Anda di halaman 1dari 30

CBD

Ketuban Pecah Dini


PEMBIMBING:
DR. GUNAWAN KUSWONDO, SP.OG.

OLEH:
WIDIYANINGSIH
30101307099
IDENTITAS PASIEN
Nama penderita : Ny. A
Umur : 35 tahun 4 bulan 15 hari
Jenis kelamin : Perempuan
No CM : 01009xxx
Agama : Islam
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Pendidikan : S1
Status : Menikah
Alamat : Wringin Jajar RT 3/3
Mranggen, Demak
Nama suami : Tn. R
ANAMNESIS
Anamnesa dilakukan secara Riwayat Penyakit Sekarang
autoanamnesis pada tanggal 12 Pasien G3P1A1 usia 35 tahun hamil 38 minggu
Maret 2018 jam 6.00 WIB datang dengan keluhan keluar cairan ngepyok dari
jalan lahir pada pukul 03.00 WIB tanggal 12 Maret
Keluhan Utama 2018 Cairan yang keluar berwarna bening, lengket,
Pasien mengeluh keluar cairan berbau. Pasien mengaku merasa kenceng-kenceng
ngepyok dari jalan lahir pada namun masih jarang kenceng-kenceng dirasakn tiap
pukul 03.00 WIB tanggal 12 15 menit dengan durasi 20 detik. Keluhan adanya
Maret 2018 demam disangkal oleh pasien. Pasien masih
merasakan adanya gerakan janin.
RIWAYAT
Riwayat Obstetri Riwayat ANC
G3P1A1
HPHT : 16 – 06 - 2017 Pemeriksaan kehamilan dilakukan di bidan.
HPL : 23 – 03 – 2018 Pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan
Usia kehamilan: 38 minggu
1. laki-laki 2 tahun, Aterm, spontan bidan sekali dan diberikan vitamin dan suplemen
BB : 3500 gr besi. Tidak ada pesan khusus dari bidan
2. Abortus, 3,5 bulan kuret
mengenai keadaan kehamilannya.
Riwayat suntik TT (-)
Riwayat Menstruasi Riwayat Penyakit Dahulu
Menarche : 15 tahun hipertensi disangkal.
Siklus mestruasi : teratur, 28 penyakit jantung disangkal
hari penyakit paru disangkal.
Lama menstruasi :7 hari DM disangkal
Dismenore : (+)
Riwayat KB : (-)
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah yang pertama kali dengan
suami yang sekarang.
Usia pernikahan ± 4,5 tahun.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah ibu rumah tangga, pekerjaan suami
wiraswasta, kesan ekonomi : cukup, untuk biaya
kesehatan ditanggung pemerintah (BPJS NON PBI).

Riwayat Gizi
Selama kehamilan pasien terkadang mual dan tidak
nafsu makan namun tidak sampai muntah selama
usia kehamilan trimester pertama sampai
pertengahan trimester kedua.
PEMERIKSAAN FISIK
A. Status Present Status Internus :
Kepala : Mesocephale
Keadaan Umum : Baik
Mata : Conjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-)
Kesadaran : Compos Mentis
Hidung : Discharge (-), nafas cuping hidung (-)
TB : 162 cm
Telinga : Discharge (-), bentuk normal
BB :64 kg
Mulut : Bibir sianosis (-), bibir kering (-)
BMI : 24,38 (Normoweight)
Tenggorokan : Faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-)
Vital sign
Leher : Simetris, pembesaran kelenjar limfe (-)
Tensi :110/80 mmHg
Kulit : Turgor baik, ptekiae (-)
Nadi : 86 x/menit
Mamae :Simetris, tegang (+/+), hiperpigmentasi
RR : 20 x/menit
(+/+), puting menonjol (+/+)
Suhu : 36,7 °C.
Jantung
Paru – paru Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
Inspeksi : Hemithorax dekstra dan sinistra Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
simetris Perkusi : Redup, batas-batas jantung tidak
Palpasi : Stemfremitus dekstra dan dapat ditentukan karena terhalang oleh
sinistra sama, nyeri tekan (-) pembesaran pada mamae
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru Auskultasi : Suara jantung I dan II murni,
Auskultasi : Suara dasar vesikuler, suara regular,suara tambahan (-)
tambahan (-)
Extremitas

Abdomen Superior Inferior


Inspeksi : Perut cembung, striae Oedem -/- -/-
gravidarum (+), linea nigra (+) bekas
Varises -/- -/-
operasi (+)
Auskultasi : Bising usus (+) normal Reflek fisiologis +/+ +/+
Palpasi :Nyeri tekan abdomen (-)
Reflek patologis -/- -/-
Perkusi : tidak dilakukan
B. Status Obstetri
Abdomen
Genitalia
Inspeksi : Perut cembung, striae
Externa : air ketuban (+), lendir darah (-),
gravidarum (+),linea nigra (+) bekas
vulva oedem (-)
operasi (-)
Interna
Palpasi : nyeri tekan (-), teraba bagian janin
Vulva : tenang
Pembukaan : 1 cm
Leopold I : TFU setinggi 3 jari dibawah proc.
Penipisan : 25%
Xyphoideus Teraba bagian janin
Portio : tebal
bulat, besar, dan lunak, bokong
Kulit ketuban : (-)
Leopold II :Teraba tahanan keras memanjang di
Bagian bawah janin :-
sebelah kiri (puki)
POD :-
Loepold Iii :Teraba bagian janin bulat, besar dan
Hodge :I
keras, kepala
Sarung tangan : lendir (+), darah
Leopold IV : sudah masuk PAP
(-)
Auskultasi : DJJ 11-12-11
HIS : (+)
TFU : 33 cm
TBJ : (33-11) x 155 = 3.410 gram
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Inspikulo : tampak keluar cairan


dari OUE dan terkumpul pada fornix
posterior
Pemeriksaan kertas lakmus : (+) positif
merah menjadi biru

Pemeriksaan penunjang laboratorium


PEMERIKSAAN HASIL NILAI RUJUKAN SATUAN
HEMATOLOGY
Hemoglobin 12.0 11,7-15,5 g/dl
Hematokrit 34,6 33-45 %
Leukosit 14,52 H 3,6-11,0 Ribu/uL
Trombosit 295 150-440 Ribu/Ul
Golongan darah/Rh B/Positif -

APTT/PTTK 25,6 21,8-28,0 Detik


Kontrol 24,7 21,3-28,9 Detik
PTT 8,8 L 9,3-11,4 Detik
Kontrol 11,0 9,3-12,5 Detik
IMUNOSEROLOGI
HbsAg kualitatif Non reaktif Non reaktif -
URINE
Warna Kuning
Kejernihan Agak keruh
Protein Neg <30 (Negatif) mg/dl
Reduksi Neg <15 (Negatif) mg/dl
Bilirubin Neg <1 (Negatif) mg/dl
Reaksi/pH 6,0 4,8-7,4 -
Urobilinogen 0,2 <2 mg/dl
Benda keton Neg <5 (Negatif) mg/dl
Nitrit Neg Negatif -
KIMIA
GDS 72 L 75-110 mg/dl
Ureum 13 10-50 mg/dl
Creatinine 1,05 0,6-1,1 mg/dl
Natrium 134,9 L 135-147 mmol/L
Kalium 3,79 3,5-5 mmol/L
Chloride 106,8 H 95-105 mmol/L
RESUME
Riwayat Obstetri :
Pasien G3P1A1 usia 35 tahun hamil 38 minggu datang G3P1A1
HPHT : 16 – 06 - 2017
dengan keluhan keluar cairan ngepyok pada pukul 03.00 HPL : 23 – 03 – 2018
WIB tanggal 12 Maret 2018. Cairan yang keluar berwarna Usia kehamilan: 38 minggu

bening, lengket, dan berbau. Pasien mengaku merasa Status present: keadaan umum baik
kenceng-kenceng namun masih jarang kenceng kenceng
dirasakan tiap 15 menit sekali dengan durasi 20 detik.
Keluhan adanya demam disangkal oleh pasien. Pasien
masih merasakan adanya gerakan janin
B. Status Obstetri
Abdomen
Genitalia
Inspeksi : Perut cembung, striae
Externa : air ketuban (+), lendir darah (-),
gravidarum (+),linea nigra (+) bekas
vulva oedem (-)
operasi (+)
Interna
Palpasi : nyeri tekan (-), teraba bagian janin
Vulva : tenang
Pembukaan : 1 cm
Leopold I :Teraba bagian janin bulat, besar, dan
Penipisan : 25%
lunak, bokong
Portio : tebal
Leopold II :Teraba tahanan keras memanjang di
Kulit ketuban : (-)
sebelah kiri (puki)
Bagian bawah janin :-
Loepold Iii :Teraba bagian janin bulat, besar dan
POD :-
keras, kepala
Hodge :I
Leopold IV : sudah masuk PAP
Sarung tangan : lendir (-), darah
Auskultasi : DJJ 11-12-11
(-)
HIS : (+)
TFU : 33 cm
TBJ : (33-11) x 155 = 3.410 gram
DIAGNOSA

Pasien G3P1A1 usia 35 tahun hamil 38


minggu, janin tunggal, hidup intrauterin,
letak kepala, punggung kiri, dengan
ketuban pecah dini pada kehamilan
aterm.
TATALAKSANA
Rawat inap PROGNOSIS
Sikap : tunggu,
Pengawasan : KU, vital sign, PPV, his, DJJ, Kala II, bundle  Kehamilan : dubia ad bonam
ring  Persalinan : dubia ad bonam
Infus RL 20 tpm
Cefotaxim 2x1
DIAGNOSA AKHIR
EDUKASI
Pasien P2A1 , lahir bayi tunggal
 Memberitahu kondisi pasien kepada keluarga perempuan BB 3450 gram, PB 46 cm, AS
 Memberitahu pasien untuk tentang terminasi 9-10-10
kehamilan
Senin, 12 maret 2018 pukul 06.00 Selasa, 12 Maret 2018 pukul 09.00
Keluar cairan ketuban sejak pukul 03.00 WIB tanggal 12 Keluhan kenceng sering,
S maret 2018
S
KU : Baik
KU : Baik O
O Kesadaran : composmentis
Kesadaran : composmentis
TD: 110/70 mmHg, N:84x/menit, RR:20x/menit, suhu:
TD:134/80 mmHg, N:96x/menit, RR:20x/menit, suhu:36,0°C
36,5°C

VT: pembukaan 1 cm, KK (-), portio tebal, Hodge I VT : Pembukaan 7 cm, KK (-), portio lembut effacement
80%, presentasi kepala Hodge III, Pod ubun ubun kecil
His : (+) belum adekuat
His: (+) adekuat ( 3x dalam 10 menit @ 45 detik)
TFU:33 cm
DJJ: 12.12.12
DJJ: 11.11.11
PPV : (+) lendir darah
G3P1A1 usia 35 tahun hamil 38 minggu, janin tunggal,
A hidup intrauterin, letak kepala, punggung kiri, periode laten A
G3P0A0 usia 35 tahun hamil 38 minggu, janin tunggal,
hidup intrauterin, letak kepala, punggung kiri , periode
dengan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm.
aktif dengan ketuban pecah dini pada kehamilan aterm.
Infus RL 20 tpm Lanjut Observasi VK
P P
Observasi VK pengawasan 10
Selasa, 12 Maret 2018 pukul 10.45 Senin , 12 maret 2018 jam 11.15
S Keluhan lemas
S Kenceng- kencneg sering ibu ingin mengejan
0 KU : Baik
O KU : Baik

Kesadaran : composmentis Kesadaran : composmentis

TD: 110/70 mmHg, N:76x/menit, RR:20x/menit, suhu: 36,1°C , TD: 110/70 mmHg, N:80x/menit, RR:20x/menit,
suhu: 36,3°C, kontraksi uterus kuat,
VT : Pembukaan lengkap KK (-), portio lembut effacement A
100%, presentasi kepala Hodge III+ , Pod ubun ubun kecil
P2A1 spontan, lahir bayi tunggal perempuan BB
His: (+) adekuat 3450 gram, PB 46 cm, AS 9-10-10
P Infus RL 20 tpm + oksitosin drip
DJJ: 12.11.12
Tanggal 13 Maret 2018
PPV (+) lendir darah S Keluhan (-)

A G3P1A1 usia 35 tahun hamil 38 minggu, janin tunggal, hidup O TD; 110/80 N : 80x/menit suhu: 36,4 RR :
intrauterin, letak kepala, punggung kiri , periode aktif dengan 16x/menit
ketuban pecah dini pada kehamilan aterm. A P2A1 Post spontan h1
P Pimpin mengejan P Cefadroxil 3x1

Asam mefenamat 3x1


PENGERTIAN
Ketuban pecah dini atau spontaneus/early/premature rupture of
membrans (PROM) merupakan pecahnya selaput ketuban secara
spontan pada saat belum menunjukkan tanda-tanda
persalinan/inpartu (keadaan inpartu didefinisikan sebagai kontraksi
uterus teratur dan menimbulkan nyeri yang menyebabkan terjadinya
efficement atau dilatasi serviks) atau bila satu jam kemudian tidak
timbul tanda-tanda awal persalinan
Faktor predisposisi
Infeksi yang terjadi secara langsung mengenai selaput ketuban maupun asenderen dari
vagina atau infeksi pada cairan ketuban bias menyebabkan terjadinya KPD.
Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selalu terbuka oleh Karen akelainan
pada servik uteri (akibat persalinan, curetage).
Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi
uterus) misalnya trauma, hidramnion, gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati
sebagai factor predisposisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang di dapat
misalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupun amnosintesis menyebabakan
terjadinya KPD karena biasanya disertai infeksi.
Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak ada bagian terendah yang menutupi
pintu atas panggul (PAP) yang dapat menghalangi tekanan terhadap membrane bagian
bawah.
Keadaan social ekonomi
Faktor lain
◦ Faktor golongan darah
Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuai dapat
menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahan jarinngan
kulit ketuban.
Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.
◦ Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahan antepartum.
◦ Defisiesnsi gizi dari tembaga atau asam askorbat (Vitamin C).
DIAGNOSIS KPD
Tiga tanda penting yang berkaitan
dengan ketuban pecah dini adalah

1. Pooling : Kumpulan cairan amnion pada fornix posterior.


2. Nitrazine Test : Kertas nitrazin merah akan jadi biru.
3. Ferning : Cairan dari fornix posterior di tempatkan pada
objek glass dan didiamkan dan cairan amnion
tersebut akan memberikan gambaran seperti daun pakis.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Dengan tes lakmus, cairan amnion akan mengubah kertas lakmusmerah menjadi biru.
Pemeriksaan leukosit darah, bila meningkat > 15.000/mm3 kemungkinan adainfeksi.
USG untuk menentukan indeks cairan amnion, usia kehamilan, letakjanin, letak plasenta, gradasi
plasenta serta jumlah air ketuban.
Kardiotokografi untuk menentukan ada tidaknya kegawatan janinsecara dini atau memantau
kesejahteraan janin. Jika ada infeksi intrauterin atau peningkatan suhu, denyut jantung janin
akan meningkat.
Amniosintesis digunakan untuk mengetahui rasio lesitin-sfingomielin dan fosfatidilsterol yang
berguna untuk mengevaluasi kematangan paru janin.
PENATALAKSANAAAN
Konservatif
Rawat di rumah sakit.
Berikan antibiotik (ampisilin 4 x 500 mg atau eritromisin bila tidak tahan dengan ampisilin dan metronidazol 2 x 500 mg
selama 7 hari).
Jika umur kehamilan < 32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
Jika umur kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada infeksi, : beri deksametason, observasi tanda-tanda infeksi dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, sudah in partu, tidak ada infeksi, berikan tokolitik (salbutamol), deksametason dan induksi
sesudah 24 jam.
Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik dan lakukan induksi.
Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi intrauterin).
Pada usia kehamilan 32-34 minggu, berikan steroid untuk memacu kematangan paru janin dan kalau memungkinkan periksa
kadar lesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis tunggal selama 2 hari, deksametason i.m 5
mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
Aktif
Kehamilan > 37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal pikirkan seksio sesarea. Dapat pula
diberikan misoprostol 50µg intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.
Bila ada tanda-tanda infeksi, berikan antibiotika dosis tinggi dan persalinan diakhiri jika :
Bila skor pelvik < 5, lakukanlah pematangan serviks, kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri
persalinan dengan seksio sesarea.
Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan, partus pervaginam.
Komplikasi KPD
Persalinan Prematur
Infeksi
Sindroma deformitas janin
Hipoksia dan asfiksia
TERIMAKASIH..

Anda mungkin juga menyukai