Anda di halaman 1dari 24

Landasan & Tujuan Pendidikan

Pancasila

Oleh
Dra. Hj. Kumala sari/ Dr. Agus Salim, MPD
Mata kuliah Pendidikan Pancasila
• membahas secara ilmiah dan memberikan bekal
teoritik kepada mahasiswa dalam membangun
kesadaran berbangsa dan bernegara akan perlunya
Pancasila sebagai dasar negara serta pandangan
hidup bangsa dan ideologi negara dalam menjawab
tantangan masa depan yang dihadapi bangsa
Indonesia
Persoalan-Persoalan yang dihadapi oleh
bangsa Indonesia diantaranya:

Sila Pertama : Pluralisme kesediaan untuk menerima pluralitas (agama, budaya, adat dan
pandangan hidup)

Sila ke dua : Hak asasi manusia (manusia diperlakukan sesuai dengan martabatnya.

Sila Ketiga : Solidaritas bangsa, jiwa nasionalisme (bersatu, senasip sepenanggungan)

Sila keempat : Demokrasi (prinsip kedaulatan rakyat) + (Prinsip perwakilan, prinsip mayoritas tidak
menjadi diktator)

Sila Kelima : keadilan sosial (norma paling dasar) Contoh, ketidakadilan : kemiskinan, diskriminasi
(ras, suku budaya, perempuan)
Pendekatan Studi Pancasila secara Ilmiah :

 Ciri-ciri pengetahuan Ilmiah


1. Tersusun secara sistematis
2.Mempunyai pokok soal (subject matter)
3.Mempunyai titik pusat perhatian ( Focus of interest)
4.Empiris
5.Mempunyai metodologi
6.Bersifat rasional dan objektif
7.Dapat diverifikasi/dilacak kembali kebenarannya
8.Bersifat universal
No Jenis Pertanyaan Hasil/jawaban
1. Jenis Pengetahuan Ilmiah :
Objektif/apa adanya
1 Deskriptif Bagaimana
Sejarah
Asal mula,
2 Kausal Mengapa
Teori kausalitas

3 Normatif Kemana Tujuan, norma/ukuran

Inti/hakekat, Tuhan,
4 Esensi Apa manusia, satu, rakyat
dan adil
Landasan Historis
SK Dirjen Dikti 1985 : MKU (Agama dan Pancasila )

SK Dirjen Dikti 1999 : MKDU (Agama, Pancasila, Alamiah Dasar


dan Budaya Dasar)

SK Dirjen Dikti 2000 : MKPK (agama, pancasila dan pendidikan


Kewiraan)

SK Dirjen Dikti No 38 thn 2002 : MPK (Pendidikan Agama, Pendidikan


Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan)

UU Sisdiknas Tahun 2003 : MPK (Pendidikan Agama, Pendidikan


Kewarganegaraan dan Bahasa)
Landasan Kultural

• Pancasila sebagai budaya bangsa


• Pancasila sebagai kepribadian bangsa
Landasan Yuridis
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4
(Mencerdaskan kehidupan bangsa)
b. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) dan (2)
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan
dan memilih pendidikan dan pengajaran
(2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan
satu sistem mengajaran nasional yang diatur
dengan undang-undang.
Landasan Filosofis

• Pendekatan etika/ filsafat moral


• Pendekatan epistemologi/filsafat ilmu
• Pendekatan aksiologis/ filsafat nilai
• Pendekatan ontologis
• Pendekatan antropologis
Tujuan dan Kompetensi yang
diharapkan dari Kuliah Pancasila :
Dalam Undang-Undang No 2 tahun 1989 tentang sistem
pendidikan nasional dan termuat dalam SK Dirjen Dikti No
467/Dikti/Kep/1999, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan
Pancasila adalah untuk membentuk moralitas yang diharapkan
terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu perilaku yang
memancarkan iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
dalam masyarakat yang terdiri atas berbagai golongan agama,
kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan, perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan
bersama di atas kepentingan perorangan dan golongan sehingga
perbedaan pemikiran, pendapat ataupun kepentingan diatasi
melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang
mendukung upaya untuk mewujudkan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Melalui Pendidikan Pancasila, warga
negara Republik Indonesia
diharapkan mampu memahami,
menganalisis dan menjawab masalah-
masalah yang dihadapi oleh
masyarakat bansanya secara
berkesinambungan dan konsisten
dengan cita-cita dan tujuan nasional
dalam Pembukaan UUD 1945
Sifat keseimbangan Pancasila
1. Keseimbangan konsensus Pancasila
2. Keseimbangan sistem Kemasyarakatan
3. Keseimbangan sistem kenegaraan
Ad. Keseimbangan Konsensus Nasional

Konsensus antara golongan Islam


dan golongan Nasional

Golongan Islam :
Pembentukan negara Islam

Golongan Nasionalis : negara


sekuler, yaitu negara yang tidak
berurusan dengan agama
Lanjutan … (ad.1)
• Pancasila merupakan komsensus bersama dan
merupakan perjanjian luhur yang
mempersatukan antar golongan untuk
menegakkan negara Pancasila yang disebut
negara Theis Demokratis yang dapat
menyatukan seluruh rakyat Indonesia
Lanjutan … (ad.1)

Ideologi Golongan Ide Golongan


Islam Nasionalis

Negara Islam Negara Sekuler

Pancasila
Negara Theis
Demokratis
Ad. 2. Keseimbangan sistem kemasyarakatan

• Pancasila menyeimbangan sifat individu dan


sifat sosial dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, sehingga Pancasila
dapat mempertemukan antara aliran
individualisme dan aliran kolektivisme yang
menempuh jalan tengah dengan aliran
monodualis atau disebut dengan Negara
Monodualis/Integralistik
Lanjutan … (ad.2)

Individu : sistem masyarakat individualis

Liberalis : hak individu yang dapat menguasai


hajat hidup orang banyak.

Sosial : sistem masyarakat kolektif/komunis


yang tidak mengakui hak milik individu.
Lanjutan … (ad.2)

Sifat Kodrat Individu


Sifat Kodrat Sosial

Aliran
Aliran Kolektivisme
Individualisme

Pancasila
Negara Monodualis
Negara Integralistik
Ad.3. Keseimbangan Sistem
Kenegaraan
• Pancasila merupakan sintesis antara dasar-dasar
kenegaraan modern tentang sistem demokrasi
dengan tradisi lama yaitu sistem musyawarah
mufakat atau sintesis antara ide-ide besar dunia
dengan ide-ide asli Indonesia.

• Negara Demokrasi di Indonesia tidak ada oposisi


karena yang dicari adalah bagaimana sebaiknya,
yaitu mencari kesepakatan bersama. Hal ini
berbeda dengan di Barat.
Lanjutan … (ad.3)

Ide Besar Ide Asli


Dunia Indonesia

Sistem Musyawarah
Demokrasi Mufakat

Pancasila
Negara
Dialektik
SKEMA PENGKAJIAN PANCASILA :
(Pendekatan Etis, Yuridis dan Politis )
Pancasila
Pendekatan
Pendekatan Etis Pendekatan Politis
Yuridis
Pandangan Hidup Dasar Negara Ideologi Negara
Landasan kebijakan
Landasan moral Landasan Hukum Nasional
Tunsikting lakmanInd UUD 1945 GBHN

Tuntaneg Tuntapemb

Pembangunan

Masyarakat Adil Makmur


Berdasar Pancasila
ETIKET ETIKA
1. Sopan Santun 1. Moral

2. Cara suatu perbuatan yang 2. Norma suatu perbuatan itu sendiri.


tepat dan baik. Misalnya : Jangan mencuri (baik
Misal : memberi dengan tangan dengan tangan kanan/kiri)
kanan
3. Etika berlaku tanpa hadirnya saksi
3. Hanya berlaku dalam pergaulan Misalnya: Larangan mencuri
dan ada saksi mata
Misal : Etiket makan 4. Manusia dari segi dalamnya
Misal : Manusia yang sungguh-
4. Yang Nampak dari segi lahiriah sungguh baik, tidak munafik
Misal : Musang berbulu ayam,
lembut tetapi munafik 5. Etika bersifat Absolud.
Misalnya : jangan membunuh,
5. Etiket bersifat relatif jangan berdusta
Contoh : makan dengan tangan
dan bersendawa
Pancasila dan Pembangunan Bangsa (1)

Religi Politik

Etos Kepribadian
Bangsa Bangsa

PANCASIL
A

Budaya Ideoogi
Negara

Nasionalisme
Pancasila dan Pembangunan Bangsa (2)

Religi

Budaya Manusia

Pembangunan

Moral
Ideologi

Nasionalisme

Anda mungkin juga menyukai