Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Pembimbing:
dr. Elfahmi, Sp.THT-KL
3
Memenuhi syarat dari Program Internsip
Dokter Indonesia di RSUD Solok.
Dapat menjadi salah satu panduan untuk para
pembaca mengenai epistaksis.
4
Gambar 1. Bagian luar hidung
Sumber : Buku Ajar Penyakit THT Boies Edisi keenam
6
Gambar 2. Potongan koronal melalui sinus dan orbita
Sumber : Buku Ajar Penyakit THT Boies Edisi keenam
7
Gambar 3. Vaskularisasi dinding lateral hidung
Sumber : Buku Ajar Penyakit THT Boies Edisi keenam
8
Gambar 4. Vaskularisasi septum nasi
Sumber : Buku Ajar Penyakit THT Boies Edisi keenam
9
Gambar 5. Inervasi hidung
Sumber : Buku Ajar Penyakit THT Boies Edisi keenam
10
Fungsi respirasi
Fungsi penghidu
Fungsi fonetik
Fungsi statik dan mekanik
Refleks nasal
11
Epistaksis adalah perdarahan hidung,
bukanlah merupakan suatu penyakit,
melainkan sebagai gejala dari suatu kelainan.
12
Kelainan lokal Kelainan sistemik
Kelainan kongenital
13
Epistaksis anterior. Perdarahan
biasanya ringan dan dapat berhenti
sendiri.
15
3 prinsip utama :
Menghentikan perdarahan
Mencegah komplikasi
Mencegah berulangnya epistaksis
16
Perhatikan keadaan Bila ada kelainan, atasi Pasang tampon sementara
umumnya, nadi, pernapasan terlebih dahulu kelainan selama 10-15 menit untuk
serta tekanan darahnya. tersebut. menghentikan perdarahan.
17
Kaustik pleksus Kisselbach Tampon anterior
18
Blok ganglion sfenopalatinum
Tampon posterior (tampon Bellocq)
19
Aspirasi darah ke dalam saluran nafas bagian
bawah
Syok
Anemia
Gagal ginjal
Infeksi -> akibat pembuluh darah yang
terbuka
Rino-sinusitis, otitis media, septikemia atau
toxic shock syndrome
Hemotimpanum
Laserasi palatum mole atau sudut bibir
20
Mencari penyebab epistaksis agar perdarahan
tidak berulang
21
Nama Tn. Y
No. RM 161562
Umur 42 tahun
Alamat Sijunjung
Pekerjaan Petani
Suku Minang
23
Keluhan utama: Keluar darah dari kedua
lubang hidung sejak ± 12 jam sebelum masuk
RS.
25
Nyeri di pipi kiri sejak ± 1 bulan yang lalu.
Riwayat membuang ingus dengan keras ada.
Riwayat menggosok-gosok hidung ada.
Demam tidak ada.
Batuk tidak ada.
Riwayat gusi berdarah tidak ada.
26
Riwayat keluar darah dari hidung sebelumnya
tidak ada.
Riwayat luka/ terbentur pada wajah atau
hidung tidak ada.
Riwayat hipertensi disangkal.
Riwayat diabetes mellitus tidak ada.
Riwayat penyakit jantung tidak ada.
Riwayat penyakit ginjal tidak ada.
Riwayat penyakit kelainan darah tidak ada.
27
Tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan
antikoagulan seperti aspirin.
28
Riwayat Operasi : Tidak ada
Riwayat Keluarga :
Di keluarga tidak ada yang mengalami keluhan
serupa seperti pasien.
29
VITAL SIGN
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : CMC
Tekanan Darah : 150/90 mmHg
Nadi : 90 x/menit,
reguler
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
30
Pemeriksaan Hasil
Kulit dan Selaput Dalam batas normal
Lendir
Kelenjar Getah Tidak teraba pembesaran KGB
Bening
Kepala Normocephal, rambut hitam
Mata Konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-
Leher KGB tidak teraba membesar
Toraks Normochest
Jantung S1S2 reguler, murmur -, gallop -
Paru Suara nafas vesikuler ki = ka, ronkhi -/-,
wheezing -/-
Abdomen Supel, NT (-), NL (-), bising usus (+) normal,
hepar dan lien tidak teraba
Ekstremitas Akral hangat, CRT < 2 detik
31
32
33
34
35
36
37
Rinoskopi posterior : tidak dilakukan
pemeriksaan
38
39
40
Laringoskopi indirek : tidak dilakukan
pemeriksaan
41
42
Epistaksis anterior + Hipertensi stage I
43
Pemasangan tampon sementara yang diikuti
dengan pemasangan tampon anterior
IVFD Ringer Laktat 12 jam/ kolf
Asam traneksamat 3 x 250 mg (IV)
Vitamin K 3 x 1 ampul (IV)
Vitamin C 3 x 1 tab (PO)
Ceftriaxone 2 x 1 gram (IV) skin test
44
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad functionam : dubia ad bonam
Ad sanationam : dubia ad bonam
45
Vital Sign & PF Diagnosis Penatalaksanaan
S: Keluar darah dari lubang Epistaksis anterior + - Pasang kembali tampon
Hipertensi stage I + septum
hidung kiri anterior
deviasi
O: Kes : CMC - Awasi tanda-tanda syok
47
Vital Sign & PF Diagnosis Penatalaksanaan
S: Keluar darah dari lubang Epistaksis anterior dalam - IVFD Ringer Laktat 12
perbaikan + Hipertensi stage I
hidung (-), demam (-). jam/ kolf
+ septum deviasi
O: Kes : CMC - Asam traneksamat 3 x
RR : 18 x/menit (IV)
HR : 86 x/ menit, reguler
RR : 20 x/menit
Suhu : 36,8oC
Status lokalis : Hidung :
KND : lapang, KI/ KM :
eutrofi/ eutrofi, septum
deviasi (+)
KNS : terpasang tampon
anterior, darah mengalir (-)
49
Vital Sign & PF Diagnosis Penatalaksanaan
S: Keluar darah dari lubang Epistaksis anterior dalam - Boleh pulang
perbaikan + Hipertensi stage I
hidung dan tenggorok (-), - Pasang kembali tampon
+ septum deviasi + sinusitis
nyeri pada hidung (+), demam anterior di lubang hidung
(-). kiri sebelum pulang
O: Kes : CMC - Kontrol ke Poli THT
RR : 20 x/menit (PO)
51
52
TEORI KASUS
53
Epistaksis dapat disebabkan oleh kelainan Pada pasien ini, epistaksis disebabkan oleh
lokal pada hidung atau kelainan sistemik. kelainan lokal pada hidung yaitu trauma,
Kelainan lokal dapat disebabkan oleh infeksi lokal, dan kelainan anatomi. Pasien
trauma, infeksi lokal, tumor, kelainan ini memiliki kebiasaan menggosok-gosok
kongenital, dan pengaruh efek perubahan hidung dan pernah membuang ingus
tekanan udara atau tekanan atmosfer. dengan keras yang menyebabkan trauma
Kelainan sistemik dapat disebabkan oleh pada hidung. Infeksi lokal dan kelainan
penyakit kardiovaskuler, gangguan anatomi pada pasien yaitu sinusitis dan
hormonal, kelainan darah, dan infeksi septum deviasi yang ditemukan dari gejala,
sistemik.1-4 pemeriksaan fisik, dan rontgen sinus
paranasal.
54
Selain itu, pada pemeriksaan fisik
didapatkan pasien menderita hipertensi.
Hal ini termasuk salah satu kelainan
sistemik penyebab epistaksis. Namun pada
pasien ini hipertensi bukan menjadi salah
satu penyebab karena perdarahan hidung
tidak hebat dan dapat berhenti setelah
dipasang tampon anterior. Riwayat
hipertensi sebelumnya juga disangkal oleh
pasien.
Diagnosis epistaksis ditegakkan Pada pasien ini ditegakkan diagnosis
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, epistaksis anterior.
dan pemeriksaan penunjang yang Anamnesis :
dilakukan untuk mengevaluasi sumber dan - Keluar darah dari lubang hidung.
penyebab epistaksis. Pemeriksaan yang - Riwayat membuang ingus dengan
dapat dilakukan yaitu rinoskopi anterior, keras dan menggosok-gosok hidung.
rinoskopi posterior, pengukuran tekanan - Hidung berair dan sering tersumbat.
darah, rontgen sinus, skrining terhadap - Nyeri di pipi kiri.
koagulopati, dan skrining riwayat
55
penyakit.1,2,4
Pemeriksaan fisik :
- Rinoskopi anterior : tampak sumber
perdarahan, septum deviasi (+).
Pemeriksaan penunjang :
- Pemeriksaan darah rutin, ureum,
creatinin, dan gula darah sewaktu :
hasil dalam batas normal.
- Rontgen sinus paranasal : Kesan :
sinusitis maksila kiri dan septum
deviasi.
56
Prinsip penatalaksanaan epistaksis yaitu Pada pasien ini, keadaan umum baik.
perbaiki keadaan umum dengan Kemudian dipasang tampon sementara
memastikan keadaan hemodinamik dan yang dibasahi dengan kombinasi
patensi jalan nafas dalam kondisi baik, lidokain 2% topical dengan epinefrin
cari sumber perdarahan, dan hentikan 1/5000 selama 5-10 menit. Setelah itu
perdarahan.1,2,3,5 dicari sumber perdarahan dan
didapatkan perdarahan berasal dari
bagian anterior. Tatalaksana
selanjutnya adalah menghentikan
perdarahan dengan memasang tampon
anterior.
Selain itu, pasien juga ditatalaksana
medikamentosa berupa IVFD Ringer
Laktat 12 jam/ kolf, asam traneksamat 3
x 250 mg (IV), vitamin K 3 x 1 ampul
(IV), vitamin C 3 x 1 tab (PO), dan
57
ceftriaxone 2 x 1 gram (IV).