Anda di halaman 1dari 13

BIOTEKNOLOGI

(Dodol Dolar Nusa)

Oleh:

NAMA NIM
DUDY DWI KUSUMA O 271 16 016

PROGRAM STUDI AKUAKULTUR


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017
Latar Belakang

Tujuan Pengolahan Rumput Laut

Proses Pengolahan Rumput Laut


Latar Belakang
Wilayah pesisir Nusa Penida dikenal sebagai salah satu
penghasil rumput laut terbesar di Provinsi Bali. Besarnya
hasil produksi justru sering membuat petani gigit jari,
Karena ulah para pengepul yang mengutak-atik harga.
Petani pun dibuat tak berdaya mengingat tidak ada
pilihan pengolahan lain, kecuali dijual langsung meski
harus rela dilepas dengan harga murah, Kondisi ini ternyata
memantik perhatian I Kadek Widada Asmara, pemuda asal
Banjar Biaung,Desa Ped ini membuat inovasi kreatif
dengan mengolah rumput laut menjadi dodol.
Tujuan Pengolahan Rumput Laut
“Tujuan utamanya ingin mengembangkan hasil
alam lokal, karena selama ini rumput laut di Nusa
Penida memiliki kualitas yang sangat baik tapi
hanya dijual dengan harga yang selalu tidak stabil
dan dibawah rata-rata,kemudian membukan
lapangan pekerkajaan bagi masyarakat setempat”
ujar lulusan Fakultas Kedokteran Hewan tahun
2014 dari Universitas Udayana ini.
Proses Pengolahan Rumput Laut
Alat dan Bahan
Alat Bahan

Wadah rumput laut Rumput laut kering


Blender Gula merah 2kg di iris halus
Cetakan Perasa
Saringan Tepung ketan (200 gr)
Sendok Santan kelapa kental 5buah kelapa
Kompor Santan cair 2sdk Makn
Alat Masak Garam
Proses Pengolahan Rumput Laut
Cara pembuatan dodol rumput laut terbilang sangat
sederhana dan tanpa bahan pengawet sehingga kandungan
serat dan nutrisinya tetap terjaga.
Rumput laut kering dibersihkan kemudian di-blender hingga
halus dan berbentuk adonan. Selanjutnya, adonan dimasak
dan diberi gula dan perasa makanan.
Adonan yang telah matang dicetak sesuai dengan
keinginan. Rasanya pun tak kalah dengan dodol pada
umumnya bahkan justru memiliki keunggulan dari sisi
kandungan nutrisi dan gizi serta kaya serat.
Teksturnya mirip agar-agar dengan cita rasa khas rumput
laut, legit lembut dan tentunya sehat tanpa bahan pengawet.
 Wilayah pesisir Nusa Penida dikenal sebagai salah
satu penghasil rumput laut terbesar di Provinsi Bali.
Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga.
Tanaman ini adalah gangang multiseluler golongan
divisi thallophyta. Luas wilayah budidaya yang
mencapai 308 hektar mampu menghasilkan 500 ton
rumput laut kering siap olah setiap tahunnya
terutama jenis Eucheuma spinosum. Besarnya hasil
produksi justru sering membuat petani gigit jari
akibat ulah para spekulan nakal yang mengutak-atik
harga. Petani pun dibuat tak berdaya mengingat
tidak ada pilihan pengolahan lain, kecuali dijual
meski harus rela dilepas dengan harga murah.
 Kondisi ini ternyata memantik perhatian I Kadek
Widada Asmara, pemuda asal Banjar Biaung,Desa
Ped ini membuat inovasi kreatif dengan mengolah
rumput laut menjadi dodol. Pengolahan ini ternyata
mampu menambah nilai ekonomis ditengah
merosotnya harga rumput laut. Ide kreatif ini mulai
dirintis sejak 2013 lalu berkat bantuan dari
Kementrian Pendidikan Tinggi lewat program
wirausaha muda bagi mahasiswa. Diakuinya,
dorongan membuat terobosan pengolahan rumput
laut menjadi dodol adalah besarnya jumlah produksi
namun hanya dijual begitu saja, nyaris tidak ada nilai
tambah.
 “Alasan utamanya ingin mengembangkan hasil alam
lokal, karena selama ini rumput laut di Nusa Penida
memiliki kualitas yang sangat baik tapi hanya dijual
saja cuma kan harganya selalu tidak stabil dan
dibawah rata-rata,” ujar lulusan Fakultas Kedokteran
Hewan tahun 2014 dari Universitas Udayana ini.
 “Istilahnya mau open mind atau stimulus kepada
masyarakat bahwa apa yang mereka hasilkan bisa
bernilai ekonomis lebih. Banyak sekali lulusan
sarjana justru tidak mau mengambil kegiatan yang
tampak menengah ke bawah dan hanya mau di
kantoran saja,” imbuh Kadek, Kamis (3/9).
 Kadek Widada Asmara yang kini berprofesi
sebagai dokter hewan mandiri di Puskeswan
Nusa Penida mengakui bahwa pemasaran
menjadi salah satu kendala selain minimnya
peralatan terutama alat pengering dan packing.
Lewat perjuangan panjang, Kadek mendapatkan
bantuan dana dari Kementrian Koperasi dan
UMKM setelah lolos pada lomba wirausaha yang
diadakan salah satu stasiun televisi swasta. Kini
wirausaha muda ini mulai mengembangkan
jaringan bisnisnya dan ia pun mengaku tidak
keberatan jika jejakny diikuti oleh warga lain.
 Sebagian dari kita pasti pernah mencicipi dodol yang
berbahan dasar tepung beras, namun patut dicoba
juga legitnya dodol yang dibuat dari rumput laut. Cara
pembuatan dodol rumput laut terbilang sangat sederhana
dan tanpa bahan pengawet sehingga kandungan serat dan
nutrisinya tetap terjaga. Rumput laut kering dibersihkan
kemudian di-blender hingga halus dan berbentuk adonan.
Selanjutnya, adonan dimasak dan diberi gula dan perasa
makanan. Adonan yang telah matang dicetak sesuai
dengan keinginan. Rasanya pun tak kalah dengan dodol
pada umumnya bahkan justru memiliki keunggulan dari sisi
kandungan nutrisi dan gizi serta kaya serat. Teksturnya
mirip agar-agar dengan cita rasa khas rumput laut, legit
lembut dan tentunya sehat tanpa bahan pengawet.
 Mengkonsumsi rumput laut merupakan salah satu rahasia
hidup sehat dan umur panjang bagi masyarakat Jepang.
Rumput laut yang biasa disebut nori oleh orang Jepang,
kaya akan vitamin, mineral, serat, omega 3 dan 6, kalsium,
protein serta antioksidan. Kandungan vitaminnya pun
hampir 500 kali lebih kuat daripada vitamin C bahkan 1 ons
rumput laut, kandungan kollagennya setara dengan 2
keping sarang burung walet.
 Penelitian juga menunjukkan rumput laut bisa membantu
proses penyembuhan kanker dan luka dengan
meningkatkan daya tahan tubuh. Unsur seratnya juga
diyakini mampu melancarkan pencernaan sehingga tepat
untuk mengurangi kadar lemak dalam tubuh. Besarnya
nutrisi kalsium mencegah osteporosis dan pengapuran
serta meningkatkan metabolisme tubuh.

Anda mungkin juga menyukai