Anda di halaman 1dari 37

Badan Usaha

Berbadan Hukum
Ex: PT, Yayasan,
Koperasi

Badan Usaha

Badan Usaha Bukan


Badan Hukum
Ex: PD, Fa, CV
No Aspek Berbadan Hukum Bukan Badan Hukum
1 Penentu status Disebutkan secara jelas Tidak dinyatakan sebagai
dalam UU atau diakui badan hukum oleh UU atau
Negara sebagai Badan tidak memperoleh pengakuan
Hukum dari Negara
2 Subjek Hukum Badan Hukum bertindak Badan usaha ini bukan subjek
sebagai subjek hukum, hukum. Pengurus baik
sdngkan para pengurus perorangan atau kolektif yang
mrpkn pelaksana dg bertindak sebagai subjek
maksud dan tujuan usaha hukum
dan bertindak untuk dan
atas nama badan usaha
yang berbadan hukum
No Aspek Berbadan Hukum Bukan Badan Hukum
3 Tanggung Badan hukum memikul Pengurus secara pribadi atau kolektif
Jawab tanggung jawab atas seluruh bertanggungjawab atas setiap
perbuatan yang dilakukan oleh perbuatan yang dilakukannya. Badan
para pengurusnya selama para usaha tidak bertanggungjawab karena
pengurus bertindak sesuai hukum tidak menentukannya sbg
dengan AD yang berlaku subjek hukum
4 Harta Badan hukum memiliki harta Badan usaha secara hukum tidak
kekayaan yang terpisah dari memiliki harta kekayaan karena harta
harta kekayaan para kekayaan dimiliki dan/atau dikuasai
pengurusnya. Badan hukum pengurusnya. Pengurus
bertanggungjawab thdp harta bertanggunjawab secara
kekayaannya sendiri dan tidak pribadi/kolektif thd harta
menjangkau harta pribadi kekayaannya
pengurus
5 Tuntutan Badan usaha yang berbadan Badan usaha yang tidak berbadan
hukum hukum dapat menuntut dan hukum scr hkm tdk dpt dituntut atau
dituntut di muka pengadilan menuntut di muka pengadilan.
sebagai subjek hukum mandiri Pengurus yang memiliki kapasitas
hukum tsbt sebagai subjek hukum
 Keluarga Anissa mempunyai usaha warung
nasi yang melayani kebutuhan makan siang
karyawan yang berkerja di Jl Embong Malang
dan sekitarnya. Usaha tersebut dijalani oleh
ibunya. Sebagai mahasiswa akuntansi yang
sedang menempuh semester 3, setelah
mendapatkan mata kuliah aspek hukum dalam
bisnis, Anissa menyarankan ibunya untuk
membentuk Usaha Dagang(UD) atau
Perusahaan Dagang (PD). Apakah sebaiknya
saran tersebut diterima oleh ibunya?
Bagaimana pendapat Anda?
 Badan usaha yang dijalankan secara mandiri
oleh satu orang saja dan tidak memerlukan
suatu partner dalam berusaha.
 Di mata hukum, tidak ada pemisahan harta
kekayaan ataupun pemisahan tanggung jawab
 Izin Domisili Usaha dari Kantor Kelurahan dan
Kecamatan tempat usahanya.
 Mengajukan penerbitan NPWP atas nama
dirinya sendiri
 Mengajukan SIUP perseorangan kepada Dinas
Koperasi, Usaha Mikro Kecil dan Menengah
(UMKM), dan Dinas Perdagangan setempat.
 Pengajuan SIUP tidak wajib, namun jika sudah
membuat, wajib melanjutkan dengan
pendaftaran TDP
 Pendiri membuat pernyataan berhenti dari
usaha tersebut. Kemudian dilanjutkan dengan
instansi penerbit izin yang terkait, terutama
kantor pajak. Agar secara administratif dan
publik, UD tersebut sudah dinyatakan berakhir
sehingga kewajibannya selaku subjek pajak
juga berakhir. Sehingga tidak muncul tagihan-
tagihan pajak yang tertunggak setiap tahunnya
untuk usaha yang sebenarnya sudah tidak ada
lagi.
 Kumpulan orang yang biasanya memiliki
profesi sama dan berkeinginan untuk
berhimpun dengan menggunakan nama
bersama.
 Contoh : maatschap notaris
 Peningkatan mutu
 Perluasan pelayanan kepada publik
 Pengurangan beban biaya
 Peningkatan kemampuan para notaris yang
berserikat
 Seluruh sekutu bertindak secara terang-
terangan (tidak ada sleeping partner)
 Harus bersifat kebendaan
 Bertujuan memperoleh keuntungan dan untuk
kepentingan bersama para anggotanya
 Keuntungan yang diperoleh para sekutu dapat
dibagikan kepada setiap anggotanya
 Kerja sama di antara para sekutu dilakukan
secara nyata, atau secara diam-diam
 Memiliki tujuan yang halal (tidak melanggar
undang-undang)
 Seperti halnya Firma, para sekutu dalam
maatschap, masing-masing sekutu bersifat
independen. Artinya, masing-masing sekutu
berhak untuk bertindak keluar dan melakukan
perbuatan hukum atas nama dirinya sendiri,
khususnya untuk tindakan pengurusan,
sepanjang hal tersebut tidak dilarang dalam
anggaran dasarnya
 Dalam pendirian Maatschap, para sekutu
diwajibkan untuk berkontribusi bagi
kepentingan maatschap. Kontribusi ini disebut
sebagai “inbreng” (pemasukan ke dalam
perseroan).
 Dapat berbentuk uang, barang, goodwill atau
know how.
 Syarat pendirian maatschap sama dengan Firma
ataupun CV, yaitu harus didirikan oleh paling
sedikit dua orang berdasarkan pernjanjian
dengan Akta Notaris dalam bahasa Indonesia
 Venootshcap Onder Firma (VOF atau Fa) bagian
dari asosiasi orang yang mementingkan SDM,
bukan modal.
 Semua persero dalam firma memiliki
kedudukan dan wewenang yang sama untuk
melakukan perbuatan hukum keluar sepanjang
kewenangannya tidak dibatasi dalam anggaran
dasarnya.
 Perbedaan: menggunakan nama bersama.
Contoh: “Richard and sons” atau “Suroso
Bersaudara”
 Jika terdapat kerugian maka berlaku tanggung
renteng (ditanggung bersama) dan tidak
adanya batasan atas harta kekayaan pribadi
pengurus.  lebih baik jika terdapat
pertemuan internal para mitra firma secara
rutin.
 Pendirian:
 NPWP
 Akta Autentik ke Pengadilan Negeri dan
diumumkan dalam Berita Negara RI
 SIUP, TDP
 Izin Gangguan
 Dalam hubungan dengan pihak ketiga, apabila
firma tidak memenuhi tahapan pendaftaran
dan pengumuman, maka timbul akibat hukum
(pasal 29 KUHD):
 Dianggap maksud dan tujuannya tidak terbatas
(untuk semua jenis usaha)
 Dianggap didirikan untuk waktu yang tidak
ditentukan
 Dianggap tidak seorangpun mitra yang dilarang
melakukan suatu tindakan mengatasnamakan firma
 Karena waktu yang ditetapkan dalam
perjanjian telah habis
 Karena musnahnya barang yang dipergunakan
untuk tujuan perseroan atau karena
tercapainya tujuan itu
 Karena kehendak beberapa peserta atau salah
seorang peserta
 Karena salah seorang dari peserta meninggal
dunia, bangkrut atau dinyatakan sebagai orang
yang tidak mampu
 (pasal 19 KUHD) menyatakan CV dibentuk
dengan cara meminjamkan uang, didirikan
antara seseorang atau antara beberapa orang
persero yang bertanggungjawab secara
tanggung-renteng untuk keseluruhannya, dan
satu atau lebih sebagai pemberi pinjaman
uang.
 NPWP
 Akta autentik yang didaftarkan ke Pengadilan
Negeri
 SIUP
 TDP
 Izin Gangguan
 Dalam hubungannya dengan pihak ketiga,
mitra aktif memiliki tanggung renteng untuk
keseluruhan, artinya setiap mitra aktif satu
sama lain bertanggungjawab thd kerugian
yang dialami pihak ketiga. Dikarenakan CV
bukan badan hukum maka setiap mitra aktif
akan bertanggungjawab sampai harta
pribadinya untuk melunasi hutang CV
 Dalam hubungannya dengan pihak ketiga,
mitra pasif memiliki tanggunjawab yang
terbatas, sebatas modal yang ia berikan ke
dalam CV. Selama mitra pasif tidak melakukan
kegiatan usaha sebagaimanahalnya mitra aktif,
maka mitra pasif akan bertanggungjawab
secara terbatas. Namun apabila bertindak
seperti halnya mitra aktif, maka mitra pasif
akan kehilangan keistimewaannya berupa
keterbatasan tanggung jawab, sehingga akan
bertanggunjawab secara renteng.
 Karena waktu yang ditetapkan dalam
perjanjian telah habis
 Karena musnahnya barang yang dipergunakan
untuk tujuan perseroan atau karena
tercapainya tujuan itu
 Karena kehendak beberapa peserta atau salah
seorang peserta
 Karena salah seorang dari peserta meninggal
dunia, bangkrut atau dinyatakan sebagai orang
yang tidak mampu
Firma CV Persekutuan Perdata
Anggota dan Semua persero Terdiri dari persero Kumpulan orang satu
Kedudukan memiliki aktif dan pasif profesi
kedudukan yang
sama
Tanggung Tanggung renteng Persero aktif Tanggungjawab
jawab bertanggungjawab sendiri-sendiri
sampai harta
pribadi, persero
pasif sebatas modal
disetor
Tindakan Tidak perlu kuasa Persero aktif berhak Untuk mengikat
keluar khusus, kecuali melakukan tindakan persero lain harus
yang tidak tertulis keluar atas nama CV ada kuasa khusus
di AD dari para persero
 Pasal 1 (1) UUPT:
 Badan hukum yang merupakan persekutuan
modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar
yang seluruhnya terbagi dalam saham dan
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam UU
ini serta peraturan pelaksanaannya.
 Sebagai badan hukum, berarti PT dianggap
sebagai orang (pribadi) yang dapat menggunakan
nama PT itu sendiri, bertanggungjawab sendiri,
memiliki harta kekayaan sendiri, dan dapat
menuntut maupun dituntut secara hukum
 Pendirian minimal 2 orang (Pasal 7 (1)), kecuali
untuk:
 PT persero yang seluruh sahamnya dimiliki oleh
negara
 Perseroan yang mengelola bursa efek, lembaga
kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan
penyelesaian, serta lembaga lain sebagaimana diatur
oleh UU Pasar Modal
 Akta Notaris yang berbahasa Indonesia
 Setiap pendiri harus mengambil bagian atas
saham, kecuali dalam rangka peleburan
 Akta pendirian harus disahkan Menteri
Hukum dan HAM RI dan diumumkan dalam
Berita Negara RI
 Pendaftaran PT di Pengadilan Negeri dan
Kantor Pendaftaran Perusahaan
 Modal dasar minimal Rp 50.000.000, modal
disetor minimal 25% dari modal dasar
 Untuk PT biasa, minimal 1 orang direktur dan
1 orang komisaris. Sedangkan untuk PT
Terbuka , minimal harus memiliki 2 orang
direktur dan 2 orang komisaris
 Pemegang saham harus WNI, kecuali untuk PT
PMA
 Surat keterangan domisili perusahaan
 NPWP perusahaan
 SIUP
 TDP
 PKP
 RUPS
 Direksi
 Komisaris
 Berdasarkan keputusan RUPS
 Karena jangka waktu berdirinya yang
ditetapkan dalam anggaran dasarnya telah
berakhir
 Berdasarkan penetapan pengadilan
 Dinyatakan pailit oleh pengadilan
 Dicabutnya ijin usaha PT oleh pengadilan
 Badan hukum yang bersifat sosial , dilarang
membagikan keuntungan bagi para pembina,
pengawas, pengurus ataupun afiliasinya.
 Minimal didirikan oleh satu orang atau lebih.
 Pendiri harus memisahkan kekayaan
pribadinya dengan kekayaan yayasan
 Dibuat dalam bentuk Akta Notaris yang
disahkan Menteri Hukum dan HAM, serta
diumumkan dalam Berita Negara RI
 Pembina
 Pengurus
 Pengawas

 Tidak diperbolehkan perangkapan jabatan


 Jangka waktu yang ditetapkan dalam AD
berakhir
 Tujuan yayasan yang ditetapkan dalam AD
telah tercapai atau tidak tercapai
 Adanya putusan pengadilan yang telah
berkekuatan hukum tetap, berdasarkan alasan
 Yayasan melanggar ketertiban umum dan
kesusilaan
 Tidak mampu membayar utangnya setelah
dinyatakan pailit
 Harta kekayaan yayasan tidak cukup untuk
melunasi utang setelah pernyataan pailit dicabut
 Pembubaran yayasan diikuti oleh proses
likuidasi, apabila hasil likuidasi menghasilkan
sisa kekayaan, maka sisa tersebut diserahkan
ke yayasan lain yang mempunyai kegiatan
yang sama atau diserahkan oleh badan hukum
lain dengan kegiatan yang sama.
 Terbagi atas dua bentuk
 Koperasi primer, didirikan oleh orang perseorangan
dan anggotanya juga terdiri dari orang
perseorangan. Minimal jumlah anggotanya 20 orang
 Koperasi sekunder, didirikan oleh Koperasi Primer
dan beranggotakan Koperasi Primer juga. Minimal
anggotanya 3 Koperasi Primer.
 Untuk koperasi primer, minimal 20 orang.
sedangkan untuk koperasi sekunder, minimal
3 Koperasi Primer
 Akta Pendirian dihadapan notaris yang
memiliki izin sebagai Pejabat Pembuat Akta
Koperasi dan disahkan oleh pemerintah dan
diumumkan dalam Berita Negara RI
 Berkedudukan di wilayah Indonesia
 Rapat Anggota
 Pengurus
 Pengawas

Anda mungkin juga menyukai