1. Acts of commission or
2. Acts of omission
Acts of Commission
These are the willful acts done to cause the death of infant.
It includes:
1. Suffocation
2. Strangulation
3. Drowning
4. Head injury
5. Fracture-dislocation of cervical spine
6. Concealed puncture marks (pithing)
7. Poisoning
Acts of Omission
Acts of omission refer to failure to take care of
child or negligent towards the child during or
after birth. It includes:
1. Failure to provide assistance during labor.
2. Failure to clear the air passage after birth.
3. Failure to cut and ligate the umbilical cord.
4. Failure to feed the child.
5. Failure to protect the child from heat or cold.
istilah
• Infanticide: It means unlawful destruction of a
newly born child and is regarded as murder in
law.
• Feticide: It means killing of fetus prior to birth.
• Neonaticide: It means killing of neonate.
• Filicide: It is defined as killing of a child or a
step-child,aged between 0 and 18 years, by his
or her parents.
• Filicide is broad term and includes neonaticide,
infanticide and feticide.
Definisi infantisida
• Paru segar, bila membusuk pilih bagian yang paling tidak membusuk
• Caranya:
1. Keluarkan alat dalam rongga dada dalam satu kesatuan bersama-sama, pangkal esofagus dan trakea diikat di dua
tempat sebelum dipotong
2. Apungkan seluruh alat-alat tersebut pada baskombesar yang berisi air
3. Bila terapung, pisahkan paru dari organ lainnya
4. Apungkan kembali kedua paru
5. Bila terapung, pisahkan paru-paru sebanyak lobusnya (paru kanan3 lobus, paru kiri 2 lobus)
6. Apungkan kembali semua lobus tersebut, kemudian ambil sebagian lobus yang mengapung dipotong-potong pada
bagian perifer ukuran 0.5 cm x 0.5 cm x 0.5 cm
7. Apungkan potongan paru tersebut, bila mengapung potongan tersebut diambil dan diletakkan diantara 2 karton dilantai
kemudian diinjak dengan tumit sambil tumit kita putar
8. Potongan yang telah diinjak diapungkan kembali
9. Bila terapung berarti tes apung paru positif
• Tes apung paru positif berarti orok telah pernah bernafas sehingga ada residu udara dalam alveoli. Tes apung paru
negatif orok belum pernah bernafas
• Tes apung paru bisa negatif palsu bisa terjadi pada: resorbsi udara pada kasus asfiksia, pneumonia lobaris kongenital,
pembusukan lanjut, pernafasan parial yang dangkal
• Tanda lahir mati:
Bila telah mati dalam rahim 8-10 hari maka akan tampak maserasi (dekomposisi
steril/autolisis)
Paru belum mengembang, dengan berat paru seluruhnya sekitar 1/70 BB
Tes apung paru negatif
Gambaran PA paru: Tampak projection berbentuk bantal (cushion like) atau gada
(club like)
Bila umur kandungan kurang dari 2/3 umur kandungan normal, maka sel epitel
paru berbentuk kuboid atau kolumnar, alveoli masih menguncup dan berbentuk
seperti kelenjer.
Bila umur kandungan lebih dari 2/3 umur kandungan normal, maka sel epitel paru
berbentuk gepeng.
Didalam alveoli terdapat sel verniks, sel amnion, mekonium serta deskuamasi sel
epitel bronkus
2. Menentukan sebab dan mekanisme kematian
• Mekanisme kematian paling sering: asfiksia disebabkan
pembekapan, pencekikan, penyumbatan jalan nafas,
penjeratan
• Lain: perdarahan rongga kepala akibat kekerasan tumpul,
kerusakan otak akibat tusukan pada ubun-ubun, tusukan
bidadari
• Perlu diketahui bayi lahir mati misalnya pada kasus infeksi
dalam rahim, asfiksia dalam rahim (kompresi tali pusat,
solutio plasenta), trauma berat saat partus
3. Menentukan adanya tanda-tanda perawatan pada orok
Tali pusat sudah dipotong rapi dan rata dan diberi antiseptik
Sudah dimandikan sehingga verniks kaseosa tidak ada lagi
Sudah dikenakan pakaian
Sudah diberi minum (ditemukan susu dalam saluran
pencernaan
4. Lamanya orok hidup paska lahir
Udara dalam saluran pencernaan
Di lambung : baru lahir
Di usus halus : 6-12 jam paska lahir
Di usus besar : 12-24 jam paska lahir
Mekonium telah keluar seluruhnya: 24-48 jam paska lahir
Tali pusat dan sekitar umbilikus :
Ada sel radang pada kulit umbilikus/kemerahan: 24-36 jam paska lahir
Tali pusat mengering: 2-3 hati paska lahir
Tali pusat lepas (puput): 6-14 hari paska lahir
Umbilikus menyembuh: 15 hari paska lahir
a/v umbilikalis menutup: 2 hari paska lahir
Jaringan hepar: eritrosit berinti hilang: >24 jam paska lahir
5. Memperkirakan waktu kematian orok
• Lebam mayat
• Kaku mayat
• Tanda pembusukan
• Entomologi/larva
Kesimpulan ver autopsi kasus infantisida
• Memuat hal-hal informatif:
1. Jenis kelamin
2. Golongan darah
3. Umur dalam kandungan
4. Tanda-tanda perawatan normatif
5. Cacat bawaan
6. Lahir hidup atau mati
7. Perlukaan/tanda patologis
8. Sebab dan mekanisme kematian
9. Saat kematian
Untuk membuktikan infantisida
• Harus terbukti bahwa orok adalah benar-benar anak dari
ibu tersangka melalui pemeriksaan DNA typing,
dibandingkan alel orok dengan ibu tersangka (STR-DNA),
atau bisa juga dengan menggunakan perbandingan DNA
mitokondria
Undang-undang yang terkait dengan kasus infantisida
• KUHP pasal 341: Bila dilakukan tanpa rencana dan diakibatkan oleh
faktor psikis ancaman hukuman maksimum 7 tahun penjara
• KUHP pasal 342: Sejak dari masa kehamilannya sudah punya
rencana untuk membunuh bayinya ancaman humukan maksimum 9
tahun penjara
• KUHP pasal 343: Diperuntukkan bagi orang lain yang membantu
pembunuhan bayi
• KUHP pasal 307: Tuntutan hukum bagi orangtua yang meninggalkan
atau yang membuang anaknya
• Bila ada tanda perawatan: KUHP pasal 338 (pembunuhan biasa)
atau KUHP pasal 340 (pembunuhan biasa yang direncanakan)