Anda di halaman 1dari 21

Contoh 1

Tono meminjam uang kepada Bank sebesar Rp


1.000.000,- setelah satu tahun ia mengembalikan
pinjamannya sebesar Rp 1.200.000,- yang terdiri atas
Rp1.000.000,- sebagai pokok pinjaman dan Rp 200.000,-
sebagai bunga/jasa atas pinjaman tersebut.
Contoh 2
Ardi menabung uang di Bank sebesar Rp 1.000.000,-
setelah satu tahun uang ardi menjadi Rp1.120.000 yang
terdiri atas Rp 1.000.000,- sebagai simpanan dan Rp
120.000,- sebagai bunga atau jasa atas simpanan
tersebut.
Dari kedua contoh di atas dapat disimpulkan
bahwa bunga adalah jasa dari pinjaman atau simpanan
yang dibayarkan pada akhir suatu jangka waktu yang
ditentukan atas persetujuan bersama.
Jika besarnya bunga dibandingkan dengan
jumlah pinjaman atau simpanan dan dinyatakan dalam
bentuk persen, maka nilainya disebut suku bunga dan
biasanya dinyatakan dengan P%. Perhitungan bunga
biasanya dinyatakan dalam jangka waktu tertentu;
misalnya satu bulan, tiga bulan, setengah tahun, dan
satu tahun.
Pengertian Bunga Tunggal
Bunga tunggal adalah bunga yang timbul pada setiap
akhir jangka waktu tertentu yang tidak mempengaruhi
besarnya modal yang di pinjam.
Contoh
Pada awal tahun 2009, Susi meminjam uang dari
sebuah Bank sebesar Rp 1.000.000.- dengan suku
bunga 12% per tahun maka :
 Setelah 2 tahun besarnya bunga
𝟏𝟐
=𝟐 × × 𝑹𝒑 𝟏. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = 𝑹𝒑. 𝟐𝟒𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝟏𝟎𝟎
 Setelah 3 tahun besarnya bunga
𝟏𝟐
=𝟑× × 𝑹𝒑 𝟏. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 = 𝑹𝒑 𝟑𝟔𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝟏𝟎𝟎
 Setelah t tahun besarnya bunga
𝟏𝟐
=𝒕 × × 𝑹𝒑 𝟏. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
𝟏𝟎𝟎
Jika kita memperbungakan modal (uang) sebesar
M dengan bunga tunggal sebesar P% setahun, dan
besarnya bunga dinyatakan dengan I, maka :
 Setelah t tahun, besarnya bunga :
𝑷
𝐈 =𝐌 × ×𝐭
𝟏𝟎𝟎
𝑴. 𝑷. 𝒕
𝑰 =
𝟏𝟎𝟎
 Setelah t bulan, besarnya bunga :
𝑷 𝒕
𝐈 =𝐌 × ×
𝟏𝟎𝟎 𝟏𝟐
𝑴. 𝑷. 𝒕
𝑰 =
𝟏𝟎𝟎 × 𝟏𝟐
Contoh
Uang Rizal sebesar Rp 1.000.000,- didepositokan
atas dasar bunga tunggal 12% setahun. Hitunglah
besarnya bunga jika uang tersebut disimpan selama :
 5 tahun !

 8 bulan !

 100 hari jika satu tahun 360 hari !


 Setelah t hari besarnya bunga :
Jika satu tahun 360 hari, maka
𝑷 𝒕
𝐈 =𝐌× ×
𝟏𝟎𝟎 𝟑𝟔𝟎
𝑴. 𝑷. 𝒕
𝑰=
𝟏𝟎𝟎 × 𝟑𝟔𝟎
Jika satu tahun 365 hari (bukan tahun kabisat), maka
𝑷 𝒕
𝐈=𝐌× ×
𝟏𝟎𝟎 𝟑𝟔𝟓
𝑴. 𝑷. 𝒕
𝑰=
𝟏𝟎𝟎 × 𝟑𝟔𝟓
Jika satu tahun 366 hari ( tahun kabisat), maka
𝑷 𝒕
𝐈=𝐌× ×
𝟏𝟎𝟎 𝟑𝟔𝟔
𝑴. 𝑷. 𝒕
𝑰=
𝟏𝟎𝟎 × 𝟑𝟔𝟔
Contoh
Pak Soni adalah seorang pengusaha dan berniat
menabungkan sebagian besar keuntungannya di bank.
Ia menyimpan uangnya sebesar Rp 100.000.000,-
dengan suku bunga 12% per tahun dengan bunga
tunggal.
 Berapakah jumlah tabungan pak Soni setelah satu
tahun ?
 Berapakah jumlah tabungan pak Soni setelah tiga
tahun ?
 Modal
 Suku bunga
 Periode bunga
 Periode pinjaman (masa pinjaman)
 Waktu eksak dan waktu pendekatan (rata-rata)
Dikenal ada dua jenis bunga tunggal, yaitu:
 interest tunggal
 diskonto tunggal.
Contoh
 Santi meminjam uang di bank sebesar Rp
6.000.000,- dengan diskonto 10% dalam jangka
waktu satu tahun. Tentukan besar uang yang
diterima Santi?
 Pak Manto menerima pinjaman dari bank dengan
diskonto 25% per tahun. Uang yang diterima pak
Manto besarnya Rp 15.000.000,- tentukan besar
pinjaman pak Manto?
Dalam perhitungan bunga tunggal biasa
dipakai simbol-simbol seperti berikut :
 M= Modal / pokok pinjaman

 B = Besar bunga

 p = Suku bunga, dalam % untuk 1 tahun

 w = Periode pinjaman
Jika modal sebesar M dibungakan dengan p%
setahun, maka :
 Sesudah w tahun besar bunga adalah :
𝑴×𝒑×𝒖
B= ... Rumus 1
𝟏𝟎𝟎
 Sesudah w bulan besarnya bunga adalah :
𝑴×𝒑×𝒖
B= ... Rumus 2
𝟏𝟐𝟎𝟎
 Sesudah w hari besarnya bunga adalah :
𝑴×𝒑×𝒖
B= ... Rumus 3
𝟑𝟔𝟎𝟎
Contoh
 Seorang tukang sayur meminjam uang sebesar Rp
500.000,- dari pak Amat untuk selama 1 tahun
dengan bunga 20%. Jelaskan maksud soal itu dan
tentukan besar modalnya serta apakah ini bunga
tunggal ?
Contoh
 Uang sebesar Rp 15.000.000,- dibungakan dengan
bunga tunggal 5% setahun. Carilah besar bunga
apabila modal tersebut dibungakan selama :
2 tahun
6 bulan
10 hari
2 tahun 6 bulan 10 hari
Jika kita menyimpan modal berupa uang di bank
selama periode bunga tertentu, misalnya satu tahun,
maka setelah satu tahun kita akan mendapatkan bunga
sebesar p% kali modal yang kita bungakan. Jika bunga
itu tidak kita ambil, tetapi ditambahkan pada modal
awal untuk dibungakan lagi pada periode berikutnya
sehingga besarnya bunga pada setiap periode
berikutnya berbeda jumlahnya (menjadi bunga
berbunga) maka dikatakan modal tersebut dibungakan
atas dasar bunga majemuk.
Seseorang meminjam uang sebesar Rp10.000.000,- dalam
jangka waktu peminjaman 3 tahun.
 Pada akhir tahun pertama, modal menjadi :
𝟒
Rp10.000.000 + ( × 𝟏𝟎. 𝟎𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎) = 𝐑𝐩𝟏𝟎. 𝟒𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎,-
𝟏𝟎𝟎
dianggap sebagai modal baru untuk tahun kedua.
 Pada akhir tahun kedua, modal menjadi :
𝟒
Rp 10.400.000 + ( × 𝟏𝟎. 𝟒𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎) = 𝐑𝐩𝟏𝟎. 𝟖𝟏𝟔. 𝟎𝟎𝟎,-
𝟏𝟎𝟎
dianggap sebagai modal baru untuk tahun ketiga.
 Sehingga pada akhir tahun ketiga, modal menjadi :
𝟒
Rp10.816.000 + ( × 𝟏𝟎. 𝟖𝟏𝟔. 𝟎𝟎𝟎) = 𝐑𝐩𝟏𝟏. 𝟐𝟒𝟖. 𝟔𝟒𝟎,-
𝟏𝟎𝟎
Sistem bunga majemuk diatas dapat di gambarkan seperti berikut :

Awal tahun I Akhir tahun I Akhir tahun II Akhir tahun II

10.000.000 10.000.000+400.000 10.400.000+416.000 10.816.000+423.000

Mₒ (Mₒ+B1) (M1+B2) (M2+B3)


10.400.000 10.816.000 11.248.640
M1 M2 M3
Mₒ = Modal awal tahun I
M1 = Modal akhir tahun I = Mₒ + B1
(modal awal tahun I + bunga akhir tahun I)
M2 = Modal akhir tahun II = M1 + B2
(modal akhir tahun I + bunga akhir tahun II)
M3 = Modal akhir tahun III = M2 + B3
(modal akhir tahun II + bunga akhir tahun III)
 Jika,

M = Modal awal
P = suku bunga majemuk
n = periode pinjaman
 maka Mn (modal setelah n periode) dapat dirumuskan
sebahai berikut :
𝒑 n
Mn = Mₒ 𝟏 +
𝟏𝟎𝟎
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai