Anda di halaman 1dari 11

Refarat

KONJUNGTIVITIS VERNAL
Oleh : Aldi febryan Siregar
Pembimbing : dr. ARLINA, Sp.M
Anatomi konjungtiva
Anatomi Konjungtiva
Definisi
Konjungtivitis vernal adalah peradangan
konjungtiva bilateral dan berulang (recurrence) yang
khas, dan merupakan suatu reaksi alergi. Penyakit ini
juga dikenal sebagai “catarrh musim semi” dan
“konjungtivitis musiman” atau “konjungtivitis
musim kemarau”. Sering terdapat pada musim panas
di negeri dengan empat musim, atau sepanjang
tahun di negeri tropis (panas)
Epidemiologi
Konjungtivitis vernalis biasanya mulai pada
tahun-tahun prapubertas dan berlangsung selama 5-
10 tahun. Penyakit ini lebih banyak menyerang anak
laki-laki dibandingkan perempuan, dan lebih banyak
ditemukan didaerah beriklim hangat, seperti daerah
afrika, dan timur tengah.
Etiologi dan Faktor Predisposisi
Alergen spesifik yang berperan pada terjadinya
penyakit konjungtivitis vernal sulit dilacak, tetapi
biasanya terdapat riwayat alergi pada keluarga, dan
terkadang disertai riwayat alergi pada pasien itu
sendiri. Secara luas penyebab penyakit ini dapat
dibagi menjadi 2 yaitu eksogen (pollen) dan endogen
(sinar ultraviolet).
Klasifikasi dan Gejala klinis
1. Bentuk Palpebra
Terutama mengenai konjungtiva tarsal superior.
Konjungtiva tarsal tampak pucat dan menampilkan
papil raksasa mirip batu kali. Setiap papil raksasa
berbentuk poligonal dengan atap rata dan
mengandung berkas kapiler. Papil tersebut diliputi
secret mukoid, disebut juga sebagai gambaran cobble
stone appearance.
2. Bentuk limbal
Berupa pembengkakan gelatinosa yang terlihat
di limbus superior. Sebuat pseudogerontoxon (kabut
serupa busur) sering terlihat pada kornea dekat papil
limbus. Disekitar limbus terlihat konjungtiva bulbi
menebal, berwarna putih susu, kemerah-merahan
seperti lilin (bintik tranta) pada pasien yang
mengalami fase aktif konjungtivitis vernal. Ditemukan
banyak eosinofil dan granula eosinofilik bebas dalam
bintik tranta.
Diagnosis Banding
Perbandingan Trakoma Konjungtivitis folikularis Konjungtivitis vernalis
Gambaran lesi (kasus dini) papula kecil Penonjolan merah-muda pucat Nodul lebar datar dalam susunan
atau bercak merah bertaburan dengan bintik tersusun teratur seperti “cobble stone” pada konjungtiva tarsal
putih kuning (folikel trakoma). Pada deretan “beads” atas dan bawah, diselimuti lapisan
susu
konjungtiva tarsal (kasus lanjut) granula
(menyerupai butir sagu) dan parut, terutama
konjungtivatarsal atas

Ukuran lesi, lokasi Penonjolan besar lesi konjungtiva tarsal atas Penonjolan kecil Penonjolan besar tipe torsus atau
lesi dan teristimewa lipatan retrotarsal kornea- terutama konjungtiva palpebra; konjungtiva tarsus terlibat,
panus, bawah infiltrasi abu-abu dan tarsal bawah dan forniks forniks bebas. Tipe limbus atau bulbus;
pembuluh tarsus terlibat. bawah tarsus tidak limbus terlibat forniks bebas,
terlibat. konjungtiva tarsus bebas (tipe
campuran lazim) tarsus tidak terlibat

Tipe sekresi Kotoran air berbusa atau “frothy” pada Mukoid atau purulen Bergetah, bertali, seperti susu
stadium lanjut.

Pulasan Kerokan epitel dari konjungtiva Kerokokan tidak Eosinofil karakteristik dan konstan
dan kornea memperlihatkan karakteristik (Koch- pada sekresi
ekfoliasi, proliferasi, inklusi Weeks, Morax- Axenfeld,
seluler. mikrokokus kataralis
stafilokokkus,
pneumokokkus)
penyulit atau sekuela Kornea: panus, kekeruhan Kornea: ulkus korneaPalpebra: Kornea: infiltrasi kornea (tipe
kornea, xerosis, blefaritis, ektropion limbal)Palpebra: pseudoptosis
korneaKonjungtiva: (tipe tarsal)
simblefaronPalpebra: ektropion
atau entropion trikiasis
Penatalaksanaan
Terapi
non-medikamentosa
• Menghindari tindakan menggosok-gosok mata Terapi Medikamentosa
dengan tangan atau jari tangan, karena telah
terbukti dapat merangsang pembebasan mekanis Untuk terapi topikal dapat diberikan
dari mediator-mediator sel mast. Di samping itu,
juga untuk mencegah superinfeksi yang pada
terapi medikamentosa yakni:
akhirnya berpotensi ikut menunjang terjadinya • Anti alergi dan vasokonstriksi mata (vernacel)
glaukoma sekunder dan katarak. 3x/hari
• Pemakaian mesin pendingin ruangan berfilter. • Asam chromoglicate tetes mata (Eonver) 3x/hari
• Menghindari daerah berangin kencang yang • Steroid tetes mata (Fitrol, Tobroson) 3x/hari
biasanya juga membawa serbuksari.
• Menggunakan kaca mata berpenutup total untuk
mengurangi kontak dengan alergen di udara
terbuka. Pemakaian lensa kontak justru harus
dihindari karena lensa kontak akan membantu
retensi allergen.
• Kompres dingin di daerah mata.
• Pengganti air mata (artifisial). Selain bermanfaat
untuk cuci mata juga berfungsi protektif karena
membantu menghalau allergen.
• Memindahkan pasien ke daerah beriklim dingin
yang sering juga disebut sebagai climate-therapy.
Prognosis
Prognosis penderita konjungtivitis baik karena
sebagian besar kasus dapat sembuh spontan.Namun,
kondisi ini dapat terus berlanjut dari waktu ke waktu,
dan semakin memburuk selama musim-musim
tertentu.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai