Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KASUS LEDAKAN

TAMBANG BATUBARA
DI SAWAHLUNTO
ANGGOTA : 1. BYMA RAVIANCA
PRADIPTA H.
2. DEWI NUGRAHENI
3. LARAS HERASWATI
4. INA MARLIANA S.
5. INGGRIT HESTYA A.
6. ISWARA IRSYAD P.
7. NOVI S
8. TIARA PUTRI N.
KASUS
Hari/tanggal : Selasa, 16 Juni 2010
Waktu : 10.30 WIB
Lokasi : Kecamatan Talawi
Jenis Kecelakaan : Ledakan Tambang Batu
Bara bawah tanah milik pertambangan PT.Dasrat
Sarana Arang Sejati dengan status eksploitasi
berdasarkan SK No. 05.39/PERINDAKOP/2006
berlaku mulai 2 Juni 2006-2 Juni 2011 dengan
pelaksana pertambangan kontraktor CV. Perdana
Jumlah Korban : 33 pekerja tambang
tewas dan puluhan orang luka-luka
ANALISIS KASUS
METODE
4M + 1E
MANUSIA (MAN)

PT. Dasrat Sarana Arang Sejati


mempekerjakan 40-50 orang.
Berdasarkan data diatas maka 40-50
orang tersebut adalah kuli tambang
yang tidak memiliki keterampilan
khusus serta ilmu dan pengalaman
pertambangan dibawah standar dan
menghiraukan K3.
MANUSIA (MAN)
Tidak Berpengalaman Masalah Pendidikan
50 orang tersebut tidak 50 orang tersebut
memiliki pengalaman dan terdata lulusan SMA
ilmu yang cukup tentang
K3 dan seluk beluk kebawah
pertambangan

Kurangnya Pengetahuan Pekerja Mengabaikan


Pengusaha dan pengawas tidak Mengabaikan instruksi
memfasilitasi para pekerja
tentang K3 baik secara dari inspektur tambang
pengetahuan maupun peralatan
MATERIAL

Tambang sawahlunto merupakan


tambang bawah tanah dengan barang
tambang berupa batubara yang
mengandung CBM (gas metana)..
Kadar normal gas metan yang
diperbolehkan dalam tambang
bawah tanah adalah 0,25-2%
sedangkan kondisi pada saat
ledakan tsb berkisar antara 5-15%.
METHOD
Untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan maka setiap perusahaan
bisa mengantisipasi hal tersebut dengan adanya pemahaman karyawan
akan K3 dan SOP yang berlaku. Pada kecelakaan ini beberapa korban yang
selamat ada yang menuturkan bahwa ada beberapa karyawan yang
merokok dalam melakukan proses penambangan. Hal ini tentu saja
menyebabkan munculnya kebakaran. Hal ini menimbulkan 2
kemungkinan apakah perusahaan tersebut tidak memiliki SOP atau karyawan
yang menghiraukan SOP dari perusahaan.
MECHANICAL
Alat Kerja
Dalam melakukan proses kegiatan
tambang ini, Penambang
menggunakan peralatan yang
seadanya/alat manual yaitu
berupa belincong dan palu

Faktor Resiko Faktor Resiko


Belincong yang digunakan untuk
melubangi lapisan batubara akan Genset yang bisa mengalami
memercikan api dan mengakibatkan konsleting sehingga memercikkan
gas metana yang terperangkap dalam api yang mengakibatkan munculnya
tambang tersebut meledak ledakan tambang batubara tsb.
ENVIRONMENT
Pada kasus ledakan tambang batubara ini
lingkungan juga bisa mempengaruhi terjadinya
ledakan yang disebabkan karena tingginya
kadar gas metana yang ada di lingkungan
penambangan batubara. Selain itu juga
disebabkan karena kondisi lingkungan yang tidak
kondusif. Kadar normal gas metan yang
diperbolehkan dalam tambang bawah
tanah adalah 0,25-2% sedangkan kondisi pada
saat ledakan tsb berkisar antara 5-15%.
ANALISIS SCAT
(SYSTEM CAUSE ANALYSIS
TECHNIQUE)
ANALISIS
A. Description of incident
Pekerja mengalami luka – luka dan sebagian pekerja tewas.
B. Categories of contact that could have led to the incident
Kurangnya pengetahuan pekerja terhadap ilmu dan penerapan K3.
C. Immediate cause Unsafe acts & substandard acts
Masih banyak pekerja yang merokok di dalam tambang bawah tanah yang
dengan cepat menyulutkan gas metana yang terperangkap tinggi.
ANALISIS
D. Basic cause
1) Personal factors/faktor manusia
Pekerja tidak memiliki keterampilan dalam hal pertambangan, tidak memiliki
pengalaman dan ilmu yang cukup tentang K3 dan seluk-beluk pertambangan.

2) Job factors/faktor lingkungan kerja


Tidak adanya peralatan tambang bawah tanah modern yang digunakan. Gas
detector misalnya.
E. Activities for a succesful loss control program
• Menempatkan pengawas lapangan di lokasi kerja, untuk menegur para pekerja
yang merokok pada saat melakukan proses kerja, dan memberikan pelatihan
mengenai pentingnya pengetahuan mengenai K3 dan seluk-beluk pertambangan
dalam melakukan proses kerja.
• Membuat SOP dan K3 di perusahaan. Mengingat kecelakaan ini bukan kali
pertama sehingga dari data-data yang ada terbukti bahwa perusahaan ini belum
memiliki SOP.
TINDAKAN
PERBAIKAN
MANUSIA
/MAN
1 2 3

Memberikan pelatihan Memberikan Mengurangi jumlah


tenaga kerja yang hanya
kepada tenaga kerja ilmu/pengetahuan lulusan SMA, apabila tidak
tentang penambangan tentang pentingnya K3 memungkinkan maka
batubara dan pertambangan diperlukan adanya
pelatihan/kursus kepada
karyawan lulusan SMA
4 5

Membiasakan Dibutuhkan kesadaran


berperilaku aman yang tinggi para pekerja
menaati peraturan- tambang untuk
peraturan K3 yang sudah memperhatikan
ditetapkan pada UU No. pentingnya K3 dalam
1 tahun 1970 pertambangan
MATERIAL

Diperlukan adanya penetralan


1 terhadap gas metana yaitu
dengan cara memberikan
ventilasi buatan pada wilayah
penambangan batubara tsb

2 Pemisahan rute ventilasi gas


METHOD
1. Memberikan usulan/pendapat ke atasan perusahaan tambang batubara
tsb untuk membuat/menerapkan SOP secara bertahap pada perusahaan
tambang batubara tsb agar tingkat kecelakaan yang terjadi bisa
diminimalisir dan meningkatkan produktivitas pekerja tambang tsb.
2. Melakukan inspeksi dan pengujian K3 standar pertambangan, dan
pengelola juga harus menaati peraturan yang sudah di tetapkan demi
keamanan dan keselamatan pertambangan
3. Prosedur Gawat Darurat
MECHANICAL
1. Mengusulkan penggantian alat yang lama dengan alat yang baru atau
mengganti alat manual dengan alat yang lebih modern/canggih agar dalam
proses penambangan agar tidak menimbulkan kecelakaan yang bisa
mengakibatkan kesalahan fatal pada perusahaan tambang batubara tsb.
2. Sebagai contoh dalam proses penambangan tsb terdapat alat manual berupa
belincong yang dapat memercikan api dan mengakibatkan gas metana yang
terperangkap dalam tambang tsb meledak, maka diperlukan adanya gas
detector yang digunakan pada saat proses penambangan berlangsung.
3. Bisa juga di lakukan pengontrolan sumber sumber api dan ledakan
4. Menggunakan alat yang aman dan memadai sehingga pekerja tidak
sepenuhnya bekerja secara manual.
5. Pemakaian alat – alat pencegahan standar
ENVIRONMENT
1. Membuat ventilasi buatan dan melakukan pengontrolan
2. Menggunakan gas detector.
3. Membuat pengaliran gas ( gas drainase)
4. Pengaliran air ke lokasi potensi kebakaran atau ledakan
5. Pengawasan lingkungan di luar tambang
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai