2
5. Manajemen PNS mencakup :
a. Perencanaan dan pengembangan kualitas sumber daya PNS;
b. Penyelenggaraan administrasi kepegawaian;
c. Pengawasan dan pengendalian;
d. Penyelenggaraan dan pemerliharaan informasi kepegawaian;
e. Perumusan kebijaksanaan kesejahteraan PNS ; serta
f. Memberikan bimbingan teknis kepada unit organisasi yang
menangani kepegawaian pada instansi pemerintah pusat dan
daerah.
6. PNS merupakan salah satu unsur birokrasi pemerintahan yang sangat
vital dan strategis dalam menentukan arah pencapaian keberhasilan
tujuan negara.
7. Untuk meningkatkan pelayanan, profesionalisme dan kinerja PNS,
perlu dilakukan reformasi birokrasi, meskipun kita sadari bersama
bahwa reformasi birokrasi tidak terlepas dari berbagai sistem yang
ada, yang perlu direformasi seperti halnya reformasi dibidang politik,
hukum, ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya.
3
PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
1. Mismatch, dimana antara sosok PNS yang ada belum sesuai dengan
tuntutan kompetensi bidang tugasnya.
2. Underemployed karena belum adanya target atau kontrak kinerja
yang harus dilakukan PNS dalam melaksanakan tugasnya dan belum
ada kesesuaian antara beban kerja dengan jumlah pegawai yang
dibutuhkan.
3. Alokasi dan distribusi PNS yang tidak seimbang/merata mengenai
kuantitas dan kualitas serta distribusi PNS menurut teritorial (daerah)
yang belum merata.
4. Masih rendahnya tingkat produktivitas PNS dan belum optimalnya
pelayanan PNS terhadap masyarakat.
5. Database PNS yang ada dimasing-masing instansi belum terhubung-
kan secara online dengan sistem pengolahan data yang ada di BKN.
6. Belum diterapkannya sistem reward and punishment secara tegas
dan jelas dikalangan PNS.
7. Masih rendahnya penghasilan dan kesejahteraan PNS.
4
PRIORITAS KEBIJAKAN MANAJEMEN
KEPEGAWAIAN
1. Rekrutmen PNS
2. Netralitas PNS
4. Disiplin PNS
5
1. REKRUTMEN PNS
a. Penyusunan formasi berbasis kompetensi
• Penyusunan formasi PNS sebagai bagian dari perencanaan SDM
PNS, didasarkan pada analisis kebutuhan riil organisasi yang
meliputi jenis pekerjaan, sifat pekerjaan, analisis beban kerja dan
tuntutan kinerja organisasi, prinsip pelaksanaan pekerjaan dan
peralatan yang tersedia
6
2. NETRALITAS PNS
A. PENGALAMAN MASA LALU:
1. Kasus Jasksonisme di Amerika Serikat
shg muncul Pendleton Act
2. Masa ORLA (1950-1965) jatuh bangun- 1. PNS harus bebas
nya kabinet berdampak pd stabilitas dari pengaruh ke-
kepegawaian kuatan politik
3. Masa ORBA (1966-1997), PNS dijadi-
kan alat politik utk mempertahankan 2. PNS tidak diskrimi-
kekuasaan natif dlm membe- NETRALITAS
PNS
4. Masa Reformasi ditakutkan PNS dijadi- rikan pelayanan
kan alat politik
B. DAMPAK KETIDAKNETRALAN
3. PNS dilarang men-
PNS jadi anggota dan
atau pengurus par-
1. Peran dan fungsi PNS sbg alat pe-
mersatu, pelayan, penyelenggara pe- tai politik
merintahan tidak berjalan
2. Diskriminasi pelayanan
3. Pengkotak-kotakan PNS
4. Konflik kepentingan
5. Tidak Profesional lagi
7
C. PERATURAN KEPEGAWAIAN TERKAIT NETRALITAS PNS
9
6. PNS yang mencalonkan secara perseorangan menjadi anggota
DPR/DPD/DPRD, Presiden/Wakil Presiden atau Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah:
a. PNS yang mencalonkan secara perseorangan menjadi anggota
DPR/DPD/DPRD harus mengundurkan diri sebagai PNS
b. PNS yang mencalonkan secara perseorangan menjadi Presiden/
Wakil Presiden harus mengundurkan diri dari jabatan negeri
c. PNS yang mencalonkan secara perseorangan menjadi Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah harus mengundurkan diri dari
jabatan negeri
10
8. PNS dilarang:
a. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden,
dengan cara :
1) Ikut serta sebagai pelaksana kampanye
2) Menjadi peserta kampanye dengan menggunakan atribut
partai/PNS
3) Sebagai peserta kampanye dengan mengerahkan PNS di
lingkungan kerjanya
4) Sebagai peserta kampanye dengan menggunakan fasilitas
negara
5) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan
atau merugikan salah satu calon pasangan selama kampanye
6) Mengadakan kegiatan yang mengarah kepada keberpihakan
terhadap calon pasangan yang menjadi peserta pemilu sebe-
lum, selama, sesudah masa kampanye meliputi pertemuan,
ajakan, himbauan, seruan dan pemberian barang kepada PNS
dalam lingkungan kerjanya, anggota keluarga dan masyarakat
11
b. Memberikan dukungan kepada calon Kepala Daerah/Wakil Kepala
Daerah, dengan cara :
1) Terlibat dalam kegiatan kampanye untuk mendukung calon Kepala
Daerah/Wakil Kepala Daerah
2) Menggunakan fasilitas yang terkait dengan jabatan dalam kegiatan
kampanye
3) Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau
merugikan salah satu calon pasangan selama kampanye
4) Menjadi anggota Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Panitia Pe-
mungutan Suara (PPS), dan Kelompok Penyelenggara Pemungutan
Suara (KPPS) dalam kegiatan pemilu tanpa izin dari atasan langsung
14
3. PROFESIONALISME DLM PENGEMBANGAN KARIER
PNS
a. Analisis dan evaluasi jabatan oleh setiap instansi
b. Kepastian pola karir PNS mengatasi Mismatch
c. Pengangkatan jabatan didasarkan pada standar kompetensi Jabatan
atas rekomendasi Assessment Center
1) Penyusunan dan Pelaksanaan Standar Kompetensi Jabatan
Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan, adalah untuk menjamin
obyektifitas, keadilan, transparansi dan kualitas pengangkatan PNS
dalam jabatan struktural, dan menjelaskan secara rinci keahlian,
ketrampilan dan tingkatan manajerial tertentu yang harus dimiliki
pemegang jabatan.
2) Assessment Center,
PNS yang akan diangkat dalam suatu jabatan perlu dilakukan
penilaian kompetensi melalui metode Assessment Center, yaitu suatu
metode penilaian yang terstandar guna menilai/mengukur potensi dan
prediksi keberhasilan seseorang dalam suatu jabatan yang akan
diduduki.
15
d. Pengembangan jabatan fungsional dalam rangka mewujudkan struktur
organisasi yang berorientasi pada “ramping struktur dan kaya fungsi.”
e. Pendidikan dan Pelatihan (Diklat)
Untuk meningkatkan pengetahuan, ketrampilan, dan membentuk perilaku
dan kinerja PNS sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang
diembannya, dilakukan melalui pendidikan dan pelatihan (diklat), yang
didasarkan pada analisis kebutuhan diklat. Disamping itu diklat PNS
adalah bagian integral pembinaan PNS dan mempunyai keterkaitan
dalam pengembangan karier PNS.
SKP (60%)
-Aspek Kuantitas
-Aspek Kualitas
-Aspek Waktu
-Aspek Biaya
f. Penilaian Kinerja PNS
(obyektif, transparan, akuntabel Menggabungkan
Perilaku Kerja (40%)
. partisipatif dan terukur) -Integritas
-Komitmen
-Disiplin
-Orientasi Pelayanan
-Kepemimpinan
-Pelayanan
4. DISIPLIN PNS
17
Instrumen Kendali Disiplin PNS
a. Peraturan Perundang-undangan :
1. UU No.8 Th 1974 Jo. UU No.43 Th 1999 tntang Pokok2 Kepegawaian
2. PP No 53TH 2010 tentang Disiplin PNS
3. PP No 32 TH 1979 tentang Pemberhentian PNS
4. PP No 4 TH 1966 tentang Pemberhentian/ Pemberhentian Sementara
Pegawai Negeri
5. PP No 10 TH 1983 jo PP No. 45 TH 1990 Tentang Izin Perkawinan dan
Perceraian PNS
b. Buku biru
Berdasarkan Surat Edaran Kepela BAKN Nomor 02/SE/80 tanggal 11
Pebruari 1980, maka bagi setiap PNS menurut ketentuan disediakan buku
catatan penilaian yang lazim disebut buku biru, dimana atasan langsung
PNS yang bersangkutan wajib mengisi dan mencatat segala temuan dari
bawahannya baik yang positif maupun yang negatif dan menyimpannya.
Buku Biru ini dijadikan dasar didalam mengisi Daftar Penilaian
Pelaksanaan Pekerjaan (DP3)/ SKP unsur Perilaku
18
c. DP3 PP N o 10 th 1979 mulai Th 2014 diganti dg PP 46/2011
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 10 tahun 1979 setiap atasan
langsung PNS sebagai pejabat yang berwenang dan berkewajiban untuk
melakukan penilaian terhadap pelaksanaan pekerjaan PNS dilingkungan
yang dibawahinya
d. Daftar Hadir/ Presensi
Sebagai konsekwensi ketentuan jam kantor, maka kehadiran PNS dapat
diketahui melalui daftar hadir yang harus diisi secara tertib, jujur dan
terawasi serta terkelola dengan baik
e. Laporan Kegiatan/ Laporan Kinerja
Untuk mengetahui produktivitas kerja suatu unit kerja setiap hari, minggu,
bulan dan setiap tahunnya akan sangat mudah diketahui apabila setiap
atasan dapat menerima laporan kegiatan yang dilakukan oleh para pejabat
unit kerja ditingkat bawahnya
f. Suasana Lingkungan kerja kantor dan kebersihan kantor, ruang kerja,
toilet dsb.
Indikator lain yang dapat menunjukkan bahwa instansi telah menerapkan
disiplin dengan baik dapat dilihat dari suasana kerja kantor dan kebersihan
kantornya, terutama kamar mandi dan toilet.
19
Pokok-pokok PP 53 TH 2010 Disiplin PNS adalah :
21
b. Untuk jenis hukuman berat :
perubahan jenis hukuman berupa penurunan pangkat 1 (satu)
tingkat untuk paling lama 1 (satu) tahun menjadi 3 (tiga) tahun.
jenis hukuman berupa penurunan pangkat 1 (satu) tingkat untuk
paling lama 1 (satu) tahun dihapus, diturunkan menjadi hukuman
tingkat sedang.
penambahan jenis hukuman berupa pemindahan dalam rangka
penurunan jabatan dalam jabatan setingkat lebih rendah sesuai
dengan Penjelasan Pasal 29 UU Nomor 43 Tahun 1999.
24
8. Ditambah ketentuan baru yang mengatur mengenai Pejabat Yang
Berwenang Menghukum untuk dapat memberi peringatan terlebih
dahulu sebelum menjatuhkan hukuman. Berdasarkan evaluasi, dalam
Pengadilan Tata Usaha Negara, Pemerintah sering dikalahkan karena
Pejabat Yang Berwenang Menghukum dalam menjatuhkan hukuman
tidak didahului peringatan
9. Istilah keberatan diubah dengan upaya administratif untuk meng-
akomodasi Undang-Undang PTUN.
10. Hak-hak kepegawaian bagi PNS yang mengajukan banding administratif
ke BAPEK adalah sebagai berikut :
a. apabila masuk kerja gajinya tetap dibayarkan.
b. apabila tidak masuk kerja gaji tidak dibayarkan.
c. PNS yang meninggal sebelum ada putusan atas banding
administratif, diberhentikan dengan hormat dan diberikan hak-hak
kepegawaiannya.
25
5. PENGEMBANGAN MIS BERBASIS INFORMASI
TEKNOLOGI
26
6. PENINGKATAN PELAYANAN PNS
a. Standar pelayanan berbasis ISO 9001:2000
b. Pelayanan Prima meliputi :
1) Pengangkatan CPNS;
2) Penetapan karpeg, karis/karsu;
3) Kenaikan pangkat PNS;
4) Pensiun PNS;
5) Pensiun pejabat negara;
6) Penyelesaian permasalahan kepegawaian
c. Peningkatan kemampuan teknis kepegawaian pejabat pengelola
kepegawaian di setiap instansi
27
7. REMUNERASI DAN KESEJAHTERAAN PNS
a. Sistem remunerasi yang adil dan layak :
1) Perbaikan struktur gaji PNS didasarkan pada beban kerja
2) Perbaikan rasionalitas kesenjangan gaji terendah dan tertinggi
3) Penataan Tunjangan :
Jabatan
Prestasi
Kemahalan
b. Peningkatan manfaat/benefit :
1) Asuransi kesehatan
2) Tabungan hari tua
3) Taperum
c. Perbaikan sistem pensiun
d. Perbaikan sistem pendanaan pensiun
e. Ketrampilan pada masa MPP dan modal kerjanya
28
29