yang berbeda atau mirip kedengarannya. Dalam ilmu bahasa fonem itu ditulis di antara dua garis miring: /…/ . /p/ dan /b/ adalah dua fonem karena kedua bunyi itu membedakan arti. Contoh: Pola —/pola/ :bola — /bola/ Parang —/parang/ :barang — /barang/ Peras —/peras/ :beras — /beras/ Fonem dalam bahasa dapat mempunyai beberapa macam lafal yang bergantung pada tempatnya dalam kata atau suku kata. Fonem /p/ dalam bahasa Indonesia, misalnya, dapat mempunyai dua macam lafal. Bila berada pada awal suku kata, fonem itu dilafalkan secara lepas. Pada kata /pola/, misalnya, fonem /p/ itu diucapkan secara lepas untuk kemudian diikuti oleh fonem /o/. Bila berada pada akhir kata, fonem /p/ tidak diucapkan secara lepas; bibir kita masih tetap rapat tertutup waktu mengucapkan bunyi ini. Dengan demikian, fonem /p/ dalam bahasa Indonesia mempuyai dua variasi. Gugus Kosonan Gugus konsonan adalah deretan dua konsonan atau lebih yang tergolong ke dalam satu suku kata yang sama ketika dilafalkan baik pada posisi awal, tengah, dan akhir kata. Bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Melayu sebenarnya tidak mengenal adanya gugus konsonan. Dengan adanya pengaruh dari bahasa Inggris ke dalam bahasa Indonesia ditemukan cukup banyak gugus konsonan. Hal ini tentu saja memperkaya khasanah fonem bahasa Indonesia. Contoh gugus konsonan adalah sebagai berikut : a. /pl/ : /pleno/, /taplak/ b. /bl/ : /blangko/, /gamblan/ c. /kl/ : /klinik/, /klasik/ d. /fl/ : /flamboyan/, /flu/ e. /sl/ : /slogan/ f. /pr/ : /pribadi/, /semprot/ g. /br/ : /brahmana/, /ambruk/ h. /tr/ : /tragedi/, /mitra/ i. /dr/ : /drama/, /drastis/ j. /kr/ : /kristen/, /akrab/ k. /gr/ : /gram/, /grafik/ l. /fr/ : /frustasi/, /diafragma/ m. /sr/ : /pasrah/ n. /ps/ : /psikologi/, /pseudo/ o. /sw/ : /swasta/, /swalayan/ Deret Konsonan Deret konsonan adalah gabungan dua konsonan yang terdapat pada suku kata yang berbeda meskipun berdampingan seperti pendapat Pulgram, (1970:79) mengatakan bahwa gabungan dua konsonan atau lebih yang terjadi pada suku kata yang berbeda meskipun berdampingan disebut deret. Pendapat ini juga dikemukakan oleh Alwi, dkk., (1998:79) mengatakan bahwa deret adalah gabungan dua konsonan atau lebih yang terjadi pada suku kata yang berbeda meskipun berdampingan. Lauder, (1996: 148) juga menyatakan deret konsonan adalah konsonan-konsonan yang berada dalam suku kata yang berbeda. Contoh deret konsonan : /-mb -/pada [rambut] ‘rambut’ /-nk -/pada [bankat] ‘jangan’ /-nt -/pada [hantam] ‘angkat’ /-kk -/pada [dakket] ‘dekat’ Variasi Lafal Variasi lafal adalah macam-macam cara seseorang atau sekelompok orang di suatu masyarakat bahasa mengucapkan bunyi bahasa. Singkatan dan Akronim Singkatan adalah bentuk yang dipendekkan yang terdiri atas satu huruf atau lebih. 1. Singkatan nama orang, nama gelar, sapaan, jabatan, atau pangkat diikuti dengan tanda titik. Contoh: A.S. Surajuddin Muh. Yamin Djaja Hs. M.B.A. master or business administration M.Sc. master of science S.E. sarjana ekonomi Bpk. bapak Sdr. saudara 2. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi, serta nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf awal kata ditulis dengan huruf kapital dan tidak diikuti dengan tanda titik. Contoh: DPR – Dewan Perwakilan Rakyat PT – Perseroan Terbatas KTP – Kartu Tanda Penduduk 3. Singkatan umum yang terdiri dari tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Singkatan yang terdiri dari dua huruf diikuti tanda titik pada setiap hurufnya. Contoh: dll. – dan lain-lain dsb. – dan sebagainya sda. – sama dengan di atas Yth. – Yang terhormat a.n. atas nama (bukan a/n) d.a. dengan alamat (bukan d/a) u.b. untuk beliau (bukan u/b) u.p. untuk perhatian (bukan u/p) 4. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Contoh: Cu (kuprum/timah) TNT (trinitroluen) cm (sentimeter) Rp (rupiah) Akronim ialah singkatan yang berupa gabungan huruf awal, gabungan suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata yang diperlakukan sebagai kata. 1. Akronim nama diri yang berupa gabungan huruf awal sari deret kata ditulis seluruhnya dengan huruf kapital. Contoh: ABRI – Angkatan Bersenjata Republik Indonesia LAN – Lembaga Administrasi Negara IKIP – Institut Keguruan Ilmu Pendidikan 2. Akronim nama diri yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kapital. Contoh: Akabri – Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia Bappenas – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional 3. Akronim yang bukan nama diri yang berupa gabungan huruf, suku kata, ataupun gabungan huruf dan suku kata dari deret kata seluruhnya ditulis dengan huruf kecil. Contoh: pemilu – pemilihan umum rapim – rapat pimpinan Jika dianggap perlu membentuk akronim, hendaknya diperhatikan syarat- syarat berikut: 1) Jumlah suku kata akronim jangan melebihi suku kata yang lazim pada kata Indonesia. 2) Akronim dibentuk dengan mengindahkan keserasian kombinasi vokal dan konsonan yang sesuai dengan pola kata Indonesia yang lazim. Sekian dan Terimakasih