Anda di halaman 1dari 59

Bab 21

Teori Responsi Butir


------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Bab 21
TEORI RESPONSI BUTIR

A. Akurasi Pengukuran

1. Kemampuan dan Taraf Sukar

• Responden memiliki kemampuan  yang


biasanya berbeda di antara responden

• Butir memiliki taraf sukar butir b yang


biasanya berbeda di antara butir

• Pada pengukuran terjadi pertemuan di


antara kemampuan responden dengan
taraf sukar butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

2. Hasil Ukur

• Jawaban atau tanggapan responden terhadap butir


membuahkan hasil ukur

• Dalam hal tertentu, hasil ukur menunjukkan salah


atau betul

• Pada skala dikotomi, jawaban salah sering diberi


sekor 0 dan jawaban betul diberi sekor 1

• Hasil ukur dapat juga dinyatakan dalam bentuk


probabilitas jawaban betul (nilai dari 0 sampai 1)

• Probabilitas jawaban betul ditentukan oleh padanan


di antara kemampuan responden dengan taraf
sukar butir

• Probabilitas jawaban betul Pgi() adalah


probabilitas jawaban betul responden ke-g pada
butir ke-i
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

3. Padanan Kemampuan dan Taraf Sukar

• Tidak selalu taraf sukar butir sepadan dengan


kemampuan responden

Butir sukar

Butir mudah

Responden dan
A B C
kemampuan

• Butir terlalu mudah atau terlalu sukar tidak dapat


menunjukkan kemampuan responden, sehingga
akurasi pengukuran menjadi rendah
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

4. Kecocokan kemampuan dan taraf sukar

• Kecocokan di antara kemampuan responden


dengan taraf sukar butir menghasilkan akurasi
pengukuran yang tinggi

b –b>0 P() > 0,5

b –b<0 P() < 0,5

b –b=0 P() = 0,5

• Kecocokan (akurasi tertinggi) ditentukan oleh


P() = 0,5
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

5. Syarat Pencocokan

• Kecocokan di antara kemampuan responden


dengan taraf sukar butir menghasilkan akurasi
pengukuran tertinggi melalui ketentuan

P() = Pmin + 0,5 (Pmaks– Pmin)

• Karena Pmaks = 1 maka ketentuan ini menjadi

P() = Pmin + 0,5 (1 – Pmin)

• Pencocokan di antara kemampuan responden


dengan taraf sukar butir dapat dilakukan jika
mereka independen

• Jika b independen dari  maka kita dapat mencari b


yang cocok dengan 

• Jika b dependen (bergantung) terhadap , maka


kita tidak dapat mencari b yang cocok dengan 
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

B. Pencocokan Pada Teori Klasik dan Modern

1. Teori Pengukuran Klasik

• Pada ujian, teori pengukuran klasik dikenal juga


sebagai teori ujian klasik (classical test theory)

• Pada teori klasik, taraf sukar butir bergantung


(dependen) kepada kemampuan responden

Bagi responden berkemampuan tinggi,


butir menjadi tidak sukar (mudah)

Bagi responden berkempuan rendah, butir


menjadi sukar

Pada butir tidak sukar (mudah), tampak


kemampuan responden menjadi tinggi

Pada butir sukar, tampak kemampuan


responden menjadi rendah
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
-----------------------------------------------------------------------------

• Taraf sukar butir bergantung kepada kemampuan


responden

Berat Ringan

• Butir yang sama akan terasa berat bagi mereka yang


berkemampuan rendah dan terasa ringan bagi mereka
yang berkemampuan tinggi
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
-----------------------------------------------------------------------------

• Kemampuan responden bergantung kepada taraf sukar


butir

Kemampuan rendah Kemampuan tinggi

• Mereka yang mengerjakan butir sukar akan tampak


berkemampuan rendah sedangkan mereka yang
mengerjaka butir mudah akan tampak berkemampuan
tinggi

• Teori pengukuran klasik (teori ujian klasik) tidak dapat


digunakan untuk pencocokan kemampuan responden
dengan taraf sukar butir (karena mereka dependen)
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Cara peungkapan hasil ukur pada teori klasik

• Pada teori klasik, terdapat interdependensi di


antara kemampuan responden dan taraf sukar butir

• Sebaiknya cara penyebutan hasil pengukuran


disandingi dengan nama alat ukur

Misal

450 TOEFL
630 SPMB

• Hasil ukur dapat dipahami melalui kaitannya


dengan alat ukur yang digunakan (TOEFL atau
SPMB)

• Sebaiknya nama alat ukur dikenal secara luas oleh


banyak orang
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

2. Teori Pengukuran Modern

• Pada ujian, teori pengukuran modern dikenal juga


sebagai teori ujian modern (modern test theory)

• Pada pengukuran modern, taraf sukar butir tidak


dikaitkan langsung dengan kemampuan responden

• Pada pengukuran modern, taraf sukar butir


dikaitkan langsung dengan karakteristik butir

• Taraf sukar butir pada pengukuran modern terletak


pada

P() = Pmin + 0,5 (Pmaks – Pmin)


= Pmim + 0,5 (1 – Pmin)

dan di sini taraf sukar butir diberi notasi b


------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Pada pengukuran modern, taraf sukar butir langsung


dikaitkan dengan karakteristik butir

P
1,0
 

 tinggi
0,5
 rendah
 

b

• Tampak bahwa  tinggi dan rendah memiliki taraf sukar


butir b yang sama

• Kemampuan responden dan taraf sukar butir menjadi


independen

• Pengukuran modern dapat digunakan untuk


pencocokan kemampuan responden dengan taraf
sukar butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Teori Responsi Butir

• Karakteristik butir ditentukan oleh responsi para


responden (baik kemampuan tinggi maupun
kemampuan rendah) sehingga dikenal sebagai
teori responsi butir (item response theory)

• Teori responsi butir dikenal juga dengan berbagai


nama

Item response theory (IRT)


Latent trait theory (LTT)
Item characteristic curve (ICC)
Item characteristic function (ICF)

• Nama yang paling banyak digunakan adalah Item


Response Theory atau Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

C. Teori Responsi Butir

1. Karakteristik Butir

• Teori responsi butir perlu menentukan model


karakteristik butir yang digunakan

• Model karakteristik butir dapat berbentuk satu


parameter (1P), dua parameter (2P), tiga
parameter (3P), atau model lain

• Di sini pembahasan dibatasi pada satu sampai


tiga parameter serta pada sekor dikotomi

1P : P() = f(b, )
2P : P() = f(a, b, )
3P : P() = (a, b, c, )

• Satu, dua, dan tiga adalah banyaknya


parameter butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

2. Parameter pada Teori Responsi Butir

• Parameter  adalah parameter kemampuan


responden

• Parameter b adalah parameter taraf sukar butir

Pada 1P dan 2P

b =  ketika P() = 0,5

Pada 3P

b =  ketika P() = 0,5 (1 + c)

• Parameter a adalah parameter daya beda butir

• Parameter c adalah parameter terkaan betul pada


jawaban butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

3. Tujuan Teori Responsi Butir

• Teori responsi butir membebaskan responden dan


butir dari interdependensi, sehingga

Taraf sukar butir tidak lagi bergantung (invarian)


kepada kemampuan responden

Kemampuan responden tidak lagi bergantung


(invarian) kepada taraf sukar butir

• Melalui independensi di antara taraf sukar butir dan


kemampuan responden, pada pengukuran, kita
dapat memilih butir yang cocok dengan responden

• Dalam hal terjadi kecocokan di antara taraf sukar


butir dan kemampuan responden, maka

Kalau taraf sukar butir diketahui, kemampuan


responden dapat ditentukan

Kalau kemampuan responden diketahui, taraf


sukar butir dapat ditentukan
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

4. Dasar Invariansi

• Taraf sukar butir tidak langsung dikaitkan dengan


kemampuan responden melainkan dikaitkan
dengan lengkungan karakteristik butir pada

P() = Pmin + (1 – Pmin)

• Misalkan suatu butir memiliki parameter butir a1 =


1,27 dan b1 = – 0,39

Butir ini diberikan kepada responden dengan


kemampuan agak rendah dan dari mereka
diperoleh lengkungan dengan a1 = 1,27 dan b =
– 0,39

Butir yang sama diberikan kepada responden


dengan kemampuan agak tinggi dan dari
mereka diperoleh lengkungan dengan a1 = 1,27
dan b1 = – 0,39

Dua hasil ini adalah sama


------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Pada responden dengan kemampuan agak rendah

P()
1,0

0,5 
 
 
  
    
–3 –2 –1 0 1 2 3
–0,39

• Melalui perhitungan pada data diperoleh


lengkungan dengan b1 = – 0,39
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Pada responden dengan kemampuan agak tinggi

P()
1,0
    
  


0,5  


–3 –2 –1 0 1 2 3
–0,39

• Melalui perhitungan pada data diperoleh


lengkungan dengan b1 = – 0,39

• Pada responden berkemampuan rendah dan tinggi,


taraf sukar butir tetap sama dengan – 0,39
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

D. Syarat Teori Responsi Butir

1. Tiga syarat

• Unidimensi
• Invariansi kelompok
• Independensi Lokal

2. Unidimensi

• Variabel yang diukur adalah unidimensi yakni


yang memiliki satu dimensi atribut dan dikenal
sebagai kemampuan 

• Diperlukan agar P() terus menaik ketika 


terus menaik (kenaikan monotonik)

• Dalam kenyataan tidak mudah memperoleh


atribut variabel yang unidimensi

• Dalam praktek, unidimensi dicapai melalui


adanya satu dimensi yang dominan
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

3. Invariansi Kelompok

• Semua subkelompok memiliki karakteristik butir


yang sama

P
1,0
 

 tinggi
0,5
 rendah
 

b

subkelompok

• Dengan kata lain karakteristik butir adalah sama


(invarian) untuk semua subkelompok

• Subkelompok disebut homogen apabila semua


responden di dalam subkelompok itu memiliki
kemampuan yang sama
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

4. Independensi Lokal

• Ada independensi lokal responden terhadap butir


dan ada independensi lokal butir terhadap
responden

• Independensi lokal responden terhadap butir

Pada responden  di lokal yang sama,


probabilitas menjawab betul P() untuk butir
berbeda adalah independen satu terhadap
lainnya

Misalkan responden yang memiliki


kemampuan yang sama mengerjakan butir X1,
X2, X3, …, XN, maka sesuai dengan rumus
independensi pada probabilitas
P ( X 1  X 2  X 3  ... X N )  P ( X 1 ) P ( X 2 ) P ( X 3 )... P ( X N )
atau
iN
P ( X 1  X 2  X 3  ... X N )   P ( X i )
i 1

Q( X i )  1  P ( X i )
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Indpendensi lokal butir terhadap responden

Pada butir di lokal yang sama, probabilitas


menjawab betul P() untuk responden berbeda
adalah independen satu terhadap lainnya

butir
Responden
sama butir butir
butir

independen

Butir responden
sama responden

responden

independen
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

5. Pengujian independensi lokal

Independensi lokal dapat diuji secara

• Eksak melalui rumus probabilitas


• Statistika melalui uji ketergantungan khi-
kuadrat

(a) Pengujian melalui rumus probabilitas

• Independensi lokal tercapai apabila data


memenuhi rumus independensi pada
probabilitas

Contoh 1

Responden dengan kemampuan 


menjawab butir 1, 2, dan 3, dengan sekor
1, 1, dan 0
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Dalam hal ini

P(X1) = 1 P(X2) = 1 P(X3) = 0


Q(X3) = 1

Syarat untuk independesi lokal menjadi

P(X1∩X2∩X3) = P(X1)P(X2)P(X3)
= P1(1)P2(1)P3(0)
= P1(1)P2(1)Q3(1)

Contoh 2

Responden menjawab butir ke-i dan ke-j dengan


probabilitas sebagai berikut

Butir ke-j
1 0
Butir 1 P(11) P(10) Pi(1)
ke-i 0 P(01) P(00) Pi(0)
Pj(1) Pj(0)
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Probabilitas dan syarat independensi lokal

P(11) = Pi(1)Pj(1)
P(10) = Pi(1)Pj(0) = Pi(1)Qj(1)
P(01) = Pi(0)Qj(1) = Qi(1)Pj(1)
P(00) = Pi(0)Pj(0) = Qi(1)Qj(1)

Contoh 3

Responden mengerjakan butir ke-1 dan ke-2


dengan probabilitas jawaban

Butir ke-2
1 0
Butir 1 0,086 0,420 0,506
ke-1 0 0,083 0,411 0,494
0,169 0,831 1

Apakah terdapat independensi lokal?


------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Perhitungan probabilitas

P(11) = 0,086 P1(1)P2(1) = (0,506)(0,169) = 0,086


P(10) = 0,420 P1(1)P2(0) = (0,506)(0,831) = 0,420
P(01) = 0,083 P1(0)P2(1) = (0,494)(0,169) = 0,083
P(00) = 0,411 P1(0)P2(0) = (0,494)(0,831) = 0,411

Terdapat kecocokan sehingga mereka adalah


independen secara lokal

Contoh 4

Responden mengerjakan butir ke-1 dan ke-2


dengan probabilitas jawaban

Butir ke-2
1 0
Butir 1 0,30 0,10 0,40
ke-1 0 0,00 0,60 0,60
0,30 0,70 1

Apakah terdapat independensi lokal?


------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 5

Responsi dari 40 responden pada suatu  tertentu


menunjukkan

Butir Responsi Responden


1 00000 11000 00011 00010 00100 00000 11001 10101
2 01100 00011 10000 11111 11111 11100 00110 01111

Apakah terdapat independensi lokal?

Butir ke-2
1 0
Butir 1
ke-1 0
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

(b) Pengujian secara statistika

• Pengujian dilakukan pada taraf signifikansi tertentu


melalui hipotesis

H0 : Terdapat independensi lokal


H1 : Tidak terdapat independensi lokal

• Distribusi probabilias pensampelan adalah


distribusi probabilias khi-kuadrat

• Statistik uji 2 adalah

Butir ke-2
1 0
Butir 1 A B A+B
ke-1 0 C D C+D
A+C B+D N
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Statistik uji adalah

N ( AD  BC ) 2
2 
( A  B)(C  D)( A  C )( B  D)
dengan derajat kebebasan

=1

N = banyaknya responden
A, B, C, D dapat dalam frekuensi atau dalam
proporsi

• Kriteria pengujian

Tolak H0 jika 2 > 2()()


Terima H0 jika 2  2()()
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
-----------------------------------------------------------------------------

• Dapat juga dihitung dengan cara sebagai berikut


Dengan koreksi Yates

( A  C )( A  B)
A 
A B C  D
( A  B)( B  D)
B 
A B C  D
( A  C )(C  D)
C 
A B C  D
( B  D)(C  D)
D 
A B C  D

Selanjutnya

 2

| A   A | 0,5 | B  B | 0,5
2

2

A B


| C  C | 0,5 | D  D | 0,5
2

2

C D
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 6

Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal


pada sampel data di contoh 3 jika N = 50

• Hipotesis

H0 : Terdapat independensi lokal


H1 : Tidak terdapat independensi lokal

• Sampel

Seperti data pada contoh 3

• Distribusi probabilitas pensampelan

Distribusi probabilitas khi-kuadrat dengan


derajat kebebasan  = 1
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Statistik uji

A = 0,086 B = 0,420 C = 0,083


D = 0,411 N = 50

A + B = 0,506 C + D = 0,494
A + C = 0,169 B + D = 0,831

(50)(0,086)( 0,411)  (0,420)( 0,083)


2
2 
(0,506)( 0,494)( 0,169)( 0,831)
0

• Kriteria Pengujian

Taraf signifikansi 0,05


Nilai kritis 2(0,95)(1) = 3,841
Tolak H0 jika 2 > 3,841
Terima H0 jika 2  3,841

• Keputusan

Pada taraf signifikansi 0,05, terima H0


------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 7

Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal


pada sampel data di contoh 4 jika N = 60

Contoh 8

Pada taraf signifikansi 0,05, uji independensi lokal


pada sampel data di contoh 5

Contoh 9

Banyaknya jawaban betul dan salah pada dua butir


adalah

Butir ke-2
Salah Betul
Butir Salah 8 20
ke-1 Betul 8 4

Pada taraf signifikansi 0,05 uji independensi lokal


------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

E. Model Logistik dan Cara Estimasi Parameter

1. Pemilihan Model Logistik

• Perlu memilih model, mencakup

Model Rasch
Model L1P
Model L2P
Model L3P

• Perlu memenuhi syarat unidimensi, invariansi


kelompok, dan independensi lokal

• Perlu ada kecocokan di antara data dan model


yang dipilih (dilakukan melalui pengujian
kecocokan model, dibahas kemudian)
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

2. Estimasi Parameter

Dari data yang terkumpul dilakukan estimasi


terhadap parameter, mencakup parameter
kemampuan dan parameter butir

Dapat dilakukan melalui

• Satu responden dengan sejumlah butir


(estimasi parameter kemampuan)



 

Responden

Butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Satu butir dengan sejumlah responden (estimasi


parameter butir)



 

Butir

Responden

• Sejumlah responden dan sejumlah butir (estimasi


paramter kemampuan dan atau parameter butir)

 
 
 

Responden Butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

3. Estimasi Parameter dan Indeteminasi

• Parameter yang diestimasi

Parameter yang diestimasi mencakup , a, b,


dan c. Tiga di antaranya terhubung dalam

a ( – b)

Hasil estimasi dapat berbentuk indeterminasi


yakni terdapat banyak hasil estimasi

Hasil estimasi ditambah konstanta juga


merupakan hasil estimasi

Hasil estimasi dikalikan dan dibagi konstanta


juga merupakan hasil estimasi
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Penambahan konstanta

Misalkan hasil estimasi adalah 1 dan b1 dalam


bentuk

a (1 – b1)

Jika 1 dan b1 ditambah konstanta sama C

2 = 1 + C dan b2 = b1 + C

maka

a(2 – b2) = a(1 + C – b1 – C)


= a(1 – b1)

sehingga 2 dan b2 juga merupakan hasil


estimasi

Ini berarti bahwa hasil estimasi dapat digeser


(translasi) sehingga titik awal atau 0 dapat
ditentukan secara bebas
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Kali bagi konstanta

Misalkan hasil estimasi adalah 1, a1, dan b1


dalam bentuk

a1 (1 – b1)

Jika 1 dan b1 dikalikan konstanta sama C serta


a1 dibagi dengan konstanta C juga

2 = C1 b2 = Cb1 a2 = a1 / C

maka

a2(2 – b2) = (a1 / C)(C1 – Cb1)


= a1(1 – b1)

sehingga 2, a2, dan b2 juga merupakan hasil


estimasi

Ini berarti bahwsa hasil estimasi dapat


dipanjang-pendekkan sehingga satuan
parameter dapat ditentukan secara bebas
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Diterapkan pada L3P

• Misalkan 1, a1, b1, c1 adalah hasil estimasi

• Dengan 2 = C1 + k
b2 = Cb1 + k
a2 = a1 / C
c2 = c1
maka

1
P ( 2 )  c2  (1  c2 )
1  e Da2 ( 2  b2 )

1
 c1  (1  c1 )
 D ( 1 )( C1  k Cb1  k ) 
a
1  e C 
 
 
1
 c1  (1  c1 )

1  e Da1 (1 b1 ) 
 P (1 )
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

4. Metrik Parameter dan Kalibrasi

• Hasil estimasi parameter dapat saja indeterminasi


sehingga terdapat banyak hasil estimasi

• Dalam hal ini, dapat saja dipilih salah satu hasil


estimasi sebagai patokan yang dinamakan metrik
parameter

• Sering terjadi bahwa metrik parameter yang dipilih


adalah salah satu di antara

 = 0  = 1
atau b = 0 b = 1

• Ini berarti bahwa titik awal atau 0 pada rerata serta


satuan parameter sebesar 1 menurut simpangan
baku

• Pencocokan parameter lain ke metrik parameter


dikenal sebagai kalibrasi
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

5. Estimasi Terpisah dan Estimasi Serentak

• Estimasi Terpisah

Parameter butir diketahui dan parameter


kemampuan diestimasi (menggunakan metrik
butir)

Parameter kemampuan diketahui dan


parameter butir diestimasi (menggunakan
metrik kemampuan)

• Estimasi Serentak

Paramter kemampuan dan parameter butir


kedua-duanya tidak diketahui sehingga kedua-
duanya diestimasi

Perlu ditentukan metrik, biasanya dengan


rerata = 0 dan simpangan baku = 1
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

F. Prosedur Estimasi Parameter

1. Beberapa Prosedur Estimasi

Ada sejumlah prosedur untuk secara serentak


mengestimasi parameter kemampuan dan butir,
mencakup

• Prosedur Kebolehjadian Maksimum Bersama (Joint


Maximum Likelihood Procedure)

Digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P. Estimasi


dilakukan serentak untuk paramter kemampuan
dan parameter butir

• Prosedur Kebolehjadian Maksimum Marjinal


(Marginal Maximum Likelihood Procedure)

Digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P. Intergrasi


parameter kemampuan dan estimasi parameter
butir. Integrasi parameter butir dan estimasi
parameter kemampuan
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Prosedur Kebolehjadian Maksimum Kondisional


(Conditional Maximum Likelihood Procedure)

Digunakan untuk L1P. Fungsi kebolehjadian


dikondisikan terhadap banyaknya sekor
jawaban betul

• Prosedur Bayes Bersama dan Marjinal (Joint and


Marginal Bayesian Estimation Procedure)

Digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P. Distribusi


terdahulu ditempatkan pada paramter
kemampuan dan butir kemudian dilakukan
estimasi

• Prosedur Heuristik

Digunakan terutama untuk L2P, dan L3P

• Prosedur Analisis Faktor Nonlinier

Digunakan untuk L2P serta untuk L3P dengan


kasus c tetap. Menggunakan kuadrat terkecil
pada analisis faktor
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

2. Ciri Estimasi Kebolehjadian Maksimum

• Konsistensi

Jika responden ditambah, hasil estimasi


parameter tetap konsisten

• Normalitas Asimptotik

Jika responden terus ditambah maka distribusi


probabilitas pensampelan terus mendekat ke
distribusi probabilitas normal

• Efisiensi Asimptotik

Jika responden terus ditambah maka variansi


kekeliruan (pensampelan) terus mendekat ke
nilai minimum teoretik
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Kecepatan Konvergensi

Jika responden terus ditambah maka dengan


cepat sekali nilai parameter konvergen ke nilai
parameter sesungguhnya (lihat metoda
Newton-Raphson)

• Kendala Asimptotik

Pada probabilitas 0 dan 1 lengkungan


karakteristik butir secara asimptotik menuju ke
takhingga (minus takhingga dan plus
takhingga)

Terjadi pada saat semua responsi salah atau


semua responsi betul

Selama melakukan estimasi semua responsi


salah atau betul dikeluarkan terlebih dahulu
dari perhitungan
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Jumlah Responden

Responden pada 2P perlu lebih banyak dari


responden pada 1P

Resposnen pada 3P perlu lebih banyak dari


responden pada 2P

Ada program estimasi pada 1P menggunakan

Lebih dari 25 butir


Lebih dari 500 responden

Ada program estimasi yang menggunakan

Lebih dari 1000 responden, dan ada yang


Lebih dari 2000 responden

• Alat Bantu

Kalkulator dan komputer


------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

3. Kebolehjadian

• Di sini dibahas prosedur kebolehjadian serentak


terutama kebolehjadian bersama

• M responden menanggapi N butir dengan hasil


untuk setiap responden

X1, X2, … , Xi , …, XN

• Pada skala dikotomi, jawaban betul X = 1 dan


jawaban salah X = 0

• Dengan ketentuan independensi lokal, untuk tiap


responden, kebolehjadian adalah

L(X1, X2, … Xi, …, XN)


= P(X1)Q(X1) P(X2)Q(X2) … P(XN)Q(XN)
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
-----------------------------------------------------------------------------

• Pada skala dikotomi

Jika P(X = 1) = 1, Q(X = 1) =0


Jika P(X = 0) = 0, Q(X = 0) = 1

maka
i N
L( X 1 , X 2 ,... X i ,..., X N )   P( X i ) X i Q( X i )1 X i
i 1

• Untuk M responden, kebolehjadian menjadi

g M i N
L( X gi )   P( X gi ) Q( X gi )
X gi 1 X g i

g 1 i 1

• Pada bentuk logaritma

ln L( X gi )   ( X gi ) ln P ( X gi )  (1  X gi ) ln Q( X gi )
M N

g 1 i 1
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

4. Kebolehjadian Maksimum

• Kebolehjadian maksimum pada tiap parameter


dapat diperoleh melalui

L L L L
0 0 0 0
 a b c

• Dalam bentuk logaritma, kebolehjadian maksimum


pada tiap parameter dapat diperoleh melalui

 ln L  ln L  ln L  ln L
0 0 0 0
 a b c

• Perhitungan masing-masing menghasilkan


estimasi parameter kemampuan dan butir
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

5. Estimasi Parameter Kemampuan

• Satu responden (ke-g) menjawab N butir

• Persamaan untuk estimasi parameter


kemampuan g untuk responden ke-g

 ln L N  ln L Pgi

 g i 1 Pgi  g

N  X gi 1  X gi  Pgi
   

i 1  Pgi 1  Pgi   g
N  X gi  Pgi  Pgi
   0
 
i 1  Pgi Q gi   gi

• Dapat digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P


dengan memasukkan karateristik butir mereka
masing-masing
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Solusi pada model L3P

 ln L N ( X gi  Pgi )( Pgi  ci )
 D ai 0
 g i 1 Pgi (1  c i )

• Solusi pada model L2P

Pada rumus L3P, masukkan ci = 0

 ln L N
 D ai ( X gi  Pgi )  0
 g i 1

• Pada model L1P

Pada rumus L3P, masukkan ai =1 dan ci = 0

 ln L N
 D ( X gi  Pgi )  0
 g i 1
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

6. Estimasi Parameter Butir

• Satu butir (ke-i) dijawab oleh M responden

• Dengan jalan sama diperoleh parameter butir ke-i


yang ditanggapi oleh M responden

 ln L M  X gi  Pgi  Pgi
 0
a i  
g 1  Pgi Q gi  a i

 ln L M  X gi  Pgi  Pgi
 0
bi 
g 1  P Q  b
gi gi  i

 ln L M  X gi  Pgi  Pgi
 0
c1 
g 1  P Q  c
gi gi  i

• Dapat digunakan untuk L1P, L2P, dan L3P dengan


memasukkan karateristik butir mereka masing-
masing
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Solusi pada L3P


 ln L D M ( g  bi )( Pgi  ci )( X gi  Pgi )
a i

1  ci

g 1 Pgi
0

 ln L Dai M ( Pgi  ci )( X gi  Pgi )


bi

1  ci
 g 1 Pgi
0

 ln L 1 M ( X gi  Pgi )
ci

1  ci

g 1 Pgi
0

• Solusi pada L2P (ci = 0)

 ln L M
 D  ( g  bi )( X gi  Pgi )  0
a i g 1

 ln L M
  Dai  ( X gi  Pgi )  0
bi g 1

• Solusi pada L1P (ai =1, ci = 0)

 ln L M
  D ( X gi  Pgi )  0
bi g 1
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

G. Keterampilan Statistika

1. Dasar

P = probabilitas jawaban betul


Q = probabilitas jawaban salah

P+Q=1 atau Q=1–P

Kebolehjadian terhadap probabilitas jawaban


betul adalah

L = PQ

2. Kebolehjadian maksimum

dL
0
dP
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Perhitungan

L = PQ
= P(1 – P)
= P – P2

sehingga

dL d ( P  P 2 )
  1 2P
dP dP
dL
0
dP
1 2P  0 P  0,5 Q  0,5
Lmaks  (0,5)( 0,5)  0,25

Contoh 10

Kebolehjadian maksimum untuk M responden


dengan M1 reponden sukses dan M – M1
responden gagal
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

• Perhitungan

L  P M1 Q M  M1
 P M1 (1  P ) M  M1

sehingga

dL M  M1 M1 1 d (1  P ) M  M1 d (1  P )
 (1  P ) . M1 P 
dP d (1  P ) dP
 M1 P M1 1 (1  P ) M  M1  P M1 ( M  M1 )(1  P ) M  M1 1 .( 1)
 M1 P M1 1 (1  P ) M  M1  ( M  M1 ) P M1 (1  P ) M  M1 1

 P M1 1 (1  P ) M  M1
M1 (1  P )  ( M  M1 ) P 
1 P

• Kebolehjadian maksimum

dL
0
dP
M1 (1  P )  ( M  M1 ) P  0
M1
P
M
------------------------------------------------------------------------------
Teori Responsi Butir
------------------------------------------------------------------------------

Contoh 11

Jawaban 21 responden (dengan 1 = betul; 0 =


salah) adalah

11111 00111 01111 00110 1

Kebolehjadian

L = P15Q6

Kebolehjadian maksimum terjadi pada

P = 15 / 21 = 0,7143
Q = 1 – P = 1 – 0,7143 = 0,2857

Lmaks = (0,7143)15(0,2875)6
= 3,4968.10-6

Anda mungkin juga menyukai