Laporan perusahaan
• Laporan keuangan,
• Laporan Tahunan (Annual Reporting),
• Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting),
• Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Tripple bottom line
4
Laporan Keuangan Relevan dan Dapat Diandalkan
Efektif Efektif
1 Januari 2012 1 Januari 2015
8 Desember 2008
Komitmen mendukung IFRS
sebagai standar akuntansi
PAI Harmonisasi keuangan global
IAS 1994-
1973 2007
6
Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia
IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi
beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan
efektif pada tahun 2015
SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik
tidak signifikan.
DSAS telah mengeleluarkan 10 PSAK Syariah
7
SAK ETAP
• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas
publik signifikan
• ETAP adalah entitas yang:
– Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan
– Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial
statement) bagi pengguna eksternal.
• Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.
• Lebih sederhana antara lain:
– Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan
– Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.
– Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan
– Mengacu pada praktik akuntansi yang saat ini digunakan.
• Tahun 2011 perusahaan harus memilih menjadi menggunakan PSAK-IFRS
atau PSAK-ETAP
8
PSAK SYARIAH
• Basis transaksi
• Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah
baik entitas lembaga syariah maupun non lembaga syariah
• Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis
syariah dengan acuan fatwa MUI
• PSAK 100 – PSAK 110
• PSAK 101 Penyajian Laporan • PSAK 106 Akuntansi Musyarakah
Keuangan Syariah • PSAK 107 Akuntansi Ijarah
• PSAK 102 Akuntansi Murabahah) • PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi
Revisi 2013 Syariah
• PSAK 103 Akuntansi Salam • PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan
• PSAK 104 Akuntansi Istishna Shadaqoh
• PSAK 105 Akuntansi Mudharabah • PSAK 110 Akuntansi Sukuk
9
SAP
• Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi
Pemerintahan, PP 24 tahun 2005 PP 71 tahun 2010
• Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan
kemudian ditetapkan dengan PP
• Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP
dan LKPD:
– instansi pemerintah pusat
– Instansi pemerintah daerah
– BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP dan PSAK,
– BUMN (sbg investasi pemerintah) menggunakan PSAK
• Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45
untuk pelaporan dan yang lain mengikuti PSAK / SAK ETAP.
10
PSAK – IFRS BASED
• Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik
seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan
BUMN.
• Dapat diterapkan oleh entitas lainya.
• Basis transaksi, bukan basis industri.
• Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan
keuangan
• Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012 – tahap 1
• Proses adopsi tahap kedua efektif 1 Januari 2015
11
IFRS - PSAK
12
Mengapa IFRS
• Indonesia bagian dari IFAC, yang harus tunduk pada SMO (Statement
Membership Obligation), salah satunya menggunakan IFRS sebagai
accounting standard.
• Konvergensi IFRS adalah salah satu kesepakatan pemerintah Indonesia
sebagai anggota G20 forum.
• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15
November 2008 :
– “Strengthening Transparency and Accountability”
• Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk
Strengthening Financial Supervision and Regulation “to call on the
accounting standard setters to work urgently with supervisors and
regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve
a single set of high-quality global accounting standards.”
13
Manfaat IFRS
• Meningkatkan daya banding laporan keuangan.
• Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal
internasional
• Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan
mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.
• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan
multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para
analis.
• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best
practise”.
14
Karakteristik Standar ??
Principle Based :
Dinamis Judgment
15
Karakteristik IFRS
16
“Judgment”
• IFRS = Principles
• Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan
bentuk hukumnya.
• Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi
penting
• Pengajaran dengan menggunakan kasus
Ilustrasi
PT. A memiliki kontrak dengan PT. B untuk membeli semua produk yang
dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. A. Kontrak
meliputi jangka waktu 20 tahun. Kontrak tersebut menjamin bahwa PT. A
membeli jumlah minimum produk B setiap tahun dengan harga yang telah
ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat memperoleh pengembalian
modal dari investasi untuk memproduksi produk tersebut.
17
Dinamis
18
“Fair value”
• IAS 41 Agriculture
– Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya
penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun
pada tanggal laporan. Perubahan harga diakui sebagai pendapatan
pada periode berjalan.
– Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan
(point-of-sale costs), pada pengakuan pertama sebagai persediaan.
• Fair value adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga
yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara
pelaku pasar pada tanggal pengukuran.
Nilai wajar dapat menggunakan:
Tingkat 1 harga kuotasi pasar
Tingkat 2 Input selain harga kuotasian (dapat diobservasi)
Tingkat 3 Input yang bukan berdasar harga pasar
Perhitungan fair value : menentukan arus kas, tingkat suku bunga, Model opsi
19
Pengungkapan Lebih Banyak
• Ilustrasi laporan keuangan.
• Membaca dan membuat pengungkapan
• pengungkapan yang diinginkan oleh standar
• Judgment : apa yang perlu diungkapkan
Diskusi IFRS
IAS / IFRS dalam proses adopsi: a. IFRS 4 Insurance Contract
a. IAS 41 Agriculture b. IFRS Revenue from Contract with
b. IFRIC 21 Levies Customers
c. IFRS 9 Financial Instrument c. Leases
d. Conceptual Framework –
Reporting Entity
21
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IFRS 10: Consolidated Financial PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1
Statements Jan 2015]
2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]
3 IFRS 12: Disclosure of Interests in PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam
Other Entities Entitas Lain [1 Jan 2015]
4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan
2015]
5 IFRIC 18: Transfer of Assets from ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1
Customers Jan 2014]
6 IFRIC 19: Extinguishing Financial ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan
Liabilities with Equity Instruments dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]
7 IFRIC 20: Stripping Costs in the ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah
Production Phase of a Surface Mining tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka
[1 Jan 2014]
22
PSAK 2013 & 2014
NO IFRS STATUS
1 IAS 1: Presentation of Financial PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]
Statements
2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]
3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]
4 IAS 28: Investments in Associates and PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan
Joint Ventures Ventura Bersama [1 Jan 2015]
5 IAS 32: Financial Instruments: PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian
Presentation [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
7 IAS 39: Financial Instruments: PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan
Recognition and Measurement (IFRS 9 Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku
eff 2018 belum diadopsi) 1 Jan 2015]
8 IFRS 7: Financial Instruments: PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan
Disclosures [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29
April 2014, berlaku 1 Jan 2015]
23
PSAK non IFRS
24
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015
IFRS terbaru:
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)
• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2017)
• IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan
DSAK IAI
• Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016)
Pembahasan IASB:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
• IFRS on Leases
• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain
25
PSAK
No IFRS PSAK
1 IFRS 1 First-time Adoption of International
Financial Reporting Standards
2 IFRS 2 Share-Based Payment PSAK 53 Pembayaran Berbasis Saham (R2011)
3 IFRS 3 Business Combinations PSAK 22 Kombinasi Bisnis (revisi 2010)
4 IFRS 4 Insurance Contracts PSAK 62 Kontrak Asuransi (revisi 2011)
5 IFRS 5 Non-current Assets Held for Sale and PSAK 58 Aset Tidak Lancar Yang Dimiliki Untuk Dijual dan
Discontinued Operations Operasi yang Dihentikan (revisi 2009)
6 IFRS 6 Exploration for and Evaluation of PSAK 64 Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
Mineral Resources (R2011)
7 IFRS 7 Financial Instruments : Disclosure PSAK 60 Instrumen Keuangan Pengungkapan (R2013)
8 IFRS 8 Operating Segments PSAK 5 Segmen Operasi (revisi 2009)
9 IFRS 9 Financial Instrument – Juli 2014 Belum diadopsi
10 IFRS 10 Consolidated Financial Statement PSAK 65 Laporan Keuangan Konsolidasian
11 IFRS 11 Joint Arrangement PSAK 66 Pengaturan Bersama
12 IFRS 12 Disclosure of Interest Entity PSAK 67 Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain
13 IFRS 13 Fair Value PSAK 68 Pengurkuran Nilai Wajar
26
PSAK & ISAK
No IFRS PSAK
1 IFRIC 1 Changes in Existing Decommissioning, Restoration
and similar liabilities
2 IFRIC 2 Members’ Share in Co-operative Entities and
Similar Instruments
3 IFRIC 4 Determining whether an arrangement contains a ISAK 24 Evaluasi Substansi Beberapa Transaksi yang
Lease mengandung Bentuk Legal Sewa
4 IFRIC 5 Rights to Interests arising from Decommissioning,
Restoration and Environmental rehabilitation
Funds
5 IFRIC 6 Liabilities arising from Participating in a Specific
Market – Water electrical and Electronic
Equipment
6 IFRIC 7 Applying the Restatement Approach under IAS 29 ISAK 19 Penerapan Penyajian Kembali dalam PSAK 63
Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi
Hiperinflasi
7 IFRIC 10 Interim Financial Reporting and Impairment ISAK 17 Laporan Keuangan Interim dan Penurunan
Nilai
IFRIC 19 Extinguishing Financial Liabilities with Equity ISAK 28 Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan
Instruments Instrumen Ekuitas
IFRIC 20 Stripping Costs in the ISAK 29 Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap
Production Phase of a Surface Mining Produksi pada Pertambangan Terbuka,
8 IFRIC 12 Service Concession Arrangements ISAK 16 Perjanjian Konsesi Jasa
9 IFRIC 13 Consumer Loyalty Programmes PSAK 10 Program Loyalitas Pelanggan
27
PSAK & ISAK
No IFRS PSAK
1 IAS 1 Presentation of Financial Statements PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan (revisi 2009)
Revisi 2013
2 IAS 2 Inventories PSAK 14 Persediaan (revisi 2008)
3 IAS 7 Statement of Cash Flows PSAK 2 Laporan Arus Kas (revisi 2009)
4 IAS 8 Accounting Policies, Changes in PSAK 25 Kebijakan Akuntansi Perubahan estimasi Akuntansi,
Accounting Estimates and Errors dan Kesalahan (revisi 2009)
5 IAS 10 Event after the reporting Period PSAK 8 Peristiwa Setelah Akhir Periode Pelaporan(revisi
2010)
6 IAS 11 Construction Contracts PSAK 36 Kontrak Konstruksi (revisi 2011)
7 IAS 12 Income Taxes PSAK 46 Pajak Penghasilan - (revisi 2013)
8 IAS 16 Property, Plant and Equipment PSAK 16 Aset Tetap(revisi 2007)
9 IAS 17 Leases PSAK 30 Sewa (revisi 2007)
10 IAS 18 Revenue PSAK 23 Pendapatan (revisi 2010)
11 IAS 19 Employee Benefits PSAK 24 Imbalan Kerja (revisi 2010) Revisi 2013
12 IAS 20 Accounting for Governance Grants PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan
and Disclosure of Government Bantuan Pemerintah(revisi 2011)
Assistance
28
PSAK & ISAK
No IFRS PSAK
13 IAS 21 The Effects of Changes in Foreign Exchange PSAK 10 Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Valuta Asing (revisi 2010)
Rates
15 IAS 24 Related Party Disclosures PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi (revisi 2009)
16 IAS 26 Accounting and Reporting by Retirement PSAK 18 Akuntansi Dana Pensiun (revisi 2011)
Benefit Plans
17 IAS 27 Consolidated and Separate Financial PSAK 4 Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan
Statement Tersendiri (revisi 2009) Revisi 2013 Laporan Keuangan
Tersendiri
18 IAS 28 Investment in Associates PSAK 15 Investasi Asosiasi (revisi 2009) Revisi 2013 Investasi pada
Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama
19 IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi (revisi
Economies 2010)
20 IAS 31 Interests in Joint Ventures PSAK 12 Bagian Partisipasi Dalam Ventura Bersama (revisi 2009)
21 IAS 32 Financial Instruments: Presentation PSAK 50 Instrumen Keuangan Penyajian (revisi 2013)
22 IAS 33 Earnings per Share PSAK 56 Laba per Saham (revisi 2009)
23 IAS 34 Interim Financial Reporting PSAK 3 Laporan Keuangan Interim (revisi 2010)
24 IAS 36 Impairment of Assets PSAK 48 Penurunan Nilai - (revisi 2013)
29
PSAK & ISAK
No IFRS PSAK
25 IAS 37 Provisions, Contingent Liabilities and PSAK 57 Provisi, Liabilitas Kontinjensi, dan Aset Kontinjensi (revisi
Contingent Assets 2009)
26 IAS 38 Intangible Assets PSAK 19 Aset Tidak Berwujud (revisi 2010)
27 IAS 39 Financial Instruments: Recognition and PSAK 55 Instrumen keuangan: Pengakuan dan Pengukuran (revisi
Measurement 2013)
28 IAS 40 Investment Property PSAK 13 Properti Investasi (revisi 2007)
29 IAS 41 Agriculture
30 SIC 12 Consolidation – Special Purpose Entities ISAK 7 Konsolidasi Entitas Bertujuan Khusus (revisi 2009)
31 SIC 13 Jointly Controlled Interest – non Monetary ISAK 11 Pengendalian Bersama Entitas: Kontribusi Nonmoneter oleh
Contribution by Ventures Venturer
32 SIC 15 Operating Leases – Incentives ISAK 19 Sewa Operasi – Insentif
33 SIC 21 Income Taxes – Recovery of Revalued non
Depreciable Assets
34 SIC 27 Evaluating the Substance Transaction in the ISAK 8 Transaksi Mengandung Sewa
Legal Form of Lease
35 SIC 32 Intangible Assets – Website Costs ISAK 14 Biaya Situs Web
36 ISAK 21 Perjanjian Konstruksi Real Estate
30
Perkembangan Setelah 1 Januari 2015
IFRS terbaru:
• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)
• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)
• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1
Januari 2017)
• IFRIC 21 Levies (efektif 1 Januari 2014) – dalam pertimbangan
DSAK IAI
• Amandemen IAS 41 Agriculture (efektif 1 Januari 2016)
Pembahasan IASB:
• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts
• IFRS on Leases
• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain
31
KERANGKA KONSEPTUAL PENYAJIAN DAN
Kerangka Dasar Penyusunan dan
Penyajian Laporan Keuangan
33
ISI – KDP2LK
34
Kerangka
Konseptual
menurut PSAK
35
Conceptual framework – US GAAP
36
Conceptual framework – US GAAP
37
CONCEPTUAL FRAMEWORK - IFRS
LO 2
CONCEPTUAL FRAMEWORK
LO 2
ASSUMPTIONS PRINCIPLES CONSTRAINTS
1. Economic entity 1. Measurement
1. Cost
2. Going concern 2. Revenue recognition
3. Monetary unit 3. Expense recognition
4. Periodicity 4. Full disclosure Third level
5. Accrual The "how"—
implementation
QUALITATIVE ELEMENTS
CHARACTERISTICS 1. Assets
1. Fundamental 2. Liabilities Second level
qualities 3. Equity Bridge between
2. Enhancing levels 1 and 3
4. Income
qualities
5. Expenses
OBJECTIVE
Provide information
about the reporting
entity that is useful
to present and potential First level
equity investors,
lenders, and other The "why"—purpose
creditors in their of accounting
capacity as capital
providers.
SECOND LEVEL: FUNDAMENTAL CONCEPTS
ILLUSTRATION 2-2
Hierarchy of Accounting
Qualities
LO 4
OVERVIEW STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
PERUBAHAN PSAK 1 TAHUN 2013
• Judul Laporan Laba Rugi Komprehensif menjadi Laporan Laba Rugi dan
Penghasilan Komprehensif Lain.
• Informasi komparatif minimun dan tambahan
• Pemisahan penghasilan komprehensif lain termasuk juga pajak terkait :
– Akan direklasifikasi ke laporan laba rugi periode berikutnya
– Tidak akan direklasifikasi ke laporan laba rugi.
• Tambahan definisi : Laba rugi, Pemilik, material, Penyesuaian
Reklasifikasi, tidak praktis, Total penghasilan Komprehensif
• Sinkronisasi dengan terbitnya PSAK lain:
– PSAK 65 Konsolidasian, PSAK 4 Laporan Keuangan Tersendiri
– PSAK 15 Investasi pada Asosiasi dan Ventura Bersama
– PSAK 68
43
Laporan Keuangan - 2013
44
Tujuan Laporan Keuangan
45
Komponen Laporan Keuangan
a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;
b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama
periode;
c. laporan perubahan ekuitas selama periode;
d. laporan arus kas selama periode;
e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan
akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan
ea informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya
sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A
f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya
yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-
pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos
dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
Karakteristik Umum
– Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK
• Menyebutkan secara explisit kepatuhan terhadap SAK
• Kepatuhan terhadap PSAK memberikan pemahaman yang salah
(kondisi jarang terjadi) tidak sesuai PSAK
– Kelangsungan usaha
• Laporan keuangan disusun berdasarkan asumsi kelangsungan usaha,
mengungkapkan fakta jika terjadi pelanggaran asumsi
– Dasar akrual
– Material dan agregasi
– Saling hapus Tidak boleh kecuali disyaratkan atau diizinkan
suatu PSAK
– Frekuensi pelaporan Tahunan
– Informasi komparatif Periode sebelumnya
– Konsistensi penyajian Penyajian dan klasifikasi
47
Kebijakan Akuntansi
• Dasar Penyusunan
• Dasar penyusunan laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk laporan arus
kas konsolidasian adalah dasar akrual. Saling Hapus Antar Aset Keuangan dan
• Saling Hapus Aset Keuangan Liabilitas Keuangan
• Aset dan liabilitas keuangan Perusahaan dan entitas anak saling hapus dan nilai
bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan hanya jika:
– saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas
jumlah yang telah diakui tersebut; dan
– berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan
menyelesaikan liabilitasnya secara simultan.
48
Ilustrasi Penerapam PSAK 1 R2013
Referensi : PSAK 1
49
Ilustrasi Penerapam PSAK 1 R2013
Referensi : PSAK 1
50
Ilustrasi Penerapam PSAK 1 R2013
53
Laporan Posisi Keuangan
54
Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011
55
Laporan laba rugi komprehensif - 2011
56
PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS
• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk
menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas
dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas
untuk menggunakan arus kas tersebut.
57
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
58
Laporan Arus Kas
• Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan
diklasifikasikan secara konsisten.
– Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan
(alternatif)
– Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
– Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau
operasi (alternatif)
– Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi
(alternatif)
• Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan diungkapkan secara
terpisah.
• Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo
awal dan akhir kas dan setara kas
59
Laporan Arus Kas
60
Laporan Perubahan Ekuitas
61
PSAK 3 : Laporan Interim
• Laporan keuangan interim: laporan keuangan, baik laporan keuangan
lengkap atau laporan keuangan ringkas untuk suatu periode interim.
• LK Interim dapat disajikan secara lengkap atau ringkas
• Komponen Minimal Laporan Interim
– Laporan posisi keuangan ringkas
– Laporan laba rugi komprehensif ringkas.
• Kebijakan akuntansi yang sama dalam laporan keuangan tahunan
diterapkan dalam laporan keuangan interim, kecuali untuk perubahan
kebijakan akuntansi yang dilakukan setelah tanggal laporan keuangan
tahunan terkini.
• Untuk laporan posisi keuangan, komparasi dengan laporan keuangan
tahun sebelumnya, bukan interim tahun sebelumnya
62
PSAK 3 : Laporan Interim
63
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
Mengapa perlu ??
Laporan Posisi
Transaksi dan
Keuangan
Saldo
Dan Laba Rugi
Dipengaruhi
64
PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi
65
Pihak Berelasi
a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas
tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.
b. Pihak berelasi substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukum
c. Pihak berelasi
Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian atau
pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh signifikan,
personel manajemen kunci.
Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu);
anggota dari kelompok usaha sama
Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain
Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama
Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang
diidentifikasi dalam butir (a).
Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan
66
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
Transaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactions
Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.
Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan
keuangan konsolidasian.
67
Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi
68
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
69
PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
70
Ilustrasi PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan
71
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
72
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
• Estimasi akuntansi mungkin perlu direvisi jika terjadi perubahan keadaan yang
menjadi dasar estimasi atau akibat informasi baru atau tambahan pengalaman.
• Perubahan estimasi akuntansi adalah: Penyesuaian jumlah tercatat yang berasal dari
penilaian status kini, dan ekspektasi manfaat masa depan dan kewajiban yang terkait
dengan, aset dan liabilitas.
• Dampak perubahan estimasi akuntansi, diakui secara prospektif dalam laporan laba
rugi pada:
a) Periode perubahan, jika dampak perubahan hanya pada periode itu; atau
b) Periode perubahan dan periode mendatang, jika perubahan berdampak pada
keduanya.
• Kesalahan dapat timbul dalam pengakuan, pengukuran, penyajian atau
pengungkapan unsur-unsur laporan keuangan.
• Entitas mengoreksi kesalahan material periode lalu secara retrospektif pada laporan
keuangan lengkap pertama yang diterbitkan setelah ditemukannya dengan:
a) Menyajikan kembali jumlah komparatif untuk periode lalu atau
b) Jika kesalahan terjadi sebelum periode lalu sajian paling awal, maka menyajikan
kembali untuk periode lalu sajian paling awal
73
Perubahan Kebijakan Akuntansi dan Kesalahan - PSAK 25
75
Segmen Operasi
• Segmen operasi adalah komponen dari entitas:
– Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan
menimbulkan beban,
– Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan
operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan
– Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan
• Pengungkapan:
– Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan,
laba rugi atau aset) jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi
pengguna.
– Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria
agregasi.
– Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas tambahan
segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).
– Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan
dalam kategori “semua segmen lain”.
76
Ilustrasi Segmen
Pelaporan segmen ad. Segment reporting
Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada pengambil
keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya,
menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.
77
Informasi Laporan Segmen
SC Kapal Perangk
Mobil bermotor at lunak Elektro Keuang
Rp Rp Rp nika Rp an Rp Lain Rp Total Rp
Pendapatan dari pelanggan eksternal 3,000 5,000 9,500 12,000 5,0001,000(a) 35,500
Pendapatan antar segmen - - 3,000 1,500- - 4,500
Pendapatan bunga 450 800 1,000 1,500- - 3,750
Beban bunga 350 600 700 1,100- - 2,750
Pendapatan bunga neto (b) - - - - 1,000- 1,000
Penyusutan dan amortisasi 200 100 50 1,500 1,100- 2,950
Laba segmen dilaporkan 200 70 900 2,300 500 100 4,070
Unsur nonkas material lainnya - 200- - - - 200
Aset segmen dilaporkan 2,000 5,000 3,000 12,000 57,000 2,000 81,000
Belanja untuk aset tidak lancar segmen
dilaporkan 300 700 500 800 600- 2,900
Liabilitas Segmen dilaporkan 1,050 3,000 1,800 8,000 30,000- 43,850
78
PSAK 10 : Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing
79
PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
• Menetapkan teknik perhitungan, penyajian, dan
pengungkapan LPS.
• Meningkatkan daya banding kinerja antar perusahaan dan
antar periode.
LPS Dasar
LPS Dilusian
80
PSAK 56 : Laba Per Lembar Saham
81
Ilustrasi Laba Per Lembar Saham
PT. Melati memiliki income sebesar 210.000 untuk tahun 2014 dan
rata-rata jumlah lembar saham beredar 100.000 saham.
Perusahaan memiliki dua obligasi konversi.
Basic EPS
= 2,10 Pengaruh Pengaruh LPS = 1,50
LPS= 1,86
LPS Dilusian = 1,97
Instrumen Keuangan
84
Klasifikasi Instrumen Keuangan
Liabilitas keuangan
Ekuitas
Kontrak yang memberikan hak residual atas aset suatu entitas setelah ikurangi
dengan seluruh kewajibannya
85
Instrumen Keuangan
• setiap kontrak yang menambah nilai:
► aset keuangan entitas , dan (disisi lain)
► kewajiban keuangan atau instrumen ekuitas entitas lain.
►Aset Keuangan ►Kewajiban Keuangan
Kas Kewajiban kontraktual:
Instrumen ekuitas yang diterbitkan • untuk menyerahkan kas atau aset
entitas lain keuangan lain kepada entitas lain;
Hak kontraktual:
• untuk menerima kas atau aset atau
keuangan lainnya dari entitas lain; • untuk mempertukarkan aset
atau keuangan atau kewajiban keuangan
• untuk mempertukarkan aset dengan entitas lain dengan kondisi
keuangan dengan entitas lain yang berpotensi tidak
dengan kondisi berpotensi untung; menguntungkan entitas;
atau kontrak yang akan atau mungkin
Kontrak yang akan diselesaikan diselesaikan dengan menggunakan
dengan penerbitan instrumen ekuitas instrumen ekuitas yang diterbitkan
entitas
• nonderivatif entitas dan merupakan suatu:
• derivatif • non derivatif; atau
• derivatif
86
Jenis Instrumen Keuangan
Instrumen Keuangan
Aset Keuangan
yang diukur pada Liabilitas Instrumen Derivatif Atas Nilai Wajar
nilai wajar Keuangan yang Ekuitas Biasa Biasa
melalui laporan diukur pada nilai
laba rugi wajar melalui
Investas dimiliki laporan laba rugi Instrumen Derivatif Atas Arus Kas
hingga jatuh Ekuitas Melekat
tempo Majemuk
Kewajiban Atas Investasi
Pinjaman Lainnya Neto pada
diberikan dan Operasi Luar
Instrumen
Piutang Negeri
Ekuitas
Aset keuangan Sinstesis
tersedia untuk
dijual
87
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
88
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
• Harga pasar atas aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan
diterbitkan adalah harga penawaran(bid price) dan untuk aset
yang akan dibeli atau liabilitas yang dimiliki adalah harga
permintaan (asking price).
• Pengukuran instrumen keuangan sebesar nilai amortisasi,
premium dan diskon dimartisasi dengan menggunakan effective
interest rate.
• Aturan tainting atas held to maturity investment, pembatasan
selama 2 tahun tidak boleh melakukan transfer antar kategori
investasi.
89
PSAK 55 R – Instrumen keungan pengakuan dan Pengukuran
90
Kas dan Piutang – PSAK 50 & 55
91
AK 2 – Liabilitas Jangka Panjang & Investasi
92
Pengukuran Awal
93
Pengukuran Selanjutnya
Biaya Dikapitalisasi
Pinjaman diamortisasi - Laba rugi Laba rugi Laba rugi
Diberikan dan
Piutang
Pengukuran Selanjutnya
Utang/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Laba Rugi
Dikapitalisasi komprehensif
lain*
Ekuitas/ Nilai wajar Pendapatan Laba Rugi Laba Rugi Pendapatan
Dikapitalisasi komprehensif komprehensif
AFS lain* lain
Loans &
Receivable HTM
Diijinkan jika ada
perubahan intensi.
Situasi
yang langka
Diijinkan namun
harus memenuhi
TAINTING RULE
FVTPL AFS
Suku bunga efektif
97
Pinjaman dan Piutang
Biaya Transaksi dan provisi
98
Ilustrasi Provisi
99
Ilustrasi Provisi 1
Piutang 576.000
Kas 576.000
(sebagai alternatif pinjaman dapat dicatat sebesar 600.000 dan
dikurangi diskon sebesar 4.000)
101
Impairment of Financial Assets Measured at Amortized Cost
102
Penurunan Nilai – Konsep Umum
Jika terdapat bukti objektif maka akan diakui kerugian penurunan nilai
Bukti objektif terjadi akibat dari satu atau lebih peristiwa setelah
pengakuan awal yang merugikan dan berdampak pada arus kas di masa
depan
103
Penurunan Nilai – Konsep Umum
104
Penurunan Nilai – Konsep Umum
105
PSAK 60 – Instrumen Keuangan Pengungkapan
106
Pengungkapan dalam Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif lain
Kebijakan akuntansi
• Kebijakan akuntansi signifikan, dasar pengukuran yang digunakan untuk
menyusun laporan keuangan dan kebijakan akuntansi lain yang relevan
untuk memahami laporan keuangan
Nilai wajar
• Untuk setiap kelas aset keangan dan liabilitas keuangan entitas
mengungkapkan nilai wajar dari kelas aset dan liabilias keuangan
tersebut dengan cara yang memungkinkan untuk membandingkan
dengan jumlah tercatatnya.
Ilustrasi – Pengungkapan Jenis
109
Sumber : LK Pertamina 2012
Ilustrasi – Kebijakan Manajemen Risiko
• Risiko keuangan
– Risiko usaha kendali pemerintah, patungan, kontraktor, cadangan,
penetapan harga oleh pemerintah
– Risiko keuangan
• Risiko pasar risiko nilai tukar mata uang asing, harga komoditi – analisis
sensitivitas
• Risiko kredit umur piutang, informasi penurunan nilai, rating utang yang dimiliki
• Risiko likuiditas
• Manajemen Modal
– Kebijakan dewan direksi adalah untuk mempertahankan basis modal
yang kuat untuk menjaga keyakinan investor, kreditur dan pasar, dan
untuk mempertahankan perkembangan bisnis di masa yang akan
datang.
• Nilai wajar
110
Sumber : LK Pertamina 2012
Ilustrasi – Analisis Sensitivitas
111
Sumber : LK Pertamina 2013
Ilustrasi – Risiko suku bunga
112
Sumber : LK Pertamina 2013
Ilustrasi – Risiko suku bunga
113
Sumber : LK Pertamina 2013
Ilustrasi – Risiko kredit pihak ketiga
114
Sumber : LK Pertamina 2013
Ilustrasi – Risiko kredit
115
Sumber : LK Pertamina 2013
Ilustrasi – Risiko kredit
116
Sumber : LK Pertamina 2013
Ilustrasi – Risiko kredit
117
Sumber : LK Pertamina 2013
Ilustrasi – Manajemen Modal
118
Sumber : LK Pertamina 2013
Ilustrasi – Pengungkapan Nilai wajar
• Nilai wajar adalah suatu jumlah dimana suatu aset dapat dipertukarkan
atau suatu liabilitas diselesaikan antara pihak yang memahami dan
berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar.
• Perbedaan pada setiap tingkatan metode penilaian dijelaskan sebagai
berikut:
– Harga dikutip (tidak disesuaikan) dari pasar yang aktif untuk aset atau liabilitas yang
identik (Tingkat 1);
– Input selain harga yang dikutip dari pasar yang disertakan pada Tingkat 1 yang dapat
diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (yaitu sebagai sebuah harga)
atau secara tidak langsung (yaitu sebagai turunan dari harga) (Tingkat 2);
– Input untuk aset atau liabilitas yang tidak didasarkan pada data pasar yang dapat
diobservasi (informasi yang tidak dapat diobservasi) (Tingkat 3).
119
Sumber : LK Pertamina 2013
Provisi dan Kontijensi – PSAK 57
• Provisi liabilitas yang waktu dan jumlahnya belum pasti, diakui jika
(a) Memiliki kewajiban kini
(b) Penyelesaian mengakibatkan arus keluar sumber daya
(c) Estimasi yang andal
• Kewajiban kontinjensi adalah:
(a) kewajiban potensial yang timbul dari peristiwa masa lalu dan
keberadaannya menjadi pasti dengan terjadi atau tidak terjadinya satu
peristiwa atau lebih pada masa datang yang tidak sepenuhnya berada
dalam kendali entitas; atau
(b) kewajiban kini yang timbul sebagai akibat peristiwa masa lalu, tetapi tidak
diakui karena:
(c) tidak terdapat kemungkinan besar entitas mengeluarkan sumber daya
yang mengan dung manfaat ekonomis (selanjutnya disebut sebagai
“sumber daya”) untuk menyelesaikan kewajibannya; atau
(d) jumlah kewajiban tersebut tidak dapat diukur secara andal.
120
Contoh
• PT. Matahara perusahaan ritel yan mempunyai kebijakan mengembalikan
uang pembelian dari pelanggan yang tidak puas, meskipun tidak ada
kewajiban hukum yang mengharuskan entitas untuk mengembalikan uang
konsumen.
121
Contoh
• Pemerintah mengumumkan perubahan dalam peraturan Pajak Penghasilan.
• Akibatnya, perusahaan yang bergerak di sektor jasa keuangan harus
melakukan pelatihan ulang terhadap sejumlah besar pegawai penjualan dan
administrasi agar dapat terus memenuhi peraturan yang berlaku di bidang
jasa keuangan.
• Pada akhir periode pelaporan, pelatihan ulang terhadap karyawan belum
dilakukan.
122
Persediaan – PSAK 14
123
Penilaian Persediaan
Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil
Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Biaya Total NRV Lebih Kecil
NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.
Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000
Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000
Jurnal COGS* 9.000
Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000
Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin
dimasukkan dalam beban/pendapatan lain-lain (setelah laba operasi)
124
Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK
Bunga Penurunan
Nilai Aset
Pinjaman
PSAK PSAK
26 48
Aset Tetap
PSAK PSAK – Terkait
16 PSAK
Aset tetap
58
PSAK
13 & 19 Aset Tidak Lancar Dimiliki
ISAK 25 untuk Dijual dan Operasi
PSAK yang Dihentikan
Sewa 30
ISAK 8 Investasi Properti
Aset tidak berwujud
Tanah
125
Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)
No Perihal PSAK 16 Revisi PSAK 16 Lama
1 Istilah Aset Aktiva
2 Penyusutan Digabung di PSAK 16. Diatur di PSAK lain
Bagian yg signifikan disusutkan
terpisah.
3 Komponen biaya Termasuk: Tidak mengatur 2 hal tsb
perolehan • biaya imbalan kerja secara spesifik.
• biaya pengujian aset – hasil
penjualan dari pengujian
4 Bukan komponen Kegiatan insidental ini mungkin Tidak mengatur hal tsb
biaya perolehan terjadi sebelum atau selama secara spesifik.
konstruksi atau aktivitas
pengembangan (misal : parkir)
126
Ikhtisar Perubahan PSAK 16 (Revisi 2011)
127
Pengertian Aset Tetap
• Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)
1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan
barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk
tujuan administratif; dan
2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.
Ciri
► “Used in operations” and not
for resale.
► Long-term in nature and
Tidak berlaku untuk
usually depreciated.
Hak penambangan
► Possess physical substance. Reservasi tambang
128
Pengakuan Aset Tetap
129
Pertukaran Aset
Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar
nilai wajar
kecuali:
– Tidak memiliki substansi komersial, atau Substansi Komersial
130
Dismantling Cost
Example
PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan
sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas
memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan
datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindahan dan restorasi
sebesar 80 milyar. Tingkat bunga yang berlaku 6%. PV dari biaya restorasi
24,94.
131
Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh
132
Ilustrasi Biaya Perolehan Contoh
133
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
134
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Setelah diakui sebagai aset, aset tetap dicatat sebesar :
Cost Model
– Biaya perolehan
– dikurangi
Akumulasi penyusutan dan
Akumulasi rugi penurunan nilai aset
135
Revaluation Model
Example
136
Penentuan Nilai Wajar
• Nilai wajar tanah dan bangunan biasanya
ditentukan melalui penilaian yang dilakukan
oleh penilai yang memiliki kualifikasi
professional berdasarkan bukti pasar.
• Nilai wajar pabrik dan peralatan biasanya
menggunakan nilai pasar yang ditentukan oleh
penilai.
137
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
• Jika tidak ada pasar yang dapat dijadikan dasar penentuan nilai
karena sifat aset yang khusus dan jarang diperjualbelikan,
kecuali sebagai bagian dari bisnis yang berkelanjutan, maka
Entitas mengestimasi nilai wajar menggunakan pendekatan
penghasilan atau
biaya pengganti yang telah disusutkan (depreciated
replacement cost).
138
Frekuensi Penilaian
• Frekuensi revaluasi tergantung perubahan
nilai wajar dari suatu asset tetap.
• Jika nilai wajar dari asset yang direvaluasi berbeda secara
material dari jumlah tercatatnya, maka revaluasi lanjutan perlu
dilakukan.
• Beberapa asset tetap mengalami perubahan nilai wajar secara
signifikan dan fluktuatif, sehingga perlu direvaluasi secara
tahunan.
• Revaluasi tahunan tidak perlu, apabila perubahan nilai wajar
tidak signifikan, asset dapat direvaluasi setiap tiga atau lima
tahun sekali.
139
Revaluation Model
140
Akumulasi Penyusutan – Revalution Model
141
Revaluation Model
Example
Revaluation Model
• Jika suatu aset tetap direvaluasi, maka
– seluruh aset tetap dalam kelompok yang sama harus Entire class
direvaluasi
• Jika jumlah tercatat aset meningkat akibat revaluasi,
kenaikan tersebut langsung dikreditkan ke ekuitas pada
bagian surplus revaluasi. To Equity
directly
– Dikredit ke saldo laba jika sebelumnya ada penurunan
akibat revaluasi terdahulu / impairment.
• Jika jumlah tercatat aset menurun akibat revaluasi,
penurunan tersebut diakui dalam laporn laba rugi.
– Didebit ke surplus revaluasi (ekuitas) – sejumlah saldo Negative to
P/L
kredit surplus revaluasi (jika ada) sebelum debit ke saldo
laba.
143
Revaluation Model
Revaluation Model
• Surplus revaluasi di ekuitas dapat dipindahkan langsung ke sado laba
pada saat aset tersebut dihentikan penggunaannya.
• Namun, pemindahan ke saldo laba dapat dilakukan seiring dengan
penggunaan aset oleh entitas. (partially realized) saat penyusutan
– Dipindahkan sebesar perbedaan penyusutan dengan revaluasian
dan penyusutan dengan biaya perolehan (atau nilai surplus
revaluasi dibagi sisa manfaat ekonomis)
Dr Surplus Revaluasi
Cr Saldo Laba
• Pemindahan surplus revaluasi tidak dilakukan melalui
Laporan Laba Rugi.
144
Revaluation Model Example
145
Revaluation Model Example
146
Revaluation Model Example
147
Revaluation Model
Example
Revaluation Model
1.1.2010
• PT. Kenanga membeli Dr Aset tetap 100,000
mesin dengan harga Cr Kas 100,000
100.000 pada 1 Jan 2010 31.12.2010
dan menggunakan metode
revaluasi Dr Beban Penyusutan 20,000
Cr Akumulasi Penyusutan 20,000
• Mesin tersebut disusutkan
dengan metode garis lurus Dr Akumulasi Penyusutan 20,000
5thn.
Cr Aset tetap 4,000
• Pada 31 Desember 2010
Cr Surplus Revaluasi 16,000
direvaluasi sebesar 96.000
• Buat jurnal untuk tahun 31.12.2011
2010 dan 2011. Dr Beban Penyusutan ($48K/4) 24,000
Cr Akumulasi Penyusutan 24,000
Dr Surplus Revaluasi 4,000
Cr Saldo Laba 4,000
149
Penyusutan
Cost Model
Penyusutan
Revaluation Model
151
Bunga Pijaman PSAK 26
• Biaya pinjaman yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan perolehan, konstruksi, atau produksi aset kualifikasian
adalah bagian dari biaya perolehan aset tersebut.
– biaya pinjaman aktual yang terjadi atas pinjaman tersebut selama
periode berjalan dikurangi
– penghasilan investasi dari investasi temporer pinjaman tersebut.
• Menggunakan dana secara umum tingkat kapitalisasi untuk
pengeluaran atas aset tersebut.
• Jumlah biaya pinjaman yang dikapitalisasi selama suatu
periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang
terjadi.
• Biaya pinjaman yang dikapitalisasi menambah aset
152
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
153
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
Up to
specific loan, 45.833
500.000 at avoidable
10% x 11/12
Expenditure +
840.000
Excess
(840,000 less 11.333
500.000 = 340.000) avoidable
At 8% x 5/12
600
Revenue -
56.567
Ilustrasi Kapitalisasi Bunga Pinjaman
157
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Fair Value Model
158
Pengukuran setelah Pengakuan Awal
Example
• Perubahan nilai wajar diakui dalam • Perubahan nilai wajar diakui dalam
laporan laba rugi pada periode ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi
terjadinya. (loss) impairment
159
Ilustrasi - Investasi Properti
163
Pendekatan Umum dari Pengukuran Penurunan Nilai
Akumulasi
Penyusutan
Carrying dan Akumulasi
Nilai Aset Rugi
Amount Penurunan
Nilai
164
Ilustrasi Penurunan Nilai 1
Contoh: Misalkan PT Anggrek melakukan uji penurunan nilai terhadap
peralatan yang dimilikinya. Nilai tercatat dari peralatan sebesar Rp 400
juta, nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual Rp360 juta dan nilai
pakainyaRp 410 juta.
Rp 400 juta Rp 410 juta
Tidak ada
penurunan nilai
Illustration 11-15
Rp 400 juta Rp 360 juta
166
Kasus
167
PSAK 58
• Aset tidak lancar dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan
• Kriteria :
• aset (atau kelompok lepasan) harus berada dalam keadaan yang
dapat dijual dengan segera
• penjualan tersebut dapat dikatakan sangat mungkin terjadi,
manajemen pada hirarki yang memadai harus mempunyai
komitmen terhadap rencana penjualan aset.
– Diukur pada nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatat dan nilai
wajar setelah dikurangi biaya untuk menjual, dan penyusutan atas
aset tersebut dihentikan
– Aset Yang Dimiliki Untuk Dijual disajikan sebagai aset lancar dan terpisah
dari pos lainnya.
168
Klasifikasi Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual
JIKA
170
PSAK 30 & ISAK 8 SEWA
171
Pendapatan - PSAK 23 (2010)
• Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi
yang timbul dari aktivitas normal entitas selama suatu periode
jika arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekuitas yang
tidak berasal dari kontribusi pemilik.
• Pendapatan diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima
atau dapat diterima
• Diukur dengan nilai wajar imbalan yang diterima atau dapat
diterima dan dikurangi diskon atau rabat.
• Jenis pendapatan:
– Penjualan barang
– Penjualan jasa
– Penggunaan aset entitas oleh pihak yang menghasilkan bunga, royalti
dan dividen
172
Pendapatan –
IFRS
• Revenue Recognition
173
Pajak Perusahaan
Dipotong
Pajak oleh pihak lain
saat menerima
penghasilan Badan
Memotong
PSAK 46 PPh 21
Pajak atas atas gaji
Laba
SPT Pajak Perusahaan PPN atas
Penghasilan penyerahan
Beban: barang/jasa
Beban yang dapat dikurangkan PBB, Meterai
BPHTB,
Penghasilan kena pajak Pajak Daerah
X tarif pajak
Pajak terutang 1thn fiskal
Kredit pajak Lapor
• Angsuran pajak (PPh25) KPP
• Dipotong pihak lain (22,23)
• Pajak luar negeri (24) Setor
Kas negara
Pajak kurang/lebih bayar (29/28 174
PSAK 46: Pajak Penghasilan
Aktiva
Kewajiban
Beban Pajak
Arus kas
175
Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK Undang-Undang
AKUNTANSI PAJAK
PERBEDAAN
Permanen Temporer
BOOK TAX GAP/ DFFERENCE –
Tax Planning atau
Tax Avoidance
Pajak Tangguhan:
Aset / Liabilitas
Beban/Pendapatan
Akuntansi Pajak Penghasilan – PSAK 46
177
Definisi
178
Pengakuan pajak kini
• Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus
diakui sebagai liabilitas.
• Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi
jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui
sebagai aset.
• Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali
untuk memulihkan pajak kini dari periode
sebelumnya diakui sebagai aset.
• Beban Pajak Kini
• Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang
dibayarkan (PPh 28)
• Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan
(PPh 29)
• Kompensasi kerugian yang dapat digunakan
untuk memulihkan pajak = aset
179
Pajak Tangguhan
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan
kena pajak ada pengakuan pajak menurut akuntansi
sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak
tangguhan.
• Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan
kena pajak pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba
menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
• Perusahaan memiliki kerugian dapat dikompensasikan di
masa mendatang manfaat tersebut diakui pada saat
kerugian tersebut terjadi Aset pajak tangguhan dan
manfaat pajak tangguhan.
180
Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar 260.000 dan
beban sebesar 120.000 untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk
tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar 200.000, 300.000
dan 280.000.
186
ILUSTRASI – kerugian fiskal
Tahun Jurnal
20X1 Aset pajak tangguhan 2.000
Manfaat pajak tangguhan (beban pajak) 2.000
20X2 Manfaat pajak tangguhan 500
Aset pajak tangguhan 500
20X3 Manfaat pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
20X4 Manfaat pajak tangguhan 750
Aset pajak tangguhan 750
Beban pajak kini 500
Utang pajak kini 500
187
PSAK 24 - Imbalan kerja
• Imbalan kerja yang diberikan kepada pekerja:
– Imbalan kerja jangka pendek
– Imbalan pasca-kerja,
– Imbalan kerja jangka panjang lainnya
– Pesangon Pemutusan Kontrak Kerja (PKK)
– Imbalan berbasis ekuitas
• Imbalan jangka pendek < 12 bulan
• Imbalan jangka panjang seperti pensiun
• Pesangon PKK diakui sebagai kewajiban dan beban jika, perusahaan
berkomitmen untuk:
– memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun
normal; atau
– menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran
mengundurkan diri secara sukarela.
• Imbalan berbasis ekuitas diatur dalam PSAK 53
188
Latar Belakang Perubahan
• Untuk melaporkan perubahan kewajiban imbalan pasti dan aset program
didefinisikan dengan cara yang lebih mudah dipahami
• Beberapa opsi penyajian diizinkan dalam standar yang ada, membatasi
komparabilitas opsi ditiadakan
• Amandemen diperlukan untuk mengklarifikasi area dimana keragaman
dalam praktik yang ada
• Penyempurnaan pengungkapan tentang risiko yang timbul dari program
imbalan pasti yang diperlukan
PERUBAHAN YANG SIGNIFIKAN
• Pengakuan keuntungan dan kerugian aktuaria
• Perubahan komponen imbalan pasti dan aset program
• Persyaratan pengungkapan
PERUBAHAN LAINNYA
• Imbalan kerja jangka pendek
• Pesangon
• Perubahan penting lainnya
189
Perubahan Signifikan
PSAK 24 R 2010 PSAK 24 R 2013
Melalui Melaui
OCI OCI
Melalui
Koridor
Laba Rugi
Pengakuan
keuntungan
Pengakuan dan kerugian
keuntungan Aktuaria
dan kerugian
Aktuaria
190
Ruang Lingkup
Imbalan Kerja
Imbalan Kerja
Imbalan Kerja Imbalan Paska
Pesangon Jangka Panjang
Jangka Pendek Kerja
Lainnya
Diakui saat
pekerja telah Liabilitas jangka pendek sebagai:
memberi jasa
Liabilitas setelah dikurangi yang
telah dibayar, beban dibayar dimuka
jika terjadi kelebihan pembayaran
Defined
Contribution DEFINED VOLATILE
Plans
RISK LIMIT
Defined
VOLATILE DEFINED
Benefit Plans
RISK LIMIT
194
Program Iuran Pasti
Pengakuan dan Pengukuran Pengungkapan
• jumlah yang diakui
Diakui sebagai beban sebagai beban
untuk program
iuran pasti.
Diakui liabilitas (beban terakru) • Informasi program
setelah dikurangi dengan iuran iuran pasti untuk
telah dibayar atau aset personel
(pembayaran dimuka jika terdapat manajemen kunci
kelebihan).
196
Program Manfaat Pasti
Faktor-faktor:
Biaya Jasa:
• Biaya Jasa Kini
• Biaya Jasa Lalu
Nilai Kini Kewajiban
• Keuntungan (kerugian) atas
Imbalan Pasti (NKKIP)
Penyelesaiaan
• Biaya Bunga
• Remeasurement (Keuntungan
dan kerugian aktuarial)
• Pendapatan Bunga
• Iuran atau Penarikan Nilai Wajar Aset Program
• Remeasurement (Keuntungan dan (NWAP)
kerugian aktuarial)
Laporan Posisi Keuangan
199
Ilustrasi – PSAK lama
200
Jurnal – PSAK lama
Beban pensiun 26.000
Kas 24.000
Liabilitas 2.000
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban (250.000)
Aset Program 220.000
Kerugian aktuaria yg blm diamortisasi 28.000
Net Liabilitas manfaat pensiun (2.000)
201
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
202
Ilustrasi 1 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Pend Nilai Kini
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Kewajiban Aset
Saldo awal (200.000) 200.000
Biaya jasa kini 30.000 (30.000)
Biaya bunga 20.000 (20.000)
Pendapatan bunga (20.000) 20.000
Iuran (24.000) 24.000
Imbalan 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria Liabiilitas 16.000 (16.000)
Rugi Aktuaria – Aset Program 6.000 (6.000)
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jml tahun berjalan 30.000 (24.000) 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Saldo Akhir 22.000
Kerugian
203
Jurnal
Beban pensiun 30.000
Pendapatan Komprehensif Lain 22.000
Kas 24.000
Liabilitas 28.000
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban (250.000)
Aset Program 222.000
Net Liabilitas manfaat pensiun (28.000)
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain - kerugian 22.000
204
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
205
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Pendapatan Keweajiban Aset
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Program Program
Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Biaya jasa kini 34.000 (34.000)
Biaya bunga 25.000 (25.000)
Pendapatan bunga (22.200) 22.200
Iuran (26.000) 26.000
Imbalan 20.000 (20.000)
Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500
Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
36.800 (26.000) (35.900) 25.100
(14.900) (2.900) (279.500) 276.600
206
Jurnal
Beban pensiun 36.800
Liabilitas manfaat pensiun 25.100
Kas 26.000
Pendapatan Komprehensif Lain 35.900
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban (279.500)
Aset Program 276.600
Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain 14.900
207
Ilustrasi – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Pend Nilai Kini
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Kewajiban Aset
Saldo awal (200.000) 200.000
Biaya jasa kini 30.000 (30.000)
Biaya bunga 20.000 (20.000)
Hasil yang diharapkan (24.000) 24.000
Iuran (24.000) 24.000
Imbalan 16.000 (16.000)
Penurunan (ken) kewajiban 16.000 (16.000)
Selisih aktual atas harapan 12.000 (12.000)
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntung) akturial
Jmll tahun berjalan 26.000 (24.000) 28.000 (30.000) (250.000) 220.000
Saldo Akhir 28.000
208
Ilustrasi – – PSAK 24 (Revisi 2013)
Beban pensiun 26.000
Pendapatan Komprehensif Lain 28.000
Kas 24.000
Liabilitas 30.000
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban (250.000)
Aset Program 220.000
Net Liabilitas manfaat pensiun (30.000)
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain 28.000
209
Ilustrasi 2 - – PSAK 24 (Revisi 2013)
210
Ilustrasi 2 – PSAK 24 (Revisi 2013)
JURNAL UMUM MEMO
Pendapatan Keweajiban Aset
Beban Kas Komprehensif Liabilitas Program Program
Saldo awal 22.000 (28.000) (250.000) 222.000
Biaya jasa kini 34.000 (34.000)
Biaya bunga 25.000 (25.000)
Pendapatan bunga (22.200) 22.200
Iuran (26.000) 26.000
Imbalan 20.000 (20.000)
Penurunan (kenaikan) kewajiban (9.500) 9.500
Selisih aktuaria Aset Program (26.400) 26.400
Amortisasi biaya jasa lalu
Kerugian (keuntungan) akturial
36.800 (26.000) (35.900) 25.100
(14.900) (2.900) (279.500) 276.600
211
Jurnal
Beban pensiun 36.800
Liabilitas manfaat pensiun 25.100
Kas 26.000
Pendapatan Komprehensif Lain 35.900
Liabilitas
Nilai kini Kewajiban (279.500)
Aset Program 276.600
Net Liabilitas manfaat pensiun (2.900)
Ekuitas
Pendapatan komprehensif lain 14.900
212
PSAK 53: Pembayaran Berbasis Saham
213
PSAK 18: Program Purna Karya
214
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Iuran Pasti:
– Jumlah manfaat masa depan yang diterima peserta berdasarkan:
a. jumlah iuran
b. efisiensi kegiatan operasional
c. pendapatan investasi
– Tujuan pelaporan memberikan informasi periodik
penyelenggaraan program purnakarya dan kinerja investasi
– Laporan keuangan program iuran pasti, mencakup:
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
• Penjelasan mengenai kebijakan pendanaan
215
PSAK 18: Program Purna Karya
• Program Manfaat Pasti:
– Laporan keuangan program manfaat pasti mencakup:
• laporan yang menyajikan:
– Aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji dan
– surplus/defisit atau
• Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya.
– Nilai kini aktuaria atas manfaat purnakarya terjanji didasarkan pada
manfaat purnakarya terjanji menggunakan tingkat gaji kini atau tingkat
gaji proyeksi
– Tujuan pelaporan program manfaat purnakarya memberikan
informasi secara periodik sumber daya keuangan dan setiap perubahan
manfaat yang akan diterima peserta dalam program manfaat pasti
216
PSAK 18: Program Purna Karya
• Investasi pada surat berharga yang diperdagangkan nilai
wajar. Nilai wajar = nilai pasar.
• Investasi pada non‐surat berharga yang diperdagangkan nilai
wajar mengacu SAK terkait.
• Pengungkapan :
– Laporan aset neto tersedia untuk manfaat purnakarya
– Ringkasan dari kebijakan akuntansi yang signifikan dan
– Penjelasan mengenai program purnakarya dan pengaruh setiap
perubahan program purnakarya selama periode tersebut
217
PSAK - 22
ISI
Akuntansi dan
Metode Akuisisi Pengukuran setelah Pengungkapan
Pengakuan Awal
Pedoman Aplikasi
219
PSAK – 22 dan IFRS 3R Business Combination
• Under common
Ruang Lingkup • Ventura bersama
221
Bisnis
222
Prinsip dalam PSAK 22 / IFRS R3
Elemen yang
dikeluarkan
Goodwill
Imbalan diberikan
Consideration Goodwill
transferred
Previously Identifiable
held interest assets and
Non-ontrolling liabilities
Pihak pengakuisisi mengukur aset teridentifikasi yang
interest
224
Goodwill (32) Excluded
elements
Consideration Goodwill
Pihak pengakuisisi mengakui goodwill pada transferred
Previously Identifiable
tanggal akuisisi yang diukur sebagai selisih held interest assets and
liabilities
Non-ontrolling
lebih (a) atas (b) : interest
Consideration Goodwill
transferred
Previously Identifiable
Jika kepentingan ekuitas pihak yang held interest
Non-ontrolling
assets and
liabilities
diakuisisi lebih andal, goodwill ditentukan interest
226
Pembelian diskon (34-36) Excluded
elements
Consideration Goodwill
transferred
Previously Identifiable
held interest assets and
227
Ilustrasi Penggabungan Usaha
• PT. Melati membeli 80% saham kepemilikan PT. Kenanga pada 2 Januari
2011, 8000 lembar dengan harga 10/lembar., nilai nominal saham 5/lembar
Nilai total aset bersih PT. Kenanga pada tanggal akuisisi sebesar 80.000.
Berdasarkan informasi apraisal, nilai aset PT. Kenangan dalam rangka akuisisi
dinilai kembali dengan kenaikan sebesar 10.000. Dalam rangka akuisisi
tersebut dikeluarkan biaya konsultan, akuntan sebesar 4.000. Biaya registrasi
akuisi saham sebesar 2.000.
• Jurnal akuisisi PT. Kenanga
Investasi dai PT. Kenanga 80.000
Biaya akuisisi 4.000
Modal saham 40.000
Tambahan modal saham 40.000
Kas 4.000
Tambahan modal saham 2.000
Kas 2.000
Nilai investasi 80.000 ;
Nilai buku 80.000 ; nilia wajar = 90.000.
Jumlah yang dibeli 80% = 64.000 dan nilai wajar 72.000 . Goodwill parent = 8.000
Goodwill total = 10.000
Ilustrasi Penggabungan usaha
• PT. Induk mengakuisi 80% saham PT. Anak. Aset yang diserahkan untuk
akuisisi 1.200.000. Non pengendali 20%. Nilai buku Ekuitas PT. Anak pada
(1/1/20x1): 1.000.000). Dalam akuisisi terdapat perbedaan nilai buku dengan
nilai wajar 300.000 untuk tanah 200.000 dan gedung 100.000 (10thn).
Laba Anak selama tahun tersebut 200.000, dividen yang dibagikan 100.000
Induk Anak Induk Anak
Aset lancar 3.200.000 500.000 Liabilitas 2.200.000 1.000.000
Aset tidak lancar 5.000.000 1.500.000 Ekuitas 6.000.000 1.000.000
8.200.000 2.000.000 8.200.000 2.000.000
Konsolidasi Konsolidasi
Aset lancar 2.500.000 Liabilitas 3.200.000 Knsl Knsl
Aset tidak lancar 6.800.000 Ekuitas 6.000.000 AL 2.500 L 3.200
Goodwill 160.000 Non pengendali 260.000 ATL 6.800 E 6.000
9.460.000 9.460.000 GW 200 NP 300
9.500 9.500
Knsl Knsl
AL 2.500 L 3.200 Goowill parent Goowill parent & NCI
231
Ilustrasi Penggabungan Usaha Bertahap
• Entitas A sebelumnya memiliki entitas B sebesar 20% dengan nilai 320 juta.
Nilai buku entitas B total sebesar 1.500 juta.
• Entitas A membeli tambahan saham entitas B sebanyak 60% dengan harga
1.200. Nilai wajar aset B saat akuisisi sebesar 1.800.
Nilai buku
5.000.000
Nilai wajar – penjualan Penurunan Nilai pakai
500.000
4.500.000 nilai 4.000.000
Hanya untuk
Iinvestasi dicatat Sebagai bagan
entitas
dengan dari informasi
terkonsolidasi
menggunakan tambahan
metode biaya
234
Laporan Keuangan Konsolidasian PSAK 65
Entitas induk yang mengendalikan satu atau lebih entitas lain menyajikan
laporan keuangan konsolidasian
Investor mengendalikan investee ketika investor terekspos atau memiliki
hak imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan investee melalui
kemampuan untuk mempengaruhi imbal hasil tersebut melalui kekuasaan
investee; jika dan hanya jika memiliki
Kekuasaan agas invesste
Eksposure atau hak atas imbal hasil variabel dari keterlibatannya dengan
investee
Kemampuan untuk menggunakaan kekuasaaanya atas investee untuk
mempengaruhi imbal hasil investor.
Entitas menyusun laporan keuangan konsolidasian dengan menggunakan
kebijakan akuntansi yang sama untuk transaksi dan peristiwa lain dalam
keadaan yang serupa
235
Kehilangan pengendalian - entitas induk (31)
• Mereklasifikasi ke laporan laba rugi, atau mengalihkan
secara langsung ke saldo laba jika disyaratkan oleh SAK
lain, sejumlah yang diidentifikasi dalam paragraf 32; dan
• Mengakui setiap perbedaan yang dihasilkan sebagai
keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi yang
dapat diatribusikan pada entitas induk.
Saham / Aset
Nilai investasi diterima (pembayaran)
SELISIH
tercatat Nilai wajar investasi
tersisa
• C memiliki 45% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh dua pihak lain
(masing‐masing memiliki 26%) dan 3% dimiliki oleh tiga pihak lain yang
masingmasing memegang 1%.
• C tidak memiliki kekuasaan atas D, karena jika dua pihak yang memiliki
masing‐masing 26% bersamas-ama dapat mencegah pihak C untuk mengambil
keputusan terkait aktivitas relevan.
Contoh
• E memiliki 45% hak suara F; sisa 55% hak suara F dimiliki secara tersebar oleh 11
pemegang saham yang masing-masing memiliki 5%.
• Ukuran kepemilikan hak suara E dan penyebaran hak suara lain tidak secara
konklusif menentukan apakah E memiliki kekuasaan atas F. Fakta dan keadaan
lain harus dipertimbangkan untuk menentukan apakah E memiliki kekuasaan
atas F
• C memiliki 40% hak suara D; sisa 55% hak suara D dimiliki oleh G sebesar 15%
dana pesiun perusahaan dan lainnya pihak lain yang masingmasing memegang <
1%.
• C memiliki kekuasaan atas D, karena dana pernsiun tidak mungkin memiliki
kepututasn yang berbeda dengan perusahaan, sehingga secara defacto entitas C
mengendalikan D
Contoh
• AAA memiliki 35% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki
masing-masing 5%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-
masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA tidak memiliki
kekuasaan atas BBB
• AAA memiliki38% hak suara BBB, tiga pemegang saham lain memiliki
masing-masing 4%, dan 50% pemegang saham lainnya dengan masing-
masing kurang 1%. RUPS terakhir dihadiri oleh 75% AAA memiliki
kekuasaan atas BBB?
Contoh Kehilangan Pengendalian
• Amarta memiliki 100% saham Barata (aset neto Rp500)
• Amarta menjual 85% saham Barata , sisa 15% saham BBB diklasifikasikan
sbg AFS
• Hasil penjualan 85% saham Barata Rp750
• Nilai wajar sisa 15% saham Barata Rp130
240
Contoh tidak Kehilangan Pengendalian
Kas 500
Investasi pada BBB(4.000 x 10%) 400
Keuntungan (ekuitas) 100
241
Pengaturan Bersama PSAK 66
242
Perubahan Standar
243
Jenis dan Klasifikasi Pengaturan Bersama
244
Laporan Keuangan Para Pihak – Operator Bersama
245
Contoh - Konstruksi
• CI02. A dan B (para pihak) adalah dua perusahaan yang bisnisnya adalah
penyediaan berbagai jenis jasa konstruksi publik dan swasta. Mereka membentuk
pengaturan kontraktual untuk bekerja sama untuk tujuan pemenuhan kontrak
dengan pemerintah atas desain dan konstruksi jalan antara dua kota. Pengaturan
kontraktual tersebut menentukan bagian partisipasi A dan B dan menetapkan
pengendalian bersama atas pengaturan, yang subjek pengaturan tersebut adalah
penyerahan jalan.
• CI03. Para pihak membentuk kendaraan terpisah (entitas Z) sebagai pihak yang
akan melakukan pengaturan. Entitas Z, atas nama A dan B, menyepakati kontrak
dengan pemerintah. Selain itu, aset dan liabilitas terkait dengan pengaturan
dimiliki oleh entitas Z.Fitur utama bentuk hukum entitas Z adalah bahwa para
pihak, bukan entitas Z, memiliki hak atas aset entitas dan kewajiban terhadap
liabilitas entitas.
246
Contoh - Konstruksi
• CI04. Pengaturan kontraktual antara A dan B menetapkan bahwa:
a) hak atas semua aset yang dibutuhkan untuk melaksanakan aktivitas dalam pengaturan
dibagi oleh para pihak berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan;
b) para pihak memiliki beberapa tanggung jawab dan tanggung jawab bersama untuk
semua kewajiban operasinal dan keuangan terkait dengan aktivitas dalam pengaturan
berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan; dan
c) keuntungan atau kerugian yang dihasilkan dari aktivitas pengaturan dibagi oleh A dan B
berdasarkan bagian partisipasi mereka dalam pengaturan
• CI05. Untuk tujuan koordinasi dan pengawasan aktivitas, A dan B menunjuk
operator, yang akan menjadi karyawan dari salah satu pihak. Setelah waktu yang
ditentukan, peran operator akan digilir dari satu pihak ke pihak lain. A dan B
menyetujui bahwa aktivitas akan dilaksanakan oleh karyawan operator atas dasar
‘tidak ada keuntungan atau kerugian’.
• CI06. Sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak dengan
pemerintah, entitas Z adalah pihak yang akan menagihkan jasa konstruksi kepada
pemerintah atas nama para pihak.
247
Contoh - Konstruksi
ANALISIS
• CI07. Pengaturan bersama dilaksanakan melalui kendaraan terpisah yang bentuk
hukumnya tidak memberikan pemisahan antara para pihak dan kendaraan terpisah
(yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki dalam entitas Z adalah aset dan liabilitas para
pihak). Hal ini diperkuat dengan persyaratan yang telah disetujui oleh para pihak
dalam pengaturan kontraktual mereka, yang menyatakan bahwa A dan B memiliki
hak atas aset, dan kewajiban terhadap liabilitas, terkait dengan pengaturan yang
dilakukan melalui entitas Z. Pengaturan bersama tersebut adalah operasi bersama.
• CI08. A dan B masing-masing mengakui dalam laporan keuangan mereka bagian
mereka atas aset (contohnya aset tetap, piutang dagang) dan bagian mereka atas
setiap liabilitas yang dihasilkan dari pengaturan (contohnya utang dagang kepada
pihak ketiga) berdasarkan bagian partisipasi yang disetujui oleh mereka. Masing-
masing pihak juga mengakui bagiannya atas pendapatan dan beban yang
dihasilkan dari jasa konstruksi yang diberikan kepada pemerintah melalui entitas Z.
248
Contoh – Pengolahan LNG
• CI44. Perusahaan A memiliki lapangan gas yang belum dikembangkan yang berisi
sumber daya gas yang substansial. Perusahaan A menentukan bahwa lapangan gas
akan dapat berjalan secara ekonomis hanya jika gas tersebut dijual ke pelanggan di
pasar luar negeri. Untuk melakukannya, fasilitas gas alam cair (LNG) harus
dibangun untuk mencairkan gas sehingga gas dapat diangkut dengan kapal ke
pasar luar negeri.
• CI45. Perusahaan A menyepakati pengaturan bersama dengan perusahaan B dalam
rangka mengembangkan dan mengoperasikan lapangan gas dan fasilitas LNG. Di
bawah pengaturan tersebut, perusahaan A dan B (para pihak) menyetujui untuk
berkontribusi lapangan gas dan kas, masing-masing, untuk kendaraan terpisah,
entitas C. Sebagai imbalan terhadap kontribusi tersebut, masing-masing pihak
mengambil 50% bagian kepemilikan atas entitas C. Fitur utama bentuk hukum
entitas C adalah bahwa fitur tersebut menyebabkan kendaraan terpisah
dipertimbangkan sebagai dirinya sendiri (yaitu aset dan liabilitas yang dimiliki di
dalam kendaraan terpisah adalah aset dan liabilitas kendaraan terpisah dan bukan
aset dan liabilitas para pihak).
249
Contoh – Pengolahan LNG
250
Contoh – Pengolahan LNG
• CI48. Dewan komisaris entitas C memutuskan untuk menyepakati pengaturan
pembiayaan dengan sindikasi pemberi pinjaman Untuk embantu pendanaan
pengembangan lapangan gas dan pembangunan fasilitas LNG. Estimasi total biaya
pengembangan dan konstruksi adalah Rp1.000.000.000. CI49. Sindikasi pinjaman
memberikan entitas C pinjaman Rp700.000.000. Pengaturan pembiayaan
menentukan bahwa sindikasi memiliki jaminan untuk perusahaan A dan B hanya
jika entitas C gagal bayar pada pengaturan pinjaman selama pengembangan
lapangan dan pembangunan fasilitas LNG. Sindikasi pinjaman menyetujui bahwa
sindikasi tidak memiliki jaminan dari perusahaan A dan B pada saat fasilitas LNG
telah berproduksi karena sindikasi telah me-nilai bahwa arus kas masuk entitas C
yang dihasilkan dari penjualan LNG akan cukup untuk memenuhi pembayaran
kembali pinjaman. Meskipun pada saat ini para kreditur tidak mempunyai jaminan
atas perusahaan A dan B, tetapi sindikasi mempertahankan perlindungan atas
gagal bayar entitas C dengan mengambil hak gadai atas fasilitas LNG.
251
Contoh – Pengolahan LNG
ANALISIS
• CI50. Pengaturan bersama dibentuk melalui kendaraan terpisah yang bentuk
hukumnya memberikan pemisahan antara para pihak dan kendaraan terpisah.
Persyaratan dalam pengaturan kontraktual tidak menyatakan bahwa para pihak
memiliki hak atas aset atau kewajiban terhadap liabilitas entitas C, tetapi mereka
menetapkan bahwa para pihak memiliki hak atas aset neto entitas C. Sifat jaminan
dari pengaturan pembiayaan selama pengembangan lapangan gas dan konstruksi
fasilitas LNG (yaitu perusahaan A dan B memberikan jaminan terpisah selama
tahap ini) tidak dengan sendirinya memaksakan para pihak menanggung liabilitas
entitas C (yaitu pinjaman yang merupakan liabilitas entitas C). Perusahaan A dan B
memiliki liabilitas terpisah, yang merupakan jaminan mereka untuk membayar
kembali pinjaman jika entitas C gagal bayar selama tahap pengembangan dan
konstruksi.
• CI51. Tidak ada fakta, dan keadaan lain yang mengindikasikan bahwa para pihak
memiliki hak atas seluruh manfaat ekonomi yang substansial dari aset entitas C
dan bahwa para pihak memiliki kewajiban atas liabilitas entitas C. Pengaturan
bersama tersebut adalah ventura bersama. CI52. Para pihak mengakui hak mereka
atas aset neto entitas C sebagai investasi dan mencatatnya dengan menggunakan
metode ekuitas.
252
Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15
253
Penerapan Metode Ekuitas
• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh
signifikan atas investee mencatat investasinya pada entitas
investasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode
ekuitas, kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat
pengecualian penerapan metode ekuitas
254
Penghentian Metode Ekuitas
255
Pengungkapan Kepentingan dalam
Entitas Lain PSAK 67
256
Contoh
• Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak suara PT
Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2012 sd 2015
257
Metode Ekuitas
Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25%
kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan
adanya laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan
penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000
258
Kehilangan Pengaruh Signifikan
Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan
dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo
investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan
komprehensif terkait dengan investasi ini 500
264
PSAK 62 Kontrak Asuransi
Karakteristik
Dampak:
Jika PSAK 62 diterapkan, maka kontrak yang mempunyai bentuk hukum
sebagai kontrak asuransi belum tentu memenuhi definisi sebagai kontrak
asuransi, begitu juga sebaliknya.
265
Implikasi Penerapan PSAK 62
PSAK 62
266
PSAK 62: Kontrak Asuransi
268
PSAK 28 Kontrak Asuransi Kerugian
• Kontrak asuransi diatur secara umum dalam PSAK 62, untuk kontrak
asuransi kerugian diatur lebih khusus dalam PSAK 28
• Pendapatan premi pengakuan pendapatan berdasarkan kontrak polis
atau berdasarkan risiko.
• Reasuransi : prospektif dan retroaktif dipertanggungjawabkan secara
terpisah.
• Beban klaim : diakui saat timbulnya kewajiban untuk memenuhi klaim
disetuju; poses penyelesaian; sudah terjadi tapi belum dilaporkan.
• Liabilitas utang klaim; estimasi klaim retensi
• Pengungkapan kebijakan akuntansi; piutang premi dari penutupan polis
bersama dan jumlah premi jangka panjang
269
PSAK 63 : Akuntansi Hiperinflasi
270
Langkah-langkah
271
PSAK 64 : Eksplorasi dan Evaluasi Sumber Daya Mineral
IFRS 6
PSAK 29 PSAK 33
Exploration for and
Akuntansi Minyak dan Akuntansi Pertambangan
Evaluation of Mineral
Gas Bumi Umum
Resources
274
Konsep Nilai Wajar PSAK 68
• Tujuan :
a. mendefinisikan nilai wajar (fair value);
b. menetapkan kerangka pengukuran nilai wajar; dan
c. mensyaratkan pengungkapan mengenai pengukuran nilai wajar.
• Konvergensi US GAAP dengan IFRS menggunakan konsep yang sama
• nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual
suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan
suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar
pada tanggal pengukuran.
PP&E Intangible
Inv
Inventory Property
Assets
Etc Financial
Defined Biological
Benefit assets
276
© IFRS Foundation | 30 Cannon Street | London EC4M 6XH | UK. www.ifrs.org
Hirarki Fair Value 277