Anda di halaman 1dari 41

Oleh : Riani Parenden

Pembimbing : drg.Meiske Paoki,Sp.BM


Fokal infeksi adalah suatu infeksi lokal yang
biasanya dalam jangka waktu cukup lama
(kronis), dimana hanya melibatkan bagian
kecil dari tubuh, yang kemudian dapat
menyebabkan suatu infeksi atau kumpulan
gejala klinis pada bagian tubuh yang lain.
hemaatogen

Cara traktus
limfogen penyebaran gastrointestinal

infeksi dalam
jaringan
 Infeksi odontogenik dapat disebabkan karena
trauma, infeksi post-operasi dan sekunder dari
infeksi jaringan periodontal atau perikoronal.
 Bakteri penyebab infeksi umumnya bersifat
endogen dan bervariasi berupa bakteri aerob,
anaerob maupun infeksi campuran bakteri
aerob dan anaerob.
 Disebutkan mikroba penyebab tersering yaitu
Streptococcus mutans dan Lactobacillus sp
yang memiliki aktivitas produksi asam yang
tinggi.
1. Infeksi periapikal gigi: bisa diakibatkan dari
karies gigi atau gigi berlubang yang tidak
dirawat.
2. Akar gigi yang infeksi: sebaiknya sisa akar
gigi diekstraksi (dicabut) karena dapat
menyebabkan infeksi kronis.
3. Infeksi jaringan periodontal: infeksi ini dapat
terjadi jika kebersihan mulut tidak baik.
4. Gigi impaksi: gigi impaksi dapat
menyebabkan keradangan pada jaringan
perikoronal yang disebut perikoronitis.
 Penyakit jantung rematik (PJR) adalah peradangan
jantung dan jaringan parut dipicu oleh reaksi
autoimun terhadap infeksi streptokokus beta
hemolitikus grup A yang ditandai dengan terjadinya
cacat katup jantung.
 Katup-katup jantung yang rusak karena proses
perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi
tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Group A β-
hemolytic Streptococcus.
 Streptococcus merupakan bakteri gram-positif
berbentuk bulat, yang mempunyai karakteristik dapat
membentuk pasang atau rantai selama
pertumbuhannya. Streptococcus termasuk kelompok
bakteri yang heterogen
Patogenesis yang dimediasi imun
pada demam rematik akut dan
PJR diduga adanya reaksi silang
antara komponen GABHS dan sel
mamalia. Diperkirakan terjadi
reaksi silang oleh karena adanya
kemiripan molekul (molekul
mimikri) antara protein M 5 dari
GABHS dengan antigen
glikoprotein jantung, sendi dan
jaringan lainnya. M protein pada
GABHS ( M1,M5,M6, dan M19 )
bereaksi silang dengan
glikoprotein pada jantung seperti
miosin dan tropomiosin, dan
endotelium katup
Kelainan suara jantung
berupa:
1. Apical pansystolic
murmur
2. Apical distolic murmur
3. Basal diastolic murmur
Pemeriksaan
Penunjang

Pemeriksaan Pemeriksaan
Elektrokardiogram
Laboratorium pencintraan

-Rontgen
-Kultur tenggorok
Thoraks
-Tes deteksi cepat
-Doppler-
antigen
echocardiogram
-Antibodi
- Kateterisasi
Antistreptococcal
Jantung
- C-reactive protein
(CRP)
-Erythrocyte
sedimentation rate
(ESR)
 Non-medikamentosa
◦ Diet : Diet bernutrisi dan tanpa restriksi kecuali pada pasien
dengan gagal jantung, yang mendapat pembatasan cairan
dan asupan garam. Suplemen kalium mungkin diperlukan
bila digunakan steroid dan diuretik.
◦ Aktivitas : Pasien tirah baring dan melakukan aktivitas
didalam rumah sebelum diperbolehkan bersekolah kembali.
Aktivitas sepenuhnya tidak diperbolehkan sampai fase akut
reaktan kembali normal.
◦ Edukasi : Ketika diagnosis demam rematik akut ditegakkan,
diperlukan edukasi kepada pasien dan orang tuanya
tentang perlunya pemakaian antibiotik secara berkelanjutan
untuk mencegah infeksi streptokokus berikutnya.
 Medikamentosa
◦ antibiotik
 Definisi : infeksi mikroorganisme pada
endokard atau katup jantung
 Vegetasi katup (khas)
 Juga pada endokard dan pembuluh darah
besar
 Biasanya pada jantung yang rusak
 P.J. Bawaan atau yang didapat
 Etio : bakteri, jamur, virus dll
 Pada jantung normal, E.I. dapat terjadi
pada katup sebab : misalnya pada
penyalahgunaan narkoba
 Perjalanan penyakit : bisa hiper akut,
sub akut, khronik
 Sub akut (bulan-2 tahun), hiper akut /
akut  fatal
 Kronik  tak didiagnosa
1. Kelainan jantung organik (PJR, PJ kongenital,
ASHD dll)
2. Tanpa kelainan jantung (akibat obat
imunosuppresif, sitostatik, hemodialisa,
sirosis hati, PPOK, ginjal, LE, Pirai, obat-
obat IV)
PENCETUS : ekstraksi gigi, kateter urine dll
 Port d’entre : saluran nafas, saluran kemih,
genital, saluran pencernaan, vena dan kulit.
 Endokard tidak rata / yang rusak  vegetasi
trombosit dan fibrin
 Katub, abses miokard, aneurisma miokard,
ruptur chorda tendinea
 Trombus + kuman
1.a. Endokarditis infektif bakterial sub
akut (SBE)
1.b. Endokarditis infektif akut (ABE)
2.a. Native valve endokarditis (NVE)
2.b. Endokarditis katup prostetik (PVE)

KLASIFIKASI KLINIS :
I. S.B.E
II. A.B.E
KELUHAN
 Tak jelas kapan timbul, Sesudah cabut gigi,
Infeksi saluran nafas, Tindakan lain
 Demam, lemah, letih, lesu, keringat malam
banyak, anereksia, BB turun, sakit sendi
 Bila emboli (+) : paralisis, sakit dada, sakit
perut, hematuria, buta mendadak, sakit jari
kaki
GEJALA
1. Gejala umum toksemia : demam remitten,
intermitten, menggigil, keringat banyak,
anemia, hepatosplenomegali
2. Gejala jantung : penting, kelainan katup dll
(SM, IM, IA, PDA, VSD), dispneu, takikardi,
aritmia, sianosis, perubahan bising 
penting
GEJALA
3. Gejala emboli dan vaskular : ptekhie, Roth’s
spot, splinter hemorrhage, Osler’s nodes,
abses kulit, aneurisma mikotik, GNA, GG,
splenommegali
 Pada jantung normal
 Akut, panas tinggi
 Splenomegali, clubbing finger, osler’s node,
ptekhie dll
LABORATORIUM
 Leukositosis (neutrofilia), Ig serum , g
globulin (+), C3 , total hemolitik
 Biakan mikroorganisme : tiap hari (2-5 hari),
dalam media serum, sebelum antibiotik
EKG
EKOKARDIOGRAFI
1. Vegetasi
2. Dilatasi / hipertrofi
3. Katup-katup
RADIOLOGI
1. Gagal jantung
2. Infiltrat paru
 Tidak mudah
 Kelainan katup, kelainan jantung
 Demam, biakan darah
D/ SBE :
 Septikemia
 Kelainan jantung bawaan dll
 Demam lama + bising +/-
 Respon pengobatan (+)
1. GAGAL JANTUNG
2. EMBOLI
3. ANEURISMA NEKROTIK
4. GANGGUAN NEUROLOGI
 Antibiotika, sesuai uji kuman
 Penisilin G ²,4 – 6 juta unit/hari, selama 4
minggu, parenteral 2 minggu, kemudian
oral penisilin
 + Streptomisin 2 x 0,5 gr, 2 minggu
 Pada orang tua (+), gentamisin 3-5 mg /
kgBB, ²-3 dosis/hari, 4-6 minggu
 Sefalotin, oksasilin, vankomisin,
aminoglikosid
 Gagal jantung
 Meningitis adalah infeksi atau inflamasi yang
terjadi pada selaput otak (meningens) yang
terdiri dari piamater, arachnoid, dan
duramater yang disebabkan oleh bakteri,
virus, riketsia, atau protozoa, yang dapat
terjadi secara akut dan kronis.
 Di negara maju, insidensi meningitis bakterial adalah 5-
10 per 100.000 pertahun.
 Haemophilus influenzae umumnya mengenai anak di
bawah usia 5 tahun.
 Meningitis meningokokal yang dapat terjadi pada
epidemi.
 Meningitis bakterial
 Mengitis virus
 Meningitis tuberculosa
 Meningitis sifilis
 Meningitis jamur
 Bakteri :
◦ Haemophilus influenzae
◦ Neisseria meningitidis
◦ Streptococcus : S. grup B, S. pneumonia
◦ Staphylococcus : S. aureus, S. epidermis
◦ Bacilli gram negative : Listeria monocytogenes, Klebsiella
pneumonia, Pseudomonas aerugenosa, Salmonella, Serratia,
Enterobacter, Proteus, Bacteroides, dan sebagainya.
 Virus :
◦ Sering : Echo, Coxsakie, Mumps
◦ Jarang : Arbovirus (Western Equine, St.Louis, Lymphocytic
Chorio – Meningitis), Herpes simplex, Polio, Adeno.
 Jamur :
◦ Mycoplasma hominis, Candida albicans, dan lain-lain.
Agent penyebab

 Penyebaran langsung
 Penyebaran hematogen

Menginfeksi meningen

Meningitis
Patofisiologi Infeksi Gigi

Permukaan gigi (karies gigi yang sudah


mendekati ruang pulpa)

Pulpitis

Nekrosis pulpa

Proses infeksi tersebut menyebar


progresif ke ruangan atau jaringan lain
yang dekat dengan struktur gigi yang
nekrosis tersebut (Green et. Al. 2001)
Gigi yang
nekrosis (fokal
infeksi)

Ke organ lain
(Otak 
meningitis)
 Demam, takikardia, kadang adanya bukti sumber
infeksi primer.
 Nyeri kepala hebat, muntah, fotofobia, kejang.
 Tanda-tanda neurologis :
◦ Kaku kuduk, tanda kernig, tanda brudzinski.
◦ Penurunan tingkat kesadaran.
◦ Peningkatan tekanan intrakranial  edema papil, fontanel
menonjol pada bayi.
◦ Palsi nervus kranialis (n. vi, vii dan iv) dan tanda neurologis
fokal lainnya.
 Pungsi lumbal : cairan serebrospinal keruh, peningkatan
tekanan cairan serebrospinal, leukositosis polimorfik
(ratusan atau ribuan sel per μL), peningkatan konsentrasi
protein (> 1 g/L), konsentrasi glukosa rendah, pengecatan
gram dari sedimen cairan otak, kultur bakterial dari
sedimen cairan otak.
 Hitung darah lengkap : neutrofilia.
 Elektrolit : hiponatremia.
 Kultur darah : agent penyebab (+).
 Radiografi dada dan kranium : sumber infeksi primer.
Meningitis Ensefalitis Abses
Onset Akut Akut Sub akut
Demam Tinggi Tinggi Tidak tinggi
Nyeri kepala Berat Ringan-berat Sedang-berat

Kejang -/jarang Sering Sering


Gangguan -- Sering Sering
mental
Gangguan -/jarang Ringan-berat Sedang-berat
tingkat
kesadaran
 Cairan intravena.
 Atasi kejang.
 Kortikosteroid : deksametason 0,6 mg/kgBB/hari.
 Antibiotik :
◦ Fase empirik : ampisilin+aminoglikosida atau
ampisilin+sefotaksim.
◦ Fase setelah ada hasil biakan dan uji resistensi.
 Kombinasi INH, rifampisin dan pirazinamid  tbc.
 Pengobatan sesuai penyebab.
KUMAN ANTIBIOTIK
H. influenzae Ampisilin, kloramfenikol,
seftriakson, sefotaksim
S. pneumoniae Penisilin, kloramfenikol,
sefuroksim, seftriakson,
vankomisin
N. meningitidis Penisilin, kloramfenikol,
sefuroksim, seftriakson
Stafilokok Nafsilin, vankomisin, rifampisin
Gram negatif Sefotaksim, seftazidim,
seftriakson, amikasin
ANTIBIOTIK DOSIS
Ampisilin 200-300 mg/kgBB/hari
Kloramfenikol 100 mg/kgBB/hari, neonatus 50 mg/kgBB/hari
Sefuroksim 250 mg/kgBB/hari
Sefotaksim 200 mg/kgBB/hari, neonatus 0-7hari 100
mg/kgBB/hari
Seftriakson 100 mg/kgBB/hari
Seftazidim 150 mg/kgBB/hari, neonatus 60-90
mg/kgBB/hari
Gentamisin Neonatus 0-7hari 5 mg/kgBB/hari, 7-28hari
7.5 mg/kgBB/hari
Amikasin 10-15 mg/kgBB/hari

Anda mungkin juga menyukai