Anda di halaman 1dari 47

BRONKOPNEUMONIA BERAT

Disusun oleh:
Dr. Mesiwisani
Dr. Nurichwani Wardianda

Pembimbing:
dr. Yeni Rachmania, Sp.A
Dr. Bondhan Prajati
Dr. Iik Rachmawati
Nama : By. SM.
Jenis kelamin : Perempuan.
Tanggal lahir/ usia : 04 Juli 2017 / 8 bulan.
Alamat : Pondok Gede
Kewarganegaraan : Indonesia.
Agama : Islam.
Nomor RM : 00.14.95.89.
IDENTITAS
Pembayaran : BPJS.
PASIEN
Tanggal Masuk : 15 Maret 2018, jam 15.38 WIB.
Diagnosis Masuk : Bronkopneumonia.
DATA AYAH IBU

Nama Tn. TH Ny. DPS

Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan

Alamat Pondok Gede, RT 005/RW002.

IDENTITAS Agama Islam Islam


ORANG TUA Suku Bangsa Jawa Jawa
PASIEN
Pendidikan SLTP SD

Pekerjaan Supir Ibu rumah tangga

Keterangan Hubungan orang tua dengan anak adalah anak kandung

Pembayaran BPJS Non-PBI


• Anamnesis dilakukan secara alloanamnesis dengan ibu kandung pasien pada
tanggal 15 Maret 2018 pukul 09.00 WIB, di ruang IGD RSUD Balaraja dan 16 Maret
2018 pukul 15.00 WIB di ruang ICU RSUD Balaraja.

Keluhan utama
• sesak nafas sejak 1 hari sebelum masuk rumah
ANAMNESIS sakit (SMRS).
Keluhan tambahan
• batuk berdahak, pilek, demam.
7 hari SMRS
- batuk berdahak namun sulit 3 hari SMRS
dikeluarkan.
- nafsu makan pasien mulai BAB cair (+), 3 kali, konsistensi cair 1 hari SMRS
menurun, masuk sedikit makanan dengan ampas yang sedikit, lendir (-)
(hanya susu formula sedikit). ,darah (-), volume tiap BAB
RPS ±setengah popok .
- demam (+)l sepanjang hari,
membaik sebentar setelah
diminumkan obat.
- sesak nafas (+). Napas pasien
terlihat cepat dan dalam, terlihat
seperti ada cekungan masuk pada
dada pasien setiap kali bernapas
yang disertai napas berbunyi. Pasien
sempat dibawa ke klinik dan di uap
sebanyak sekali namun keluhan
tidak berkurang hingga akhirnya
dirujuk ke IGD RSUD Balaraja.
Riw. Penyakit Dahulu
• Pasien belum pernah mengalami keluhan serupa sebelumnya.
• Belum pernah dirawat di rumah sakit.
• Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat maupun makanan tertentu
• Riwayat penyakit paru, jantung, kejang dan penyakit lain disangkal

Riw. Penyakit Keluarga


• Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang serupa.
• Riwayat alergi dalam keluarga disangkal.
• Riwayat penyakit paru-paru, penyakit jantung, penyakit darah tinggi dan
kencing manis di keluarga disangkal.
Pasien merupakan anak pertama di keluarganya. Ibu pasien merupakan anak ketiga dari 6
bersaudara sedangkan ayah pasien adalah anak pertama dari 2 bersaudara

Silsilah
keluarga

Keterangan : : laki-laki, : perempuan, : pasien


Riw. Lingkungan Rumah Riw. Sosial-Ekonomi

• Pasien tinggal serumah dengan kedua


orang tua, kakek dan nenek. Rumah
terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tengah
keluarga, 1 kamar mandi, dan 1 dapur.
Cahaya matahari dapat masuk melalui Ayah pasien adalah seorang supir dengan
jendela. Penerangan di rumah sehari-hari penghasilan sekitar ± Rp. 1.500.000 dan ibu
dengan listrik. Terdapat bengkel milik pasien seorang ibu rumah tangga.
kakek pasien di depan rumah, yang mana
tempatnya sedikit berdebu dan berasap.
Keluarga pasien sering menggunakan
obat nyamuk bakar di dalam rumah.
Kakek dan ayah pasien sering merokok di
dalam rumah.

Kesan : Keadaan lingkungan rumah kurang baik. Kesan: Riwayat sosial ekonomi kurang.
Riw. Persalinan
Riwayat Kehamilan
TEMPAT • RS Permata Hati
PENOLONG • Bidan

• Pasien merupakan anak pertama dan CARA • Spontan pervaginam


merupakan anak yang diinginkan. GESTASI • 37 minggu
• Riwayat keguguran sebelumnya disangkal
ibu pasien. BBL • 3100 gram
• Ibu pasien memeriksakan kehamilan rutin
PBL • 49 cm
setiap bulan secara teratur.
• ibu pasien mendapat suntikan imunisasi TT LINGKAR KEPALA • Ibu lupa
2 kali. • Langsung menangis kuat, tidak pucat,
• Ibu pasien tidak pernah mengonsumsi obat- KEADAAN LAHIR
dan tidak biru
obatan dan jamu selama hamil, tidak APGAR • Ibu tidak tahu
merokok, tidak pernah mengalami demam,
sesak, muntah-muntah atau keluhan lain KEL. BAWAAN • Tidak ada
selama kehamilan.
• Riwayat tekanan darah tinggi, kencing Air ketuban • Jernih
manis, asma, penyakit jantung, perdarahan
dan trauma selama kehamilan disangkal. Kesan : neonatus preterm, lahir spontan
pervaginam, bayi bugar, bayi langsung
Kesan: Perawatan antenatal baik. di rawat gabung dengan ibu pasien.
Riwayat Tumbuh Kembang Anak

• BBL : 3100 gr dan PBL 49 cm . Berat badan sekarang 7,2 kg


dengan panjang badan sekarang 65 cm dan lingkar kepala
sekarang 40 cm.

MOTORIK KASAR MOTORIK HALUS EMOSIONAL BAHASA DAN KOGNITIF

• Mulai tengkurap • Mulai dapat • Kontak mata • Babbling di usia 3


di usia 4 bulan bulan.
menggenggam jari dan senyum
• Mulai merangkak ibunya di usia 3 sosial di usia 3 • Dapat bicara “mama”,
di usia 7 bulan. “papa” di usia 4 bulan.
bulan bulan.
• Mulai duduk di
usia 8 bulan.
Riwayat Nutrisi

• Ibu pasien memberikan ASI dan susu formula kepada pasien


sejak lahir. Hal ini dikarenakan ASI ibu pasien hanya keluar
sedikit meskipun telah dilakukan pemijatan.
• Pada usia 6 bulan pasien mulai makan sereal bayi.
• Pada usia 8 bulan mulai mulai makan bubur tim.

UMUR VAKSIN
Baru lahir HBO

1 Bulan BCG, POLIO 1


Riwayat
Imunisasi 2 Bulan DPT-HB-Hib 1, Polio 2

3 Bulan DPT-HB-Hib 2, Polio 3

4 Bulan DPT- HB-Hib 3, Polio 4


PEMERIKSAAN Kesadaran
FISIK
• GCS E4M6V5
Dilakukan pada tanggal
15 Maret 2018 pukul Keadaan umum
09.00 WIB di ruang IGD
dan 16 Maret 2018 • Tampak sakit sedang
pukul 14.30 WIB di • Tampak lemah (+)
ruang ICU RSUD • Menangis (-), merintih (+)
Balaraja. • Sesak (+), terpasang sungkup O2 (IGD)
• Sianosis (-)
• Retraksi (+).
• Ikterik (-).
• Gerak (+) kurang aktif
Tanda Vital IGD ICU
Tekanan darah Tidak dilakukan 120/70 mmHg
pemeriksaan Data
Antropometri
Nadi 160 x/m, regular, kuat, 196 x/m, regular, kuat,
BB : 7,2 kg
isi cukup, equal pada isi cukup, equal pada PB : 65 cm
keempat ekstremitas. keempat ekstremitas.
LK : 41,5 cm
LP : 58 cm
Pernapasan 58 x/m, cepat dan 60 x/m, cepat dan LiLA : 14 cm
dalam dalam
SpO2 98 % 96 %
Suhu 38 oC 38,4 oC
Status Gizi
Lingkar kepala : 41,5 cm
BB/U = 7,2/8 x 100% = 90% (berat badan cukup
menurut umur)
Kesan : normosefali
TB/U = 65/69 x 100% = 94,20 % (tinggi badan cukup
menurut umur)
BB/TB = 7,2/7 x 100% = 102,86% (gizi baik)
Paru Cor
• Kepala : Normosefali, lingkar kepala : 41,5 cm. Inspeksi Bentuk dada Ictus cordis tidak
simetris kanan – tampak.
• Rambut : Hitam, tidak mudah dicabut. kiri. Retraksi
• Mata : Conjunctiva anemis (-/-), sklera supraklavikula
dan epigastrium
ikterik (-/-), oedem palpebra (-/-),
(+). Gerak napas
mata cekung (-/-), ptosis (-/-). simetris, tidak
• Hidung : Bentuk normal, deformitas (-), ada hemithotax
yang tertinggal.
deviasi (-), sekret (-/-), napas cuping
Status Palpasi Simetris, tidak Ictus cordis teraba
hidung (+).
Generalis ada yang di ICS IV
• Telinga : Normotia, discharge (-/-). tertinggal. midklavikula
• Mulut : Bibir kering (+), bibir sianosis (-). sinistra.

• Leher : Simetris, tidak terdapat pembesaran


Perkusi sonor pada tidak dilakukan
KGB.
kedua pemeriksaan.
• Thorax : Dinding thorax normothorax dan hemitoraks
simetris. Auskultasi Suara nafas Bunyi jantung I
vesikuler(+/+), dan II reguler,
rhonki (+/+), murmur (-), gallop
wheezing (+/+). (-)
Abdomen :
• Inspeksi : Datar, simetris. Ekstremitas:
• Auskultasi : Bising usus (+).
• Palpasi : Supel, distensi (-), turgor kembali < 2 detik, Superior Inferior
hepar dan lien tidak membesar, asites (-). Deformitas -/- -/-
• Perkusi : timpani di 4 kuadran. Akral Dingin -/- -/-
Akral Sianosis -/- -/-
CRT < 2” < 2”
Genitalia : tidak ada kelainan, jenis Oedem -/- -/-
kelamin perempuan Tonus Otot Normotonus Normotonus
Trofi Otot Normotrofi Normotrofi
Anorektal : tidak ada kelainan.
Pemeriksaan laboratorium
(15/03/2018 10:12)
(17/03/2018 pukul 11:37)
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN Parameter Hasil Satuan Nilai Rujukan
Hemoglobin 10,1 g/dL 10.4 – 15.6
Analisis Gas Darah
Hematokrit 30 % 31 – 41
Suhu 38,3 oC
Eritrosit 3.83 10^6 /μL 3.60 – 5.20
PH 7,405 7,35 – 7,45
Leukosit 12.71 10^3 /μL 6.0 – 18.0
pCO2 58,3 35 – 45
Trombosit 322 10^3 /μL 150 – 450
pO2 104,7 80 – 95
Hitung Jenis
Hct 23,0 % 37 – 50
Basofil 0 % 0-2
HCO3- 36,4 22 – 26
Eosinofil 0 % 1-4
TCO2 38,1 mmol/L 23 – 27
Batang 1 % 0-6
BE 11,8 mmol/L -2.0 - +2.0
Segmen 68 % 20 - 40
Saturasi O2 97,4 % 94 – 100
Limfosit 27 % 48 – 78 Elektrolit
Monosit 4 % 2 – 11 Natrium 131 mmol/L 129 - 143
Rata –Rata Eritrosit Kalium 4,6 mmol/L 3,6 – 5,8
MCV 77 fL 76 – 92 Clorida 98 mmol/L 93 - 112
MCH 26 pg 23 – 31
MCHC 34 g/dL 32 - 36
JENIS PEMERIKSAAN HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN
(19/03/2018 12:51)
Hemoglobin 10,0 g/dL 10.4 – 15.6
Hematokrit 33 % 31 – 41
Eritrosit 4.09 10^6 /μL 3.60 – 5.20
Leukosit 12.53 10^3 /μL 6.0 – 18.0 Analisa Gas Darah
Suhu 36,9 oC
Trombosit 615 10^3 /Μl 150 – 450
PH 7,23 7,35 – 7,45
LED 22 mm/jam 0 – 15
pCO2 46,0 35 – 45
Hitung Jenis pO2 94,6 80 – 95
Basofil 0 % 0-2 Hct 34,0 % 37 – 50
Eosinofil 0 % 1-4 HCO3- 30,3 22 – 26
TCO2 31,7 mmol/L 23 – 27
Batang 1 % 0-6
BE 5,7 mmol/L -2.0 - +2.0
Segmen 71 % 20 - 40
Limfosit 22 % 48 – 78
Monosit 6 % 2 – 11
Rata –Rata Eritrosit
MCV 79 fL 76 – 92
MCH 24 pg 23 – 31
MCHC 31 g/dL 32 - 36
Imunoserologi
CRP Negatif mg/L NEGATIF (<8)
(20/3/2018 PUKUL 17:38) (20/3/2018 PUKUL 17:38)

Parameter Hasil Satuan Nilai


Rujukan Parameter Hasil Satuan Nilai
Analisa Gas Darah Rujukan
Suhu 36,7 oC Analisa Gas Darah
Suhu 36,8 oC
PH 7,426 7,35 – 7,45
PH 7,514 7,35 – 7,45
pCO2 46,6 35 – 45 pCO2 31,3 35 – 45
pO2 32,2 80 – 95 pO2 146,0 80 – 95
Hct 23,0 % 37 – 50 Hct 28,0 % 37 – 50
HCO3- 31,0 22 – 26 HCO3- 25,5 22 – 26
TCO2 32,4 mmol/L 23 – 27 TCO2 26,4 mmol/L 23 – 27
BE 6,3 mmol/L -2.0 - BE 2,3 mmol/L -2.0 -
+2.0 +2.0
Saturasi O2 63,8 % 94 – 100 Saturasi O2 99,4 % 94 – 100
Pemeriksaan
Radiologi
(15/03/2018,
pukul 10:39)

Deskripsi :
Tak tampak pelebaran mediastinum.
Cor : CTR tak dinilai. Bentuk dan letak dalam batas normal.
Pulmo : Corakan bronkovaskular tampak kasar.
Tampak bercak infiltrat di kedua perihiler dan parakardial.
Kedua hilus tampak menebal.
Diafragma kanan setinggi costae IX posterior.
Sinus kostofrenikus kanan-kiri normal.

Kesan : cor tak membesar.


Susp. Bronkhopneumonia, DD/ proses spesifik
(16/3/2018, pukul 21:38)

Deskripsi :
Tampak bercak-bercak kesuraman di suprahiler, perihiler,
pericardial bilateral
Kedua sinus costofrenikus lancip
Kedua diafragma licin
Cor : konfigurasi dalam batas normal.
Sisterna tulang yang tervisualisasi intak
Pada foto yang tervisualisasi tampak distensi gaster
Tampak terpasang ujung selang ETT di proyeksi setinggi VTH-2

Kesan : Susp. Bronkhopneumonia bilateral.


Konfigurasi cor dalam batas normal.
Terpasang ujung selang ETT di proyeksi
setinggi VTH-2.
Dispnoe Diagnosis
Febris
• Bronkopneumonia berat
DAFTAR Takipnoe
MASALAH Diagnosis banding
Retraksi (+)

Ronki (+/+), wheezing (+/+) • Aspirasi pneumonia


Rontgen : bronkopneumonia bilateral
• Bronkiolitis
PENATALAKSANAAN
PROGNOSIS
IGD : Pro ICU  ICU
penuh  rawat ruangan
dengan NRM 5 liter Quo ad vitam
• dubia ad bonam
IV ampisilin 4 x 180 mg
IV gentamisin loading
dose 55 mg  1 x 40 mg Quo ad
functionam • dubia ad bonam
IV dexametason 3 x 0,7
mg
Quo ad
Nebu Ventolin +2 cc Nacl sanationam • dubia ad bonam

Nebu combiven + 2 cc
Nacl
Keterangan 16 Maret 2018 (ICU) 16 maret 2018 pukul 14.00 (ICU)

Sesak napas (+), gelisah (+), menangis (+) kurang pasien pasca intubasi, demam (+)
S
kencang
PF/ PF/
KU: CM, TSB KU: on sedasi, TSB
Tekanan darah: 120/70 Tekanan darah
Nadi: 196 x/m, Nadi : 200 x/menit
O
RR: 60x/m, SpO2 : 96% RR: on ventilator, SpO2 99%
Suhu: 38,4 OC, suhu : 38,7 OC
Paru : SN Vesikular +/+ Rh +/+, Wh +/+ Paru : SN Vesikular +/+ ,Ronkhi +/+ Wheezing +/+

A Bronkopneumonia berat Bronkopneumonia berat


 NRM 5 lpm  Ventilator PC 12/5 FiO2 50%
 Ampisilin 4 x 180 mg  Cefotaxime 4 x 400 mg (iv)
 Gentamisin 1 x 40 mg  Gentamisin 1 x 40 mg
 Dexametason x 0,7 mg  Dexametason 3 x 0,7 mg IV
 Ventolin/8 jam  Nebu ventolin selang seling combivent
 Konsul ulang dr.Yeni Sp.A   Paracetamol 4 X 80 mg IV
Advice : intubasi  Pressure ventilator 7, PEP 5,
P  Miloz 1 ml/jam (1 mcg/kgBB/menit)
FiO2 Disesuaikan.
 Pasca Loading II 140 cc RL urin > 1 cc/kgBB  KAEN
AGD Post Intubasi.
1B 29 ml/jam
Sedasi untuk intubasi: Miloz 0,1 mg/kgbb dosis max
0,5 mg/kgBB, kemudian drip 22 mg dalam D5% 50
ml  1 ml/jam.
Lihat diuresis  jika (-)  RL Loading 20 cc/kgBB.
Pasang kateter.
Keterangan 17 Maret 2018 (ICU) 18 maret 2018 (ICU)

S Pasien terintubasi, keluhan (-) Pasien terintubasi, keluhan (-)


PF/ PF/
KU: on sedasi, TSB KU: on sedasi, TSB
Tekanan darah: 116/53 Nadi : 200 x/menit
O Nadi: 171 x/m, RR: on ventilator, SpO2 99%
RR: on ventilator SpO2 : 98% Paru : SN Vesikular +/+, Ronkhi +/+ Wheezing +/+
Suhu: 37,3 OC,
Paru : SN Vesikular +/+ Rh +/+, Wh +/+
A Bronkopneumonia berat Bronkopneumonia berat
 Ventilator PC 12/5 FiO2 50% Hasil konsul dr. Yeni, Sp.A :
 Cefotaxime 4 x 400 mg (iv)
 Nebulasi ventolin ½ respule,
 Gentamisin 1 x 40 mg
combivent stop
 Nebulasi ventolin selang seling combivent
 Omeprazol 1x4 mg IV
 Paracetamol 4 X 80 mg IV
P  Miloz 1 ml/jam (1 mcg/kgBB/menit)
 KAEN 1B 29 ml/jam
 Cek AGD dan Elektrolit
 Lapor hasil lab
Keterangan 19 Maret 2018 (ICU) 20 maret 2018 (ICU)

Demam peak 37,6 C Demam peak 37,5 c,


S Produksi NGT minimal, BAB (+)
BAB 1x hijau
PF/ PF/
KU: TSB KU: E4M5V on ETT, TSB
Kesadaran: DPO Nadi : 160 x/menit
nadi : 130 x/mnt RR: on ventilator, SpO2 99%
O
RR : 40 x/m, SpO2 99% Suhu : 37,5 oC
Suhu 36,9 oC Paru : SN Vesikular +/+,
Paru: SN Vesikular, Ronkhi +/+ Ronkhi +/+ (menurun).
Abdomen: datar, supel, BU (+)
A Bronkopneumonia berat Bronkopneumonia berat
 Venti PC 12/5, FiO2 40%, RR 40 x/m  Ventilator SIMV 13/6, FiO2 40%, RR: 35.
 SF 8 X 10 ml  KAEN 1B 20 ml/jam
 Cefotaxime 4 x 400 mg (iv)  SF 8 x 20 ml
 Gentamisin 1 x 40 mg  Meropenem 3 x 150 mg (H-1)
 Omeprazole 1x 40 mg  Omeprazol 1x4 mg
P
 Sanmol 4 x 80 mg IV k/p  Sanmol 4 x 80 mg (k/p)
 Nebulasi Ventolin ½ respule 3x/hari  Nebulasi Ventolin ½ resp 3x/hari
 Miloz 2 ml/jam (1 mcg/kgBB/menit)  Cek AGD Sore  lapor dr. Yeni, Sp.A
 IVFD KAEN 1B 25 ml/jam Advice: RR turunkan 30 , PEEP 5
 Cek AGD, DPL, HJ, CRP
Keterangan 21 Maret 2018 (ICU) 22 Maret 2018 (ICU)

Demam peak 37,5 C Demam peak 37,5 c,


S BAB 1x Sesak (-)
Minum baik, BAB (+)
PF/ PF/
KU: TSB, Kesadaran : CM On ETT. Kesadaran: CM
nadi : 150 x/mnt Nadi : 140 x/menit
O RR : on ventilator SIMV → (↓) CPAP RR: 30 x/m, SpO2 99%
Suhu 37,2 oC Suhu : 37,5 oC
Paru: SN Vesikular, Ronkhi +/+ (menurun) Paru : SN Vesikular +/+,
Ronkhi +/+ (menurun).
A Bronkopneumonia berat Bronkopneumonia berat (perbaikan)
 Ventilator CPAP 30% 12/5  O2 nasal kanul
 KAEN 1B 15 ml/jam  Diet 8 x 40 ml
 SF 8 x 30 ml  IVFD KAEN 1B 12ml/jam
 Meropenem 3 x 150mg (H-2)  Meropenem 3 x 150mg (H-3)
 Omeprazol 1 x 4 mg  Omeprazol 1x4 mg
 Nebulasi Ventolin ½ resp 3x/hari  Nebulasi Ventolin ½ resp 3x/hari
P
 Pindah bangsal anak → ACC

Pukul 15.30 WIB pasien terekstubasi, lapor dr. Yeni


Sp.A. →
advice : O2 NRM 6 lpm
observasi KU, TTV, SpO2
Keterangan 23 Maret 2018 (BANGSAL ANAK) 24 Maret 2018 (BANGSAL ANAK)

Batuk berdahak (+), sesak (-) Batuk (+) berkurang, pilek (+)
S demam (+) naik-turun, BAK normal
BAB cair (+) 1x
PF/ PF/
KU: TSS, Kesadaran : CM KU: TSS, Kesadaran: CM
nadi : 120 x/mnt Nadi : 130 x/menit
RR : 22 X/M RR: 24 x/m, SpO2 99%
Suhu 36,7 oC Suhu : 36,8 oC
Kepala: normosefali Kepala: normosefali
O
Mata : CA -/-, SI-/- Mata : CA -/-, SI-/-
Jantung: BJ I-II, regular, murmur (-), gallop (-) Paru: SN Vesikular, Ronkhi -/-, Wh -/-
Paru: SN Vesikular, Ronkhi basah kering +/+ (menurun), Wh - Jantung: BJ I-II, regular, murmur (-), gallop (-)
/- Abdomen: BU(+), supel
Abdomen: BU(+) 4-5x/m, supel, datar, NT(-) Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik.
Ekstremitas: akral hangat, CRT < 2 detik
A Bronkopneumonia berat (perbaikan) Bronkopneumonia berat (perbaikan)
 O2 nasal kanul  IVFD KAEN 1B 15ml/jam
 Diet 8 x 40 ml  Meropenem 3 x 150mg (H-5)
 IVFD KAEN 1B 12ml/jam  Omeprazol 1x4 mg
 Meropenem 3 x 150mg (H-4)  Nebulasi Ventolin ½ resp 3x/hari
 Omeprazol 1x4 mg  ACC pulang dr. Fifi Sp.A → kontrol poli anak. Terapi
 Nebulasi Ventolin ½ resp 2x/hari pulang:
P - PO Cefixime syr 2 x 2 ml.
- Pulv batuk (3 dd pulv I)
- Loratadine tab 2mg
- Triamcinolone tab 0,75 mg
- Salbutamol tab 0,4mg
- Ambroxol tab 3,5 mg
Analisis Masalah
Sesak nafas (+) 1 hari SMRS.
Bayi bernafas cepat dan terdapat cekungan masuk pada
dada saat bernafas, disertai nafas yang berbunyi Gejala pneumonia menurut WHO(6,7) i :
Demam (+) • Nafas cepat  menghitung frekuensi nafas dalam
Batuk berdahak (+), pilek (+)
1 menit penuh saat bayi dalam keadaan tenang.
Nafsu makan pasien (frekuensi menyusu) menurun.
• Sesak nafas  adanya tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam ketika menarik nafas (retraksi
epigastrium).
• Tanda bahaya yang mengarah ke pneumonia berat
(pada usia 2 bulan – 5 tahun) : tidak dapat
menyusu/minum atau memuntahkan semuanya,
kesadaran menurun, kejang, stridor, gizi buruk,
Terdapat bengkel yang berdebu dan berasap di depan demam, sianosis.
rumah pasien (tempat pasien sering dibawa bermain).
Penggunaan obat nyamuk bakar di dalam rumah (+),
kakek dan ayah pasien merokok (+).
Pemeriksaan fisik pasien:
KU: lemas (+), tampak sesak, merintih (+), retraksi (+), gerak
kurang aktif (+) Diagnosis pneumonia berat menurut WHO(7)
TTV: • batuk dan/atau kesulitan bernapas ditambah
minimal satu hal berikut:
Nadi: 160x/m (IGD) → 196x/m (ICU)
 Kepala teranguk-anguk
RR: 58x/m (IGD) → 60x/m (ICU)  Pernapasan cuping hidung
SpO2: 98% (IGD) → 96% (ICU)  Tarikan dinding dada bagian bawah ke
Suhu: 38 oC (IGD) → 38,4 oC (ICU) dalam.
Thorax:  Foto dada menunjukan gambaran
Retraksi supraklavikula dan epigastrium (+). pneumonia (infiltrat luas, konsolidasi,dll)
Suara nafas vesikuler(+/+), rhonki (+/+), wheezing (+/+).  Napas cepat:
Pemeriksaan penunjang:  Anak umur < 2 bulan : ≥ 60 kali/menit
 Anak umur 2 – 11 bulan : ≥ 50 kali/menit.
Diffcount : 0/0/1/71/22/6 → peningkatan neutrofil segmen .
 Anak umur 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali/menit.
AGD:  Anak umur ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali/menit
pH: 7,42. HCO3- : 31  Suara merintih (grunting) pada bayi muda
pCO2 : 46,6. TCO2 : 32,4  Auskultasi terdengar:
pO2 : 32,2 BE: 6,3  Crackles (ronki)
Sat O2 : 63,8%  Suara pernapasan menurun
Rontgen : bercak infiltrat di kedua perihiler dan parakardial  Suara pernapasan bronkial
Terapi Simptomatik
• Nebu Ventolin +2 cc Nacl, Ventolin adalah bronkodilator
yang digunakan sebagai pelega dan mengurangi atau Pilihan antibiotik lini
menghilangkan gejala sesak nafas. pertama dapat
• Nebu Combiven + 2 cc Nacl, Combiven adalah menggunakan golongan β-
bronkodilator yang digunakan sebagai pelega dan laktam atau kloramfenikol.
mengurangi atau menghilangkan gejala sesak nafas. Bila tidak responsif maka
• Paracetamol 4 X 80 mg IV, adalah suatu analgetik dapat diberikan antibiotik
antipiretik yang berfungsu sebagai penurun panas dengan lain seperti gentamisin,
cara menghambat mekanisme cox-1 amikasin, atau
sefalosporin sesuai dengan
Terapi Kausatif petunjuk etiologi yang
• IV ampisilin 4 x 180 mg, antibiotik golongan beta laktam ditemukan.(6)
yang mempunyai spektrum luas, aktif terhadap bakteri Perawatan penunjang pada
gram negatif maupun gram positif. anak dirawat di rumah sakit (7):
• IV gentamisin loading dose 55 mg  1 x 40 mg, adalah Bila anak disertai demam (> 39
Bila pasien datang dalam
antibiotic golongan aminoglikosida yang bersifat bakterisid oC) yang tampaknya
keadaan klinis berat, segera
dan terutama aktif terhadap bakteri gram negatif menyebabkan distres, beri
berikan O2 dan pengobatan
• IV dexametason 3 x 0,7 mg , adalah suatu kortikosteroid parasetamol.
kombinasi ampisilin-
sistemik (antiinflamasi) yang berfungsi menghilangkan Bila ditemukan adanya
kloramfenikol atau
reaksi inflamasi pada saluran pernafasan. wheeze, beri bronkhodilator
ampisilin-gentamisin.(7)
kerja cepat.
Terapi Supportif Berikan kebutuhan cairan
• Ventilator PC 12/5 FiO2 50% , O2 diberikan pada pasien rumatan sesuai umur anak.
karena keluhan sesak pasien dan untuk membantu
oksigenasi jaringan.
• KAEN 1B 29 ml/jam, untuk perawatan cairan dan nutrisi
pengganti
Pneumonia
• Pneumonia merupakan infeksi yang mengenai parenkim paru.
• Bronkopneumonia disebut juga pneumonia lobularis dinyatakan dengan adanya daerah
infeksi yang berbecak dengan diameter sekitar 3 sampai 4 cm yang mengelilingi dan
melibatkan bronkus.9
• Bronkopneumonia adalah radang paru-paru pada bagian lobularis yang ditandai dengan
adanya bercak-bercak infiltrat yang disebabkan oleh agen infeksius seperti bakteri,virus,
jamur dan benda asing, yang ditandai dengan gejala demam tinggi, gelisah, dispnoe, napas
cepat dan dangkal (terdengar adanya ronki basah), muntah, diare, batuk kering dan
produktif.
etiologi
Gejala klinis sederhana menurut
WHO meliputi napas cepat, sesak
nafas, dan berbagai tanda bahaya
agar anak segera dirujuk ke
pelayanan kesehatan

Nafas cepat dinilai Usia kurang dari 2 : ≥ 60 kali per menit


dengan menghitung bulan
frekuensi nafas dalam 1
menit penuh ketika bayi Usia 2 bulan – 11 bulan : ≥ 50 kali per menit
atau anak dalam keadaan Usia 1 – 5 tahun : ≥ 40 kali per menit.
tenang
Usia ≥ 5 tahun : ≥ 30 kali per menit.
Sesak nafas dinilai
dengan adanya tarikan
dinding dada bagian
bawah ke dalam ketika
menarik nafas (retraksi usia dibawah 2 bulan
epigastrium).
malas minum, kejang, kesadaran menurun,
stridor, mengi, dan demam/badan terasa
dingin
Tanda bahaya pada
anak
Kriteria Diagnosis usia 2 bulan – 5 tahun

WHO tidak dapat minum, kejang, kesadaran


menurun, stridor, dan gizi buruk.
Bayi usia di Bawah 2 bulan
 Pneumonia
- ada nafas cepat (>60 x/menit) atau sesak nafas
- harus dirawat dan diberikan antibiotik
 Bukan pneumonia
- tidak ada nafas cepat atau sesak nafas
- tidak perlu dirawat, cukup diberikan pengobatan simptomatis
Bayi dan anak usia 2 bulan – 5 tahun
 Pneumonia berat
- bila ada sesak nafas
- harus dirawat dan diberikan antibiotik
 Pneumonia
- bila tidak ada sesak nafas
- ada nafas cepat dengan laju nafas:
> 50 x/menit untuk anak usia 2 bulan – 1 tahun

Klasifikasi Pneumonia > 40 x/menit untuk anak usia > 1 – 5 tahun


 Bukan pneumonia

WHO - tidak ada nafas cepat dan sesak nafas


- tidak perlu dirawat dan tidak perlu antibiotik, cukup diberikan
pengobatan simptomatis.
Rekomendasi 1

• Anak-anak dengan pernapasan cepat tanpa adanya retraksi dinding dada atau tanda bahaya umum harus
diberikan amoksisilin oral setidaknya 40mg/kg/dosis dua kali sehari (80mg/kg/hari) selama lima hari.

Rekomendasi 2

• Anak usia 2-59 bulan dengan adanya retraksi dinding dada harus diberikan amoxicillin oral 40mg/kg/dosis
dua kali sehari selama lima hari.

Rekomendasi 3 Ampisilin: 50 mg / kg, atau


benzilpenisilin: 50.000 unit per kg IM/IV
• Anak-anak berusia 2-59 bulan dengan retraksi dada atau pneumonia berat harus diberikan ampisilin setiap 6 jam selama lima hari
parenteral (atau penisilin) dan gentamisin sebagai pengobatan lini pertama. Ceftriaxone digunakan
sebagai pengobatan lini kedua
Gentamisin: 7,5 mg / kg IM / IV sekali
sehari selama lima hari.
Rekomendasi 4

• Ampisilin (atau penisilin apabila ampisilin tidak tersedia) ditambah gentamisin atau ceftriaxone
direkomendasikan sebagai lini pertama antibiotik untuk bayi yang terinfeksi HIV dan untuk anak di bawah
usia 5 tahun dengan pneumonia berat.

Rekomendasi 5

• Pengobatan kotrimoksazol secara empiris untuk pneumocystis jiroveci pneumonia (PCP)


direkomendasikan sebagai pengobatan tambahan untuk bayi yang terinfeksi HIV dan berusia 2 bulan
hingga 1 tahun dengan retraksi dada atau pneumonia berat

Terapi antibiotik
berdasarkan panduan WHO
• Pemberian oksigen 2-4 L/menit melalui nasal kanul atau
nasofaring. Jika penyakitnya berat dan sarana tersedia,
alat bantu napas mungkin diperlukan terutama dalam 24-
48 jam
• Pemberian cairan dan nutrisi yang adekuat. Cairan yang
diberikan mengandung gula dan elektrolit yang cukup.
• Koreksi kelainan elektrolit atau metabolik yang terjadi.
• Mengatasi penyakit penyerta.
• Pemberian terapi inhalasi dengan nebulizer.

Terapi Suportif
Komplikasi

Komplikasi pneumonia pada anak meliputi


empiema torasis, perikarditis purulenta,
pneumotoraks atau infeksi ekstrapulmoner
seperti meningitis purulenta. Empiema
torasis merupakan komplikasi tersering
yang terjadi pada pneumonia bakteri

Anda mungkin juga menyukai