Anda di halaman 1dari 33

KESEIMBANGAN ASAM BASA

PADA KEGAWATAN NAPAS DAN


SIRKULASI
PASIEN +
PENYAKIT YANG MENDASARI

PEMBEDAHAN
ANESTESI

GANGGUAN GANGGUAN GANGGUAN


KESEIMBANGAN KESEIMBANGAN KESEIMBANGAN
ASAM BASA ELEKTROLIT CAIRAN IS/ES
Gangguan keseimbangan asam basa

I. Metabolik asidosis
II. Metabolik alkalosis
III. Respiratorik asidosis
IV. Respiratorik alkalosis
V. Primer (primary)
VI. Kompensasi (compensated)
VII.Gabungan (mixed, superimposed)
Apa yang diperlukan untuk interpretasi

① pH
② PaCO2
③ BE (Base Excess)
④ HCO3 (bicarbonate)
⑤ Elektrolit - Anion Gap
⑥ Riwayat penyakit

Pemeriksaan gas darah + elektrolit


Gas darah Vena vs Arteri

PARAMETER ARTERI VENA


Mean (SD) Mean (SD)

pH 7,384 (0,124) 7,369 (0,12)

PaCO2 (mmHg) 39 (15.11) 42 (20.71)

HCO3 (mEq/L) 23.58 (8.86) 24.32 (9.43)

PaO2 (mmHg) 115 (64.5) 50n(24.39)

Malathesa G, Emerg Med J 2007;24:569-571


Untuk mempermudah ( arterial)

pH 7.35 – 7.,45 7.40

PaCO2 35 – 45 mmHg 40

HCO3- 22 – 26 mEq/L 24

BE ± 2 mEq/L

PaO2 70 – 100 mmHg


Analisa gas darah

1. Menilai gangguan keseimbangan asam basa


2. Mengetahui penyebab gangguan keseimbangan
asam basa
3. Kecukupan ventilasi
4. Kecukupan oksigenasi
Kecukupan Oksigenasi

I. P/F ratio
a) Rasio antara PaO2 : FiO2
b) Makin rendah rasionya , oksigenasi makin jelek
c) Acute Lung Injury < 300
d) Acute Respiratory Distress Syndrome < 200
II. A-a gradient (PAO2 – PaO2)
a) Perbedaan antara Tekanan parsial Oksigen di Alveoli
(PAO2) dengan tekanan parsial Oksigen arteri (PaO2)
b) PAO2 = FiO2 (PB – 47) – PaCO2/R
c) A-a gradient besar disebabkan karena dead space atau
shunt
Kecukupan Oksigenasi

SHUNT : tidak ada ventilasi tetapi ada perfusi, tidak


membaik dengan pemberian oksigen
Contoh :
1. Atelektasis
2. Edema paru
3. Aspirasi
4. Sumbatan jalan napas
5. Intubasi endobronchial
Keseimbangan asam basa

 Persamaan Henderson – Hasselbach

( HCO3 – )
pH = pK + Log --------------------
0,03 (PaCO2 )

HCO3 -
pH ~ ----------
PaCO2
Terminologi asam basa

 Acidemia pH < 7,35


 Acidosis merupakan proses baik metabolisme ataupun
respirasi yang mengakibatkan penurunan pH darah,
Metabolik asidosis karena penurunan perfusi jaringan ,
Respiratorik asidosis karena hipoventilasi
Alkalemia : pH > 7,45
 Alkalosis proses metabolisme atau respiratorik
Metabolik alkalosis : terapi diuretik
Respiratorik alkalosis : hiperventilasi

 Bila kombinasi asidosis dan alkalosis, pH dapat tinggi,


normal atau rendah.
Gangguan keseimbangan asam basa

 Primer
 Metabolik asidosis – Asidemia + HCO3 - 
 Metabolik alkalosis – Alkalemia +HCO3 - 

 Respiratorik asidosis

 Respiratorik alkalosis

 Kompensasi : perubahan HCO3- atau PaCO2 akibat proses


primer, dalam upaya untuk mengembalikan pH ke arah
normal
Metabolik asidosis
 pH < 7.35 , HCO3 < 22 mEq/L
 2 tipe metabolik asidosis ( apakah anion gap normal atau
meningkat)
 Anion gap normal : 12 mEq/L
 Diare
 Pemberian garam faali
 Awal gagal ginjal
 Pemberian carbonic anhidrase
 Renal tubular asidosis
 Anion gap > 13 mEq/L
 Ketoasidosis
 Uremia
 Lactic asidosis
 Keracunan Methanol, salisilat, ethylene glycol
Efek fisiologis Metabolik asidosis

1. Penurunan kontraktilitas miokard


2. Meningkatkan resistensi pembuluh darah paru
(PVR)
3. Menurunkan resistensi pembuluh darah sistemik
(SVR)
4. Menurunkan respons sistim kardiovaskuler
terhadap katekolamin baik endogen atau eksogen
5. Hiperventilasi – Kussmaul
Penanganan metabolik asidosis

 Terapi penyebab primer


 Pemberian sodium bicarbonate apabila pH < 7.00
Metabolik alkalosis

pH > 7.45 ; HCO3 > 26 mEq/L


Penyebab :
 Muntah
 Kekurangan Kalium
 Milk Alkali sindrome
 Pemberian Sodium Bicarbonat
 Dialisis
 Ventilasi mekanik – pada chronik hipercapnea
Efek fisiologis metabolik alkalosis

 Hipokalemia – aritmia
 Kompensasi hipoventilasi
 Setiap kenaikan 1 meq/L HCO3 diikuti kenaikan PaCO2 :
0,7 mmHg
 Pada metabolik alkalosis berat PaCO2 bisa mencapai 55
mmHg.
 Hipoksemia sebagai akibat kompensasi hipercapnea
 Peningkatan tonus bronchial
 Penurunan kardiak output
 Depresi kardiovaskuler.
Penanganan metabolik alkalosis

 Pemberian cairan 0,9% saline / RL


 Pemberian Kalium
 Hindari pemberian napas yang berlebihan
)hiperventilasi
 Pemberian azetazolamide (carbonic anhidrase
inhibitor)
 Pemberian Amonium chloride, asam hidroklorat, -
debrikan melalui vena sentral
Respiratorik asidosis

pH < 7.35 ; PaCO2 > 45 mmHg


1. Disebabkan penurunan ventilasi semenit dan atau
peningkatan produksi CO2 (proses metabolik)
2. Proses akut (tidak terjadi retensi bikarbonat oleh
ginjal)
3. Proses khronik, terjadi retensi bicarbonat oleh
ginjal untuk mengembalikan pH mendekati normal
Penyebab Respiratorik asidosis

 Penurunan ventilasi alveoli


 Depresi pusat pernapasan
 Kelemahan /kelumpuhan otot skeletal ; Myasthenia gravis,
pemberian pelumpuh otot
 PPOK
 Gagal Napas Akut
 Peningkatan produksi CO2
 Hipermetabolik
 Sepsis
 Demam
 Trauma multipel
 Hiperthermi malogna
 Hiperalimentasi
Efek fisiologis Respiratorik asidosis

 Penurunan kesadaran karena peningkatan PaCO2, terjadi


CO2 narkosis
 Peningkatan aliran darah ke otak, pada pasien dengan
trauma kepala terjadi peningkatan tekanan intra kranial
Penanganan Respiratorik asidosis

 Terapi penyebab
 Antidote narkotik
 Antidote pelumpuh otot
 Pemberian napas bantuan
Repiratorik Alkalosis

 pH > 7.45 ; PaCO2 < 35 mmHg


 Peningkatan ventilasi semenit, yang melebihi produksi CO2
proses metablisme
 Penyebab :
 Sindrome hiperventilasi
 Iatrogenik hiperventilasi
 Nyeri
 Cemas – anxiety
 Hipoksemia
 Penyakit sistim syaraf pusat
 Sepsis
Efek fisiologis Repiratorik Alkalosis

 Hipokalemia
 Hipokalsemia
 Aritmia
 Bronchocontriksi
 Hipotensi
 Penurunan aliran darah ke otak - ischemia
Cara interpretasi gangguan keseimbangan asam basa

Fase I : Tentukan adanya kelainan asam – basa, dengan cara


mengetahui pH dan PaCO2
1. Terdapat kelainan asam basa bila pH atau PaCO2 diluar range
2. Kalau pH dan PaCO2 tidak normal, lihat perubahan arah
3. Kalau perubahannya kearah yang sama, maka kelainan
primernya adalah metabolik
4. Kala perubahan arahnya berlawanan, maka primernya adalah
respitarorik
5. Kalau pH atau PaCO2 normal – terdapat kelainan campuran
antara metabolik dan respiratorik.
6. Kalau pH normal, perubahan PaCO2 menunjukan adanya
kelainan pernapasan
7. Kalau PaCO2 normal, maka perubahan arah pH menyatakan
kelainan metabolik
Asidosis 7.40 Alkalosis
pH

Alkalosis Asidosis
40
PaCO2
Cara interpretasi kompensasi

Fase II : Evaluasi adanya respons kompensasi

4. Jika terdapat metabolik asidosis atau alkalosis, hitung


PaCO2 expected ( lihat formula ),
• Kalau measured dan expected equivalent - fully compensated
• Kalau measured PaCO2 > expected – Superimposed Resp Asidosis
• Kalau measured PaCO2 < expected – Superimposed Resp Alkalosis
5. Jika terdapat respiratorik asidosis atau alkalosis
gunakan PaCO2 untuk menghitung expected pH ( lihat
formula ),
• Bandingkan measured pH dengan expected pH, untuk menentukan
apakah kelainannya akut, Partial kompensasi atau kompensasi penuh
Formula interpretasi Asam - Basa

Kelainan Primer Expected result

Metabolik asidosis PaCO2 = ( 1,5 X HCO3 ) + ( 8 ± 2 )

Metabolik alkalosis PaCO2 = ( 0,7 X HCO3 ) + ( 21 ± 2 )

Respiratorik asidosis akut ΔpH = 0,008 X Δ PaCO2


Exp pH = 7,40 – [ 0,008 X ( PaCO2 – 40 )
Respiratorik alkalosis akut ΔpH = 0,008 X ΔPaCO2
Exp pH = 7,40 + [ 0,008 X ( 40 – PaCO2 )
Respiratorik asidosis khronik ΔpH = 0,003 X ΔPaCO2
Exp pH = 7,40 – [ 0,003 X ( PaCO2 – 40 )
Respiratorik alkalosis khronik ΔpH = 0,003 X ΔPaCO2
Exp pH = 7,40 + [ 0,003 X ( 40 – PaCO2 )
pH

Acidemia Normal Alkalemia


Rendah < 7,35 7,35 – 7,45 Tinggi > 7,45

HCO3 < 22 PaCO2 > 45 HCO3 > 276 PaCO2 < 35


Met Asidosis Resp Asidosis Met Alkalosis Resp Alkalosis

PROSES KOMPENSASI

RESP MET. MET


RESP. ASIDOSIS
ALKALOSIS ALKALOSIS ALKALOSIS
Anion Gap

Analisa asam basa tidak lengkap bila tidak


menghitung anion gap (AG)
1) AG = NA+ - (Cl- + HCO3), normal AG = 10 ± 2
2) UA – UC = Na+ - (Cl + HCO3)
3) Harus dicurigai adanya metabolik asidosis jika AG
meningkat, walupun pH dan PaCO2 normal
4) AG digunakan untuk menentukan penyebab metabolik
asidosis.
5) Δ AG = AG – 12
6) Δ HCO3 = 24 – HCO3
7) Δgap = Δ AG - Δ HCO3
Unmeasured Anions – Unmeasured Cations

Unmeasured Anion Unmeasured Kation


Albumin 15 mEq/L Calcium 5 mEq/L
Asam Organik 5 mEq/L Kalium 4,5 mEq/L
Phosphate 2 mEq/L Magnesium 1,5 mEq/L
Sulfat 1 mEq/L
Total UA = 23 mEq/L Total UC = 11 mEq/L
AG = UA – UC = 12
mEq/L
Adjusted AG = AG hitung + 2,5 X [4,5 – Albumin (g/dl)]
Contoh : AG hitung 10 mEq/L, alb = 2 g/dL
Adjusted AG = 10 + 2,5 X,2,5 = 16 mEq/L, jadi AG yang
tampaknya normal, bila terdapat hipoalbuminemia ternyata
AG tinggi.
Anion Gap

 Anion Gap 
 Unmeasured anion , pada hipoalbuminemia

 Unmeasured kation , pada peningkatan Mg, Ca, K atau


keracunan Lithium
 Anion Gap 
 Unmeasured anion 
 Asam organik : peningkatann laktat dan keton
 Ion anorganik : peningkatan PO4 dan SO4
 Anion eksogen : salisilat, paraldehyde, methanol, ethylene glycol

 Anmeasured kation 
 Penurunan Mg, Ca dan K
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai