Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS

HERNIA INGUINALIS LATERALIS SINISTRA REPONIBLE

Disusun Oleh:
Rifka Defriani
(H1AP12024)

Pembimbing:
dr. Diah Herliani, Sp.B
KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT BEDAH
RSUD Dr. M. YUNUS BENGKULU
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2017
PENDAHULUAN
prostusi atau penonjolan isi rongga
melalui defek atau bagian lemah dari
dinding rongga bersangkutan.

Hernia

Angka kejadian hernia


inguinalis > hernia femoralis
PENDAHULUAN

Hernia Inguinalis Hernia Hernia Inguinalis


Lateralis Medialis
Inguinalis
Laporan Kasus
Identitas
 No rekam medik : 747153
 Nama : An. HR
 Umur : 6 tahun 11 bulan
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Pelajar
 Alamat : Desa Nelan Indah Teramang
Jaya, Mukomuko
 Agama : Islam
 Status perkawinan : Belum menikah
 Tanggal masuk RS : 14 Juli 2017
ANAMNESIS
 Keluhan Utama
Benjolan pada lipatan paha kanan yang hilang
timbul.
 Riwayat Penyakit Sekarang (RPS)
Pasien mengaku sejak 3 tahun yang lalu merasakan
ada benjolan pada buah zakar kiri. Sejak saat itu
benjolan tersebut sering muncul ketika pasien batuk
dan mengedan, sedangkan benjolan menghilang
ketika pasien istirahat. Benjolan tersebut tidak
pernah nyeri dan tidak pernah merah. Mual (-)
muntah (-) nafsu makan (+). Pada saat ini pasien
datang ke poliklinik karena orang tua pasien cemas
benjolan tersebut akan berbahaya jika dibiarkan
hingga dewasa.
 Riwayat Penyakit Dahulu (RPD)
Pasien memiliki riwayat asma sejak usia 1 tahun.
Dua hari sebelum operasi, pasien sempat
dirawat di Rumah Sakit Dr. M. Yunus karena
penyakit asma tersebut.
 Riwayat Penyakit Keluarga (RPK)
Riwayat asma (+). Tidak ada keluarga pasien
yang mengalami gejala sama seperti pasien.
 Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi (RSE)
Pasien adalah seorang anak laki-laki dengan
status gizi cukup. Pasien masih bersekolah di
sekolah dasar dan dikenal sebagai anak yang
cukup aktif.
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Pasien lahir cukup bulan dengan riwayat
persalinan normal. Riwayat ibu sakit pada
saat hamil disangkal.
PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN FISIK
 Keadan umum : Baik
 Kesadaran : Compos mentis
 Berat Badan : 15 kg
 Tinggi Badan : 110 cm
 Vital sign
Nadi : 92x/menit
Pernafasan : 24x/menit
Suhu : 36,3° C
STATUS GENERAL
 Kepala
 Tidak tampak adanya deformitas
 Mata
 Tidak terdapat ptosis pada palpebra dan tidak terdapat
oedem
 Konjungtiva tidak anemis
 Sklera tidak tampak ikterik
 Pupil: isokor kiri kanan
 Hidung
 Bagian luar : normal, tidak terdapat
deformitas
 Septum : terletak ditengah dan simetris
 Mukosa hidung : tidak hiperemis
 Cavum nasi : tidak ada tanda perdarahan
 Telinga
 Daun telinga : normal
 Tofi : tidak ditemukan
 Liang telinga : lapang
 Membrana timpani : intake
 Nyeri tekan mastoid : tidak nyeri tekan
 Serumen : tidak ada
 Sekret : tidak ada
 Mulut dan tenggorokan
 Bibir : tidak pucat dan tidak sianosis
 Gigi geligi : lengkap, ada karies
 Palatum : tidak ditemukan torus
 Lidah : normoglosia
 Tonsil : T1/T1 tenang
 Faring : tidak hiperemis
 Leher
 Kelenjar getah bening: tidak teraba membesar
 Kelenjar tiroid : tidak teraba membesar
 Trakea : letak di tengah
 Thorax
 Paru-Paru
 Inspeksi : pergerakan nafas simetris kanan
dan kiri saat statis dan dinamis
 Palpasi : vokal fremitus sama pada kedua
paru
 Perkusi : sonor pada seluruh lapangan paru
 Auskultasi : suara nafas vesikuler (+/+),
wheezing (-/-), ronkhi (-/-)
 Jantung
 Inspeksi : ictus cordis terlihat
 Palpasi : ictus cordis teraba 1 jari linea
midclavicularis sinistra, ICS 5
 Perkusi :
 Batas atas : ICS 2 linea parasternalis sinistra
 Batas kanan : ICS 3-4 linea sternalis dextra
 Batas kiri : ICS 5, 1 cm lateral linea midclavicularis
sinistra
 Auskultasi : S1 S2 reguler, murmur (-), gallop (-)
 Abdomen
 Inspeksi : abdomen simetris, datar
 Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien
tidak teraba
 Perkusi : timpani pada seluruh regio abdomen
 Auskultasi : bising usus (+) normal
 Genetalia
 Lihat status lokalis
 Ekstremitas atas
 Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem
 Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem
 Ekstremitas Bawah
 Regio kanan : akral hangat, tidak terdapat oedem
 Regio kiri : akral hangat, tidak terdapat oedem
Status Lokalis

Benjolan (+) lonjong


Ukuran 2 x 4 cm
Konsistensi Padat Kenyal
Permukaan rata
Mobile
Tidak nyeri
Warna sesuai kulit
Nyeri tekan (-)
Finger test : teraba impuls di ujung
jari
Thumb test : tidak keluar benjolan
Pemeriksaan Penunjang
Tanggal periksa 7 Juli 2017
 Hemoglobin : 11,6 g/dl
 Hematokrit : 36%
 Leukosit : 12.000/μl
 Trombosit : 326.000/dl
 Bleeding time : 3 menit 30 detik
 Clotting time : 5 menit 30 detik
 HBSAg : negatif
 HIV : non reaktif
Diagnosis

 Diagnosis Kerja
 Hernia inguinalis lateralis sinistra reponible

 Diagnosis Banding
 Hernia Inguinalis Medialis
 Hernia Femoralis
 Hidrokel
Laporan Operasi
 Operatif : Herniotomi
 Teknik Operasi
1. Pasien diposisikan supinasi
2. Disinfeksi lapangan pembedahan.Tutup dengan kain
steril.
3. Irisan 2 cm medial spina iliaca superior (SIAS) sampai
tuberkulum pubikum.
4. Dipasang kain berlubang. Aponeurosis muskulus
obliquus eksternus (MOE) dibuka kecil dengan pisau
dan dengan bantuan pinset anatomis dan gunting
dibuka lebih lanjut ke kranial sampai annulus internus
dan ke kaudal sampai membuka annulus eksternus.
5. Dengan menjepit MOE dengan kocher ,
aponeurosis dibebaskan dari dasar ke lateral
sampai tampak ligamentum inguinalis Pourpati
danke medial sampai conjoint tendon (muskulus
obliquus internus dan transverses).
6. Dengan bantuan 2 pinset chirurgis dan gunting
kantong dibuka. Setelah eksplorasi isi kantong
hernia, isinya dikembalikan kedalam rongga
abdomen . Dengan memasukkan jari kedua tangan
kiri ke dalam lubang dan sedikit tarikan, kantong
dibebaskan secara tumpul dan tajam .
7. Kantong hernia dibebaskan se proksimal mungkin
sampai tampak jaringan lemak pre-peritoneal.
Kantong diplintir dan diikat dengan plain catgut.
Kemudian kantong hernia dipotong.
8. Herniotomi selesai.
Terapi
Medikamentosa
 Infus RL 15 tpm
 Injeksi Cefotaxim 2x500 mg
 Paracetamol infuse 3x150 mg
 Pronalges supp ½ (prn)

Edukatif post operatif


 Awasi tanda vital,
 Bed rest total,
 Puasa sampai sadar penuh
Prognosis

Prognosis
 Ad vitam : ad bonam
 Ad sanationam : ad bonam
 Ad fungsionam : ad bonam
Follow Up
 Hari perawatan ke-2 (dua)
S : Pasien sudah mulai bisa kentut, mual
muntah (-), nyeri daerah operasi (+).
O : HR: 84x/menit, RR : 20x/menit,
Abdomen : supel, nyeri tekan (+), luka operasi
di daerah inguinal sinistra tertutup perban,
pus(-), cairan (-), darah (-), bising usus (+)
A : post operasi herniotomi hari pertama
P : boleh pulang, cefixime syrup 2xIIC,
paracetamol syrup 3xIIC
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

• merupakan protrusi atau penonjolan isi


Hernia suatu rongga melalui defek atau bagian
lemah dari dinding rongga bersangkutan

HIL • lateralis karena menonjol dari perut di


lateral pembuluh epigastrika inferior
• indirek karena keluar melalui dua pintu

(Indirek) dan saluran, yaitu annulus dan kanalis


inguinalis.
Isi kantong hernia: usus,omentum,buli,atau organ retroperitoneum,
Dapat pula kosong, karena isi kantong masuk cavum peritoneum.
24
Anatomi

A.V.Epigastrika inf.

25
Etiologi

Kanalis
Inguinalis

HIL
Musculus
Fascia
Obliqus
Transversa
Internus
Faktor penyebab
Tekanan Intra Kelemahan Otot
Abdomen Meningkat

• Batuk batuk kronis Obesitas


• Konstipasi
• Ascites
• Pekerjaan yang
berat
Gejala klinis ( pemeriksaan ) :

Anamnesa :
 Benjolan dipelipatan paha atau skrotum yang timbul bila
berdiri, mengejan atau batuk.
 Benjolan menghilang bila berbaring.
 Kadang benjolan tidak bisa kembali (hilang).
 Kadang kadang nyeri (kemeng).
 Pekerjaan penderita,dan penyakit lain yang dapat
menyebabkan tekanan intraperitoneal meningkat :
batuk,gangguan miksi,defekasi.
 Pada bayi atau anak timbul saat menangis atau bermain.

29
FINGER TEST :

• Menggunakan jari ke 2 atau jari


ke 5.
• Dimasukkan lewat skrotum
melalui anulus eksternus ke
kanal inguinal
• Penderita disuruh batuk:

• Bila impuls diujung jari 


Hernia ing. lateral
• Bila impuls disamping jari
 Hernia ing. medialis
30
Pemeriksaan Status Lokalis :

• Posisi berbaring,bila ada


benjolan masukkan dulu
(biasanya oleh penderita). 2
3
ZIEMAN TEST : 4
• Hernia kanan diperiksa dengan
tangan kanan.
• Penderita disuruh batuk bila
rangsangan pada :
• jari ke 2 : Hernia ing. lat.
• jari ke 3 : hernia ing. med.
• jari ke 4 : hernia femoralis.
31
THUMB TEST :

• Anulus internus ditekan


dengan ibujari dan penderita
disuruh mengejan

• Bila keluar benjolan 


Hernia ing. medialis
• Bila tidak keluar benjolan
 Hernia ing. lateralis

32
Pengobatan :
• OPERASI  HERNIOTOMI
• Nama operasi HERNIOPLASTY adalah herniotomi
disertai dengan tindakan plastik

33
Komplikasi

•Strangulata
•Inkaserata
•Abses
•Peritonitis
Prognosis

 Prognosa tergantung pada keadaan umum


penderita, penanganan sejak dini serta
ketepatan penanganan. Tapi pada
umumnya “baik” karena kekambuhan
setelah operasi jarang terjadi, kecuali pada
hernia berulang atau hernia yang besar.
 Dubia ad bonam
ANALISA KASUS
DIAGNOSIS HIL
SINISTRA
REPONIBLE

Anamnesis Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan
penunjang
 Benjolan di buah zakar kiri sejak kurang lebih 3
tahun sebelum masuk rumah sakit
 Benjolan
 bentuk lonjong,
 permukaan yang licin dan mulus
 warna sama seperti warna kulit sekitarnya.
 konsistensi padat kenyal
 mobile
 timbul saat pasien batuk dan mengedan dan
menghilang pada saat pasien istirahat.
 ukuran benjolan berubah-ubah,
 hernia pasien bersifat reponible di mana hernia tersebut
masih dapat kembali ke rongga peritoneum.
Faktor
Asma
predisposisi

Mual, muntah,
perut kembung
disangkal

Hernia
Incarserata
Penanganan
Komplikasi (-)
baik

Prognosis
Bonam
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai