Millard 1 dan 2
1. Normal
2. Celah bibir unilateral
3. Celah bibir dan palatum primer unilateral
4. Celah bibir dan palatum primer bilateral termasuk kanalis insisivus
5. Celah palatum sekunder
6. celah bibir dan palatum primer, kanalis insisivus, palatum sekunder
unilateral
Kriteria Steffensen (1953)
• Akurasi penutupan dari kulit, otot dan
membran mukosa
• dasar lubang hidung yang simetris
• tepi vermilion yang simetris
• eversi ringan dari bibir
• scar operasi yang minimal.
Protap penatalaksanaan
penderita CLP
Pasien baru lahir:
Pekerja sosial/dokter : penerangan bagi keluarga
penderita, harapan riil perawatan menyeluruh,
memberi minum bayi, status psikososial pasien.
Pasien usia 3 bulan:
Operasi bibir dan hidung
Pencetakan model gigi
Evaluasi telinga
Pemasangan grommets bila perlu
Pasien usia 10-12 bulan:
Operasi palatum
Evaluasi pendengaran dan telinga
Protap penatalaksanaan
penderita CLP
Pasien usia 1-4 tahun
Evaluasi bicara, 3 bulan pasca operasi, follow
up dilakukan oleh terapis bicara.
Pasien usia 4 tahun
Kalau bicara tetap jelek dipertimbangkan
repalatoraphy dengan atau pharyngoplasty
Pasien usia 6 tahun
Evaluasi gigi dan rahang, pembuatan model;
Melakukan nasendoscopy bagi yang memerlukan
Evaluasi pendengaran
Protap penatalaksanaan
penderita CLP
Pasien usia 9-10 tahun
Alveolar bone graft
Pasien usia 12-13 tahun
Final touch untuk operasi yang dulu pernah
dilakukan bila masih ada kekurangan.
Pasien usia 17 tahun
evaluasi tulang-tulang muka
operasi advancement osteotomy Le Fort I
Peralatan
• Alat dan Bahan
• satu set instrumen celah bibir
standar
• lidokain 0,5%
• adrenalin 1:100.000 s.d
200.000 dalam 10 cc larutan
lidokain
• spuit 5 cc dengan jarum no 25
• benang : plain cat gut 4.0
cutting, polypropylene/nylon 6-
0 cutting
• larutan savlon 1:30 (cetrimide
0,5%+ chlorhexidine dengan
aquadest)
Teknik operasi
Millard.
Diambil dari rotation
advancement in lip
closure, Millard
(1964)
Diambil dari : a
radical rotation in
single harelip,
millard (1960)
Teknik operasi millard 1
Teknik operasi millard 1
a. Membuat titik 1 pada
tengah cupid’s bow
b. Menentukan puncak
cupid’s bow pada sisi
non-cleft sbg titik 2 (±
4 mm)
c. Titik 3 merupakan garis
akhir dari white roll pada
sisi non cleft dengan
jarak sama dg titik 1-2
Teknik operasi millard 1
d. Titik 4 merupakan dasar
kolumela
e. Titik 5 merupakan alar
base pada sisi normal.
f. Jarak dari 2 ke 4 adalah
tinggi normal bibir
g. Jarak dari 4 ke 5 adalah
lebar nostril normal.
h. Jarak dari 3 ke 6 mewakili
tinggi bibir pada sisi celah
Teknik operasi millard 1
i. Jarak 2 ke 4 sama
dengan jarak 3 ke 6
diteruskan ke x
j. Titik 5” pada alar base
k. Titik 6” pada dasar
nostril
l. Jarak x-6-7 = 5’-6”
m. Jarak 2-8 = 3”-8”
Dibuat insisi sepanjang garis AB sebagai traksi
dan dipertahankan pada tuberkel. Insisi
dilanjutkan sampai cupid’s bow dapat diputar
kebawah pada posisi normal. Tepi atas dari
insisi dapat diperpanjang hingga mencapai
garis tengah namun tidak boleh sampai
melebihi pilar dari philtral pada sisi normal atau
akan terjadi pemanjangan bibir pada sisi yang
sehat setelah operasi.
Smith WH. The atlas of cleft lip and cleft palate surgery. 1983. 34
Grune & Stratton inc. New York.
…Tehnik Millard II
titik 3 merupakan ketinggian
dari cupid’s bow pada sisi
yang akan diperbaiki. Insisi
dibuat diatas dari titik 3 akan
membentuk philtral dimple
dan dibawah basis
columelar ke arah titik 5
yang berada antara garis
tengah dan pilar philtral
pada sisi yang sehat.
Smith WH. The atlas of cleft lip and cleft palate surgery. 1983. 36
Grune & Stratton inc. New York.
…Tehnik Millard II
Insisi dari flap
advancement lateral juga
dibentuk disekitar alar
pada bagian superior dan
membagi tepi cleft dari titik
6 ke titik 7 menjadi bagian
medial dan inferior. Jarak
titik 6 ke titik 7 harus sama
dengan jarak dari titik 3 ke
titik x. Area bayangan
akan terbentuk disekitar
vermilion.
Smith WH. The atlas of cleft lip and cleft palate surgery. 1983. 37
Grune & Stratton inc. New York.
B. Cupid’s bow akan kembali pada posisi normal
dengan melakukan rotasi ke inferior. Kait pada
apeks dari cleft pada bagian nostril digunakan
untuk menarik flap C pada posisi yang benar
dan memanjangkan columela pada sisi celah
bibir. Dilakukan undermining secukupnya dari
flap C untuk reposisi