Identitas Pasien
Nama : Ny.Y
Usia : 66 tahun
Status : Menikah
Pekerjaan : Petani
Pendidikan: SD
Agama : Islam
Suku : Jawa
Alamat : Sengreng RT.07 RW.03
Riwayat Penyakit
Keluhan utama
Sejak 1 bulan SMRS, pasien merasa badannya lemas.
,
Riwayat olah raga
Riwayat pengisian waktu luang
berpergian
: Ny.T dan keluarga jarang olah raga
: Ny.T dan keluarga jarang berekreasi dan
2. Riwayat Pengobatan:
Pasien mengaku baru 5 bulan ini periksa dan mengonsumsi obat anti diabetes tetapi
tidak rutin.
3. Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien berusia 66 tahun, seorang ibu dengan empat orang anak. Penderita sehari-hari
sebagai petani, suaminya juga seorang petani Empat anak lainnya sudah berumah
tangga dan tinggal di tempat yang berbeda. Kebutuhan sehari-hari pasien ditanggung
oleh suami dibantu dengan penghasilan pasien sebagai petani dan buruh tani.
4. Riwayat gizi
Penderita makan sehari-hari biasanya 2-3 kali dengan nasi, sayur, dan lauk pauk
tahu, tempe, terkadang dengan telur dan daging. Buah kadang-kadang seperti
pepaya, dan pisang. Kesan status gizi cukup.
5. Keadaan lingkungan
Lingkungan sekitar rumah Ny.Y tergolong bersih, padat penduduk, karakter
ekonomi menengah kebawah dan hubungan sosial antar tetangga cukup baik.
Resume
OS mengeluh badannya terasa lemas sejak ± 1 bulan
SMRS. Lemas dirasakan sepanjang hari. Pasien juga
mengeluh menjadi sering kencing sejak 2 bulan yang
lalu. Kencing tidak terasa sakit dan berwarna putih
kekuningan dengan frekuensi 8-10 x perhari. Pasien
juga mengeluh berat badan yang turun walaupun
nafsu makan bertambah. Pasien juga mengeluh
semakin sering merasa haus walau tidak melakukan
aktifitas fisik yang berat . Pasien belum pernah
berobat sebelumnyaPemeriksaan penunjang GDS 254
mg/dl pada tanggal 1-2-2018, 288 mg/dl .
Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tek. Darah : 150/90 mmHg
Laju nadi : 76 x/min
Laju nafas : 24 x/min
Temperatur : 37,2 0C
Weight : 65 kg
Height : 170 cm
IMT : 22,49
Pemeriksaan Fisik
Kepala : normocephali
Mata : conjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-,
pupil isokor 3mm/3mm
Hidung : deformitas –, sekret -/-
Telinga : membran tymphani tak diperiksa, sekret -
/-
Leher : tidak ada massa, trakhea di tengah
Thorax
Jantung :
I = ictus cordis di ICS IV, 2 cm lateral linea mid clavicularis sin
P = ictus cordis teraba at ICS IV, 2 cm lateral linea mid
clavicularis sin
P = atas : ICS II sin
kanan : linea sternalis dex
kiri : linea mid clavicularis sin
A = bunyi jantung I and II reguler, murmur -, gallop -
Paru :
I = simetris
P = stem fremitus kanan = kiri
P = sonor pada semua lapang paru
A = vesikular, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen :
I = tampak datar, venetaksi -
P = supel, nyeri tekan -, Hepar/Lien tidak teraba
P = timpani
A = bunyi usus + 2-3 x/min
Genitalia : tidak diperiksa
Ekstremitas : akral hangat CRT < 2 sec, edema
-/-, anemia +/+
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium 1 febuari 2018:
Hb : 12,6 g/dl
Ht : 38 %
Leukocyte : 7.160/ul
Trombocyte : 143.000/ul
GDS : 254 mg/dl
Ureum : 26 mg/dL
Kreatinin : 0,7 mg/dL
Diagnosis
Diabetes Mellitus tipe 2 ( normoweight)
Hipertensi Grade I
Tatalaksana
Edukasi
Metformin Tab 500 mg 2x1
Captopril Tab 12,5 mg 2x1
DISKUSI
Diabetes mellitus ??
(WHO 1980), sesuatu yang tidak dapat
dituangkan dalam satu jawaban yang jelas dan
singkat tapi secara umum dapat dikatakan sebagai
suatu kumpulan problema anatomik dan kimiawi
yang merupakan akibat dari sejumlah faktor di
mana didapat defisiensi insulin absolut atau relatif
dan gangguan fungsi insulin .
lemah tepi/kesemutan
Polidipsi
Gatal/bisul
Gangguan ereksi
polifagi
Keputihan
Sekresi insulin
Glukosa > 70 mg/dl
Sekresi insulin
Circulating insulin:
Basal : 5 -15 µU/ml
Peak : 60 – 90 µU/ml
Insulin di sel sasaran
Insulin berikatan dengan
reseptor di permukaan sel
sasaran
Singnaling pathway
(autofosforilasi)
Translokasi GLUT 4
1. RESISTENSI INSULIN
“ Penurunan kemampuan jaringan perifer untuk merespon insulin”
- Pada prinsipnya , resistensi insulin dpt terjadi pd tingkat reseptor insulin atau
pasca reseptor, o.k defek pada reseptor, atau eror post reseptor signaling
pathway. (GUYTON, 2007)
2.Difungsi sel β Pankreas
Sekresi insulin oleh sel β Pankreas pd non DM, terdiri dari 2 fase :
a. Fase dini (Fase 1 / early peak ) : 3 – 10 menit pertama setelah makan.
b. Fase Lanjut (Fase 2 ) : sekresi insulin 20 menit setelah stimulasi glukosa.pd
Pd. DM tipe 2 :
Insulin fase 1 GD tidak turun.
Insulin fase 2 normogikemi
produksi insulin
HIPERGLIKEMIA KRONIS
1. Pemeriksaan HbA1c > 6,5 1. A1C ≥ 6.5%. The test should be performed in a laboratory
using a method that is NGSP certified and
standardized to the DCCT assay.*
2. Jika keluhan klasik ditemukan, maka pemeriksaan
Or
glukosa plasma sewaktu >200 mg/dL sudah cukup
untuk menegakkan diagnosis DM. 2. FPG ≥126 mg/dl (7.0 mmol/l). Fasting is defined as no
caloric intake for at least 8 h.*
dengan adanya keluhan klasik. 3. 2-h plasma glucose ≥200 mg/dl (11.1 mmol/l) during an
OGTT. The test should be performed as described by
the World Health Organization, using a glucose load
4. Tes toleransi glukosa oral (TTGO). Meskipun TTGO containing the equivalent of 75 g anhydrous glucose
dissolved in water.*
dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik
dibanding dengan pemeriksaan glukosa plasma puasa, Or
namun pemeriksaan ini memiliki keterbatasan
4. In a patient with classic symptoms of hyperglycemia or
tersendiri. TTGO sulit untuk dilakukan berulang- hyperglycemic crisis, a random plasma glucose ≥200
ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan mg/dl (11.1 mmol/l)
Tujuan penatalaksanaan :
1. EDUKASI
2. TERAPI GIZI MEDIS
3. LATIHAN JASMANI
4. INTERVENSI FARMAKOLOGIS
EDUKASI:
Perjalanan penyakit DM
Perlunya pengendalian dan pemantauan DM
Penyulit DM dan resikonya
Intervensi Farmakologis dan non farmakologis
Mengatasi sementara keadaan gawat darurat karena DM, mis : hipoglikemi
Modifikasi gaya hidup dan perubahan prilaku
TERAPI GIZI MEDIS : LATIHAN JASMANI :
KOMPOSISI MAKANAN YANG DIANJURKAN :
- Karbohidrat : 45 – 65 % total asupan energi
Makan 3 x sehari ,boleh selingan Latihan Jasmani sehari – hari
buah.
secara teratur (3 – 4 x
Lemak : 20 – 25 % kebutuhan kalori.tidak seminggu selama ± 30 menit)
boleh > 3
Lemak tak jenuh,
Anjuran konsumsi kolesterol <300
mg/hr.
GOLONGAN OHO :
Pemicu sekresi insulin :
Sulfonylurea
Glinid
Thiazolidindion
Penghambat glukoneogenesis :
Biguanid
Kerja :
TEKAN GLUKONEOGENESIS & GLKOGENOLISIS
Meningkatkan jumlah reseptor insulin
Efek samping :
Gjl GIT : nausea, diare, muntah
Asidosis Laktat, Pemberian >> 1700 mg/ hr
PPAR-γ agonis
Kerja :
- Meningkatkan performa dan ∑ insulin pada sel otot dan sel lemak
Efek Samping :
Gangguan GIT
ISPA
ALOGARITME PENANGANAN DM TIPE 2
Alogaritme penanganan DM tipe 2 (ADA, 2010)
HBA1C ( %) Estimated Average Glucose (mg/dl)
6 126
6,5 140
7 154
7,5 169
8 183
8,5 197
9 212
9,5 226
10 240
PREPARAT SUNTIK INSULIN EKSOGEN
• Ketoasidosis diabetik
Akut
Ketoasidosis diabetik (KAD)
Hiperosmolar Hiperglikemik Diabetik (HHD) / Hiperosmolar
NonKetotik (HONK)
Hipoglikemia
kronis
Makrovaskuler :
penyakit jantung koroner
penyakit cerebrovaskuler
penyakit pembuluh darah perifer (gangrene)
Mikrovaskuler : -
diabetik retinopati
diabetik neuropati
diabetik nefropati
HONK DKA
Diagnosis : Diagnosis :
Kadar glukosa > Kadar glukosa > 250
600mg% mg%
pH >7,35 pH<7,35
HCO3 > 15 meq/L HCO3 < 15 meq/L
Anion Gap normal Anion gap tinggi (>12)
Keton serum (-) Keton serum (+)
Osmolalitas >320 Osmolalitas <320
mOsm/Kg mOsm/Kg