Anda di halaman 1dari 31

KEJAHATAN

SEKSUAL
Oleh:
DR4HP
Perilaku yang bertentangan
dengan nilai dan norma yang
Kejahatan berlaku yang telah disahkan
oleh hukum tertulis.

Jenis kelamin; perkara per-


Seksual setubuhan antara laki-laki
dan perempuan.
Perilaku yang bertentangan dengan hukum-hukum
yang mengatur mengenai seksualitas.

KEJAHATAN SEKSUAL : SEMUA TINDAKAN


SEKSUAL, PERCOBAAN TINDAKAN
SEKSUAL,KOMENTAR YANG TIDAK
DIINGINKAN, PERDAGANGAN SEX, DENGAN
MENGGUNAKAN PAKSAAN,
ANCAMAN,PAKSAAN FISIK OLEH SIAPAPUN
SAJA TANPA MEMANDANG HUBUNGAN
DENGAN KORBAN, DALAM SITUASI APA
SAJA, TIDAK TERBATAS PADA RUMAH DAN
PEKERJAAN
Selingkuh

Perkosaan

Senggama Wanita tidak berdaya

Wanita di bawah umur


Kejahatan
seksual Incest

Bukan
Perbuatan cabul
senggama
SENGGAMA
Definisi : Penetrasi penis ke dalam vagina baik
sebagian maupun total ke dalam vagina, yang disertai
maupun tidak disertai dengan ejakulasi

LEGAL ILEGAL
Senggama yang legal (tidak melanggar
hukum) adalah yang dilakukan dengan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Ada izin (consent) dari wanita yang
disetubuhi.
 Wanita tersebut sudah cukup umur, sehat
akalnya, tidak sedang dalam keadaan
terikat perkawinan dengan laki-laki lain
dan bukan anggota keluarga dekat.
KUHP Pasal 287

 Ayat 1: Seseorang yang bersetubuh dengan wanita di luar


perkawinan yang umurnya < 15 tahun, dipidana penjara
paling lama 9 tahun. Perlu delik aduan dari orangtuanya
untuk proses pidana.
 Ayat 2: Bila perempuan < 12 tahun, tidak perlu menunggu
adanya aduan agar dapat dikatakan tindak pidana.
 Perempuan > 15 tahun, mengadukan tindak pidana tersebut
ke pihak berwajib karena sudah dianggap mampu
memberikan consent atau ijin.
PERKOSAAN

Perkosaan adalah persetubuhan yang dilakukan


seorang lelaki kepada seorang perempuan yang
bukan istrinya dengan kekerasan atau ancaman
kekerasan. (pasal 285 KUHP)
Tindak pidana perkosaan di Indonesia harus memenuhi
unsur-unsur sebagai berikut (Sofwan Dahlan,2000):
 unsur pelaku, yaitu:
 harus orang laki-laki
 mampu melakukan persetubuhan
 unsur korban, yaitu:
 harus orang perempuan
 bukan istri dari pelaku
 unsur perbuatan, yaitu:
 persetubuhan dengan paksa
 pemaksaan tersebut harus dilakukan dengan
menggunakan kekerasan fisik atau ancaman
kekerasan
Bantuan Dokter dalam Kasus Perkosaan

 Korban perkosaan:
• Korban seorang perempuan?
• Apakah betul telah terjadi senggama? memperkirakan
senggama baru atau lama
• Identitas laki-laki yang menyetubuhi
• Telah terjadi kekerasan fisik?
 Pelaku:
• Tersangka benar laki-laki?
• Tersangka dapat melakukan senggama?
Aspek Medis
tanda-tanda tanda-tanda
kekerasan persetubuhan

Pemeriksaan
pada korban
perkiraan saat sebab kematian
terjadi persetubuhan korban

perkiraan umur Kemungkinan


korban pelaku
ASPEK MEDIS PERKOSAAN
1. Pemeriksaan pada korban
a) prosedur yang harus diperhatikan dalam pemeriksaan korban perkosaan
adalah

- Penjelasan kepada korban dan atau wali/orangtua korban tentang jenis


pemeriksaan dan tujuan dari pemeriksaan
- izin pemeriksaan
adalah hal pertama yang harus didapatkan dari wanita atau jika anak kecil
dari orang tuanya atau yang menemaninya
- Mencatat nama dan usia korban sesuai dengan pengakuan korban
- Pemeriksaan sebaiknya dilakukan dalam ruangan tertutup dan nyaman
- Sebaiknya ada seorang perawat wanita yang menyertai korban selama
pemeriksaan berlangsung.
- Paling sedikit harus dicatat 2 buah tanda identifikasi pada diri korban
- waktu, tanggal dan tempat pemeriksaan harus dicatat
karena interval antara pemeriksaan dan peristiwa kejadian akan dijadikan
bahan yang mendukung dalam proses pembuktian di peradilan
b) Membuktikan tanda-tanda
persetubuhan
 Tanda langsung
Robeknya selaput dara
selaput dara yang masih utuh dapat
berbentuk:
Tepi teratur :
- Cincin (anularis)
- Bulan sabit (semilunares)
- Berbibir (labiriformis)
Tepi tidak teratur :
- Berbaga (lobatus)
- Bergigi ( dentatus)
- Berjonjot (Fimbriatus)
- Jonjot panjang ( coroliformis)
Variasi :
-Tidak berlubang (imperforatus)
- Berlubang dua ( bipartus )
- Saringan (oribriformis)
 Dalam pemeriksaan selaput dara,
yang harus dinilai adalah :
 lokasi sesuai dengan arah jarum
jam
 jumlah robekan

 bentuk robekan

 sifat robekan meliputi tepi


robekan, daerah sekitarnya
(warna, memar, bintik-bintik
perdarahan)
Deskripsi tanda-tanda persetubuhan

Laporan
sesuai
arah
jarum
jam
 Pada anak perempuan pemeriksaan
genital harus mengamati langsung dan
dengan lemah lembut labial dipisahkan,
dan akhirnya labial ditarik.
 Selama pemeriksaan mons pubis, labia
minora, labia mayora, klitoris, uretra,
jaringan periuretra, pembukaan hymen,
hymen, fossa navicularis, dan comissura
posterior atau fourchete harus di
identifikasi dan dilihat.
Labial
Genital
Lecet atau memar akibat gesekan-gesekan penis

Daerah yang biasanya dijumpai lecet atau memar


adalah labia mayor, labia minor, clítoris, ostium
uretra eksternum, orificium vaginae, dinding vagina,
forniks posterior, servik uteri, perineum, dan anus

Daerah disekitar luka apakah ada bercak perdarahan,


cairan mani dari pelaku

Adanya sperma akibat ejakulasi


Adanya sperma di dalam liang vagina merupakan tanda pasti adanya
persetubuhan. Apabila ejakulat tidak mengandung sperma maka
pembuktian adanya persetubuhan dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan terhadap ejakulat tersebut
Bukti Adanya Persetubuhan

 Tanda langsung:
• Robeknya selaput dara akibat penetrasi
penis
• Memar atau lecet akibat gesekan penis
• Adanya sperma akibat ejakulasi
 Tanda tidak langsung:
• Kehamilan
• Penularan penyakit kelamin
c. Pembuktian tanda-tanda kekerasan

Kekerasan adalah tindakan pelaku yang


bersifat fisik yang dilakukan dalam rangka
memaksa korban agar dapat disetubuhi

 Kekerasanfisik yang berada di luar alat kelamin.


(SEXUAL ORIENTED INJURIES)
 Penggunaan obat-obat yang mengakibatkan
korban tidak sadar (Abdul Mun’im 97)
Menentukan perkiraan saat terjadinya
persetubuhan:
 Sperma dalam liang vagina masih dapat bergerak
pada waktu 4-5 jam post coital; sperma masih
dapat ditemukan tidak bergerak sampai sekitar
24-36 jam post coital, dan bila wanitanya mati
masih akan dapat ditemukan sampai 7-8 hari.
 Perkiraan saat terjadinya persetubuhan juga
dapat ditentukan dari proses penyembuhan dari
selaput dara yang robek, yang pada umumya
penyembuhan tersebut akan dicapai dalam
waktu 7-10 hari post coitus
Menentukan sebab kematian pada
korban yang meninggal
Pada kasus perkosaan yang menyebabkan korban
meninggal biasanya sebab kematian lebih
dikarenakan adanya tindakan kekerasan.
SPERMA

BERCAK DARAH

Kemungkinan RAMBUT
pelaku
AIR LIUR

BITE MARK

GIGI
Mengetahui pria baru melakukan
persetubuhan
 Pemeriksaan sel epitel vagina pada glans penis:
Menekankan kaca obyek pada glans penis, daerah
korona atau frenulum, lalu diletakkan terbalik di atas
cawan yang berisi larutan lugol. Uap yodium akan
mewarnai lapisan pada kaca obyek tersebut. Sel epitel
vagina berwarna coklat tua.
Pemeriksaan penunjang pada korban
perkosaan

 Pemeriksaan sperma
1) Pemeriksaan untuk menentukan adanya spermatozoa
 Preparat langsung
 Preparat dengan pewarnaan
- tes Malachite-Green
- tes Baeechi
2) Pemeriksaan cairan mani
 Tes Florence
 Tes Berberio
 Tes Inhibisi asam fosfatase dengan L(+) asam tartrat
 Tes reaksi dengan asam fosfatase
 Tes sinar ultraviolet
 Hasil malachite green dan eosin yellowish:
Kepala sperma warna merah, leher warna pink,
ekor warna hijau.
 Hasil asam fosfatase: warna ungu timbul < 30
detik
 Hasil Florence test: kristal-kristal kholin
peryodida berbentuk jarum-jarum warna coklat
 Hasil Berberio test: kristal-kristal spermin pikrat
akan terbentuk rhomboik atau jarum warna
kuning kehijauan
Penatalaksanaan Pada Korban
Perkosaan
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai