Anda di halaman 1dari 30

BLK JAMBI

PEMANTAPAN MUTU
(QUALITY ASSURANCE)

Proses atau semua


tindakan yang diambil
untuk menjamin agar
semua hasil
pemeriksaan dapat
dipercaya
ADALAH KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN OLEH
LABORATORIUM SENDIRI UNTUK MEMANTAU DAN
MENGENDALIKAN MUTU HASIL PEMERIKSAAN
SETIAP HARI
ADALAH KEGIATAN PERIODIK YANG
DILAKSANAKAN OLEH PIHAK LUAR UNTUK
MEMANTAU KETEPATAN HASIL PEMERIKSAAN YANG
DILAKSANAKAN OLEH SUATU LABORATORIUM
- MEMPERSIAPKAN SPESIMEN
PASIEN
- PENGAMBILAN SPESIMEN
- MENERIMA
- MEMBERI IDENTITAS PADA
SPESIMEN
- MENGIRIM & MENYIMPAN
SPESIMEN
BANYAK FAKTOR PADA PASIEN YANG DAPAT
MEMPENGARUHI HASIL PEMERIKSAAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL
PEMERIKSAAN :
- MAKANAN & MINUMAN
- OBAT-OBATAN
- AKTIVITAS FISIK
- DEMAM
- TRAUMA
- VARIASI HARIAN
PENGAMBILAN SPESIMEN MERUPAKAN TAHAP
YANG PENTING DALAM PRA ANALISA

A. Waktu pengambilan spesimen


B. Volume spesimen
C. Cara pengambilan spesimen
D. Peralatan untuk pengambilan spesimen
E. Wadah spesimen
Merupakan hal yang penting, baik pada saat
pengisian surat pengantar/formulir permintaan
pemeriksaan, pendaftaran, pengisian label wadah
spesimen maupun pada formulir hasil
pemeriksaan.
Pemberian identitas mencakup nama, umur, jenis
kelamin, tanggal dan jam pengambilan,
keterangan klinis dan jenis spesimen.
- Pengiriman spesimen dilakukan pada keadaan
dimana spesimen harus dirujuk ke tempat lain.
-Jika spesimen yang diperlukan adalah serum
maka sebaiknya darah yang telah diambil diolah
dahulu menjadi serum sehingga terhindar dari
hemolisis.
-Pengiriman yang memerlukan suhu dingin
dapat menggunakan es batu sedangkan yang
dalam bentuk beku dapat menggunakan es
kering.
Spesimen dicocokan antara formulir permintaan
dan identitas yang ada pada wadah. Keadaan
spesimen diperiksa, bila tidak memenuhi syarat
sampel ditolak disertai surat pengantar dan
dicatat.
Kondisi spesimen ketika diterima harus dicatat,
terutama jika tampak ada kelainan misalnya
hemolisis, volume sampel terlalu sedikit atau
tampak adanya kontaminasi.
Pada keadaan dimana spesimen tidak dapat langsung
diperiksa, dilakukan penyimpanan. Untuk itu harus
diperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi
stabilitas spesimen diantaranya adalah :
- Kontaminasi oleh kuman dan atau bahan kimia
- Terjadinya metabolisme oleh sel-sel hidup
pada spesimen
- Pengaruh suhu (simpan suhu kamar, 20 – 80C)
- Pengaruh sinar matahari
- MENGOLAH SPESIMEN
- MENGKALIBRASI ALAT
- MENGUJI KETELITIAN & KETEPATAN
-Beberapa jenis spesimen perlu diolah dahulu
sebelum diperiksa. Pengolahan spesimen darah
yang paling umum adalah sentrifugasi.
-Sentrifugasi harus dilakukan sesuai petunjuk,
benang-benang fibrin yang tidak terendapkan
dan masih melayang-layang dapat
mengganggu pemeriksaan.
Setiap jenis pemeriksaan harus dikerjakan sesuai
dengan prosedur yang berlaku.
Pemilihan reagen disesuaikan dengan kebutuhan
dan tujuan pemeriksaan.
Peralatan yang digunakan harus terkalibrasi agar
hasil pemeriksaan dipercaya.
PEMELIHARAAN DAN KALIBRASI PERALATAN

Peralatan lab merupakan salah satu faktor yang


dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan lab,
untuk itu alat perlu dipelihara dan dikalibrasi
secara teratur.
Utk meningkatkan mutu pemeriksaan
laboratorium diperlukan pemilihan alat yang
tepat.
Pemilihan peralatan perlu memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :
1. Sudah terdaftar di Depkes.
2. Memiliki ketepatan dan ketelitian yang tinggi.
3. Sedapat mungkin tidak tergantung pada reagen dari jenis
/merek tertentu (open system).
4. Tersedia fasilitas pelayanan purna jual, ada teknisi dan
suku cadang.
5. Pengoperasian mudah dan praktis.
6. Produksi pabrik yang telah dikenal.
Setiap peralatan yg ada hrs dibuat protap pengoperasiannya
serta dipantau penggunaannya dan diuji mutu scr berkala.
TAHAP PASKA ANALITIK
Mulai dari mencatat hasil pemeriksaan,
interprestasi hasil sampai dengan pelaporan.
Pencatatan dan pelaporan, hal-hal yg perlu
diperhatikan adalah :
- Kesesuaian antara pencatatan & pelaporan hasil
dgn pasien/spesimen yg sesuai.
- Penulisan satuan yg digunakan.
- Pencantuman keterangan penting.
- Penyampaian hasil.
- Arsip.
1. Alat yang digunakan.
2. Reagen/bahan kimia yang digunakan.
3. Langkah-langkah/cara melakukan evaluasi.
4. Cara perhitungan atau evaluasi.
5. Hal-hal yang perlu diperhatikan.
 Setiap ganti no lot RDT harus melakukan
pemantapan mutu internal dengan
menggunakan masing-masing 1sample HBsAg
Reaktif/(+) dan Non Reaktif/(-) yang sudah
diketahui hasil pemeriksaan sebelumnya.
 Bila dari 1 kotak/box RDT yang digunakan,
sesudah dilakukan pengulangan tetap hasil
invalid.
 Ada tehnisi baru yang mengerjakan
pemeriksaan DDHBV-HCV.
 Simpan serum dengan hasil DDHBV-HCV Non
Reaktif/(-) di dalam cup sample tutup ulir
sebanyak 10 tabung (0.5 mL) di freezer (0)0 C.
 Beri nomor tabung (1-10).
 Simpan serum dengan hasil DDHBV-HCV
Reaktif/(+) di dalam cup sample tutup ulir
sebanyak 10 tabung (0.5 mL) di freezer (0)0 C.
Sisanya dikirim ke laboratorium konfirmasi.
 Beri nomor tabung (1-10).
 Gunakan sample ini sebagai bahan kontrol
Internal.
Kegiatan periodik yg dilaksanakan oleh pihak
luar utk memantau ketepatan hasil pemeriksaan
yg dilakukan oleh suatu laboratorium.
Internasional (Penilaian
menurut
WHO/himpunan profesi
tingkat dunia)
Bisa Pem/swasta/org.
Profesi.
Nasional
Independent Board.

Regional
Kimia Klinik (Urinalisis,
BIDANG Hematologi), Mikrobiologi,
PEMERIKSAAN Imunologi & Kimia Lingk.

Parameter/jenis
pemeriksaan tsb dapat
PENENTUAN mewakili pemeriksaan yg
PARAMETER dilaksanakan secara rutin
oleh Labkes dilihat dari segi
metoda/teknologi
- Memiliki fasilitas pemeriksaan.
KRITERIA :
- Memiliki tenaga yg mampu /Iptek.
- SDM lain yg diperlukan.
- Sbgi peserta PME inter./regional.

Jaringan Lab. Rujukan : Tk. Nasional


Tk. Wilayah/Propinsi
Tk. Kabupaten
Lab. Rujukan Tk. Pusat dpt bekerjasama dgn “ collaboratoin
center” di dalam & luar negeri.
Seluruh laboratorium.
PESERTA Lab. yg terpencil di daerah &
dipandang sulit dari segi
transportasi maupun pembinaannya
secara nasional PME Tk.Reg.

Penyelenggara menyediakan bahan


kontrol PME. Bhn kontrol dianalisa
peserta serentak pd waktu yg
bersamaan.
PELAKSANAAN
Pemeriksaan spt bhn pemeriksaan
rutin diperiksa pd lab.masing-
masing & tidak boleh diperlakukan
scr khusus, baik mengenai alat,
reagen maupun tenaga yg
melaksanakan pemeriksaan.
PENILAIAN
Tujuan memberi penilaian pada
lab. Peserta agar lab. Mengetahui
mutu hasil pemeriksaan
dibanding lab.lain & lab.rujukan
dgn metoda yg sama.

CARA - Kualitatif “Lulus/Gagal”


PENILAIAN - Semikuantitatif
- Kuantitatif
 Sebaiknya dilakukan secara periodik (2x/tahun)
untuk semua Puskesmas dan
BBLK/BLK/Labkesda sebagai laboratorium
konfirmasi.
 Diselenggarakan dari tingkat Pusat (Kemenkes)
dan di distribusi ke Dinkes Propinsi.
 Bekerja sama dengan ikatan Profesi PDSPatKlin
di tingkat Propinsi.
 Bisa mengikuti program PME Imunologi (HBV,
HCV) dari Kemenkes  BBLK bagi puskesmas
yang selama ini belum ikut program tersebut.
 Perlu pembinaan tehnis bagi laboratorium
Puskesmas atau laboratorium konfirmasi bila
hasil PME tidak baik.
 Pembinaan tehnis bisa dilakukan dari DinKes
Propinsi ke semua laboratorium pemeriksa
DDHBV-HCV.
 Penelusuran ke laboratorium Puskesmas
bilamana banyak hasil yang tidak sesuai
dengan hasil dari laboratorium konfirmasi.
 Di puskesmas :Hasil RDT HBsAg Reaktif/(+)
 Rujuk ke BBLK/BLK/Labkesda : Hasil HBsAg
dengan metode CLIA Non Reaktif/(-).
 Catat no lot RDT HBsAg, ED, Tehnisi lab yang
mengerjakan, cara pemipetan,
mikropipet/pipet yang digunakan, apakah
mengerjakan sesuai prosedur kerja.
 DinKes Propinsi melakukan penelusuran hal-
hal diatas dan mencari solusi mengatasi
masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai