Anda di halaman 1dari 46

REFERAT

SOLUSIO PLASENTA
DAN
PLASENTA PREVIA
Oleh :
FEBIO AMINO LEIDEN
FAA 112 043
Pembimbing :
dr. DON F. B. LEIDEN, Sp. OG., MMR

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN WANITA


FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS PALANGKARAYA/RSUD dr. DORIS SYLVANUS

PALANGKARAYA
1
JANUARI 2018
Definisi
• Perdarahan pada kehamilan tua disebut
perdarahan antepartum

Perdarahan antepartum adalah perdarahan


yang terjadi setelah kehamilan
28 minggu sampai lahirnya bayi
• Plasenta
Pertumbuhan plasenta makin lama makin besar dan luas, umumnya
mencapai pembentukan lengkap pada usia kehamilan sekitar 16
minggu.

Plasenta yang normal :


1. Bentuk bundar / oval
2. Diameter 15-25 cm, tebal 3-5 cm
3. Berat rata-rata 500-600 g
4. Insersi tali pusat (tempat berhubungan dengan plasenta) dapat di
tengah / sentralis, di samping / lateralis, atau di ujung tepi /
marginalis.
5. Di sisi ibu, tampak daerah2 yang agak menonjol (kotiledon) yang
diliputi selaput tipis desidua basalis.
6. Di sisi janin, tampak sejumlah arteri dan vena besar (pembuluh
korion) menuju tali pusat. Talipusat diliputi oleh jeli Wharton .
7. Sirkulasi darah ibu di plasenta sekitar 300 cc/menit (20 minggu)
meningkat sampai 600-700 cc/menit (aterm).
Plasenta Previa

• suatu keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang


abnormal. yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian atau seluruh pembukaan jalan lahir (ostium uteri internal).
• Pada keadaan normal plasenta terletak diatas uterus.
Klasifikasi
• 1.Plasenta letak rendah
bila plasenta yang letaknya
abnormal di segmen bawah
uterus

• 2.Plasenta previa
marginalis bila pinggir
plasenta berada tepat pada
pinggir OUI
• 3.Plasenta previa
parsialis
• bila sebagian OUI
tertutup oleh jaringan
plasenta.

• 4.Plasenta previa totalis


• bila seluruh OUI tertutup
oleh jaringan plasenta
Tipe 1 : low lying placenta previa
Tipe 2 : marginal placenta previa
2a. anterior
2b.posterior
Tipe 3 : partial placenta previa
Tipe 4: total placenta previa

*tipe 2 marginal posterior = dangerous


placenta previa
Epidemiologi
• Di indonesia terjadi pada kira-kira 1
diantara 200 persalinan. Di RSCM, antara
tahun 1971-1975 terjadi 37 kasus PP
diantara 4781 persalinan yang terdaftar.
• Banyak pada kehamilan dengan paritas
tinggi dan pada usia di atas 30 tahun.
• Pada beberapa RSU pemerintah
dilaporkan insidennya berkisar 1,7%
sampai dengan 2,9%
Etiologi
1. Dropping down theory : ovum yang
terfertilisasi jatuh dan berimplantasi pada
segmen bawah
2. Vaskularisasi desidua yang tidak
memadai mungkin akibat proses radang
atau atropi
Faktor Resiko

Usia : > 35 tahun Multiparitas

Kebiasaan Merokok:
hipoksemia akibat CO kompensasi hipertrofi plasenta

Kehamilan Ganda :
pertumbuhan plasenta melebar ke segmen bawah rahim menutupi OUI

Riwayat Kuretase Riwayat Sesar


PATOFISIOLOGI
• Perdarahan antepartum yang disebakan oleh plasenta previa umumnya
terjadi pada triwulan ketiga karena saat itu segmen bawah uterus lebih
mengalami perubahan berkaitan dengan semakin tuanya kehamilan,
segmen bawah uterus akan semakin melebar, dan serviks mulai
membuka. Perdarahan ini terjadi apabila plasenta terletak diatas ostium
uteri interna atau di bagian bawah segmen rahim. Pembentukan segmen
bawah rahim dan pembukaan ostium interna akan menyebabkan
robekan plasenta pada tempat perlekatannya
Segmen Bawah Uterus
Diagnosa

Pemeriksaan
Anamnesa Ultrasonografi
Fisik

PDMO / Double Set Up Examination


Anamnesis
• Perdarahan :
• --> tidak nyeri
• --> tidak ada penyebabnya
• --> terjadi berulang

• Perdarahan terjadi pada akhir trimester


kedua atau setelahnya.
Pemeriksaan Fisik
• Ukuran uterus sesuai usia kehamilan
• Uterus teraba lembut dan elastis
• Adanya malpresentasi
• Kepala bayi mengapung dan tidak bisa
masuk rongga pelvis (stalworthy’s Sign)
• pada inspeksi plasenta previa warna
darah yang timbul berwarna merah terang
Pemeriksaan Penunjang
1. Sonografi transabdominal : paling aman
akurat dan sederhana
2. Sonografi transvaginal
3. Sonografi transperineal
4. MRI
Pemeriksaan Dalam Meja Operasi (PDMO)

Double Set up Examination

• Pasien dalam posisi litotomi


• Lakukan pemeriksaan dalam : Pemeriksaan servix dengan
jari kemudian plasenta di palpasi. Raba fornix posterior
mencari ada atau tidaknya bantalan antara jari dengan bagian
terbawah janin.
• Jika terjadi perdarahan  segera SC
• Pemeriksaan ini tidak boleh dilakukan kecuali dilakukan di
meja operasi dengan persiapan operasi caesar segera.
• Pemeriksaan ini sudah tidak dilakukan karena adanya
sonografi
Plasenta Previa Solutio Plasenta
Gejala Klinis
Nature BLeeding Tidak nyeri dan berulang Nyeri

Warna Darah Merah Terang Merah Gelap


St Generalis dan anemia Sesuai dengan perdarahan Tidak sesuai dengan
perdarahan
Gejala Preeklamsi Tidak berhubungan Terkadang ada
PF
Tinggi uterus Sesuai dengan usia Tidak sesuai dengan usia
kehamilan kehamilan
Perabaan Uterus Kenyal Tense atau RIgid
Presentasi Malpresentasi Tidak berhubungan

USG Plasenta di bagian bawah Plasenta di bagian atas

Pemeriksaan Vagina Plasenta teraba di bagian Plasenta tidak teraba


bawah
Pencegahan

• Antenatal yang adekuat : meningkatkan


status kesehatan ibu dan mengoreksi
anemia.

• Diagnosis antenatal care : pada plasenta


previa letak rendah di usia 20 minggu,
lakukan pemeriksaan ulang pada usia 34
minggu.
Fetal
Heart
Sound

artificial
Rupture
membran
Selama kehamilan : anemia syok, kematian,

Selama kelahiran : ketuban pecah dini, dilatasi


Ibu yang lambat, perdarahan selama pelahiran

Setelah kelahiran: retensi plasenta, atonia


uterus

Komplikasi
Kelainan letak

Kelahiran prematur dan gawat


janin
Janin
Bblr

Asfiksia
Malformasi
kongenital Kematian intra uterine
Solutio Plasenta

• Solusio plasenta adalah terlepasnya


plasenta dari tempat implantasinya
yang normal pada uterus sebelum
janin dilahirkan.

Ablatio plasentae
Abruptio plasentae
Accidental haemorrhage
Prematur separation of the normally implanted placenta.
Epidemologi

• National Centre For Health Statistics


melaporkan bahwa insidensi solusio
plasenta adalah 1 dalam 160 sampai 1
dalam 255 persalinan
• Insidensi solusio plasenta yang
mematikan yaitu 1 dalam 830 persalinan.
Etiologi

Hipertensi Ketuban Pecah Dini

Usia Perubahan tekanan


dalam uterus
Trombofilia Defisiensi asam folat

Trauma

Kokain
Patofisiologi
Trauma Perubahan tekanan
Ketuban Pecah
Dini secara mendadak

Hipoksia & Iskemi


Pendarahan
diantara Uterus dan
plasenta
Trombofilia Lapisan Desidua
terpisah

Nikotin&Kokain Pemisaan dan


Penekanan pada
plasenta di sekitarnya

Uterus tidak dapat Perdarahan terus


berkontraksi berlanjut
Klasifikasi berdasarkan robekan

• Ruptura sinus marginalis


bila hanya sebagian kecil
pinggir plasenta yang terlepas

• Solusio plasenta
parsialis
bila plasenta sebagian terlepas

• Solusio plasenta
totalis
bila plasenta terlepas
seluruhnya
Klasifikasi
berdasarkan gejala klinis

• Revealed
Hemorrhage
Solusio plasenta dengan
perdarahan yang keluar

Concealed
Hemorrhage
Solutio plasenta dengan perdarahan
tersembunyi dibelakang plasenta
Derajat Solusio berdasarkan gejala klinis

• Solusio Plasenta
Ringan

• Solusio Plasenta
Sedang

• Solusio Plasenta
Berat
Derajat Solusio
Gejala Klinis Ringan Sedang Berat

Perdarahan Sedikit atau tidak Mild to Moderate Moderate to severe


Pervaginam ada

Perdarahan <250 ml 250-1000 ml >1000ml

Uterus Nyeri ringan Nyeri terus Sangat Nyeri


menerus Tegang seperti
Tegang perut papan
Nadi Ibu Normal Meningkat Sangat cepat

Tekanan darah ibu Normal Hipotensi Hipotensi atau syok

Fibrinogen level Normal Berkurang Rendah


350% (150-250%) (<150% dan
trombositopeni)
Diagnosa

Anamnesa Pemeriksaan Ultrasonografi


Anamnesis

• Riwayat Nyeri
• Riwayat Trauma
• Gejala komplikasi
• Gejala Pre-Eklamsi
Pemeriksaan

• Perdarahan pervaginam
• Kontraksi uterus
• Tanda Vital
• Tinggi Fundus Uteri
• Denyut jantung janin
Tatalaksana Konservatif

Dilakukan bila kehamilan kurang dari 37


minggu atau keadaan hemodinamik ibu
dalam keadaan stabil dan belum ada
tanda komplikasi dari Solusio Plasenta
– Observasi kadar hb ibu
– Penggantian kehilangan cairan
– Inspeksi Periodik
artificial
Rupture
membran
Komplikasi
Pembekuan darah
Dilepaskannya Intravaskuler yang Kadar fibrinogen
Tromboplastin menurun Koagulopati
luas

Perdarahan Keadaan Syok Supply darah Kegagalan


terus menerus Hipovolemik ke ginjal menurun
fungsi ginjal

Sindrom Sheehan

Sirkulasi darah
Keadaan Syok ke plasenta menurun Hipoksia Janin Sindrom Insufisiensi
Plasenta Previa Solutio Plasenta
Gejala Klinis
Nature BLeeding Tidak nyeri dan berulang Nyeri

Warna Darah Merah Terang Merah Gelap


St Generalis dan anemia Sesuai dengan perdarahan Tidak sesuai dengan
perdarahan
Gejala Preeklamsi Tidak berhubungan Terkadang ada
PF
Tinggi uterus Sesuai dengan usia Tidak sesuai dengan usia
kehamilan kehamilan
Perabaan Uterus Kenyal Tense atau RIgid
Presentasi Malpresentasi Tidak berhubungan

USG Plasenta di bagian bawah Plasenta di bagian atas

Pemeriksaan Vagina Plasenta teraba di bagian Plasenta tidak teraba


bawah
KESIMPULAN

• Solusio plasenta dan plasenta previa adalah penyebab


terbanyak terjadinya perdarahan antepartum.

• Solusio plasenta dan Plasenta previa dapat dibedakan


berdasarkan tanda dan gejalanya, meliputi natural
bleeding, warna darah, pemeriksaan obstetri, dan
pemeriksaan penunjang.

• Penanganan pada pasien dengan perdarahan yang


disebabkan oleh solusio plasenta atau plasenta previa
dapat dibagi atas tatalaksana ekspektasi dan
tatalaksana aktif, penanganan disesuaikan dengan alur
dan kriteria penanganannya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Wiknjosastro, H, Saifuddin A.B, Rachimhadhi T. Perdarahan Dalam
Kehamilan Lanjur. Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2006
2. Library.usu.ac.id/download/fk/anatomi-djakobus.3.pdf
3. Mochtar, R,. Sinopsis Obstetri obstetri fisiologis obstetri patologis, edisi
ketiga. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2013
4. Bagian Obstetri & Ginekologi Fak. Kedokteran Universitas Padjajaran
Bandung, Obstetri Patologi, Ed. 1984, Elstar Offset: Bandung
5. Saifuddin A.B, Adriansz G, Wiknjosastro, H, Waspodo D. Perdarahan
kehamilan lanjut dan persalinan. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal, Yayasan Bina Pustaka Sarwomo Prawirohardjo,
Jakarta, 2006
6. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, et al. Plasenta Previa, Antepartum
hemorrhage. In : Williams Obstetrics, 23rd ed, Prentice Hall International Inc.
Appleton and Lange, Connecticut, 2001;
7. Robbins & Contran. Dasar Patologis Penyakit. Ed 7. Jakarta: EGC
Kedokteran. 2009.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai