Anda di halaman 1dari 20

Analisis Laporan Keuangan

“PT Indofood Sukses Makmur


Tbk”

Kelompok
1592141035 Nur Hidayah
1592141037 Nur Huda
1592141038 Nurindah
Sari
Rasio Likuiditas

Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Rasio

2013 Rp 29.066.197 Rp 19.471.309 1,5

2014 Rp 41.014.127 Rp 22.658.835 1,8

2015 Rp 42.816.745 Rp 25.107.538 1,7

2016 Rp 28.985.443 Rp 19.219.441 1,5


Rasio Likuiditas
Dari hasil analisis yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan untuk
menghitung rasio lancar tahun 2013-2016 mendapatkan hasil sebesar 1,5 kali
(150%) pada tahun 2013; 1,8 kali (180%) pada tahun 2014; 1,7 kali (170%) pada
tahun 2015 dan 1,5 kali (150%) pada tahun 2016. Artinya pada tahun 2013 dan
2016, jumlah aktiva lancar sebanyak 1,5 kali utang lancar atau setiap 1 rupiah utang
lancar dijamin oleh 1,5 rupiah aktiva lancar atau 1,5:1 antara aktiva lancar dengan
utang lancar.

Pada tahun 2014 terdapat kenaikan yang signifikan sebesar 30% dari tahun 2013.
Kenaikan persentase ini dikarenakan aktiva lancar pada tahun 2014 mengalami
peningkatan yang lebih besar dibandingkan utang lancarnya. Pada tahun 2015
perusahaan mengalami sedikit penurunan rasio sebesar 0,1 kali (10%) dikarenakan
peningkatan utang lancarnya lebih besar dibandingkan peningkatan aktiva yang
dimiliki perusahaan. Pada tahun 2016, terjadi penurunan rasio sebesar 0,2 kali
(20%) dari tahun sebelumnya dan masih berada dibawah rata-rata rasio industry
yaitu >200% menandakan bahwa rasio lancar perusahaan kurang baik. Hal ini
penting mengingat rasio yang menyamai rata-rata industri yang dibutuhkan guna
menumbuhkan tingkat kepercayaan berbagai pihak kepada perusahaan.
Rasio Likuiditas

Tahun Aktiva Lancar Persediaan Prepaid Expanse Utang Lancar Rasio

2013 Rp 29.066.197 Rp 8.160.539 Rp 355.291 Rp 19.471.309 1,1

2014 Rp 41.014.127 Rp 8.446.349 Rp 390.760 Rp 22.658.835 1,4

2015 Rp 42.816.745 Rp 7.627.360 Rp 253.910 Rp 25.107.538 1,4

2016 Rp 28.985.443 Rp 8.469.821 Rp 214.044 Rp 19.219.441 1,1


Rasio Likuiditas

Dari hasil analisis yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan


untuk menghitung rasio lancar tahun 2013-2016 mendapatkan hasil
sebesar 1,1 kali (110%) pada tahun 2013; 1,4 kali (140%) pada tahun
2014; 1,4 kali (140%) pada tahun 2015 dan 1,1 (110%) pada tahun 2016.

Rasio ini menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid


untuk menutupi utang lancar yang harus segera dipenuhi dengan kas
yang tersedia dalam perusahaan. Pada tahun 2014 terdapat peningkatan
yang signifikan sebesar 0,3 (30%). Pada tahun 2015 terdapat persamaan
rasio dengan tahun 2015 dan pada tahun 2016 mengalami penurunan
rasio sebesar 0,3 kali (30%). Namun, meskipun mengalami penurunan,
tapi masih berada diatas rata-rata industry yaitu >100%.
Rasio Likuiditas

Tahun Kas Aktiva Lancar Rasio

2013 Rp 13.666.194 Rp 29.066.197 0,5

2014 Rp 14.157.619 Rp 41.014.127 0,3

2015 Rp 13.076.076 Rp 42.816.745 0,3

2016 Rp 13.362.236 Rp 28.985.443 0,5


Rasio Likuiditas
Dari hasil analisis yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan untuk
menghitung Rasio Kas atas Aktiva Lancar pada tahun 2013-2016 menunjukkan
hasil 0,5 kali (50%) pada tahun 2013; 0,3 kali (30%) pada tahun 2014-2015 dan
0,5 kali (50%) pada tahun 2016.

Pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 0,2 (20%) dari tahun 2013,
sedangkan pada tahun 2015 jumlah rasio menunjukkan sama dengan rasio pada
tahun 2014. Dan pada tahun 2016 kembali menunjukkan penurunan yang
signifikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,2 kali (20%).

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan porsi jumlah kas dibandingkan dengan
total aktiva lancar.
Rasio Likuiditas

Tahun Kas Utang Lancar Rasio

2013 Rp 13.666.194 Rp 19.471.309 0,7

2014 Rp 14.157.619 Rp 22.658.835 0,6

2015 Rp 13.076.076 Rp 25.107.538 0,5

2016 Rp 13.362.236 Rp 19.219.441 0,7


Rasio Likuiditas
Dari hasil analisis yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan untuk
menghitung Rasio Kas atas Utang Lancar pada tahun 2013-2016 menunjukkan
hasil 0,7 kali (70%) pada tahun 2013; 0,6 kali (60%) pada tahun 2014; 0,5 kali
(50%) pada tahun 2015 dan 0,7 kali (70%) pada tahun 2016.

