Anda di halaman 1dari 43

Pendidikan Agama

Oleh: Baidarus, MM.,M.Ag

Memahami Ideologi Ketuhanan


Menurut anda apa yang dimaksud dengan
Ideologi?

Diskusikan dengan teman di samping anda.

Siapa yang mau berbagi pengetahuan ?


A. Dasar Pemikiran
Bila kita membahas hal yang menyangkut dan
berhubungan dengan Ketuhanan, maka tidak bisa
dilepas dari dasar pemikiran atau landasan awal
dalam mengambil sebuah kesimpulan:
Pertama, yang perlu dijadikan acuan adalah
manusia, keberadaannya atau law of nature;
Kedua, Tuhan sebagai objek bahasan yang wujud
dan zat-Nya berbeda dengan apa dan siapapun.
 Dasar pemikiran atau premis tersebut
haruslah bisa dibuktikan, setidaknya
mendekati atau tidak melanggar aturan
yang ada.
 Sebab yang akan dibahas adalah sesuatu
yang di luar jangkauan dan tak terbatas
oleh pemikiran manusia

Semua aturan ini yang melandasi


pemikiran awal seorang manusia
ketika dia ingin mengenal dan
memahami Tuhannya.
Ketika kita tidak melandasi pemikiran kita tentu akan
sangat-sangat berpotensi keluar dan lari dari
aturan/porsi yang sedang dibahas.
 Ketika kita sedang membahas Tuhan, seperti;
“Siapakah Tuhan”, “Mengapa dikatakan Tuhan”
“Apa dan bagaimana Tuhan”.
 Jawabanya jangan pernah keluar atau melebar dari
aturan pembahasan.
 Ideologi Ketuhanan bukanlah
Ideologi kemakhlukan dan bukan
jawaban yang menimbulkan
pertanyaan.
 Jawabannya harus kembali pada syarat dan aturan
yang sesuai porsi-Nya, yang sesuai keberadaan-
Nya dan law of nature, tanpa melanggar batas dan
ketentuan.
 Jangan di ada-adakan, tak perlu untuk disastra-
sastrakan, juga bukan konsep hayalan bak negri
dongeng yang tak pernah ada.
 Ingat topiknya adalah Tuhan Yang Maha bukan
seperti maha-maha hayalan yang tak pernah
terbukti empiris dan nyaris membuat
manusia terkesima dan terpana yang
mematikan potensi akal.
 Analogi boleh dibuat namun bukan Analogi
menurut mau dan ego manusia.
 Konsep silahkan buat namun tidak melanggar
aturan yang ada (law of nature).
 Keterbatasan pasti menyertai namun bukan
menjadi alasan untuk menerima bukti dan
sejarah bahkan fakta keberadaan-Nya lewat
gugusan alam semesta yang tersusun rapi,
sesuai, selaras dan sejalan
pada poros,tempat, waktu
yang semua kita melihatnya dan
merasakan segala sesuatu yang
telah Dia ciptakan.
 Pada hakikatnya Tuhan telah memberikan
kemudahan kepada manusia agar bisa
memahami keberadaan-Nya dengan
benar, sebab apabila ideologi dalam
memahami hakikat Sang Pencipta sampai
salah maka akan merugikan diri kita
sendiri.
Ketika manusia dan semua
peralatan canggihnya tak
mampu membuktikan bukan
berarti sesuatu yang diriset tidak
ada bak bulan sebelum dan
sesudah ditemukan dan diriset
oleh mereka yang pernah
kesana. Jangan nafikan
keberadaan sesuatu
dikarenakan keterbatasan dan
kebandelan manusia untuk bisa
menerima dan menjawab
apapun yang ingin diketahui.
 Semua sudah ada, semua telah tersedia, semua
tinggal manusia menjalankan
dan memerankan sesuai porsi diri dan
keberadaannya sebagai makhluk layaknya
makhluk yang lain;
 Semua yang ingin diketahui tetap ada disana
terbentang luas dan masih banyak
menyimpan misteri;
 Namun tak seluas isi di-dalam diri manusia jika
saja manusia mau menggunakan aqal dan daya
nalar untuk bisa menyentuh qolbi wadah
tersimpannya pemahaman agar menjadi
keyakinan yang kuat dan tak terbantahkan.
B. Wujud Tuhan.
 Bagaimana kita dapat mengetahui wujud
Allah swt. Tuhan Yang Maha Esa?
 Bila Anda melihat mobil bergerak di depan
Anda dari jauh, atau menyaksikan pesawat
terbang melintas di udara, maka dengan
yakin Anda mengatakan bahwa pasti ada
