Anda di halaman 1dari 94

DISLIPIDEMIA Kelompok 4

ETIOLOGI PENYAKIT Dyah Karina PS


Mitayani WM
DEFINISI
Dislipidemia adalah peningkatan kolesterol plasma,
trigliserida (TG), atau keduanya, atau nilai LDL dan HDL
yang dapat menyebabkan atherosklerosis. Dapat
disebabkan karena faktor primer (genetik) dan sekunder.
Diagnosis dilakukan dengan mengukur kadar plasma
kolesterol total, TG, dan lipoprotein. Pengobatan
melibatkan perubahan pola makan, olahraga, dan obat
penurun lipid.
GEJALA
Biasanya tidak menimbulkan gejala tetapi dapat menyebabkan penyakit
vaskular termasuk coronary artery disease (CAD), strok, and peripheral arterial
disease. Tingginya kadar TG (> 1000 mg/dL [> 11.3 mmol/L]) dapat
menyebabkan pankreatitis akut.

Xanthomas tuberous ditemukan pada pasien dengan hiperkolesterolemia


familial berupa nodul berwarna kekuningan yang biasanya terletak di atas
permukaan ekstensor sendi. Eruptive xantoma ditemukan pada pasien
dengan TG yang tinggi pada siku, bokong, lutut, tangan, dan kaki berupa
papul-papul berwarna merah kekuingan.

Hipertrigliseridemia berat (> 2000 mg / dL [> 22,6 mmol / L]) dapat


menyebabkan arteri dan vena retina berwarna putih krem (lipemia retinalis).
Kadar lipid yang sangat tinggi juga dapat menyebabkan warna plasma
darah milky. Gejalanya bisa berupa parestesia, dypsnea, dan kebingungan.
PENYEBAB
Faktor Primer
Faktor primer : terdapat gen mutasi tunggal atau ganda yang menyebabkan
baik produksi TG dan kolesterol LDL yang berlebih atau klirens TG dan LDL
yang defektif, atau kekurangan produksi HDL dan klirens HDL yang berlebih.
Faktor Sekunder
Banyak ditemukan pada dewasa. Penyebab sekunder yang paling utama
adalah gaya hidup dengan asupan makanan yang berlebihan akan lemak
jenuh, kolesterol, dan lemak trans. Penyebab sekunder umum lainnya termasuk
diabetes mellitus, konsumsi alkohol berlebih, gagal ginjal kronis,
hipotiroidisme, sirosis, dan penyakit kolestatis hati lainnya seperti tiazid, β-
bloker, retinoid, agen antiretrovirus aktif, siklosporin, takrolimus, estrogen dan
progestin, dan glukokortikoid.
Faktor sekunder yang menyebabkan kadar kolesterol HDL rendah yaitu
merokok, infeksi HIV, dan sindrom nefrotik.
DIAGNOSIS
Dislipidemia didiagnosis dengan mengukur serum lipid, pengukuran
rutin (profil lipid) meliputi total kolesterol (TC), TG, kolesterol HDL, dan
kolesterol LDL.

Faktor sekunder
Diagnosis untuk penyebab sekunder dislipidemia yaitu pengukuran
glukosa puasa, enzim hati, kreatinin, thyroid-stimulating hormone (TSH),
dan protein urin harus dilakukan pada kebanyakan pasien yang baru
didiagnosa dislipidemia dan ketika komponen dari profil lipid memiliki
perubahan menjadi lebih tidak baik.
PATOFISIOLOGI DISLIPIDEMIA
PATOFISIOLOGI DISLIPIDEMIA
Endotelium memiliki peran utama dalam pro penyakit ini. Fungsi
normal endotelium saat diubah oleh berbagai faktor resiko
menyebabkan abnormalitas endotelium.
Dengan perubahan fungsi endotelial aktivitas cascade yang terjadi
dapat menimbulkan formasi plak yang diikuti dengan inflamasi,
perubahan trombosis, perubahan denyut nadi, dan interaksi biokimia
PROSES DISLIPIDEMIA DAN PERAN INFLAMASI DALAM
PERKEMBANGANNYA
DEPOSISI PLATELET PADA PLAK TAK STABIL DAN
PERAN INFLAMASI DALAM PROSES
PENJELASAN
Makrofag menjadi aktif pada dinding pembuluh dan mengambil LDLc
mengakibatkan pembentukan formasi sel busa. Makrofag ini juga
mensekresikan platelet derived growth factor (PDGF), yang menginduksi
mitogenesis dan memicu neovaskularisasi plak. Makrofag juga
menguraikan sitokin-sitokin, yang menstimulasi sel otot polos dan
proliferasi lmfosit dengan peningkatan inflamasi. Kehadiran plak dan
perubahan fungsi endotelial, akan menurunkan produksi nitrat oksida,
menurunkanaktivitas faktor relaksasi endotelial, dan meningkatkan
aktivasi platelet yang menyebabkan produksi tromboksan, yang akan
memicu agregasi platelet dan vasokontriksi.
Platelet juga mensekresikan PDGF, yang berperan sebagai mitogen
poten, proses ini akan lebih kompleks dengan adanya peningkatan
lipoprotein dan adanya protein C-reaktf yang distimulasi oleh proses
inflamatori yang sedang berlangsung. Kolesterol (LDL kolesterol) memiliki
peran utama dalam proses ini tetapi bukan merupakan satu-satunya
yang terlibat dan sangat penting terhadap adanya kontrol dalam
berbagai penyebab inflamasi ini untuk dapat mengendalikan proses ini.
PENGOBATAN KONVENSIONAL Adnina Fithra A

DISLIPIDEMIA Nur Widayat


inhibitor HMG-CoA
reduktase

Inhibitor absorpsi kolesterol

Bile acid sequestrant

Terapi Farmakologi

Fibrat (agonis PPAR-α)

Asam nikotinat

Inhibitor CETP

Terapi Kombinasi
STATIN (INHIBITOR HMG-COA REDUKTASE)

Mekanisme kerja statin adalah menghambat kerja


HMG-CoA reduktase.

Efeknya dalam regulasi CETP menyebabkan


penurunan konsentrasi kolesterol LDL dan VLDL.

Di hepar, statin meningkatkan regulasi reseptor


kolesterol LDL sehingga meningkatkan pembersihan
kolesterol LDL.
MEKANISME KERJA STATIN
EFEK SAMPING

Umumnya aman tanpa efek samping berarti

Dalam kasus yang sangat jarang terjadi dapat


menyebabkan kerusakan otot parah yang disebut
rhabdomyolysis, yang dapat menyebabkan nyeri otot
hebat, kerusakan hati, gagal ginjal, dan kematian.
EZETIMIBE (INHIBITOR ABSORPSI
KOLESTEROL)

obat penurun lipid pertama yang menurunkan kadar kolesterol dengan cara
menghambat ambilan kolesterol dari diet dan kolesterol empedu tanpa
mempengaruhi absorpsi nutrisi yang larut dalam lemak

Penggunaan sebagai lini kedua pada pasien yang tidak mendapatkan hasil
dengan penggunaan statin dosis maksimal
MEKANISME KERJA
CON’D

Efek samping yang umum terjadi diantaranya


demam, nyeri otot, sakit kepala, dan sakit
tenggorokan

Sampai saat ini belum ada laporan efek samping


yang berarti dari pemakaian ezetimibe

Penggunaannya umum dikombinasikan dengan statin,


atau dengan bile acid sequestrant atau asam nikotinat
pada pasien yang intoleran statin
BILE ACID SEQUESTRANT

Terdapat 3 jenis bile acid sequestrant yaitu


kolestiramin, kolesevelam, dan kolestipol
CON’D
Bile acid sequestrant mengikat asam empedu di usus
sehingga menghambat sirkulasi enterohepatik dari asam
empedu dan meningkatkan perubahan kolesterol menjadi
asam empedu di hati
Efek sampingnya terutama berkenaan dengan sistem
pencernaan seperti rasa kenyang, terbentuknya gas, dan
konstipasi.

Bile acid sequestrant berinteraksi dengan obat lain seperti


digoksin, warfarin, tiroksin, atau tiazid  penggunaan
diberi jarak 1 jam sebelum atau 4 jam sesudah
FIBRAT (AGONIS PPAR-Α)

fibrat menurunkan regulasi gen apoC-III serta meningkatkan


regulasi gen apoA-I dan A-II. Berkurangnya sintesis apoC-III
menyebabkan peningkatan katabolisme TG oleh lipoprotein
lipase, berkurangnya pembentukan kolesterol VLDL, dan
meningkatnya pembersihan kilomikron. Peningkatan regulasi
apoA-I dan apoA-II menyebabkan meningkatnya konsentrasi
kolesterol HDL
MEKANISME KERJA
EFEK SAMPING

Fibrat dapat menyebabkan miopati, peningkatan


enzim hepar, dan kolelitiasis. Risiko miopati lebih
besar pada pasien dengan gagal ginjal kronik
dan bervariasi menurut jenis fibrat
ASAM NIKOTINAT (NIASIN)

Asam nikotinat menghambat mobilisasi asam lemak bebas dari jaringan lemak
perifer ke hepar sehingga sintesis TG dan sekresi kolesterol VLDL di hepar
berkurang.

Asam nikotinat juga mencegah konversi kolesterol VLDL menjadi kolesterol LDL,
mengubah kolesterol LDL dari partikel kecil (small, dense) menjadi partikel
besar, dan menurunkan konsentrasi Lp(a).

Asam nikotinat meningkatkan kolesterol HDL melalui stimulasi produksi apoA-I


di hepar.
MEKANISME KERJA
EFEK SAMPING

efek samping berupa keluhan pada kulit (ruam, pruritis,


flushing), keluhan gastrointestinal, DM, dan keluhan
muskuloskeletal.
INHIBITOR CETP

Terdapat 3 macam inhibitor CETP (torcetrapib, dalcetrapib dan


anacetrapib), namun torcetrapib telah ditarik dari pasaran

Cholesteryl ester transfer protein berfungsi membantu transfer


cholesteryl ester dari kolesterol HDL kepada VLDL dan LDL yang
selanjutnya akan dibersihkan dari sirkulasi melalui reseptor LDL di
hepar. Terapi dengan inhibitor CETP mempunyai efek ganda yaitu
meningkatkan konsentrasi kolesterol HDL dan menurunkan
konsentrasi kolesterol LDL melalui reversed cholesterol transport.
MEKANISME KERJA
CON’D

Inhibitor CETP dapat bersifat proaterogenik jika


cholesteryl ester dari kolesterol VLDL atau LDL
diambil oleh makrofag. Sebaliknya, jika
cholesteryl ester diambil oleh hepar melalui
reseptor LDL, inhibitor CETP bersifat
antiaterogenik.
TERAPI KOMBINASI

Terapi kombinasi dapat dipertimbangkan


bagi pasien yang target kolesterol LDL-nya
tidak tercapai dengan terapi statin dosis
tinggi atau bagi pasien yang tidak toleran
terhadap statin
CONTOH TERAPI KOMBINASI

Statin + BAS Statin + Statin +


Fitosterol Ezetimibe

Ezetimibe + Fibrat + Statin + Asam


BAS Statin Nikotinat
TANAMAN PENGOBATAN HERBAL,
KANDUNGAN, KHASIAT
KEAMANAN
CURCUMA XANTHORRHIZA ROXB Eninta Kartagena Ginting -

(TEMULAWAK) 1306412584
KLASIFIKASI
Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae

Genus : Curcuma
KANDUNGAN KIMIA
No Komposisi Kadar
1 Abu 0,37%
2 Protein 1,52%
3 Lemak 1,35%
4 Serat Kasar 0,80%
5 Karbohidrat 79,96%
6 Kurkumin 15,00 ppm
7 K 11,45 ppm
8 Na 6,38 ppm
9 Ca 19,07 ppm
10 Mg 12,72 ppm
11 Fe 6,68 ppm
12 Mn 0,82 ppm
MANFAAT DAN EFEK FARMAKOLOGI
Temulawak -> pengobatan gangguan fungsi hati (lever),
baik pada hepatitis maupun perlemnakan hati, sebagai
antiinflamasi dan antiradang pada rematik, memiliki
aktivitas hipokolesterolemik untuk menurunkan kadar
lipoprotein densitas tinggi (HDL) kolesterol, sebagai
antijamur dan antibakteri, dan juga sebagai antijerawat
pada kosmetik.

No Nama Zat Aktif Efek Farmakologis


1 Germakron Antiinflamasi dan penghambat oedema
2 p-touilmetil karbinol dan seskuiterpen Meningkatkan produksi dan sekresi empedu
d-kamper
3 Tumeron Antimikroba
UJI PREKLINIK

0,1 % curcumin dilaporkan dapat Efek inhibisi sintesis asam lemak


menurunkan serum dan kolesterol pada hati ketika tikus diberikan 4%
hati pada tikus yang diberi induksi bubuk Curcuma xanthorrhiza
kolesterol 1% selama tujuh rimpang mengakibatkan penurunan
minggu.Studi kadar trigliserida dari hati.

Studi pada tikus telah menunjukkan bahwa Curcuma


xanthorrhiza (100 mg / kg bb) sediaan oral memiliki
efek hepatoprotektif dari berbagai gangguan
hepatotoksik, termasuk galaktosamina dan karbon
tetraklorida, seperti yang ditunjukkan oleh penurunan
yang signifikan dari serum transaminase.
DATASingle
TOKSIKOLOGI
Dose Repeated Dose
• Ekstrak • Curcumin
• Ekstrak cair Curcuma xanthorrhiza • Secara in vitro, curcumin tidak
tidak menghasilkan tanda-tanda menunjukkan potensi mutagenik
toksisitas pada mencit dan tikus dalam tes Ames, di strain
hingga dosis oral 2 g/kg bb typhimurium Salmonella TA1535,
• Curcumin TA100 dan TA98, dengan atau
• Dosis letal oral (LD50) dari tanpa aktivasi metabolik. Secara
curcumin pada tikus lebih tinggi in vivo, curcumin yang diberikan
dari 2,0 g/kg bb. Dosis oral pada tikus pada 0,015%
tunggal curcumin pada 1-5 g/kg selama 12 minggu induksi tidak
bb memberikan efek toksik pada memberikan efek genotoksik
tikus yang diukur dengan kejadian
• Xanthorizol eritrosit polikromatik
• Tidak ada kematian yang diamati mikronukleat dan penyimpangan
setelah pemberian oral tunggal kromosom dalam sel sumsum
xanthorrhizol pada tikus pada 500 tulang
mg / kg.
SEDIAAN
• Komposisi :
500 mg ekstrak Curcumae Rhizoma
• Khasiat dan Kegunaan :
Memelihara kesehatan fungsi hati
Untuk Kesehatan Fungsi Hati atau
Liver dan Menurunkan Kadar
Kolesterol dalam Darah
• Khasiat lain :
Memperbaiki fungsi pencernaan, membantu menambah nafsu
makan, menurunkan lemak darah, antioksidan, menurunkan
kadar asam urat dan kolesterol jahat.
Mekanisme kerja :
 Kurkumin yang dapat menurunkan SGOT dan SGPT sampai tingkat normal.
 Kurkuminoid dalam temulawak dapat meningkatkan sekresi
cairan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak serta dapat
menurunkan kadar lemak dalam darah dan hepatoprotektor.
 P-toluilmetilkarbinol dan seskuiterpen d-kampuler untuk meningkatkan
produksi dan sekresi empedu serta turmeron sebagai antimikroba.
 Minyak atsiri berefek merangsang produksi empedu dan sekresi
pankreas serta mempunyai kemampuluan sebagai bakterisid maupun
kemampuluan melarutkan kolesterol. Pada dosis tinggi, minyak atsiri dapat
menurunkan kadar enzim Glutamate Oksaloasetat
Transaminase dalam serum (SGOT) dan enzim Glutamate Piruvat
Transaminase dalam serum (SGPT).
Cara Pemakaian :
Minumlah secara teratur 2 kali sehari @ 2 kapsul . Isi 30 kapsul .
UMBI BAWANG PUTIH/ Hafidz makarim ilmi -
1306414375
ALLII SATIVI BULBI
SIMPLISIA

umbi segar maupun yang sudah


dikeringkan dari tanaman Allium
sativum L
famili Liliaceae
DESKRIPSI TANAMAN
herba perennial, jika dihancurkan Bunga biasanya tetap bentuk kuncup dan
mengeluarkan bau mneyengat, ukuran tidak menghasilkan biji.
umbi bervariasi
Kelopak bunga kemerahan/putih
Daun tinggi (hingga 40cm) dengan bentuk
kehijauan dan lebih panjang dari benang
agak melingkar bagian tengah dan pipih
pada bagian atas. sari.
KANDUNGAN KIMIA
yang memiliki aktivitas biologis dan untuk
pengobatanSenyawa sulfur

Senyawa S-alk(en)-il-L-Sistein sulfoksida


(ACSOs), contoh: aliin dan γ-glutamilsistein

Senyawa sulfur folatil, contoh: alisin

Senyawa sulfur larut lemak, contoh: dialil


sulfida (DAS), dialil disulfida (DADS).

Senyawa sulfur larut air nonvolatile contoh


S-alil sistein (SAC)
PENGGUNAAN TERAPI

Terapi
aterosklerosis

Hiipertensi Hiperlipidemia
MEKANISME UMBI BAWANG PUTIH UNTUK TERAPI
ATEROSKLEROSIS

3 senyawa utama sebagai antioksidan yaitu dialil disulfida, dialil sulfida,

dan dialil trisulfida.

Ketiganya efektif menekan oksidais LDL secara in vitro

Studi klinik: Pemberian bawang putih meningkatkan resistensi LDL terhadap

oksidasiPencegahan Aterosklerosis
MEKANISME UMBI BAWANG PUTIH UNTUK
TERAPI HIPERLIPIDEMIA
Alisin: hambat dan hilangkan lapisan lipid dinding pembuluh darah,
hambat pembentukan kolesterol dan lipid, hambat kerja enzim human
squalene monooksigenase dan HMG-Koa Reduktase (S-alil sistein)
serta melindungi sel endothelium dari kerusakan LDL yg teroksidasi.

Ada komponen lain dalam umbi yg menghambat epoksidase


skualenbiosintesis kolesterol.

S-alil sistein: hambat sintesis NF-kB dan oksidasi LDL.


EFEK TERAPETIK SEDIAAN UMBI BAWANG
PUTIH
Efek Tertutupnya
vasodilator kanal Ca2+
otot pembuluh dan Hiperpolarisasi Otot Relaksasi
darah terbukanya
kanal K+

Ajoenemenghambat masuknya ion Ca2+ ke dalam sel


sehingga konsentrasi ion Ca2+ intraseluler menurun dan
diikuti relaksasi ototruangan dalam pembuluh darah
melebar sehingga tekanan darah menurun
FARMAKODINAMIK

Beberapa aktivitas farmakologis bawang putih dan kandungan kimianya

telah banyak diuji secara in vitro dan in vivo (hewan) dan telah diteliti

secara klinis

Yang sudah diuji efek farmakologisnyamenurunkan konsentrasi

kolesterol serum dan trigliserida.

Uji Klinisaktivitas fibrinolitik dan efek bawang putih pada platelet.


UJI KLINIS

Penurunan kadar
• menurunkan resiko kolesterol LDL • mengurangi tekanan
penyakit darah sistol 1,1-
kardiovaskular • 9mg/dl laki-laki 4,4kPa diastol 0,5-
• pria 1,5, wanita 1,3 • 27,3mg/dl wanita 2,7kPa.
kali lipat

Pemberian Tablet 114 penderita


Serbuk Bawang hipertensi dan
selama 12 bulan aterosklerosis
TOKSISITAS/KEAMANAN
dikontraindikasikan pada pasien sensitif dan
alergi terhadap bawang putih

perlu perhatian terjadi perdarahan pasca


operasi akibat konsumsi berlebih bawang putih

tidak menimbulkan efek mutagenik secara in


vitro

Tidak disarankan dikonsumsi oleh ibu hamil


INTERAKSI OBAT

obat antiretroviral Tanaman


Warfarinmeningkatkan (Saquinavir)allisin asidophillusmenurunkan
waktu pembekuan darah menginduksi isoenzim absorbsi bawang putih
CYP450 3A4
ROTD
Memakan segar
Paling umum Kadang saat perut kosong
bau mulut dan reaksi alergi kulit, rasa terbakar,
bau badan serangan asma mual, muntah dan
setelah menghirup diare
serbuk bawang
putih.
DOSIS OBAT HERBAL UMBI BAWANG
PUTIH
Untuk hipertensi: 200-300mg tiga kali
sehari.
dianjurkan
bersama
makanan,
untuk
Untuk bawang putih segar 2-5g
mencegah
rasa tidak
enak pada
GIT
Sediaan lain setara dengan 4-15mg aliin
atau 2-5mg alisin
PENYUSUNAN FORMULA OBAT HERBAL
Resep kuno: Sirupus cepae Resep populer: sirup bawang Tingtur Bawang
dan jus yang diperas

15g bawang putih segar diparut 500g bawang 100g bawang cincang dalam 300g etanol
70%

60ml air 500g air dimaserasi selama 10hari

16ml etanol 90% 100g madu

150g sakarosa 350g gula.

Ekstrak etanol direbus dengan sakarosa


Penyimpanan di tempat
sejuk dan kering, di
dalam wadah yang
sedikit terbuka terhindar
cahaya maahari dan jauh
dari jangkauan anak
CONTOH SEDIAAN
HIBISCUS SABDARIFFA LINN. Siti Rizky Isnaini -
1306480912
TAKSONOMI
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Viridiplantae
Divisio : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L.

itis.gov
Tumbuhan berupa semak, tumbuh tegak
tinggi mencapai 3 m.

Batang berbentuk bulat, berkayu lunak

Daun berbentuk bulat telur dengan


ujung tumpul dan tepi daun bergerigi

Tangkai bunga keluar dari ketiak daun

Bunga tunggal, kelopak bunga bentuk


lanset, daging tebal, warna merah tua
Bagian yang digunakan adalah kelopak bunga

Kandungan kimia:

Kelopak bunga mengandung antosianin, pektin, vitamin


C, dan vitamin B.
Kandungan lainnya adalah kalsium, beta karoten, serta
asam amino esensial
MEKANISME KERJA

Antosianin bersifat antioksidan memiliki kemampuan menurunkan kadar


LDL-C dengan menghambat sintesis triasilgliserol atau dengan efek
hipolipidemik lainnya melalui aktivitas antioksidan melawan oksidasi
LDL-C.

Pektin merupakan serat yang dapat bertindak sebagai absorban di


dalam saluran cerna. Kemudian asam empedu yang berada di salurna
cerna dicegah untuk diabsorpsi usus dan tidak kembali ke hepar melalui
siklus enterohepatik. Sehingga hepar akan memproduksi kembali asam
empedu yang akan menggunakan kolesterol

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/viewFile/582/586
UJI PREKLINIK
Pemberian ekstrak kering kelopak bunga rosella 500 dan 100
mg/kg pada tikus dengan diet kolesterol tinggi selama 6
minggu dapat menurunkan kadar kolesterol 22% dan 26%,
sedangkan trigliserida 33% dan 28%. Sementara tidak terjadi
perubahan nyata pada kadar HDL (Formularium Obat Herbal
Asli Indonesia, 2011).

Ekstrak fenolik dari kelopak bunga dan daun rosella


mengurangi jumlah total kolesterol pada dosis antara 200 dan
500 mg/kg/hari
UJI KLINIK

Ekstrak kering kelopak bunga rosela 100 mg/hari selama 1 bulan


dapat menurunkan secara nyata kadar kolesterol total, meningkatkan
kadar HDL dan memperbaiki rasio TAG/HDL pada pasien dengan
sindrom metabolik. Selain itu, terjadi juga penurunan kadar trigliserida
(Formularium Obat Herbal Asli Indonesia, 2011).

Penelitian dilakukan dengan 2 preparasi yang berbeda, yaitu kelopak


bunga kering rosela disajikan sebagai the dan kelopak bunga segar
diekstrak dan dimasukkan ke dalam kapsul, dengan dosis bervariasi
mulai dari 0.15 g hingga 450 g 3 kali sehari.

• Hasilnya, terjadi peningkatan kadar HDL-C namun tidak terjadi


perubahan pada kadar trigliserida dan LDL-C
DATA KEAMANAN
LD50: di atas 5000 mg/kgBB per oral pada tikus
Fraksi ekstrak larut air dari ekstrak hidroalkohol kelopak bunga
rosela dengan dosis sampai 250 mg/kg pada mencit
CONTOH SEDIAAN
MENGKUDU Aisyah Nur Saadah
( MORINDA CITRIFOLIA L.)
Taksonomi Tanaman

• Kerajaan : Plantae
• Subkerajaan : Viridiplantae
• Infrakerajaan : Streptophyta
• Superdivisi : Embryophyta
• Divisi : Tracheophyta
• Subdivisi : Spermatophytina
• Kelas : Magnoliopsida
• Superordo : Asteranae
• Ordo : Gentianales
• Famili : Rubiaceae
• Marga : Morinda L.
• Spesies : Morinda citrifolia L.

Nama Daerah

• Pace, kemudu, cengkudu, kodhuk, wengkudu, noni

Bagian Simplisia yang Digunakan


• Buah, daun, dan akar memiliki aktivitas antidislipidemia, namun bagian yang paling sering
digunakan adalah bagian buahnya
• Pohon tinggi 4-8 • Daun tunggal bulat telur, ujung dan pangkal runcing, tepi
meter rata, panjang 10-40 cm, lebar 5-17 cm, tangkai pendek
• Batang berkayu berwarna hijau.
bulat • Bunga majemuk berbentuk bonggol, bertangkai di ketiak
• Penampang batang daun.
muda segi empat, • Buah bonggol, permukaan tidak teratur, berdaging panjang
coklat kekuningan 5-10 cm, hijau kekuningan. Biji keras, coklat kemerahan.
KANDUNGAN KIMIA
Polisakarida Glikosida asam lemak Iridoids

Antraquinon Kumarin Flavonoid

Lignan Fitosterol Karotinoid

Penyusun volatil:monoterpen, asam lemak rantai


pendek, dan ester asam lemak

Kandungan lainnya: seronin, plant sterois, alisarin, lisin, sosium,


asam kaprilat, arginin, prokseronin, trace elements, fenilalanin,
magnesium, terpenoid, dll
EFEK FARMAKOLOGIS
Antihipertensi Antioksidan Antitumor

Antiinflamasi Inhibisi ACE Antidislipidemik

Minimalisir gejala dari penyakit:


atheroskleroisis, hipertensi, penyakit vaskular
lainnya, stroke, diabetes, dan kanker.
MEKANISME KERJA

Morinda dapat menurunkan kadar lipid plasma dengan


menginhibisi biosintesis kolesterol dengan menginhibisi
HMG Co-A

Morinda kaya akan flavonoidnya, terutama flavon, yang


terkenal dapat menghibisi biosintesis lipid dan melawan
stress oksidatif yang disebabkan oleh kolesterol tingg
UJI PREKLINIS
Lignan yang diisolasi dari buah, yaitu 3,3’-bisdemethylpinoresinol
(23), americanol A (24), americanin A (25), americaoic acid A (26),
morindolin (27), dan isoprincepin (28) secara invitro dapat
menginhibisi oksidasi LDL yang dinduksi oleh Cu2+
UJI PREKLINIS
Pada tikus dislipidemia yang diinduksi diet tinggi lemak, pemberian
ekstrak baik buah, daun, maupun akar, menyebabkan penurunan
kadar kolesterol total, trigliserida, LDL kolesterol, indeks aterogenik,
dan ratio TC/HDL secara bermakna.
UJI KLINIS
38 perokok mendapatkan 2 kali 2 ons jus Morinda/hari selama 30 hari
dibanding plasebo. Hasil menunjukan jus Morinda menurunkan kadar kolesterol
total 7-22%, LDL 6-10%, Trigliserida 10-54%, homosistein 21%, dan
meningkatkan HDL kolesterol 10-16%, sedangkan pada pasien yang
mendapatkan plasebo tidak ada perubahan

132 perokok dewasa dengan umur 18-65 tahun, yang merokok lebih dari 20
batang rokok perhari. Dibagi secara random menjadi 3 grup, yaitu grup yang
mendapatkan 118 mL placebo, 29,5 mL jus morinda, dan 118 mL jus morinda.
Hasilnya, pada grup yang menerima jus morinda, rata-rata total kolesterol,
trigliserida, dan hs-CRP menurun: berurutan 20,3-25,6%, 29,4-41,2%, dan 15,2%
Data Keamanan
Nilai LD50 dari pemberian morinda secara intraperitonial
adalah 7.500 mg/KgBB mencit untuk ekstrak air, dan
3.500 mg/KgBB mencit untuk ekstrak alkohol.

Uji toksisitas oral dari jus morinda menunjukan tidak


adanya efek samping pada dosis 80 mL/KgBB/hari
pada tikus

Pengujian genotoksisitas pada beberapa model in vitro


dan in vitro enunjukan tidak adanya resiko genotoksik.

Tidak ada respon alergi ditunjukan pada marmut ketika


jus morinda diberikan secara oral, intraperitonial, dan
intravenal.
Peringatan Dosis

• Hati-hati untuk penderita gasrtitis karena • Perasan buah


bersifat asam. 300 gram
• Untuk pasien dengan penyakit gagal diminum 2 kali
ginjal yang harus mengalami dialisis sehari
harus menghindari mengonsumsi morinda
karena kandungan kalium yang tinggi
CONTOH SEDIAAN DI PASARAN

Jus morinda + madu Aturan Pakai :


Aturan pakai: Aturan pakai: Dewasa
3x sehari 1-3 kapsul Sebelum makan pagi dan 3 x sehari 1 sloki 30 ml
malam masing-masing 25 ml Anak-anak
3 x sehari 1/2 sloki 15 ml
KAJIAN RASIONALISASI Elisa Nur Widiya -

FORMULA HERBAL ‘TULAK’ 1306480023


DESKRIPSI PRODUK
Jenis: Obat Herbal Terstandar
Izin: BPOM 112300081
Isi: 100 kapsul
Komposisi: Ekstrak Curcumae Rhizoma 550
mg
Produsen: PT. Industri Jamu Borobudur
Aturan minum: sehari 2 kali, 2 kapsul
Khasiat: menurunkan kolesterol & menurunkan
lemak darah
UJI PRAKLINIK 1

Tikus betina albino dengan berat 45-50 g (umur 45 hari) diberi diet kurkumin
dengan konsentrasi 0,1% dan diet mengandung kolesterol sebesar 1% selama
7 minggu
Hasil: menurunkan kadar kolesterol serum dan hati
UJI PRAKLINIK 2

• Penelitian pada tikus jantan yang berumur


6 minggu diberikan diet berbagai
tanaman obat Indonesia dimana salah
satunya adalah Curcuma xanthorrhiza
Rhizome selama 2 minggu.
• Hasil yang didapatkan adalah Curcuma
xanthorrhiza dapat menekan peningkatan
trigliserida serum dan kolesterol serum
secara signifikan
UJI KLINIK
Penelitian dilakukan pada manusia dengan jenis kelamin laki-laki dan
wanita, umur 24-45 tahun dan berat badan 46-70 kg.
Analisis dilakukan dengan memberikan kapsul yang mengandung curcumin
sebanyak 0,5 g selama 7 hari.
Hasil : curcumin secara efektif mampu menurunkan kadar kolesterol dalam
darah dalam periode waktu yang singkat.
UJI KEAMANAN
Tidak ada efek samping dilaporkan pada 12 subjek sehat yang
diberikan 80 mg curcumin.
Studi pada 8 subjek sehat yang diberikan 2 g curcumin secara oral
dilaporkan tidak terdapat efek samping yang tidak diinginkan pada
semua subjek.
Pada uji klinik tahap I dengan 25 subjek dengan kondisi memiliki
resiko kanker yang tinggi, tidak ada reaksi toksik yang dihasilkan.
Subjek tersebut diberikan 8 g curcumin sehari selama 3 bulan.
KAJIAN RASIONALISASI Ines Dawiyah Suwarjo

NATURE’S BLESSING GARLIC 1306480761


NATURE’S BLESSING GARLIC
Jenis: Jamu

Izin: POM. TR. 102314281

Isi: Botol 30 Kapsul @500 mg

Komposisi: ekstrak bawang putih 400 mg (setara 3500 mg


bawang putih segar) perkapsul

Produsen: PT. Sido Muncul

Aturan minum: sehari 1-2 kali 1 kapsul sebelum makan

Khasiat : Menurunkan kolesterol, Membantu mengurangi


lemak darah
PENELITIAN 1

Grup 1: Kontrol (kelinci yang diberi diet kaya akan kolesterol)


Grup 2: Diet kaya kolesterol dan diberi sediaan bawang putih yang
mengandung 300 mg bubuk bawang putih.

Sediaan bawang putih dapat mencegah perkembangan kolesterol


yang diinduksi aterosklerosis eksperimental dan memiliki aktivitas
antiaterogenik langsung.

Sobenin, I., Andrianova, I., Lakunin, K., Karagodin, V., Bobryshev, Y. and Orekhov, A. (2015). Anti-atherosclerotic effects of garlic
preparation in freeze injury model of atherosclerosis in cholesterol-fed rabbits. Phytomedicine, 23(11), pp.1235-1239.
Parameter Control Sediaan bawang putih % kontrol

Ketebalan intima (µm) 180 ± 30 113 ± 9 63*


Intima/media index 0,84 ± 0,07 0,64 ± 0,05 76*
Jumlah sel per cm2 (7,9 ± 0,1) x 106 (3,6 ± 0,1) x 106 46*
Kolesterol teresterifikasi 5,9 ± 1,1 1,7 ± 0,4 29*
(mg/cm2)

Kolesterol bebas (mg/cm2) 1,9 ± 0,4 0,6 ± 0,1 32*

Trigliserida (mg/cm2) 9,9 ± 2,3 2,4 ± 0,7 24*


Fosfolipid (mg/cm2) 0,9 ± 0,1 0,6 ± 0,1 67*
Kolagen (mg/cm2) 10,5 ± 1,5 6,1 ± 0,6 58*

*Perbedaan yang signifikan secara statistic dibandingkan dengan control (p < 0,05)
PENELITIAN 2

Dalam uji klinis acak, double-blind, dan terkontrol placebo, volume plak
dalam arteri carotid dan femoral dari 152 subjek dideterminasi dengan
ultrasound mode B

Asupan drage´e serbuk bawang putih dosis tinggi yang berkelanjutan


secara signifikan menurunkan peningkatan volume plak arteriosklerotik
5-18% selama periode 48 bulan.

Koscielny J, Klussendorf D, Latza R, et al. The antiatherosclerotic effect of Allium sativum.Atherosclerosis. 1999;144:237-249
PENELITIAN 3

28 pasien (43% pria, rata-rata usia 58 ± 14 tahun) menerima 300 mg bubuk bawang
putih 3 kali sehari

22 (68% pria; rata-rata usia 57 ± 13 tahun) menerima placebo

Tidak ada perubahan signifikan dari lipid atau lipoprotein baik dalam grup placebo
maupun grup bawang putih bubuk

Kesimpulan: Pemberian bubuk bawang putih (900 mg/d) selama 12 minggu tidak
efektif dalam menurunkan level kolesterol pada pasien dengan hiperklesterolemia.

Isaacsohn, J., Moser, M., Stein, E., Dudley, K., Davey, J., Liskov, E. and Black, H. (1998). Garlic Powder and Plasma Lipids and
Lipoproteins. Archives of Internal Medicine, 158(11), p.1189.
REFERENSI
http://www.msdmanuals.com/professional/endocrine-and-metabolic-disorders/lipid-disorders/dyslipidemia

Gau, G. & Wright, R. (2006). Pathophysiology, Diagnosis, and Management of Dyslipidemia. Current Problems In Cardiology, 31(7), 445-486.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cpcardiol.2006.03.001

Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia. 2013. Pedoman Tatalaksana Dislipidemia Edisi Ke-1

Statin side effects: Weigh the benefits and risks - Mayo Clinic. (2016). Mayoclinic.org. Retrieved 20 November 2016, from
http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/high-blood-cholesterol/in-depth/statin-side-effects/art-20046013

Committe on Herbal Medicinal Products,. (2014). Assesment report of Curcuma xanthorrhiza Roxb. (C. xanthorrhiza D. Dietrich), rhizoma. (1st ed.).
London: European Medicines Agency.

Gardner, C. (2007). Effect of Raw Garlic vs Commercial Garlic Supplements on Plasma Lipid Concentrations in Adults With Moderate
Hypercholesterolemia. Archives of Internal Medicine, 167(4), p.346.

Sobenin, I., Andrianova, I., Lakunin, K., Karagodin, V., Bobryshev, Y. and Orekhov, A. (2015). Anti-atherosclerotic effects of garlic preparation in freeze
injury model of atherosclerosis in cholesterol-fed rabbits. Phytomedicine, 23(11), pp.1235-1239.

Soni, K. & Kuttan, R. (1992). Effect of Oral Curcumin Administration on Serum Peroxides and Cholesterol Levels in Human Volumteers. Indian J Physiol
Pharmacol, 36(4), 273-275.

Subba, R., Sekhara, C., Satyanarayana, M., & Srinivasan, M. (1970). Effect of Curcumin on Serum and Liver Cholesterol Levels in the Rat. The Journal Of
Nutrition, 100(11), 1307-1315.

Yasni, S., Imaizumi, K., & Sugano, M. (2014). Effects of an Indonesian Medicinal Plant, Curcuma xanthorrhiza Roxb., on the Levels of Serum Glucose and
Triglyceride, Fatty Acid Desaturation, and Bile Acid Excretion. Journal Agricultural And Biological Chemistry, 55(12), 3005-3010.
http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/269/267

Mun’im, A. Hanani, E. 2011. Fitoterapi Dasar. Jakarta: Dian Rakyat

BPOM RI. 2011. Acuan Sediaan Herbal volume keenam edisi pertama. Jakarta: Direktorat Obat Asli Indonesia

Gruenwald, J. Brendler, T. Jaenicke, C. 2000. PDR for Herbal Medicines. Montvale: Medical Economics Company, Inc.

Barnes, J. Anderson, LA. Phillipson, JD. 2007. Herbal Medicines3rd Edition. Chicago: Pharmaceutical Press.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia

Hopkins, A., Lamm, M., Funk, J. and Ritenbaugh, C. (2013). Hibiscus sabdariffa L. in the treatment of hypertension and
hyperlipidemia: A comprehensive review of animal and human studies. Fitoterapia, 85, pp.84-94.

Lee CH, Kuo CY, Wang CJ, Wang CP, et al. A Polyphenol Extract Of Hibiscus sabdariffa L. Ameliorates Acetaminophen-Induced
Hepatic Steatosis by Attenuating the Mitochondrial Dysfunction in Vivo And In Vitro. Bioscience, Biotechnology, and Biochemistry.
2012; 76(4):646-51

Dinayanti, T. Pengaruh Pemberian Seduhan Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa) Terhadap Kadar Kolesterol Total Serum
Tikus Sprague-Dawley hiperkolesterolemik [Skripsi]. Semarang; Universitas Diponegoro; 2010

ITIS Standard Report Page: Morinda citrifolia. (2016). Itis.gov. Retrieved 19 November 2016, from
https://www.itis.gov/servlet/SingleRpt/SingleRpt?sea-rch_topic=TSN&search_value=35071

Kemenkes RI. (2011). Formularium Obat Herbal Asli Indonesia. Jakarta: Kemenkes RI

Potterat, O. & Hamburger, M. (2007). Morinda citrifolia (Noni) Fruit - Phytochemistry, Pharmacology, Safety. Planta Medica,
73(3), 191-199. http://dx.doi.org/10.1055/s-2007-967115

Mandukhail, S., Aziz, N., & Gilani, A. (2010). Studies on antidyslipidemic effects of Morinda citrifolia (Noni) fruit, leaves and root
extracts. Lipids Health Dis, 9(1), 88. http://dx.doi.org/10.1186/1476-511x-9-88

Wang, M., Peng, L., Weidenbacher-Hoper, V., Deng, S., Anderson, G., & West, B. (2012). Noni Juice Improves Serum Lipid Profiles
and Other Risk Markers in Cigarette Smokers. The Scientific World Journal, 2012, 1-8.
http://dx.doi.org/10.1100/2012/594657

Anda mungkin juga menyukai