Rasio ini menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi utang lancar perusahaan.
Dimana pada tahun 2016 menunjukkan rasio 0,7 kali artinya perusahaan hanya
memiliki kas untuk membayar 70% kewajiban lancarnya. Rasio ini termasuk
cukup tinggi karena menunjukkan saldo kas yang relatif tinggi.

Rasio kas atas utang lancar sebenarnya tidak begitu populer dalam analisis
likuiditas seperti rasio cepat dan rasio lancar karena kegunaannya yang terbatas.
Tidak ada penilaian umum terhadap rasio ini. Bahkan di beberapa negara, rasio
kas 0,2 dianggap sudah dapat diterima. Hanya saja perlu diantisipasi apakah
penggunaan kas sudah dilakukan secara optimal karena rasio kas yang tinggi
dicurigai karena manajemen belum melalukan pengelolaan secara baik, artinya
adanya kasi yang menganggur (idle) dan itu bisa merugikan perusahaan.
Rasio Likuiditas

Tahun Aktiva Lancar Total Aktiva Rasio

2013 Rp 29.066.197 Rp 74.434.789 0,4

2014 Rp 41.014.127 Rp 86.077.251 0,5

2015 Rp 42.816.745 Rp 91.831.526 0,5

2016 Rp 28.985.443 Rp 82.174.515 0,4


Rasio Likuiditas
Dari hasil analisis yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan untuk
menghitung Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva pada tahun 2013-2016
menunjukkan hasil 0,4 kali (40%) pada tahun 2013; 0,5 kali (50%) pada tahun
2014-2015 dan 0,4 kali (40%) pada tahun 2016.

Pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 0,1 (10%) dari tahun 2013,
sedangkan pada tahun 2015 jumlah rasio menunjukkan sama dengan rasio pada
tahun 2014. Dan pada tahun 2016 kembali menunjukkan sedikit penurunan dari
tahun sebelumnya yaitu sebesar 0,1 kali (10%).

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan porsi aktiva lancar atas total aktiva.
Rasio Likuiditas

Tahun Aktiva Lancar Utang Jangka Panjang Rasio

2013 Rp 29.066.197 Rp 15.324.315 1,9

2014 Rp 41.014.127 Rp 16.837.876 2,4

2015 Rp 42.816.745 Rp 16.893.952 2,5

2016 Rp 28.985.443 Rp 11.887.855 2,4


Rasio Likuiditas
Dari hasil analisis yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan untuk
menghitung Rasio Aktiva Lancar dan Total Utang pada tahun 2013-2016
menunjukkan hasil 1,9 kali (190%) pada tahun 2013; 2,4 kali (240%) pada tahun
2014; 2,5 kali (250%) pada tahun 2015 dan 2,4 kali (240%) pada tahun 2016.

Pada tahun 2014 mengalami peningkatan yang signifikan sebesar 0,5 (50%) dari
tahun 2013. Pada tahun 2015 juga mengalami peningkatan sebesar 0,1 kali (10%)
dari tahun sebelumnya, sedangkan pada tahun 2016 mengalami sedikit penurunan
yaitu sebesae 0,1 kali (10%) dari tahun 2015.

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan porsi aktiva lancar atas total kewajiban
perusahaan.
Analisis Trend
Analisis Trend
Analisis Trend
Analisis Trend
Analisis Trend
Analisis Trend
Dari analisis ini, dapat dilihat bahwa jumlah aset pada tahun 2014-2015 mengalami
peningkatan sebesar 7% (116% pada tahun 2014 dan 123% pada tahun 2015),
namun pada tahun 2016 mengalami penurunan sebesar 13% dari tahun sebelumnya.

Dilihat dari sisi Liabilitas juga seperti pada asset dimana pada tahun 2014-2015
mengalami peningkatan, sedangkan pada tahun 2016 mengalami penurunan yang
signifikan sebesar 26%. Namun disisi Ekuitas terus mengalami peningkatan dari tahun
2014-2016. Disisi kredit (Liabilitas + Ekuitas) pada tahun 2014-2015 mengalami
peningkatan, namun ditahun 2016 mengalami penurunan.

Dalam analisis ini, diketahui bahwa Penjualan Neto, Beban Pokok Penjualan, Laba
Bruto dan Laba Usaha semuanya mengalami peningkatan dari tahun 2013 hingga
2016. untuk Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan, pada tahun 2015 mengalami
penurunan sebesar 30% dari tahun 2014, namun ditahun 2016 mengalami
peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebesar 52%. Untuk Laba tahun berjalan,
sama dengan Laba sebelum Beban Pajak Penghasilan, dimana tahun 2015 mengalami
penurunan yang signifikan dari tahun 2014 namun ditahun 2015 mengalami
peningkatan.

Laporan analisis tren untuk laba/rugi menunjukkan keadaan yang sudah tergambar
dari tren neraca.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai