Kimia Klinik
Karbohidrat
Glukosa Darah Sewaktu 138 70-180mg%
Fungsi Jantung
LDH *520 <450 u/l
CK-Nac 125 <190 u/l
Fungsi Ginjal
Ureum *139 10-50mg%
Kreatinin *2,4 0,6-1,5 u/l
Lemak
Kolestrol *247 150-200 mg%
Foto Thorax
Dilakukan pada tanggal 07
Februari 2018
CTR>50%, elongation arcus
aorta,corakan bronkovaskuler
meningkan pada kedua lapang
paru, sudut costophrenicus
lancip, tidak ada pelebaran sela
iga.
Interprestasi
Cardiomegali dengan oedema
pulmonum
Elektrokardiogram
Dilakukan pada tanggal 07
Februari 2018
Irama sinus takikardi, HR:
110x/menit, Axis 30,6o,
Terdapat ST elevasi pada lead
II, III, AVF.
Interpretasi: irama sinus
takikardi, STEMI Inferior, LAD
(Left Axis Deviation)
Pasien Ny. S usia 81 tahun datang dibawa keluarganya ke IGD RS Mardiwaluyo
dengan keluhan sesak nafas yang sudah dirasakan sejak 1 hari SMRS. Sesak
dirasakan terus menerus yang semakin lama semakin memberat, baik saat
beraktivitas maupun saat berbaring. Pasien juga mengeluh batuk sudah sejak 1
minggu SMRS, disertai dahak putih kental. Pasien juga mengeluh terdapat rasa nyeri
dada terutama pada dada kiri, nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan menjalar
hingga ke pundak dan disertai dengan mual, muntah dan badan terasa lemas. Pasien
memiliki riwayat penyakit pembengkakan jantung sudah 3 tahun dan hipertensi
tidak terkontrol.
Pada Pemeriksaan fisik di dapatkan tanda- tanda vital: keadaan umum buruk,
kesadaran kompos mentis (E4M6V5), TD: 174/90 mmHg, HR: 108x/menit, RR:
32x/menit, suhu:36,7oC. Pada pemeriksaan fisik didapatkan mata anemis, terlihat
ictus cordis melebar di ICS 7 pada linea axillaris anterior, bunyi jantung S1S2
tunggal, gallop (+). Pada pemeriksaan pulmo didapatkan suara nafas bronkial,
terdengar rhongki basah halus pada kedua basal paru, pada pemeriksaan abdomen
di dapatkan terdapat nyeri tekan pada epigastrium. Lain-lain dalam batas normal.
Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan hematologi darah Hb:8,9 gr%, Ht:28
gr%, leukosit: 10,200/uL, eritrosit: 3.5 juta/uL. Pada fungsi jantung kadar LDH: 520
u/l.pada fungsi ginjal kadar ureum: 139 mg%, kreatnin: 2,4 u/l.Pada pemeriksaan
rongthen thorax didapatkan kesan kardiomegali dengan oedem pulmonal. Pada
pemeriksaan elektrokardiogram didapatkan terdapat ST elevasi pada lead II,III,AVF
dengan kesan STEMI inferior.
Gagal jantung kongestif (CHF) dengan oedem
pulmonal+ STEMI Inferior
PENATALAKSANAAN
Di IGD Di ruang ICU
• O2 4LPM Via Nasal Canule • 02 5LPM Via Non Rebreathing
• IFVD NaCl 0,9% 500cc/24 jam Mask
• ISDN tablet 5 mg 1x1 sublingual • NaCl + 3 amp Furosemid/ 24 jam
• Aspilet tablet 80 mg 4 tablet, • Ondancentron inj 3x1amp
dilanjutkan 80 mg 1x1 • Aspilet 80 mg 1x1
• Clopidogrel tablet 75 mg 4 tablet • Clopidogrel 75 mg 1x1
dilanjutkan 75 mg 1x1 • Simvastatin10 mg 1x1
• Simvastatin tablet 10 mg 1x1 • Spironolacton 1-0-0
• Inj. Ondancentron 4 mg • Ksr 1x1
1mp/8jam
• Ranitidin tab 150 mg 2x1 • Digoxin 1x1
Non farmako
Edukasi
• Mengajarkan kepada pasien dan keluarga, untuk dapat
manajemen perawatan mandiri, seperti stabilitas fisik,
menghindari perilaku yang dapat memperburuk kondisi dan
mendeteksi perburukan gagal jantung.
• Ketaatan pasien terhadap pengobatan
• Batasi asupan cairan
• Latihan fisik sesuai kemampuan
Pencegahan
• Obati penyebab potensial dari kerusakan miokard, faktor
resiko jantung koroner
• Pengobatan infark jantung segera di triase, serta pencegahan
infark ulangan
• Pengobatan hipertensi yang agresif
• Koreksi kelainan penyakit katup jantung
PROGNOSIS
• Ad vitam : Dubia ad bonam
• Ad functionam : Dubia ad bonam
• Ad sanationam : Dubia ad bonam
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Congestive Heart
Failure (CHF)
Congestive heart failure (gagal jantung
kongestif) adalah suatu sindroma klinis
yang kompleks yang disebabkan oleh
kelainan struktur dan fungsional jantung
sehingga terjadi gangguan pada ejeksi
dan pengisian. Pada keadaan ini jantung
tidak lagi mampu memompa darah
secara cukup ke jaringan untuk
memenuhi kebutuhan metabolisme
tubuh
Gagal
Jantung
Sistolik
dan
Diastolik
Low
Gagal Output
Jantung dan High
CHF
Akut dan Output
Kronik Heart
Failure
Gagal
Jantung
Kiri dan
Kanan
Klasifikasi Fungsional NYHA
(Klasifikasi berdasarkan Gejala dan Aktivitas Fisik)
Kelas I Tidak ada pembatasan aktivitas fisik. Aktivitas sehari – hari tidak
menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Kelas II Sedikit pembatasan aktivitas fisik. Berkurang dengan istirahat, tetapi aktivitas
sehari – hari menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Kelas III Adanya pembatasan yang bermakna pada aktivitas fisik. Berkurang dengan
istirahat, tetapi aktivitas yang lebih ringan dari aktivitas sehari – hari
menyebabkan kelelahan, palpitasi atau sesak nafas.
Kelas IV Tidak dapat melakukan aktivitas sehari – hari tanpa adanya kelelahan. Gejala
terjadi pada saat istirahat. Jika melakukan aktivitas fisik, keluhan akan
Tahapan Gagal Jantung berdasarkan ACC/AHA
(Derajat Gagal Jantung berdasarkan struktur dan kerusakan otot jantung)
Tahap A Risiko tinggi berkembang menjadi gagal jantung, tidak ada dijumpai
abnormalitas struktural dan fungsional, tidak ada tanda atau gejala.
Gagal jantung merupakan kumpulan gejala klinis pasien dengan tampilan seperti :
Gejala khas gagal jantung : Sesak nafas saat istrahat atau aktifitas, kelelahan, edema
tungkai
DAN
Tanda khas Gagal Jantung : Takikardia, takipnu, ronki paru, efusi pleura,
peningkatan tekanan vena jugularis, edema perifer, hepatomegali
DAN
Tanda objektf gangguan struktur atau fungsional jantung saat istrahat, kardiomegali,
suara jantung ke tiga, murmur jantung, abnormalitas dalam gambaran
ekokardiografi, kenaikan konsentrasi peptida natriuretik
EKG
Pemeriksaan elektrokardiogram harus dikerjakan pada semua pasien diduga gagal
jantung. Dari hasil rekaman EKG ini dapat ditemukan kelainan primer jantung ( iskemik,
hipertrofi ventrikel, gangguan irama ) dan tanda-tanda faktor pencetus akut ( infark
miocard, emboli paru ).
Foto Toraks
Merupakan komponen penting dalam diagnosis gagal jantung. Rontgen
toraks dapat mendeteksi kardiomegali, kongesti paru, efusi pleura dan
dapat mendeteksi penyakit atau infeksi paru yang menyebabkan atau
memperberat sesak nafas
Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium rutin pada pasien diduga gagal jantung adalah
darah perifer lengkap (hemo-globin, leukosit, trombosit), elektrolit, kreatinin,
laju filtrasi glomerulus (GFR), glukosa, tes fungsi hati dan urinalisis.
Pemeriksaan tambahan laindipertimbangkan sesuai tampilan klinis.
meskipun anemia ringan, hiponatremia, hiperkalemia dan penurunan fungsi
ginjal sering dijumpai terutama pada pasien dengan terapi menggunakan
diuretik dan/atau ACEI (Angiotensin Converting Enzime Inhibitor), ARB
(Angiotensin Receptor Blocker), atau antagonis aldosterone.
Peptida Natriuretik
Kadar peptidanatriuretik meningkat sebagai respon peningkatan
tekanan dinding ventrikel
Troponin I atau T
Pemeriksaan troponin dilakukan pada penderita gagal jantung jika
gambaran klinisnya disertai dugaan sindroma koroner akut.
Ekokardiografi
Pemeriksaan ini untuk mendeteksi gangguan fungsional serta
anatomis yang menjadi penyebab gagal jantung.Istilah
ekokardiograf digunakan untuk semua teknik pencitraan ultrasound
jantung termasuk pulsed and continuous wave Doppler, colour
Doppler dan tissue Doppler imaging (TDI).
Diagnosis gagal jantung dengan fraksi ejeksi normal (HFPEF/
heart failure with preserved ejection fraction)
Ekokardiografi mempunyai peran penting dalam mendiagnosis gagal
jantung dengan fraksi ejeksi normal. Diagnosis harus memenuhi tiga
kriteria:
Terdapat tanda dan/atau gejala gagal jantung
Fungsi sistolik ventrikel kiri normal atau hanya sedikit terganggu
(fraksi ejeksi > 45 - 50%)
Terdapat bukti disfungsi diastolik (relaksasi ventrikel kiri abnormal /
kekakuan diastolik)
Tatalaksana Non-Farmakologi
Manajemen Perawatan Mandiri
Ketaatan pasien berobat
Pemantauan berat badan mandiri
Akitivitasfisik
Penurunan berat badan
Angiotensin-Converting Enzim Inhibitor (ACEI)
B bloker
Antagonis Aldosteron
Angiotensin Receptor Blocker (ARB)
Hytdralazine dan Isosorbide Dinitrate (H-ISDN)
Digoksin
Diuretik
Klasifikais Edema Pulmonal Akut
Edema-Non-kardiogenik
Edema paru akibat kardiogenik
Edema paru akut akan dapat timbul sebagai manifestasi klinis dari suatu gagal
jantung akut (de novo) ataupun dapat dijumpai pada pasien gagal jantung
kongestif yang mengalami eksaserbasi dengan factor pencetus seperti infark
miokard, anemia, obat-obatan, diet yang banyak mengandung air maupun garam,
hipertensi, aritmia, tirotoksitosis, infeksi, endocarditis ataupun emboli paru, gagal
ginjal maupun kehamilan.
Tanda Klinis untuk Membedakan Edema Paru Kardiak dan Non kardiak