sopir yang menyetir mobil dan ada pilot yang
mengendalikan pesawat meskipun Anda
tidak melihat mereka berdua.
 Karena jika yang mengendalikan mobil atau
pesawat itu tidak ada, mustahil mobil atau
pesawat itu dapat melalui rutenya dengan
selamat.
 Bagaimana kaitannya dengan wujud Allah?
Jawabnya, kita melihat matahari, bulan,
bintang dan planet bergerak teratur, malam
dan siang berganti dengan keteraturan
yang amat detil.
 Mungkinkah mereka ada dan bergerak
sendiri? Tidak diragukan lagi bahwa
semuanya telah diciptakan dan diatur oleh
Allah swt.
Wujud Allah/Tuhan Yang Maha Esa telah
dibuktikan oleh fitrah, akal, syara’ dan indera.
1. Dalil Fitrah.
Bukti fitrah tentang wujud Allah adalah bahwa
iman kepada sang Pencipta merupakan fitrah
setiap makhluk, tanpa terlebih dahulu berpikir
atau belajar.
Tidak akan berpaling dari tuntutan
fitrah ini, kecuali orang yang di
dalam hatinya terdapat sesuatu
yang dapat memalingkannya.
Ketika seseorang melihat makhluk ciptaan Allah
yang berbeda-beda bentuk, warna, jenis dan
sebagainya, akal akan menyimpulkan adanya
semuanya itu tentu ada yang mengadakannya
dan tidak mungkin ada dengan sendirinya.
Adapun tentang pengakuan fitrah telah
disebutkan oleh Allah di dalam Al-Qur’an
(lihat: QS. Al A’raf: 172-173).
Ayat ini merupakan dalil yang sangat
jelas bahwa fitrah seseorang
mengakui adanya Allah dan juga
menunjukkan, bahwa manusia
dengan fitrahnya mengenal
Rabbnya.
2. Dalil Al Hissyi (Dalil Indrawi)
Bukti indera tentang wujud Allah dapat dibagi
menjadi dua:
 Kita dapat mendengar dan menyaksikan
terkabulnya doa orang-orang yang berdoa
serta pertolongan-Nya yang diberikan
kepada orang-orang yang mendapatkan
musibah.
 Tanda-tanda para Nabi yang disebut mu’jizat,
yang dapat disaksikan atau didengar banyak
orang merupakan bukti yang jelas tentang
keberadaan Yang Mengutus para Nabi
tersebut, yaitu Allah, karena hal-hal itu berada
di luar kemampuan manusia.
 Allah melakukannya sebagai pemerkuat dan
penolong bagi para Rasul.
3. Dalil ‘Aqli (dalil akal pikiran)
 Bukti akal tentang adanya Allah adalah
proses terjadinya semua makhluk, bahwa
semua makhluk, yang terdahulu maupun
yang akan datang, pasti ada yang
menciptakan.
 Tidak mungkin makhluk menciptakan dirinya
sendiri, dan tidak mungkin pula tercipta
secara kebetulan.
 Tidak mungkin wujud itu ada dengan
sendirinya, karena segala sesuatu tidak
akan dapat menciptakan dirinya sendiri.
4. Dalil Naqli (Dalil Syara’)
 Bukti syara’ tentang wujud Allah bahwa
seluruh kitab langit berbicara tentang itu.
 Seluruh hukum yang mengandung
kemaslahatan manusia yang dibawa kitab-
kitab tersebut merupakan dalil bahwa kitab-
kitab itu datang dari Rabb yang Maha
Bijaksana dan Mengetahui segala
kemaslahatan makhluknya.
Berita-berita alam semesta yang dapat
disaksikan oleh realitas akan
kebenarannya yang didatangkan kitab-
kitab itu juga merupakan dalil atau bukti
bahwa kitab-kitab itu datang dari Rabb
yang Maha Kuasa untuk mewujudkan
apa yang diberitakan itu.
C. Esensi Tuhan.
 Esensi atau Zat Tuhan masih menjadi misteri
yang belum dapat ditemukan secara pasti.
Berbagai ajaran agama, khususnya Islam,
menjelaskan eksistensi Tuhan hanya dapat
dicerna dalam bentuk sifat wujud Tuhan.
 Golongan Mu’tazilah
berpendapat bahwa Tuhan tidak
memiliki sifat. Tuhan
mengetahui melalui perantara
pengetahuan dan pengetahuan
itu adalah Tuhan sendiri yaitu
zat atau esensi Tuhan.
 Golongan Asy’ariyah
berpendapat bahwa Tuhan
memiliki sifat. Sifat-sifat itu
tidak sama dengan esensi
Tuhan tapi berwujud dalam
esensi itu sendiri.

 Nabi Muhammad melarang


orang-orang beriman untuk
memikirkan Tuhan. Ia
bersabda: berpikirlah ciptaan
Tuhan dan janganlah berfikir
tentang Zat Tuhan.
 Dari segi Diri-Nya, Zat Tuhan tidak
mempunyai nama, karena Zat itu
bukanlah lokus efek dan bukan
pula diketahui oleh siapa pun.
 Ada sebuah pendekatan yang
dinamakan teologi apofitik yaitu
teologi yang tidak mengetahui,
yang melukiskan pengalaman
transenden tentang Tuhan dalam
cinta sebagai suatu mengetahui
dengan tidak mengetahui dan
suatu melihat yang bukan melihat.
 Teologi apofatik menegaskan kemustahilan
pengetahuan manusia tentang Tuhan
seagaimana Dia pada diri-Nya, Tuhan yang
sebenarnya.
 Model teologi ini (teolgi apofitik atau mistisisme
apofitik) adalah cara berfikir atau aktifitas mental
yang digunakan oleh banyak mistikus atau sufi
untuk menempuh perjalanan menuju Tuhan dan
sekaligus untuk menyuarakan protes terhadap
kelancangan dan keangkuhan para teolog dan
filosof yang menganggap bahwa mereka
mempunyai konsep, ide, atau gagasan tentang
Tuhan sebagaimana Dia pada diri-Nya.
 Teologi apofitik adalah peringatan bagi
seseorang yang mereduksi Tuhan
menjadi sesuatu yang rasional belaka.
 Teologi ini menolak bentuk Tuhan yang
dicocokkan dengan kotak akalnya.
 Juga menyalahkan seseorang yang
mempercayai Tuhan dalam bentuk lain
dan tidak menerima apapun sebagai
kebenaran jika bertentangan dengan
akalnya.
Take a few minutes to compare notes with
a partner:

 Summarize the most


important information.

 Identify (and clarify if possible) any


sticking points.
D. Keberadaan Tuhan.
 Fisikawan Stephen Hawking
menegaskan bahwa dia adalah seorang
ateis dan tidak mempercayai adanya
Tuhan.
 Menurut Hawking, segala kehidupan dan
kejadian di alam semesta dapat
dijelaskan melalui sains.
 Tidak ada yang meragukan kecerdasan Hawking. Bahkan
bisa dikatakan dia adalah salah satu orang paling cerdas
yang ada di bumi dan pantas mendapat penghormatan
yang tinggi.
 Tapi ketika dia berpendapat dan berkata
bahwa Tuhan sebenarnya tidak ada,
banyak orang yang kemudian meragukannya.
Argumen utama Hawking dalam melawan
keberadaan Tuhan, adalah:
 Tidak ada Tuhan, yang ada hanya ilmu
pengetahuan;
 Dunia yang terbentuk sendiri;
 Tidak ada keajaiban.
Namun, argument Hawking ini dibantah
oleh ilmuan lain juga dengan tiga argument
yang mengakui keberadaan Tuhan, yaitu:
1. Hukum Kedua Termodinamika.
Hukum fisika ini mengungkapkan fakta
bahwa segala hal di di jagat raya ini
bergerak dari keteraturan menuju
kekacauan.
Setiap benda terdiri dari atom. Atom
tersebut terdiri dari elektron, proton, dan
neutron. Setiap atom yang ada dalam setiap
benda selalu bergerak dan berputar. Atom-
atom yang bergerak dan berputar tersebut
pada suatu saat akan kehabisan energi, jadi
suatu hari nanti jagat raya akan berakhir.
 Kata orang-orang ateis jagat raya ini tanpa
ada permulaan dan takkan pernah berakhir.
 Tapi hal ini bertentangan dengan Hukum
Kedua Termodinamika, karena menurut
hukum ini, jika periode waktu yang lama telah
berlalu, akan terjadi kekacauan dan jagat raya
akan mati total.
 Jagat raya ada permulaannya. Jika jagat raya
ada permulaannya, berarti segala sesuatu
yang mulai eksis harus ada yang memulainya.
Dan kita sebagai Muslim percaya bahwa Allah
yang memulainya.
2. Keteraturan Jagat Raya.
Sebuah analogi singkat, misalnya kita sedang
duduk untuk menonton TV di dalam rumah
kita. Kita duduk di kursi dan kursinya harus
ditempatkan dalam posisi yang benar. TV-nya
juga harus diatur menghadap ke arah kita,
agar kita dapat menontonnya. Kita juga harus
punya remote TV yang sesuai dengan merek
TV kita, agar kita dapat mengganti-ganti
channelnya semau kita.
Jadi seiring kita duduk menonton TV,
bagaimana mungkin kita tidak melayang,
bagaimana mungkin kita tidak tertekan ke
bawah? Ini berarti ada cukup gaya gravitasi
untuk menahan kita sehingga kita dapat duduk
dengan baik.
Jika gaya gravitasi kurang sedikit saja, maka
kita akan melayang ke atas. Jika gravitasi
terlalu banyak, maka tubuh kita akan hancur
karena menopang berat kita.
Jadi harus ada yang mengatur gravitasi dalam
takaran yang tepat di bumi.
Udara yang kita hirup saat ini harus
mengandung 78% nitrogen dan 21% oksigen.
Misalnya kadar oksigennya lebih besar atau
lebih rendah, maka kita tidak mampu bertahan
hidup di bumi ini.
Siapa yang menempatkan oksigen dalam
takaran yang pas agar kita, hewan, dan
tumbuh-tumbuhan dapat hidup?
Jawabannya tentua adalah Tuhan.
3. Al-Quran.
Al-Qur’an merupakan firman Tuhan yang
diwahyukan kepada Nabi Muhammad S.A.W.
oleh Allah S.W.T. Al-Qur’an punya banyak
mukjizat di dalamnya. Al-Qur’an punya
mukjizat bahasa, mukjizat berupa nubuat-
nubuat termasuk juga sabda Nabi
Muhammad, ada fakta ilmah, fakta sejarah,
jadi Al-Qur’an merupakan sebuah kitab yang
komprehensif.
Sekarang, mari kita bahas fakta ilmiah Al-
Qur’an.
 Al-Qur’an adalah kitab yang diwahyukan 1.400 tahun
yang lalu pada saat tidak ada teknologi modern.
 Bahkan, Nabi Muhammad S.A.W. tidak dapat
membaca atau menulis.
 Allah mewahyukannya kepada Muhammad S.A.W.
ketika dunia terselubung kegelapan.
 Al-Qur’an membawa cahaya ke dalam dunia yang
suram.
 Manusia pada saat itu berpikir bahwa agama dan
pengetahuan tidak bisa selaras, tapi Al-Qur’an
membantah anggapan itu karena di dalamnya terdapat
begitu banyak fakta ilmiah yang membuat kagum
ilmuwan-ilmuwan terkenal di dunia.
 Di antara 6.000 ayat Quran, sebanyak 500 ayat
berhubungan dengan fakta-fakta ilmiah.
 Jika kita bertanya pada ilmuwan atau kosmologis di
luar sana tentang proses pembentukan alam semesta,
mereka akan berkata bahwa langit dan bumi berada
dalam satu massa primordial, kemudian terjadi ledakan
besar 14 milyar tahun yang lalu, dan dari ledakan itu
terciptalah sistem tata surya.
 Dan yang menakjubkan adalah semua ini telah
difirmankan dalam surat Al-Anbiyya:30.
 Kemudian dari penelitian para ilmuwan kita
mengetahui bahwa tahap awal pembentukan semesta
berbentuk seperti asap/kabut.
 Dan dari situ mulai terbentuklah benda-benda langit.
 Ternyata hal ini sudah difirmankan dalam Quran surat
Fushshilat:11.
 Lalu pada tahun 1960, manusia mengenal tentang
Red Shift dan Blue Shift, sebuah fakta yang
membuktikan bahwa jagat raya ini terus meluas.
 Semua bintang-bintang saling menjauh satu sama
lain.
 Mereka memenangkan piala nobel di sekitar tahun
1960 karena penemuan ini.
 Lagi-lagi Quran telah berfirman dalam surat Adz
Dzaariyaat:47 bahwa Allah yang menciptakan
langit kemudian Dia meluaskannya.
 Semua ini sudah difirmankan 1.400 tahun yang
lalu, sebelum adanya ilmu pengetahuan apapun.
 Fakta mengenai embriologi, bagaimana seorang
bayi berkembang dalam rahim sang ibu.
 Disebutkan dalam surat Al-Mu’minuun:12 -14
mulai dari fertilisasi hingga ke perkembangan
organ-organ tubuh janin, yang menjelaskan
dengan detail keadaan ketika embrio berumur
sekitar 6-7 hari.
 Quran menggambarkan embrio pada periode itu
bagaikan lintah, dia berada di dalam rahim dan
menghisap nutrisi dari sang ibu.
 Yang mengejutkan adalah bentuknya, morfologi,
dan fungsinya memang menyerupai seekor lintah.
 Semua ini baru bisa dilihat dengan mikroskop
berkekuatan tinggi.
 Manusia dengan mata telanjang tidak dapat
melihat hal-hal ini, apalagi 1.400 tahun yang
lalu belum ada mikroskop.
 Semua ini membuktikan bahwa informasi ini
tidak mungkin datang dari seorang manusia,
karena pengetahuan ini baru ditemukan di
abad ke-20.
Ada pengakuan dari banyak ilmuwan seperti Dr.
Keith Moore, Marshall Johnson, Joe Simpson,
Maurice Bucaille, dan ilmuwan-ilmuwan lainnya,
yang mempelajari Quran untuk sekian lama, dan
mereka semua menyimpulkan bahwa kitab dan
ayat-ayat di dalamnya tidak mungkin ditulis
seorang manusia, ini tentunya dari Sang
Pencipta, Yang Maha Mengetahui.
Which of the
strategies we’ve
covered would
you like to try in
your own
classes?
Summarize the most important
points in today’s lecture.

Anda mungkin juga menyukai