan kontrak adalah pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan
dengan pengelolaan proyek dari kontrak tersebut, seperti
menyiapkan jaminan-jaminan, asuransi, membuat laporan kemajuan
pekerjaan, tata persuratan (korespondensi) antara para pihak yang
mengikatkan diri dalam kontrak konstruksi (antara pengguna dan
penyedia jasa).
Selanjutnya sejalan dengan kemajuan proyek itu sendiri,
pengelolaan kontrak juga mencakup proses penagihan dan
pembayaran, perubahan pekerjaan, amandemen kontrak,
pembuatan berita acara, sampai kepada pengurusan masalah klaim.
Pengelolaan kontrak akan menjadi semakin penting sehubungan semakin rumitnya kontrak. Sebagaimana, diketahui industri jasa konstruksi
mulai berkembang tahun 1967 dan mencapai puncaknya dalam kurun waktu 30 tahun lalu berhenti sama sekali, karena terjadi krisis moneter
pada pertengahan tahun 1997. Barangkali mulai saat itulah para pelaku usaha jasa konstruksi menyadari betapa pentingnya pengelolaan
kontrak konstruksi. Klaim-klaim yang diajukan (kebanyakan mengenai pembayaran) mengalami kesulitan, karena pengelolaan kontrak yang
tidak dilaksanakan dengan baik.
Hal ini bertambah parah karena petugas yang mengurus masalah ini telah berganti-ganti untuk kesekian kalinya. Dipihak pengguna jasa
pun, kondisi pengelolaan kontrak tidak lebih baik. Pengelolaan kontrak mengawasi agar tujuan komersial kontrak tercapai, sesuai dengan
syarat-syarat kontrak, serta menjadi tanggung jawab pengguna jasa dan penyedia jasa secara bersama-sama, dan bukan hanya satu pihak.
Pengelolaan kontrak berkaitan langsung dengan displin ilmu yang lain yaitu hukum. Bila diperhatikan dengan teliti tugas-tugas atau
kewajiban-kewajiban pengelolaan kontrak adalah melaksanakan seluruh ketentuan tersebut dalam dokumen kontrak yang tidak bersifat
teknis yaitu ketentuan atau kesepakatan yang bersifat hukum untuk dipatuhi, baik oleh pengguna jasa maupun oleh penyedia jasa.
Mengingat ketentuan-ketentuan dalam dokumen kontrak yang bukan teknis adalah menyangkut bidang hukum, berarti pengelolaan
kontrak memang mempunyai hubungan dengan aspek hukum.
Ditambah peserta-peserta lain termasuk: manajemen konstruksi, pengawasan mutu (quality control), agen asuransi, sub-penyedia jasa,
pemasok material dan peralatan. Dalam praktek, biasanya pengguna jasa membuat kontrak dengan:
PERMASALAHAN PENGELOLAAN
KONTRAK KONSTRUKSI
Kondisi Pengelolaan Kontrak di
Indonesia
Bagian pertama
Seharusnya penyedia jasa dari sejak awal kontrak, telah menyusun suatu
Secara umum dapat dikatakan bahwa para pelaku industri jasa organisasi pengelolaan kontrak konstruksi yang dimasukkan sebagai bagian dari
konstruksi di Indonesia sebagian besar belum menyadari arti pentingnya organisasi proyek. Bila organisasi pengelolaan kontrak dibuat dengan baik, dan
pengelolaan kontrak yang harus dilaksanakan dengan sistematis, tepat, serta didukung oleh petugas-petugas yang profesional dan berpengalaman,
lengkap, dan akurat. Hal tersebut baru disadari apabila timbul masalah. maka dapat diharapkan berjalan dengan sistematis, lengkap, dan akurat.
2 4
Kebiasaan yang Mempersulit jalannya
kurang baik kontrak
Pada umumnya penyedia jasa memiliki kebiasaan yang Pelaksanaan kontrak pada waktunya juga akan mempersulit penyedia
kurang baik yaitu lalai mencatat perintah dari pengguna jasa dalam menuntut termyn, permintaan perpanjangan waktu, serta
jasa yang diberikan secara lisan. Hal ini kadang-kadang permintaan kompensasi lain. Hal ini akan menjadi semakin sulit,
menjadi bertambah parah karena penyedia jasa tidak apabila petugas pengelolaan kontrak konstruksi, baik dipihak penyedia
pernah menunjuk seseorang petugas khusus yang jasa maupun pengguna jasa, telah berganti dengan petugas lain.
mencatat perintah.
JUMAT, 11 MEI 2018 | PENGELOLAAN KONTRAK
KONSTRUKSI 15
Kondisi Pengelolaan Kontrak di
Indonesia
Bagian kedua
5. Hambatan menghemat
biaya
Kebanyakan penyedia jasa menghemat biaya
mempekerjakan tenaga untuk pengelolaan kontrak
konstruksi dengan upah yang murah. Akibatnya
mudah diduga, mutu pekerjaan yang dihasilkan
dibawah standar, sehingga menimbulkan kesulitan.
8. Lanjutan
pembahasan
6. Menjaga Selanjutnya uraian mengenai pemanfaatan
integritas peluang klaim dibahas dalam buku seri
kedua yang telah beredar, yaitu Mengenal
Masing-masing petugas
Klaim Konstruksi dan Penyelesaian
pengelolaan kontrak konstruksi,
Sengketa Konstruksi.
baik dari pihak pengguna jasa
maupun penyedia jasa
seharusnya menjaga sebaik- 7. Pemanfaatan peluang
baiknya instansi tempat bekerja klaim
mengenai segala hal yang perlu Oleh karena pengelolaan kontrak konstruksi tidak
dirahasiakan dan dijalankan. dikelola dengan baik, maka peluang klaim yang
mungkin ada tidak dapat dimanfaatkan. Dengan JUMAT, 11 MEI 2018 | PENGELOLAAN KONTRAK
kata lain menimbulkan kerugian yang tidak kecil. KONSTRUKSI
16
3
KEGIATAN UMUM
PENGELOLAAN KONTRAK
KONSTRUKSI
Mobilisasi dan Pelaksanaan
Masa-masa awal pengelolaan kontrak konstruksi sangat menentukan
Alasan kedua
Alasan pertama
Untuk menentukan dimana proyek berada, dalam
Untuk men-fasilitaskan pembayaran pekerjaan yang dilaksanakan
hal informasi mengenai rencana tanggal
oleh penyedia jasa. Kriteria yang terdapat dalam kontrak
penyelesaian proyek, jadwal pelaksanaan,
mengenai perpaduan cara pembayaran.
antisipasi biaya proyek atau perkirakan biaya
proyek total pada waktu penyelesaian (ramalan).
Penilaian subjektif
Objektivitas sudah harus direncanakan selama masa
penyusunan kontrak dan digunakan dalam pelaksanaan.
Diantaranya perlu ditetapkan ketentuan cara pengukuran
yang jelas. Tidak akuratnya kemajuan
pekerjaan
Salah satu hal yang sangat menyita waktu waktu,
membingungkan, dan kadang-kadang daya cara yang tidak
akurat dalam mengukur kemajuan pekerjaan adalah
menetapkan progress tersebut secara subjektif berdasarkan
pengalaman orang yang mengukur.
Perdebatan item
Akibatnya terjadi perdebatan antara pengguna jasa dan
pekerjaan
penyedia jasa mengenai nilai beberapa pekerjaan yang
sudah dilaksanakan.
Pengukuran bersama
Banyak kontrak menyebutkan pengukuran bersama dari
suatu progress dan menyatakan bahwa pembayaran akan
dilakukan tanpa merinci dalam penetapan tersebut.
JUMAT, 11 MEI 2018 | PENGELOLAAN KONTRAK
KONSTRUKSI 22
Perubahan
Pekerjaan
Sebab-sebeb perubahan kontraktual dalam pengelolaan kontrak konstruksi
1 Macam-macam perubahan
kontraktual
Perubahan selama masa perencanaan dan pelaksanaan,
perubahan tak resmi, perubahan resmi.
Perubahan resmi
Perubahan desain yang dituangkan dalam perubahan gambar dan spesifikasi. Sebagai tambahan pengguna jasa sering
merubah jadwal atau urutan-urutan pekerjaan yang direncanakan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai kebutuhan
pengguna jasa atau pelaksanaan penyedia jasa lain atau perusahaan lain.
KEGIATAN KHUSUS
PENGELOLAAN KONTRAK
KONSTRUKSI
Pembayaran Akhir
Sesungguhnya pembayaran akhir, retensi, perubahan retensi,
perubahan pekerjaan, dan klaim merupakan kegiatan yang terjadi
pada waktu yang tidak dapat ditentukan (perubahan, klaim) atau
terjadi hanya sekali (pembayaran akhir, retensi), maka kegiatan ini
perlu diuraikan tersendiri. Pembayaran akhir, prosedur
pembayaran bulanan seharusnya digunakan juga untuk
pembayaran akhir dengan beberapa tambahan yang perlu
diperhatikan. Beberapa rekomendasi untuk pembayaran akhir
terdapat dalam uraian pengakhiran kontrak.
3. Kembali setelah
demobilisasi Pengertian retensi
Penyedia jasa dapat didorong untuk kembali Menahan sebagian pembayaran sampai
menyelesaikan pekerjaan yang tertinggal waktu tertentu sesudah pembayaran akhir
dengan prasyarat uang retensi akan dicairkan dibayarkan kepada penyedia jasa . Retensi
bila pekerjaan tersebut diselesaikan. biasanya sebesar 10 % dari jumlah terhutang.
Retensi dan Dapat juga retensi ditetapkan langsung
Alasannya dengan jumlah uang misalnya 100 juta rupiah.
2. Menanggulangi resiko 1. Motivasi penyedia
kesalahan jasa
Bila resiko ini terjadi setelah penyedia jasa Memotivasi penyedia jasa untuk
meninggalkan lapangan pekerjaan, uang menyelesaikan pekerjaan. Bila ini tujuannya,
retensi dapat digunakan untuk memperbaiki maka retensi menjadi sebagai suatu insentip.
pekerjaan-pekerjaan tersebut.
Penyelesaian sebagian
pekerjaan tertentu
Uang retensi dapat dicairkan secara bertahap sesuai progress. Melepaskan retensi bervariasi sesuai sasaran
pengawasan pengguna jasa dan lingkup pekerjaan. Pengguna jasa harus selalu yakin siapa yang menanggung
biaya ini, buka penyedia jasa.
Melewati suatu periode
tertentu
Pengguna jasa mungkin berkeinginan menunggu suatu waktu tertentu (30-90 hari) setelah penyelesaian sebelum
pencairan uang retensi tersebut.
Klaim-klaim.
dan pengelolaan kontrak yang baik.
Bila klaim tak terhindarkan, setiap usaha harus dilakukan untuk
mengenali situasi klaim pada saat sedini mungkin, menganalisis
setiap klaim dengan seksama, dan mengusahakan cara
penyelesaian yang cepat. Memperpanjang sengketa akan
membahayakan sisa pelaksanaan proyek dan menciptakan proses
penyelesaian yang menyusahkan tidak perlu, dan biasanya disertai
dengan kerugian bagi semua pihak yang terkait.
Evaluasi
Pengelolaan Kontrak
Konstruksi
Evaluasi Kontrak Konstruksi
Hal-hal yang mungkin akan
Hal-hal yang perlu dievaluasi dai pengelolaan kontrak konstruksi menimbulkan perbedaan penafsiran
seperti kata ‘hari”, ‘fixed lump sum
price’, dan sebagainya, harus diberi
Bila berkontrak dengan perusahaan definisi agar tidak menimbulkan
asing jangan lupa menetapkan sengketa di kemudian hari
hukum yang berlaku (governing law)
Apakah kalusal mengenai klaim yaitu hukum Republik Indonesia.
konstruksi, perubahan pekerjaan, Part 6
telah dicantumkan dalam kontrak.
Part 4
Part 2
Part 5
Part 3 Bahasa kontrak, yang berlaku harus
ditetapkan walaupun ditulis dalam
Part 1 Apakah pasal mengenai dua bahasa misalnya Inggris dan
penyelesaian sengketa konstruksi Indonesia harus ditegaskan bahwa
Apakah kontrak tersebut telah telah dicantumkan dengan tegas, bahasa yang berlaku hanya satu
sesuai ketentuan-ketentuan dalam jelas, dan tidak bermakna ganda, yaitu Bahasa Indonesia.
UU RI No. 18/ 1999 dan PP No. 29/ atau dapat ditafsirkan lain dalam
2000, UU RI No. 30/ 1999 dan kontrak konstruksi.
peraturan yang lain. JUMAT, 11 MEI 2018 | PENGELOLAAN KONTRAK
KONSTRUKSI 36
Evaluasi dalam Penyusunan
Kontrak
Tahapan penysusunan pengelolaan kontrak konstruksi
KESIMPULAN
Kesimpulan Akhir
Simpulan dari uraian pengelolaan kontrak konstruksi
03
disusun oleh konsultan hukum, yang akan melaksanakan kontrak tersebut,
bukanlah orang-orang yang mengerti hukum, tetapi orang-orang teknik.
Penyusunan kontrak
konstruksi
Orang yang mengerti hukum secara umum yaitu para
02
lawyer atau konsultan hukum dan yang mengerti mengenai
hukum konstruksi secara khusus.
Kontrak konstruksi
Suatu dokumen hukum dengan pengertian,
01
kontrak yang dibuat harus secara hukum
adalah benar.
04 05 06 07
Sengketa Peranan kontrak Pengelolaan Tenaga
Untuk mengantisipasi atau
kontrak
Untuk masa-masa mendatang kontrak
Anggapan kebanyakan orang Mengingat sistem pendidikan
profesional
mengurangi kemungkinan terjadi seharusnya di Indonesia bahwa keterlibatan konsultan yang berbeda dengan dunia
sengketa atau perselisihan, melibatkan peranan konsultan hukum dalam industri jasa barat (Amerika Serikat), maka
maka para lawyer yang hukum dalam menyusun kontrak konstruksi khususnya dalam konsultan hukum yang dipilih
menyusun kontrak harus konstruksi terutama untuk proyek pengelolaan kontrak konstruksi haruslah konsultan hukum
berusaha agar tidak berskala besar dengan tingkat beritikad kurang baik, kiranya profesional yang bekerja sama
membingungkan. kerumitan dan kecanggihan sudah waktunya peran dari dengan ahli teknik yang
teknologi yang sudah tinggi. konsultan hukum disini adalah profesional dan berpengalaman
suatu keharusan. di bidang industri konstruksi dan
hukum konstruksi.
Oleh karena itu, pengelolaan kontrak konstruksi merupakan bagian dari tahapan kontrak itu sendiri
yang terdiri dari perencanaan kontrak, pembentukan (penyusunan kontrak), pengelolaan kontrak, dan
pemantauan kontrak.
JUMAT, 11 MEI 2018 | PENGELOLAAN KONTRAK
KONSTRUKSI 40
Just Move.
Imagination means nothing without doing
Thank You for
Any Questions?
Watching!
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL – FAKULTAS TEKNIK – UNIVERSITAS UDAYANA
JUMAT, 11 MEI 2018 – PENGELOLAAN KONTRAK KONSTRUKSI
ICON: Font Awesome, THE AUTHOR IS Dave Gandy (CHANGED THE COLOR BY PHOTOSHOP)
Typicons, THE AUTHOR IS Stephen Hutchings (CHANGED THE COLOR BY PHOTOSHOP)