DAN
KOLESISTITIS
MAULANA CHASAN
CO-ASS BAGIAN ILMU BEDAH
RST SOEDJONO MAGELANG
Kolelitiasis
1. PENDAHULUAN
• Penelitian di AS, 20 juta orang / tahun terkena kolelitiasis
• 1-3% dari kasus dengan gejala simtomatik dan
membutuhkan kolesistektomi.
• 10.000 jiwa/tahun meninggal dengan kolelitiasis.
• 1. Ductus hepatikus
komunis ukuran 1-4 cm ,
dihubungkan dengan
duktus sistikus
membentuk duktus
koledokus
• 3. Ductus koledokus
ukuran 7-11 cm ,
bergabung dengan ductus
pankreatikus masuk ke
dinding duodenum
Fisiologi
Hepar berperan dalam sistem pencernaan untuk
mensekresi garam empedu
Empedu disimpan dan dipekatkan di kandung empedu
di antara waktu makan. Setelah makan, empedu masuk
ke duodenum akibat efek kombinasi pengosongan
kandung empedu dan peningkatan sekresi empedu oleh
hepar. Jumlah empedu yang disekresikan per hari
berkisar dari 250 ml sampai 1 liter.
Empedu mengandung garam empedu, kolesterol, lesitin
dan bilirubin.
Empedu tidak mengandung enzim pencernaan, tetapi
bahan ini penting dalam pencernaan dan penyerapan
lemak terutama melalui aktivitas garam empedu.
Garam empedu membantu pencernaan lemak melalui efek
A. emulsifikasi
B. Pembentukan micelle
Jika sekresi kolesterol oleh hepar berbeda jauh dengan
sekresi garam empedu dan lesitin, maka kelebihan
kolesterol dalam empedu mengendap menjadi mikrokristal
yang dapat menggumpal menjadi batu empedu.
Defenisi
batu yang ditemukan di dalam kandung empedu dan dapat
bermigrasi melalui duktus sistikus ke dalam saluran empedu
menjadi batu saluran empedu dan disebut sebagai batu
saluran empedu sekunder.
Klasifikasi
1. batu kolesterol dimana komposisi kolesterol melebihi 70%
2. batu pigmen cokelat atau batu kalsium bilirubinate yang
mengandung co bilirubinate sebagai komponen utama
3. batu pigmen hitam yang kaya akan residu hitam tak
terekstraksi
Etiologi
4F:
Fatty (gemuk)
Fourty (40 th)
Fertile (subur)
Female (wanita)
Batu kolesterol: usia tua, perempuan, obes,
kehamilan, BB turun cepat, etnik amerika
Bagu pigmen hitam: usia lanjut, hemolisis (sickle
cell anemia, sferositosis)
Batu pigmen coklat: infeksi, post kolesistektomi
Patogenesis
1. Batu Kolesterol
a. Supersaturasi empedu dengan kolesterol
Pada keadaan supersaturasi dimana kolesterol akan relatif
tinggi dengan rasio mencapai 1 : 13. Pada rasio seperti ini
kolesterol akan mengendap.
Kadar kolesterol ditemukan pada : Peradangan dinding
kandung empedu, Orang-orang gemuk, Diet tinggi kalori dan
tinggi kolesterol, Pemakaian obat anti kolesterol , Pool asam
empedu, Pemakaian tablet KB
B. Fase pembentukan inti batu
- Inti batu heterogen : berasal dari garam empedu, calcium
bilirubinat , sel-sel yang lepas pada peradangan.
- Inti batu homogen berasal dari kristal kolesterol sendiri yang
menghadap karena perubahan rasio dengan asam empedu.
c. Fase pertumbuhan batu menjadi besar
inti batu yang sudah terbentuk akan dipompa keluar ke
dalam usus halus. Bila konstruksi kandung empedu lemah,
kristal kolesterol yang terjadi akibat supersaturasi akan melekat
pada inti batu tersebut.
2. Batu Pigmen
Pembentukan batu bilirubin terdiri dari 2 fase:
A. Saturasi bilirubin
B. Pembentukan inti batu
3. Batu Campuran
Merupakan batu campuran kolesterol yang mengandung
kalsium. Batu ini sering ditemukan hampir sekitar 90 % pada
penderita kolelitiasis. batu ini bersifat majemuk, berwarna
coklat tua. Sebagian besar dari batu campuran mempunyai
dasar metabolisme yang sama dengan batu kolesterol.
Penegakan diagnosis
MANIFESTASI KLINIS
A. asimptomatik (adanya batu empedu tanpa gejala)
dispepsia yang kadang disertai intoleran terhadap makanan
berlemak.
B. simptomatik (kolik bilier)
Kolik bilier berlangsung lebih dari 15 menit, menghilang
beberapa jam, Penyebaran nyeri pada punggung bagian
tengah, skapula, atau ke puncak bahu, disertai mual dan
muntah
C. kompleks (menyebabkan kolesistitis, koledokolitiasis, serta
kolangitis).
Nyeri menetap dan bertambah pada waktu menarik nafas
dalam, mual dan muntah-muntah, demam atau menggigil
yang menyertai
Pemeriksaan Fisik
PF batu kandung empedu
Nyeri tekan
Tanda murphy positif (nyeri tekan bertambah sewaktu
penderita menarik napas panjang)
PF batu saluran empedu
Teraba hepar agak membesar
sclera ikterik
Kolangiolitis : trias Charcot yaitu demam dan
menggigil, nyeri didaerah hepar, dan ikterus.
Kolangiti piogenik intrahepatik : Pentaderainold, 3
gejala trias charcot ditambah syok, dan kekacauan
mental atau penurunan kesadaran sampai koma.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
1. LABORATORIUM
hitung sel darah lengkap, urinalisis, pemeriksaan feses,
tes fungsi hepar, kadar amilase, lipase serum.
15% terjadi peningkatan enzim hepar, bilirubin serum
dan alkali fosfatase.
Kadar bilirubin serum tinggi : disebabkan oleh batu di
dalam duktus koledukus.
Alkali fosfatase tinggi : obstruksi saluran empedu.
Urinalisis : bilirubin tanpa adanya urobilinogen adanya
obstruksi saluran empedu.
Feses pucat : obstruksi total saluran empedu
Pemeriksaan radiologis
Ditegakkan berdasarkan pemeriksaan radiologis terutama
pemeriksaan Ultrasonography (USG).
foto polos abdomen, CT, MRCP, Endoscopic ultrasound [EUS],
Biliary scintigraphy
USG
Computed Tomography (CT)
Scan
Kolesistografi
Magnetic Resonance
Cholangio Pancreatography
Endoscopic Retrograde
Cholangio Pancreatography
Terapi Operatif
1. Kolesistektomi laparaskopi
2. Kolesistektomi terbuka
Terapi Non Operatif
1. Terapi disolusi oral
2. Shock wave lithotripsy
Prognosis
1. kolesistisis
2. obstruksi duktus sistikus/duktus koledokus
3. peritonitis
4. rupture dinding kandung empedu
KESIMPULAN
Batu empedu merupakan batu yang ditemukan di
dalam kandung empedu dan dapat bermigrasi melalui
duktus sistikus ke dalam saluran empedu.
Komposisi terbanyak batu empedu adalah batu
pigmen dan kolesterol.
Pembentukan batu empedu secara umum meliputi
tiga tahapan.
Diagnosis batu empedu dapat ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang tepat.
Tatalaksana batu empedu meliputi terapi operatif dan
non operatif.
Komplikasi tersering pada batu empedu adalah
kolesistitis.
Kolesistitis
Definisi
Cholangiocarcinoma
Cholangitis
Choledocholithiasis
Cholelithiasis
Gallbladder Cancer
Gallbladder Mucocele
Gallbladder Tumors
Pemeriksaan penunjang
Laboratorium
Radiografi
Ultrasonografi (USG)
Computed tomography (CT)
Magnetic resonance imaging (MRI)
Skintigrafi hepatobilier (HBS)
Endoskopi.
Computed tomography (CT)
Radiografi
Ultrasonografi (USG)
Endoscopic Retrogard Cholangiopancreatography
(ERCP)
Lab
Leukositosis
Alanine aminotransferase (ALT) dan aspartat
aminotransferase (AST)
Bilirubin dan tes fosfatase alkali
Amilase / lipase tes yang digunakan untuk mengevaluasi
keberadaan pankreatitis.
Amilase meningkat
Tingkat fosfatase alkali tinggi diamati pada 25% pasien
dengan kolesistitis.
Urinalisis (menyingkirkan pielonefritis dan batu ginja)
Tes kehamilan. (semua perempuan usia subur).
PENATALAKSANAAN
Bed rest
Pemberian nutrisi parenteral
Diet ringan
Penghilang rasa nyeri petidin dan
antispasmodik
Antibiotik
Antibiotik ( terapetik dan profilaksis )
Ampisilin-sulbaktam 3g/6 jam IV atau
piperasilin-sulbaktam 4,5 g/8 jam
IV.Pemberian antibiotik sejak dini
sangat penting dalam mencegah
komplikasi peritonitis, kolangits.
Kolesistektomi (2-4 hari) gangren,
perforasi
KOMPLIKASI
Empyema / hidrops
Perforasi
Gangren kandung empedu
Perikolesistik abses
Peritonitis
Emfisematous kolesistitis (infeksi
sekunder)
Kronik kolesistitis