Anda di halaman 1dari 51

ANEMIA APLASTIK

Disusun Oleh :
Dr Atrya Iga Amanda

Pembimbing :
Dr Hj Sumarmi
LAPORAN KASUS

Identitas Nama : Ny M
pasien Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 51tahun
Alamat : Selajambe , kuningan jawa barat
Pekerjaan : IRT
Status perkawinan : Menikah
Tanggal MRS : 06 April 2018
Anamnesis
• autoanamnesis 06 April 2018

Keluhan utama
• Badan Lemas 6 hari SMRS

Keluhan tambahan
• Sesak, pusing, berdebar, mimisan , gusi berdarah, memar dan
demam.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
1 Bulan SMRS
lemas dan sesak 6 hari SMRS
lemas badan selalu merasa
demam hilang timbul letih disertai sesak napas. 2 hari SMRS
Tidak nyeri di dada.
Tidak batuk lebih dari 2 mengalami mimisan 1 Hari SMRS
gusi sering berdarah mimisan 3x perhari
minggu dan keringat
malam banyaknya 1/4 gelas
tidak berobat pusing hampir mau namun kadang berhenti demam timbul lagi .
pingsan, lesu dan lunglai. sendiri. muntah hitam maupun
sering memar sering berdebar darah segar disangkal.
BAK dan BAB normal.
gusi berdarah masih ada
sedikit sedikit
demam dapat terjadi 2 atau
3 kali dalam satu minggu
Riwayat Penyakit Dahulu

• Tidak ada alergi, asma , paru seperti tuberkulosis , penyakit jantung, penyakit
kencing manis , darah tinggi , maag, penyakit hati turut dan tidak riwayat penyakit
ginjal.

Riwayat Penyakit Keluarga

• menyangkal memiliki keluarga riwayat yang sama , Gangguan kelainan darah,


Stroke, DM, asma.

Riwayat Pengobatan

• Menyangkal pengunaan obat,

Riwayat Kebiasaan

• tidak pernah terkena radiasi , tidak kontak dengan bahan-bahan kimia lama.
PEMERIKSAAN FISIK
(06 April 2018)

• Tampak sakit sedang


Keadaan umum
• Kesadaran : CM, GCS E4 M6 V5

• Tekanan darah : 110/80 mmHg


• Nadi : 114x/menit reguler, kuat, ekual
Tanda vital • Pernapasan : 30 x/menit, reguler, tipe abdominotorakal
• Suhu : 37,9 oC
• SpO2 : 98%

• Berat badan : 45 kg
Status gizi • Tinggi badan : 160 cm
• BMI : 17.6 (Underrweight)
STATUS GENERALIS
Kepala
• Normocephali, simetris, warna rambut hitam, rambut tidak mudah dicabut

Mata
• Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), pupil bulat isokor, ø 3mm/ ø 3mm RCL (+/+), RCTL (+/+),

Hidung
• Sekret (-), pernapasan cuping hidung (-)

Telinga
• Liang telinga lapang (+), dan nyeri tekan (-)
Mulut
• Bibir pucat (+), pursed lips breathing (-), oral hygiene baik, faring dan tonsil hiperemis (-), lidah dan bibir kering(-),
mukosa mulut pucat (+), perdarahan gusi(+).
Leher
• KGB tidak teraba membesar, kelenjar tiroid tidak teraba membesar,
• JVP 5+2 cm H2O
Thoraks Bentuk normal, simetris, warna kulit sawo matang, ikterik (-), pucat (-),
Inspeksi : sianosis (-), tidak tampak retraksi sela iga, gerakan pernapasan simetris
kiri dan kanan, tidak ada bagian hemithoraks yang tertinggal

Pergerakan dinding dada kiri dan kanan simetris, tidak ada bagian
Palpasi : yang tertinggal, vocal fremitus simetris kiri dan kanan baik di bagian
dada

Sonor pada kedua lapang paru, batas paru dan jantung kanan setinggi ICS 3
hingga ICS 5 linea sternalis kanan dengan suara redup, batas paru dan jantung kiri
setinggi ICS 5 ± 1 cm medial linea midclavikularis kiri dengan suara redup, batas
Perkusi : atas jantung setinggi ICS 3 linea parasternalis kiri

Auskultasi: Paru : Suara nafas vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-)

Jantung : BJ I dan BJ II regular, murmur (-), gallop (-)


Abdomen Bentuk normal, mendatar, simetris, tidak buncit, warna kulit sawo
matang, ikterik (-), pucat (-), tidak terdapat efloresensi yang
Inspeksi : bermakna, gerak dinding perut simetris, tidak ada yang tertinggal

Dinding abdomen supel, tidak ada retraksi maupun defense muskular,


Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), nyeri lepas (-), pembesaran hepar (-)
pembesaran lien (-), murphy sign (-), ballotement (-), undulasi (-)

Perkusi : Pada ke 4 kuadran didapatkan suara timpani, shifting dullness (-)

Auskultasi: Bising usus 4x/menit


Ekstremitas
• Atas :Akral teraba hangat, pucat (+),ptechie (-/-),purpura (-/-), ekimosis
(+/+), CRT 3”
• Bawah:Akral teraba hangat, pucat (+),ptechie (-/-),purpura (-/-), ekimosis
(+/+), CRT 3”
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Lab hematologi pada tanggal 06 April 2018)
Hematologi Hasil Nilai Normal
Leukosit 2.37 ribu/ μL 4.0 – 10
Eritrosit 0.77 jt/ μL 4.5 – 5.9
Hemoglobin 2.3 g/ dL 14 – 18
Hematokrit 6.0 % 40 – 54
Trombosit 3 ribu / μL 150 – 450
MCV 83 fL 80 – 100
MCH 29.2 pg 28– 33
MCHC 36.6 g/dL 33 – 36
Kimia Klinik
Glukosa Darah Sewaktu 115 mg/dL 70 -120
SGOT 13 U/L 5 - 40
SGPT 10 U/L < 45
Ureum 43 mg/dl 10-50
Creatinin 0,68 mg/dl 0,6-1,5
Elektrolit Serum
Natrium (Na) 134 mmol /L 135-145
Kalium 4,2 mmol/L 3,5 -5,1
Chlorida 106 mmol/L 95-110
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Lab EKGi pada tanggal 06 April 2018)

Interpretasi EKG :

Irama sinus rythm, QRS rate 100 x/menit,


Regularitas reguler, Axis Normoaksis,
Interval PR 0,16s, Gelombang P normal,
Komples QRS <0,12s , tidak ada T inversi,
tidak ada ST depresi maupun elevasi, tidak
ada Q patologis.
Kesan : Sinus Rythem
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Lab hematologi pada tanggal 07 April 2018)
Hematologi Hasil Nilai Normal
Leukosit 1.96 ribu/ μL 4.0 – 10
Eritrosit 1.6 jt/ μL 4.5 – 5.9
Hemoglobin 4.6 g/ dL 14 – 18
Hematokrit 12.9 % 40 – 54
Trombosit 16 ribu / μL 150 – 450
MCV 83.2 fL 80 – 100
MCH 29.6 pg 28– 33
MCHC 35.6 g/dL 33 – 36
Basofil 0.0 % 0.0 - 1.0
Eosinofil 1.0 % 1.0 - 6.0
Neutrofil batang 1.0 % 2.0 - 6.0
Neutrofil segmen 30.0 % 50.0 - 70.0
Limfosit 45 % 20.0 - 40.0
Monosit 2% 2.0 - 9.0
Bleeding Time 7’ 1-3
Clotting time 16’ 2-6
PEMERIKSAAN PENUNJANG
(Lab SADT pada tanggal 07 April 2018)

Eritrosit normositik normokrom, eritroblast -


Leukosit Jumlah Kurang, neutrofilia, hipersegmentasi +,
Tidak ditemukan sel sel non hematopoetik

Trombosit Jumlah Kurang, giant trombosit -


Hitung jenis : B/E/N.b/N.s/L 0/0/0/80/44/4
/M
Kesan Pansitopenia ec suspek Anemia Aplastik
Saran Bone Marrow Puncture
RESUME
Pasien ny M, usia 51 tahun. Datang ke IGD RSUD 45 dengan keluhan lemas badan selalu merasa
letih disertai sesak sejak 6 hari SMRS. Keluhan pusing hampir mau pingsan, lesu dan lunglai. sering
berdebar. Os kadang mengalami sejak 2 hari SMRS gusi berdarah masih ada sedikit sedikit
terutama saat menggosok gigi. sering demam panas sejak 1 bulan terakhir. sejak 1 hari SMRS
demam timbul lagi.

Keluhan tidak nyeri dada,tdak batuk lebih dari 2 minggu dan keringat malam, Tidak muntah hitam
maupun darah segar. BAK dan BAB os normal.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital tensi110/80 mmHg, N: 114x/m, RR: 30x/mnt, T:
37,9 ̊C. Konjungtiva anemis (+), bibir pucat (+), gusi kemerahan bercak darah (+), hidung tampak
clot darah (+), Ekstremitas: akral hangat, pucat (+) dan CRT 3 detik.

Lab: Leu: 2.37 rb/uL, Trombosit: 3 rb/uL, Hb: 2.3 g/dL, Ht: 6 %, Erit : 0.77 jt/ μL. SADT :
Pansitopeni suspek anemia aplastic, EKG : dbn.
Diagnosis
Diagnosis Kerja : Anemia Aplastik

Diagnosis banding
• Leukemia akut
• Myelodisplasia
Rencana pemeriksaan lanjutan

Biopsi sumsum tulang

Radionuclide Bone Marrow Imaging


TATALAKSANA

Medikamentosa Non
Medikamentosa
IVFD Nacl 0.9%/12 jam
Komunikasi- Informasi- Edukasi
Inj Asam Tranexamat 3x500 mg (IV)

Inj Vit K 3x1 (IV) O2 3-5 L/menit

Inj Omeprazole 1x40 mg (IV)


Diet TKTP
Inj Metil Prednisolon 2x625 mg (IV)

Paracetamol tablet 3x500 mg (PO) Observasi tanda-tanda perdarahan


Transfusi Packed Red Cell 500cc/hari hingga Hb 8
H2TL ulang dalam 24 jam
Transfusi Trombosit Concentrat Apheresis 10 kantong.
PROGNOSIS

Quo ad
vitam
:
Dubia ad
bonam.

Quo ad Quo ad
sanationam functionam
: :
dubia ad dubia ad
malam bonam.
FOLLOW UP
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Plan
7 April lemas, sesak berkurang, TD ; 110/80, N:80, S: 36,8 RR: Anemia IVFD Nacl 0,9 % /12 jam
2018 mimisan sudah berhenti 24x/m Aplastik Inj Kalnex 3x500 mg IV
dan gusi berdarah Konjungtiva anemis +/+, bibir inj Vit K 3x1 IV
masih sedikit, gatal pucat +, hidung sudah tidak ta Inj MP 2x625 IV
setelah transfusi TC mpak perdarahan, perdarahan Transfusi PRC 500cc per
Apheresis 10 kantong gusi masih sedikit, ekimosis di e hari
ktrekitas +/+, CRT 3” Cetirizine 1x10 mg PO
Diet TKTP
cek ulang Darah Rutin

Hematologi Hasil Nilai Normal


Leukosit 1.96 ribu/ μL 4.0 – 10
Eritrosit 1.6 jt/ μL 4.5 – 5.9
Hemoglobin 4.6 g/ dL 14 – 18
Hematokrit 12.9 % 40 – 54
Trombosit 16 ribu / μL 150 – 450
FOLLOW UP
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Plan

8 April 2018 lemas, sesak tidak ada, TD ; 120/80, N:80, S: 36,8 RR: Anemia iVFD Nacl 0,9%/12jam
mimisan dan gusi 22/m Aplastik Inj MP 2x625 IV
berdarah sudah Konjungtiva anemis +/+, bibir Transfusi PRC 500cc per
berhenti pucat -, hidung sudah tidak tam hari
pak perdarahan, perdarahan g Diet TKTP
usi tidak ada , ekimosics di ektr cek ulang Darah Rutin
ekitas +/+, CRT 2”

Hematologi Hasil Nilai Normal


Leukosit 2.43 ribu/ μL 4.0 – 10
Eritrosit 2.2 jt/ μL 4.5 – 5.9
Hemoglobin 6.8 g/ dL 14 – 18
Hematokrit 25.3 % 40 – 54
Trombosit 19.5 ribu / μL 150 – 450
FOLLOW UP
Tanggal Subjektif Objektif Assesment Plan
9 April 2018 tidak ada keluhan TD ; 110/80, N:80, S: 36,8 RR: Anemia Aplastik iVFD Nacl 0,9%/12jam
22/m Inj MP 2x625 IV
Konjungtiva anemis -/- bibir pu Transfusi PRC 500cc per
cat -, hidung sudah tidak tamp hari
ak perdarahan, perdarahan g Diet TKTP
usi tidak ada , ekimosics di ektr cek ulang Darah Rutin bila Hb 8 renc
ekitas +/+, ana Acc Pulang
CRT 2”
Hematologi Hasil Nilai Normal
Leukosit 2.89 ribu/ μL 4.0 – 10
Eritrosit 2.9 jt/ μL 4.5 – 5.9
Hemoglobin 8.8 g/ dL 14 – 18
Hematokrit 27.2 % 40 – 54
Trombosit 21 ribu / μL 150 – 450
FOLLOW UP

Tanggal Subjektif Objektif Assesment Plan

10 April 2 tidak ada keluhan TD ; 11/80, N:80, S: 36,8 R Anemia Acc rawat jalan saran rujuk RUma
018 R:22/m Aplastik h Sakit Hassan Sadikin untuk pem
Konjungtiva anemis -/- bibir eriksaan selanjutnya dan tatalaks
pucat -, hidung sudah tidak ana
tampak perdarahan, perda Obat pulang Metilprednisolon 3x
rahan gusi tidak ada , ekim 16 mg PO diturunkan bertahap
osis di ektrekitas +/+, OMZ 1x20 mg PO
CRT 2” Asam folat 1x1 PO
B12 2x1 PO
Vit K 3x1 PO
Plasminex 2x500mg PO
ANALISIS
KASUS
ANEMIA APLASTIK

penurunan produksi sel darah


Suatu sindroma kegagalan dari sumsum tulang sehingga
sumsum tulang menyebabkan
yang ditandai dengan retikulositopenia, anemia,
pansitopenia perifer dan granulositopenia,
hipoplasia sumsum tulang monositopenia dan
trombositopenia
Hematopoesis
EPIDEMIOLOGI
The Internasional Aplastic
Anemia and Agranulocytosis
Anemia aplastik jarang Study dan French Study
ditemukan. Frekuensi tertinggi anemia
aplastik terjadi pada orang
berusia 15 sampai 25 tahun;

The Internasional Aplastic


Anemia and Agranulocytosis Faktor lingkungan seperti
Study dan French Study peningkatan paparan dengan
Frekuensi peringkat kedua bahan kimia toksik,
terjadi pada usia 65 sampai dibandingkan dengan faktor
69 tahun genetik.
ETIOLOGI ANEMIA APLASTIK
Anemia Aplastik yang Didapat (Acquired Anemia Aplatik yang diturunkan
Aplastic Anemia) (Inherited Aplastic Anemia)
• Radiasi • Anemia Fanconi
• Bahan-bahan kimia dan obat-obatan • Diskeratosis kongenita
• Benzene • Sindrom Shwachman-Diamond
• Kloramfenikol
• Disgenesis reticular
• NSAID
• Anti epileptik • Amegakariositik trombositopenia
• Virus • Anemia aplastik familial
• Virus Epstein-Barr (mononukleosis infeksiosa) • Preleukemia (monosomi 7, dan lain-lain.)
• Virus Hepatitis (hepatitis non-A, non-B, non-C, non-G) • Sindroma nonhematologi (Down, Dubowitz, Seckel)
• Parvovirus (krisis aplastik sementara, pure red cell
aplasia)
• Human immunodeficiency virus (sindroma
immunodefisiensi yang didapat)
• Penyakit-penyakit Imun
• Eosinofilik fasciitis
• Hipoimunoglobulinemia
• Timoma dan carcinoma timus
• Penyakit graft-versus-host pada imunodefisiensi
• Paroksismal nokturnal hemoglobinuria
• Kehamilan
• Idiopathic aplastic anemia
KLASIFIKASI ANEMIA APLASTIK
Klasifikasi berdasarkan tingkat keparahan atau prognosis
• Anemia aplastik berat
Klasifikasi menurut • Seluraritas sumsum tulang <25% atau 25-50% dengan <30% sel
kausa: hematopoietik residu, dan
• - Dua dari tiga kriteria berikut :
• Idiopatik : bila • netrofil < 0,5x109/l
kausanya tidak
diketahui; ditemukan • trombosit <20x109 /l
pada kira-kira 50% • retikulosit < 20x109 /l
kasus. • Anemia aplastik sangat berat
• Sekunder : bila • Sama seperti anemia aplastik berat kecuali netrofil <0,2x109/l
kausanya diketahui. • Anemia aplastik bukan berat
• Konstitusional : adanya • Pasien yang tidak memenuhi kriteria anemia aplastik berat atau sangat
kelainan DNA yang berat; dengan sumsum tulang yang hiposelular dan memenuhi dua dari tiga
dapat diturunkan, kriteria berikut :
misalnya anemia
Fanconi • netrofil < 1,5x109/l
• trombosit < 100x109/l
• hemoglobin <10 g/dl
Kategori Resiko Tinggi Resiko Menengah Resiko Rendah
Analgesik Fenasetin, aspirin, salisilamide
Anti aritmia Kuinidin, tokainid
Anti artritis Garam Emas Kolkisin
Anti konvulsan Karbamazepin, hidantoin, Etosuksimid, Fenasemid, primidon,
felbamat trimethadion, sodium valproate
Anti histamin Klorfeniramin, pirilamin,
tripelennamin
Anti hipertensi Captopril, methyldopa
Anti inflamasi Penisillamin, fenilbutazon, Diklofenak, ibuprofen, indometasin,
oksifenbutazon naproxen, sulindac
Anti mikroba
Anti bakteri Kloramfenikol Dapsone, metisillin, penisilin,
streptomisin, β-lactam antibiotik
Anti fungal Amfoterisin, flusitosin
Anti protozoa Kuinakrine Klorokuin, mepakrin, pirimetamin
Resiko tinggi Resiko sedang Resiko rendah
Alkylating agen Busulfan, cyclophosphamide,
melphalan, nitrogen mustard
Anti metabolit Fluorourasil, mercaptopurine,
methotrexate
Antibiotik Sitotoksik Daunorubisin, doxorubisin,
mitoxantrone
Anti platelet Tiklopidin
Anti tiroid Karbimazol, metimazol,
metiltiourasil, potassium perklorat,
propiltiourasil, sodium thiosianat
Sedative dan Klordiazepoxide, Klorpromazine
tranquilizer (dan fenothiazin yang lain), lithium,
meprobamate, metiprilon
Sulfonamid dan turunannya
Anti bakteri Numerous sulfonamides
Diuretik Acetazolamide Klorothiazide, furosemide
Hipoglikemik Klorpropamide, tolbutamide
PATOGENESIS
Gejala dan Pemeriksaan Fisik Anemia Aplastik

Pengurangan elemen
Hipoplasia eritropoietik lekopoisis menyebabkan Trombositopenia
granulositopenia

gejala-gejala peka terhadap


anemia antara lain infeksi sehingga pendarahan di
lemah, dyspnoe mengakibatkan kulit, selaput lendir
d’effort, palpitasi keluhan dan gejala atau pendarahan di
cordis, takikardi, infeksi baik bersifat organ-organ
pucat lokal maupun
bersifat sistemik.
Hipoplasia eritropoietik
Jenis Keluhan % Jenis Pemeriksaan Fisik %
Pendarahan 83 Pucat 100

Lemah badan 80 Pendarahan 63

Pusing 69 Kulit 34

Jantung berdebar 36 Gusi 26

Demam 33 Retina 20

Nafsu makan berkurang 29 Hidung 7

Pucat 26 Saluran cerna 6

Sesak nafas 23 Vagina 3

Penglihatan kabur 19 Demam 16

Telinga berdengung 13 Hepatomegali 7

Splenomegali 0
extreme pallor of lower showing pallor of nail
palpebral conjunctiva. beds.

two hematomas on the blood from the gingival


upper labial mucosa. sulcus.
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Darah
Leukopeni, Trombositopeni, Anemia

MCV , MCH dan MCHC dalam batas normal.

Diff count penurunan jumlah neutrofil dan monosit,


Limfositosis relatif

Laju endap darah biasanya meningkat.

Waktu pendarahan biasanya memanjang dan waktu


pembekuan

Hemoglobin F meningkat pada anemia aplastik anak


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan SADT
normokrom normositer

kadang ditemukan pula makrositosis,


anisositosis, dan poikilositosis.

Granulosit dan trombosit ditemukan rendah.

Limfositosis terdapat pada 75 %

Retikulosit normal atau rendah


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan
SADT
spikula dengan daerah
yang kosong, dipenuhi
lemak dan relatif sedikit
sel hematopoiesis.

hiposelular
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Flow cytometry dan FISH MRI (Magnetic Resonance Radionucleide Bone


(Fluorescence In Situ Imaging) Marrow Imaging
Hybridization) (Bone marrow Scanning).
Luasnya kelainan sumsum tulang
mengetahui jumlah dan jenis sel- dapat ditentukan oleh scanning
sel yang terdapat di sumsum tubuh setelah disuntikkan dengan
tulang koloid radioaktif technetium sulfur
yang akan terikat pada
memberikan gambaran yang makrofag sumsum tulang
khas yaitu ketidakhadiran
elemen seluler dan digantikan
oleh jaringan lemak.
Menentukan daerah hemopoesis
apakah terdapat kelainan genetic aktif untuk memperoleh sel-sel
atau tidak gunapoemeriksaan sitogenik atau
kultur sel-sek induk
KRITERIA DIAGNOSIS

International Agranulocytosis and Aplastic Anemia Study Group (IAASG)

• satu dari tiga sebagai berikut :


•· Hb < 10 g/dl atau Ht < 30%
•· Trombosit < 50x109/L
•· Leukosit < 3,5x109/L atau neutrofil < 1,5x109/L
• Retikulosit < 30x109/L (<1%)
• Gambaran sumsum tulang :
• penurunan selularitas dg hilangnya atau menurunnya semua sel hemopoetik atau
selularitas normal oleh hiperplasia eritroid fokal dg deplesi seri granulosit dan
megakariosit
• tidak ada fibrosis yang bermakna atau infiltrasi neoplastik
• Pansitopenia karena obat sitostatiska atau radiasi terapeutik harus dieklusi
DIAGNOSIS BANDING
Kelainan sumsum tulang Kelainan bukan sumsum
tulang

Myelodisplasia Hipersplenisme

Leukemia akut Sistemik lupus eritematosus

Myelofibrosi Infeksi: tuberculosis, AIDS, leishmaniasis,


brucellosis

Penyakit Infiltratif: limfoma, myeloma,


carcinoma, hairy cell leukemia

Anemia megaloblastiK
TATALAKSANA

Manajemen Awal Anemia Aplastik


• Menghentikan semua obat-obat atau penggunaan agen kimia yang diduga menjadi
penyebab anemia aplastik.
• Anemia : transfusi PRC bila terdapat anemia berat sesuai yang dibutuhkan.
• Pendarahan hebat akibat trombositopenia : transfusi trombosit sesuai yang dibutuhkan.
• Tindakan pencegahan terhadap infeksi bila terdapat neutropenia berat.
• Infeksi : kultur mikroorganisme, antibiotik spektrum luas bila organisme spesifik tidak dapat
diidentifikasi, G-CSF pada kasus yang menakutkan; bila berat badan kurang dan infeksi
ada (misalnya oleh bakteri gram negatif dan jamur) pertimbangkan transfusi granulosit
dari donor yang belum mendapat terapi G-CSF.
• Assessment untuk transplantasi stem sel allogenik : pemeriksaan histocompatibilitas pasien,
orang tua dan saudara kandung pasien
TATALAKSANA

Pengobatan SuportiIF
• anemia, diberikan transfusi eritrosit berupa packed red cells sampai kadar hemoglobin 7-8 g%
atau lebih pada orang tua dan pasien dengan penyakit kardiovaskular.
• Transfusi trombosit diberikan bila terdapat pendarahan atau kadar trombosit dibawah
20.000/mm3 sebagai profilaksis. Transfusi trombosit konsentrat berulang dapat menyebabkan
pembentukan zat anti terhadap trombosit donor.
• Pemberian transfusi leukosit sebagai profilaksis masih kontroversial dan tidak dianjurkan karena
efek samping yang lebih parah daripada manfaatnya. Masa hidup leukosit yang ditransfusikan
sangat pendek.
TATALAKSANA
Pengobatan IVFD Nacl/12 jam, Pemberian normal saline 0,9% (NS 0,9%) ditujukan untuk
memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit dalam tubuh dan asupan nutrisi
SuportiIf tambahan.
pada kasus Metilprednisolon 2x625mg untuk mengurangi pendarahan pada kulit yang
disebabkan trombositopenia, dilanjutkan MP 3x16 mg dan di turunkan bertahap.

paracetamol 3x500 mg untuk antipiretik

vitamin B12 dosis 2x1, serta asam folat 1x1 berguna dalam pembentukan sel darah
merah. Asam folat memiliki mekanisme partisipasi dalam sintesa DNA dan
eritropoesis, .
pemberian vit K 3x1 dan plasminex 2x 500mg ( berisi asam tranexamat) dapat
menjadi pencegahan perdarahan.
TATALAKSANA

Pengobatan spesifik aplasia sumsum tulang terdiri


dari tiga pilihan
Transplantasi stem sel allogenik

kombinasi terapi imunosupresif (ATG, siklosporin dan


metilprednisolon)

Pemberian dosis tinggi siklofosfamid.


TATALAKSANA

Transplantasi stem
sel allogenik
faktor resiko seperti infeksi aktif
dipertimbangkan

Pasien lebih muda umumnya mentoleransi


transplantasi sumsum tulang lebih baik dan
sedikit mengalamai GVHD

Pasien yang lebih tua dan yang


mempunyai komorbiditas biasanya
ditawarkan terapi imunosupresif
TATALAKSANA
Tabel 8. Protokol Pemberian ATG pada anemia aplastik11
Dosis test ATG :

ATG 1:1000 diencerkan dengan saline 0,1 cc disuntikan intradermal pada lengan dengan saline

Terapi kontrol 0,1 cc disuntikkan intradermal pada lengan sebelahnya. Bila tidak ada reaksi anafilaksis,
ATG dapat diberikan.

imunosupresif Premedikasi untuk ATG (diberikan 30 menit sebelum ATG) :

Asetaminofen 650 mg peroral

antithymocyte globulin (ATG) atau antilymphocyte globulin


Difenhidrahim 50 mg p.o atau intravena perbolus
(ALG) dan siklosporin A (CSA). ATG atau ALG diindikasikan
pada15 :
Hidrokortison 50 mg intravena perbolus

Terapi ATG :
Anemia aplastik bukan berat
ATG 40 g/kg dalam 1000 cc NS selama 8-12 jam perhari untuk 4 hari

Obat-obat yang diberikan serentak dengan ATG :


Pasien tidak mempunyai donor sumsum tulang yang cocok
Prednison 100 mg/mm2 peroral 4 kali sehari dimulai bersamaan dengan ATG dan dilanjutkan
selama 10-14 hari; kemudian bila tidak terjadi serum sickness, tapering dosis setiap 2
Anemia aplastik berat, yang berumur lebih dari 20 tahun minggu.
dan pada saat pengobatan tidak terdapat infeksi atau
pendarahan atau dengan granulosit lebih dari 200/mm3 Siklosporin 5mg/kg/hari peroral diberikan 2 kali sehari sampai respon maksimal kemudian di
turunkan 1 mg/kg atau lebih lambat. Pasien usia 50 tahun atau lebih mendapatkan dosis
siklosporin 4mg/kg. Dosis juga harus diturunkan bila terdapat kerusakan fungsi ginjal atau
peningkatan enzim hati.
PROGNOSIS

Prognosis bergantung pada gambaran sumsum tulang


• hiposeluler atau aseluler, kadar HbF >200mg% memperlihatkan prognosis baik,
• jumlah granulosit >200/mm3 menunjukan prognosis yang lebih baik, dan
pencegahan infeksi sekunder.
Selain itu prognosis anemia aplastik juga bergantung pada:
• kasus berat dan progresif, rata-rata kematian dalam 3 bulan (merupakan 10%-
15% kasus);
• penderita dengan perjalanan penyakit kronik dengan remisi dan kambuh, rata-
rata kematian dalam 1 tahun, merupakan 50% kasus
• penderita yang mengalami remisi sempurna atau parsial, hanya merupakan
sebagian kecil penderita.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai