Anda di halaman 1dari 23

Pengungkapan dan

Sarana Interpretif

Kelompok 13:

Siti Fatma Azrianori (1610536016)


Nadiati (1610536024)
Zawidni Redla (1610536044)
Komponen Pengambilan Keputusan:

(1) Statement Keuangan


(2) Catatan atas Statement Keuangan
(3) Informasi pelengkap
(4) Sarana pelaporan keuangan lain
(5) Informasi lain / sarana interpretif
Lingkup Informasi Pelaporan Keuangan: Model Inti

Forward-looking and other externally gerierated information


Economic Databases : financial and analytical

Industry Data
Supplementary Company Data

SEC
Core Financial Information

Core Financial Information:


Management I
External Users II
III
IV
V
VI
VII
Pengungkapan dan Sarana Interpretif:
Rerangka Konseptual FASB
Informasi lainnya

Sarana Pelaporan Keuangan Lain

Informasi Pelengkap

Catatan Atas Statement Keuangan

Statement
Keuangan
I
II
III
IV

V
Masalah teoritis pengungkapan

1. Untuk siapa informasi diungkapkan?


2. Mengapa pengungkapan harus dilakukan?
3. Seberapa banyak dan informasi apa harus
diungkapkan?
4. Bagaimana cara dan kapan mengungkapkan
informasi?
1. Untuk siapa informasi diungkapkan ?

• Investor dan kreditor sebagai fokus


• Kepentingan publik secara umum juga harus dilindungi dan dilayani
• Informasi kualitatif juga dituntut untuk disediakan
• Pengungkapan cenderung meluas

2. Mengapa pengungkapan harus dilakukan ?

Fungsi atau Tujuan Pengungkapan


tujuan pengungkapan adalah menyajikan informasi yang dipandang perlu untuk
mencapai tujuan pelaporan keuangan dan untuk melayani berbagai pihak yang
mempunyai kepentingan berbeda-beda.

pengungkapan dapat diwajibkan untuk :


1. Tujuan melindungi
2. Tujuan Informatif
3. Tujuan Kebutuhan Khusus
3.a. Seberapa banyak informasi yang harus diungkapkan ?

a. Keluasan dan Kerincian Pengungkapan


Tingkat pengungkapan:
1. Memadai
2. Wajar atau etis
3. Penuh

b. Kendala Pengungkapan
Pertimbangan:
1. Tujuan
2. Kos penyediaan
3. Keberlebihan informasi (overload)
4. Keengganan manajemen
5. Wajib atau sukarela
Regulasi Pengungkapan
Alasan pendukung:
1. Penyalahgunaan
2. Eksternalitas
3. Kegagalan pasar
4. Asimetri informasi
5. Keengganan manajemen

Siapa meregulasi?

Indonesia: 1. BAPEPAM (melalui Peraturan BAPEPAM)


2. Profesi/IAI (melalui standar akuntansi)

Amerika: 1. Pemerintah (melalui undang-undang/ statutory law:


Securities Act 1933 dan Securities Exchange Act 1934)
2. SEC (melalui ASR)
3. Profesi/FASB/GASB (melalui standar akuntansi) dan GAO
3. b. Apa yang Diungkap

Berkaitan dengan berbagai proposal tentang komponen-komponen yang


harus disampaikan.
• Peraturan SEC/BAPEPAM
• Model Inti
• Model FASB
• Model Komite Jenkins
• Model William
Model Komite Jenkins

Latar belakang perusahaan


Informasi tentang manajemen dan
Informasi ke-depan
Analisis manajemen terhadap

Data keuangan dan


nonkeuangan

data keuangan dan nonkeuangan

pemegang saham
Model William
LatarLapis
belakang perusahaan
kelima

Lapis pertama: Informasi tentang


Lapis manajemen dan
keempat
pos-pos yang Informasi ke-depan
Lapis ketiga
memenuhi AnalisisLapis
manajemen
kedua terhadap
kriteria
pengakuan yang Data keuangan dan
Lapis pertama
sama dengan nonkeuangan
model yang
data keuangan dan nonkeuangan
sekarang berlaku
(models
statement pemegang saham
keuangan sebagai
ciri sentral)
Lapis kedua: pos-pos yang memenuhi kriteria pengakuan tetapi bermasalah dalam hal
reliabilitas pengukuran seperti nilai merek dagang.
Lapis ketiga: pos-pos yang tidak begitu memenuhi kriteria reliabilitas dan definisi
seperti misalnya kepuan kesan konsumen.
Lapis keempat: pos-pos yang memenuhi kriteria pengukuran, keterandalan, dan
keberpautan tetapi tidak memenuhi definisi elemen seperti angka sensitifitas-risiko.
Lapis kelima: pos-pos yang tidak memenuhi definsi elemen dan juga tidak dapat diukur
secara terandalkan seperti kapital intelektual karyawan.
4. Bagaimana cara dan kapan mengungkapkan informasi ?

Metode Pengungkapan

1. Pos Statement Keuangan


2. Catatan Kaki
3. Penjelasan dalam Kurung
4. Istilah Teknis
5. Lampiran
6. Komunikasi Manajemen
7. Catatan dalam laporan auditor
1. Pos Statement Keuangan

• Merupakan pengungkapan yang menjadi ciri central pelaporan


keuangan.
• Untuk dilaporkan melalui statemen keuangan, suatu objek atau pos
harus memenuhi kriteria pengakuan.
• Umumnya bersifat kuantitatif.
• Termasuk catatan atas statemen keuangan

2. Catatan Kaki
• Dapat digunakan selain yang telah disebutkan dalam catatan atas
statemen keuangan.
• Mempunyai keunggulan dan kelemahan.
• Banyak standar akuntansi yang menetapkan perlunya catatan kaki
(sebagai catatan atas statemen keuangan).
3. Penjelasan dalam Kurung

• Untuk hal-hal yang bersifat klarifikasi.


• Untuk sekadar menambah informasi.
• Sekadar memuat referensi atau acuan ke tabel, rincian, atau lampiran
tertentu.

4. Istilah teknis

• Cara mengungkapkan konsep atau pengertian yang kompleks dalam


suatu istilah khusus disiplin pengetahuan.
• Tidak harus mengikuti pengertian umum atau apa yang popular atau
yang salah kaprah.
• Sebaiknya tidak mengandung kesalahan makna.
• Kewajiban pendidikan untuk mengenalkan dan menjelaskan istilah
teknis yang tepat.
5. Lampiran
• Menambah tetapi tidak mengganti statemen keuangan pokok.
• Dapat berupa penyusunan kembali statemen keuangan pokok dengan
format yang berbeda untuk melayani kebutuhan tertentu.
• Dapat berisi rincian suatu pos yang tidak dapat disajikan dalam bentuk
catatan kaki atau catatan atas statemen keuangan.
• Banyak dijumpai dalam laporan tahunan atau laporan ke badan
pengawas (BAPEPAM).
6. Komunikasi manajemen
• Sarana untuk menyampaikan apa yang menjadi visi, ambisi, dan
berbagai gagasan atau penjelasan yang tidak mungkin disampaikan via
statemen keuangan.
• Banyak bersifat kualitatif dan prospektif.
• Umumnya disampaikan dalam laporan tahunan (annual report) berupa:
1. Surat ke pemegang saham
2. Laporan dewan komisaris
3. Laporan direksi
4. Diskusi dan analisis manajemen/DAM (management’s discussion and
analysis/MDA)
7. Catatan laporan auditor

• Bagian integral dari laporan auditor.


• Beberapa catatan biasanya telah terrefleksi (implisit atau eksplisit)
dalam statemen keuangan auditan.
• Catatan lain melekat pada laporan auditor terutama yang berkaitan
dengan standar pengauditan.
• Catatan auditor berkaitan dengan keterandalan statemen keuangan
secara keseluruhan.
Sarana Interpretif
Merupakan upaya-upaya untuk meningkatkan kebermanfaatan
rerangka akuntansi pokok dengan berbagai usulan untuk mengatasi
kelemahan kos historis sebagai basis penilaian.

Sarana interpretif tidak hanya ditujukan dalam pelaporan keuangan


eksternal tetapi juga dalam pelaporan internal atau manajerial.

A. Kos dan Nilai


B. Revisi Kos Fasilitas Fisis
C. Pengurangan Nilai Buku Fasilitas Fisis
D. Konversi Kos ke Rupiah Daya Beli
A. Kos dan Nilai
Kos : penghargaan sepakatan pada saat suatu objek diperoleh dan
menjadi data dasar dalam akuntansi.

Nilai : persepsi terhadap manfaat suatu objek setiap saat dan


dinyatakan dalam satuan moneter.

Kos historis tidak berpaut dengan keputusan internal maupun eksternal.

Terdapat 2 argumen:
1. Argumen Pendukung
• Untuk kepentingan manajemen,
perhitungan laba tiap periode hendaknya mencerminkan dengan
jelas perubahan ekonomik penting termasuk rugi (losses) dan untung
(gains) yang belum terealisasi yang terjai akibat penurunan dan
kenaikan nilai faktor-faktor yang maish belum digunakan.
• Untuk kepentingan pihak luar,
Gagasan tersebut akan menunjukkan angka laba yang mendekati laba
ekonomik dan LPK akan menunjukkan nilai perusahaan.
2. Argumen Penyanggah
Tujuan utama akuntansi adalah pengukuran laba periodic dengan
menggunakan proses menandingkan kos dan pendapatan secara
sistematik.
argumen penyanggahdapat didukung atas dasar argumen-argumen
berikut ini:
a. Keterandalan data;
b. Saling kompensasi antarperiode;
c. Fluktuasi nilai adalah gejala umum sehingga perubahan tidak perlu
dilakukan dengan mengganti kos tercatat.
d. Nilai pasar dan posisi keuangan.
B. Revisi Kos Fasilitas Fisis
Dalam beberapa hal khusus, penilaian kembali fasilitas fisis yang
berakibat revisi terhadap kos tercatat tidak dapat dihindari. Penilaian
kembali biasanya dilakukan oleh perusahaan penilai
1. Alasan Pendukung Revisi
a.Distorsi informasi ekonomik
b.Distorsi akumulasi dana penggantian

2. Argumen Penyanggah
a.Revisi terus menerus tidak praktis
b.Hasil penilaian tidak meyakinkan
c. Depresiasi bukan akumulasi dana
C. Pengurangan Nilai Buku Fasilitas Fisis
1. Indikasi penurunan kemampuan
Secara teknis, suatu aset dikatakan mengalami penurunan
kemampuan bilamana nilai tercatat (nilai buku) aset melebihi
apa yang disebut jumlah rupiah atau jumlah terperoleh
kembali.

2. Pengangguran sementara
Kalau fasilitas fisis tertentu tidak digunakan karena alasan
musim atau lainnya maka pengangguran sementara ini ini tidak
dapat dijadikan alasan untuk melakukan pengurangan besar
kos aset. Demikian juga pengurangan intensitas pengggunaan
sama sekali tidak dapat dijadikan alasan untuk pengurangan
kos menjadi rugi.
D. Konversi Kos ke Rupiah Daya Beli
• masalah penilaian, fluktuasi nilai lebih berkaitan dengan persepsi
manfaat atau daya tukar barang/objek.

• masalah unit pengukur, perbedaan kos dan nilai dapat pula


disebabkan oleh perubahan nilai tukar uang atau daya beli.

• Akuntansi daya beli konstan (general price-level accounting)


diusulkan sebagai sarana interpretif untuk menambah
keberpautan informasi.
SELESAI

Anda mungkin juga menyukai