Anda di halaman 1dari 63

AIK IV

IKSAN, S.Pdi M.Pd


Semester Genap Tahun 2017
Kontrak kuliah

 Kehadiran tepat waktu


 2 tugas
 Mid
N = 2t + m + f + h
5
ISLAM DAN ILMU
PENGETAHUAN
 Standar kompetensi:
› Memahami dan mampu mengintgrasikan nilai-
nilai islam dalam pengembangan penerapan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni (ipteks)
› Menghayati dan menerapkan nilai-nilai islam
dalam pengembangan ipteks.
 Kompetensi dasar:
› Mahasiswa mampu menerapkan nilai-nilai
islam dalam pengembangan ipteks
› Mampu mensinergikan nilai-nilai islam
dalam pengembangan ipteks.
Pertemuan selama 1
semester:
1. perkenalan
2. Karya Monumental Umat Islam dalam Ipteks
› Jaman kejayaan islam dibidang Ipteks
› Sebab – sebab kemajuan islam dibidang Ipteks
› Sebab – sebab kemunduran islam dibidang Ipteks
› Upaya-upaya kebangkitan kembali
3. Hakikat ipteks dalam pandangan islam:
› Konsep ipteks dan peradaban muslim
› Hubungan ilmu, agama dan budaya
› Hukum sunatullah
4. Kewajiban menuntu ilmu, mengembangkan
dan mengamalkannya:
› Perintah menuntut ilmu
› Keutamaan orang berilmu
› Kedudukan ulama dalam islam
5. Etika pengembangan dan penerapan ipteks
dalam pandangan islam
› Sinergi ilmu dan pengintegrasiannya dengan nilai
dan ajaran islam
› Paradigma ilmu tidak bebas nilai dan bebas nilai
› Perlunya akhlak islami dalam penerapan ipteks
6. Integrasi islam dan ilmu pengetahuan
› Hakikat ayat2 Allah
› Kesatuan antara ayat qauliyah dan kauniyah
› Interkoneksitas dalam memahami ayat qauliyah dan
kauniyah
7. Paradigma pengembangan Ipteks
› Potensi manusia (Jasmani rohani) dalam
pengembangan ipteks
› Rambu-rambu pengembangan ipteks dalam al
Quran
› Interelasi kebenaran al Quran dan ipteks
› Bukti kebenaran al Quran dibidang hukum
8. Paradigma islam tentang ilmu hukum
› Hakikat ilmu hukum
› Keutamaan hukum
› Teori-teori ilmu hukum
› Ayat dan hadits hukum
9. Etika islam dalam penerapan ilmu
hukum
› Ilmu dan kemanusiaan
› Ilmu dan kemaslahatan hidup
› Ayat dan hadits yang relevan
10. Prinsip ajaran islam dalam ilmu hukum
› Ilmu hukum dalam perspektif isla
› Penerapan ilmu hukum berbasis sunatullah dan qadarullah
11. Dakwahbil hal melalui pengembangan dan
penerapan ipteks
› Setiap muslim adalah dai
› Bekerja adalah dakwah
› Kewajiban dan mengembangkan dan menyampaikan ilmu
hukum
12. Tanggungjawab ilmuwan muslim dalam berbangsa
dan bernegara; kedudukan, kewajiban, ilmuwan
dalam masyarakat, umat dan bangsa.
Karya Monumental Umat Islam dalam Ipteks

 Jaman kejayaan islam dibidang Ipteks


 Sebab – sebab kemajuan islam dibidang
Ipteks
 Sebab – sebab kemunduran islam
dibidang Ipteks
 Upaya-upaya kebangkitan kembali
Jaman kejayaan islam dibidang Ipteks

Sains Islam adalah sains yang dikembangkan oleh kaum


muslimin sejak abad Islam ke-2 hingga ke-9 (+ 7
abad), merupakan peradaban yang paling produktif
dibandingkan dengan peradaban manapun diwilayah
sains, dan sains Islam berada di garda depan
berbagai kegiatan keilmuan, mulai dari bidang
kedokteran sampai astronomi. Masa ini disebut juga
dengan masa klasik, karena hasil temuan saintis
muslim tersebut memiliki kualitas prima serta menjadi
dasar tolak ukur pengetahuan keilmuan sampai hari ini.
Perhatian yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan telah
tumbuh dikalangan umat Islam sejak masa yang
paling awal, sebab hal ini sejalan dengan anjuran al-
qur‟an dan hadis Nabi SAW.
Ilmuwan islam pada abad-abad tersebut
menjadi sentral estavet ilmu-ilmu yang
rintis oleh ilmuwan yunani. Namun,
ilmu-ilmu dari orang yunani tersebut
dikembangkan dan tidak jarang terjadi
pertentangan dengan teori yang
dikembangkan oleh ilmuwan muslim.
Ilmuwan abad pertengahan:
 Ibnu Khaldun = filsafat & sejarah = muqadimah
 Abu Bakr al-Razi (Rhazes),
 Jabir ibn Hayyan (Geber),
 al-Khawarizmi (Algorithm), = matematika = nol
 Ibn Sina (Avicenna) = filsafat & kedokteran = Al
Qanun Fithbi
 Ibn al-Haytham = ahli matematika, penemu optik
(kamera obscura), kaca mata. (965 M-1039 M),
 Ibn al-Shatir = ahli kosmologi
 Marwah bin Zuhri = kesehatan = diet
 Ar Razi = kesehatan = obat cacar
 Al Zahrawi mempublikasikan 1500 halaman
ensiklopedia berilustrasi tentang operasi bedah
yang digunakan di Eropa sebagai referensi medis
selama lebih dari 500 tahun.
 Abbas ibn Firnas adalah orang pertama yang
mencoba membuat konstruksi sebuah pesawat
terbang dan menerbangkannya. Di abad ke-9 dia
mendesain sebuah perangkat sayap dan secara
khusus membentuk layaknya kostum burung.
 Tahun 859 seorang putri muda bernama Fatima al-
Firhi mendirikan sebuah universitas tingkat
pertama di Fez Maroko
 Ibn al-Haitham = optik
Sebab – sebab kemajuan islam
dibidang Ipteks
 Dorongan al quran dan hadits
 Kemaslahatan umat manusia
 adanya suatu w orldview dari masyarakatnya
yang mendukung, worldview ini dapat
berupa suatu pandangan hidup, agama,
filosofi, dan lain-lain.
 apresiasi dari masyarakat, yakni sikap dan
penghargaan masyarakat terhadap para
ilmuwan.
 adanya patronase dan dukungan dari
penguasa
Sebab–sebab kemunduran islam
dibidang Ipteks
 Faktor internal
› Meninggalkan alquran dan hadits
› Konflik (antar golongan, mazhab, kekuasaan,
politik)
› Dualisme pendidikan
› Pola hidup sufi
 Faktor eksternal
› Perang salib
› Infasi kaum barbar
› Penjajahan/kolonialisme
Upaya kebangkitan
kembali
 Menghentikan dikotomi antara ilmu
islam dengan ilmu umum.
 Menghidupkan kembali tradisi
keilmuan berdasarkan alquran dan
hadits Nabi bahwa menuntut ilmu itu
adalah kewajiban.
Upaya kebangkitan
kembali
 Dekodifikasi,  berangkat dari teks
menuju ke teks yang baru.
Gampangnya, dekodifikasi
adalah gerak dari teks ke teks. 
 Islamisasi pengetahuan (Naquib Al
Attas, Ismail Raji Al faruqi
 Demistifikasi, pengilmuan islam,
objetifikasi islam (Kuntowijaya)
 Penghapusan misteri atau
kebingungan seputar topik atau ide.
Hakikat ipteks dalam pandangan islam

 Konsep ipteks dan peradaban muslim


 Hubungan ilmu, agama dan budaya
 Hukum sunatullah
Pengertian IPTEKS
 Ilmu adalah pengetahuan yang sudah
diklasifikasikan, diorganisasi, disistematisasi dan
diinterpretasi sehingga menghasilkan kebenaran
objektif sudah teruji kebenarannya dan dapat diuji
ulang secara ilmiah.
 Pengetahuan adalah segala sesuatu yang
diketahui./\ Adalah informasi atau maklumat yang
diketahui atau disadari oleh seseorang.
 Sedangkan teknologi merupakan produk ilmu
pengetahuan. Ia menjadi bagian dari kebudayaan
dan peradaban (culture of civilitation). Disamping
banyakmendatangkan manfaat, teknologi yang
pada dasarnya memiliki karakteristik objektif dan
netral
 Sementara itu, seni adalah hasil ungkapan dan
budi manusia dengan segala prosesnya. Ia
Konsep ipteks dan peradaban muslim

 ilmu pengetahuan merupakan kumpulan beberapa


pengetahuan manusia tentang alam empiris yang
disusun secara logis dan sistematis. Sedangkan
Teknologi merupakan penerapan dari ilmu
pengetahuan tersebut, yang tujuan sebenarnya
adalah untuk kemaslahatan manusia.
 Allah SWT. secara bijaksana telah memberikan isyarat
tentang ilmu, baik dalam bentuk uraian maupun
dalam bentuk kejadian, seperti kasus mu‟jizat para
Rasul. Manusia yang berusaha meningkatkan daya
keilmuannya mampu menangkap dan
mengembangkan potensi itu, sehingga teknologi
Ilahiyah yang transenden ditransformasikan
menjadi teknologi manusia yang imanen.
Studi Al Qur‟an dan Sunnah menunjukkan
bahwa karena dua alasan fundamental, Islam
mengakui signifikansi sains:
 Peranan sains dalam mengenal Tuhan
 Peranan sains dalam stabilitas dan
pengembangan masyarakat Islam.
Dari sini dapat dilihat bahwa dalam Islam,
ilmu pengetahuan dan teknologi digunakan
sebagai sarana untuk mengenal Allah dan
juga untuk melaksanakan perintah Allah
sebagai khalifatullah fil Ard sehingga sains
tersebut harus membawa kemaslahatan
kepada umat manusia umumnya dan umat
Islam khususnya.
Hubungan ilmu, agama dan budaya
 Hubungan antara ilmu, agama dan budaya adalah
satu kesatuan yang tidak dapat dipisah. Untuk
memahami agama maka diperlukan ilmu baik
dalam ushul maupun furu`. Sehingga dengan
memahami agama melalui ilmu akan tercipta
sebuah budaya dalam komunitas masyarakat
yang bernuansa dan berlandaskan agama.
 Hubungan kebudayaan dan agama tidak saling
merusak, kuduanya justru saling mendukung dan
mempengruhi. Ada paradigma yang mengatakan
bahwa ” Manusia yang beragma pasti
berbudaya tetapi manusia yang berbudaya
belum tentu beragama’.
Hukum sunatullah
 Di dalam bahasa Arab, kata sunnah dengan fi'il madhi (kata
kerja untuk masa lampau)-nya sanna ini mempunyai beberapa
arti. Di antaranya adalah, thariqah (jalan, cara, metode), sirah
(peri kehidupan, perilaku), thabi‟ah (tabiat, watak), syari‟ah
(syariat, peraturan, hukum) atau dapat juga berarti suatu
pekerjaan yang sudah menjadi tradisi (kebiasaan).
 Menurut Syaikh al-Islam Ibnu Taimiyyah, sunnah adalah
kebiasaan yang dilakukan kedua kalinya seperti apa yang
dilakukan pertama kalinya. Sedangkan menurut Ar Razi,
sunnah adalah jalan yang lurus dan tauladan yang diikuti.
Di antara pendapat kedua tokoh Islam dan beberapa pendapat
lain tentang arti kata sunnah, makna sunnah berkisar pada
jalan yang diikuti.
 Jadi, sunnatullāh dapat diartikan sebagai cara Allah
memperlakukan manusia, yang dalam arti luasnya
bermakna ketetapan-keteapan atau hukum-hukum Allah
yang berlaku untuk alam semesta.
Dengan demikian, hukum kausalitas di
dalam Islam tidak hanya berjalan secara
horisontal dalam dua arah, antara
depan dan belakang, antara sebab dan
akibat, akan tetapi berjalan dalam tiga
arah. Horisontal dan vertikal, depan
dan belakang serta atas. Sudut
”belakang” adalah peristiwa atau usaha
dari potensi suatu benda atau manusia.
Sedangkan sudut vertikal adalah
kekuasaan dan kehendak Allah. Dan
sudut ”depan” adalah hasil akhir
(conclution)
Kewajiban menuntut ilmu,
pengembangkan dan
mengamalkannya
 Perintah menuntu ilmu
 Keutamaan orang berilmu
 Kedudukan ulama dalam islam
Perintah menuntu ilmu
 Al Quran (L/K 63 ayat)
› Al Alaq 1-5, QS. Al Zumar: 9, Al Baqarah:
255, Al Mujadalah: 11, Thoha : 110, Al An
am: 100, Al Hajj:54, al Nisa 83, 113 ;
Toha 114 ; alKahfi 65,66 ; Ali Imran 18 ;
al Ra‘d 19 ; al Syura 52 ; Yunus 68 ; al
Maidah 4 dll.
 Islam sangat menghargai sekali ilmu. Allah
berfirman dalam banyak ayat alQur’an
supaya kaum Muslimin memiliki ilmu
pengetahuan. AlQur’an, alHadits dan para
sahabat menyatakan supaya mendalami
ilmu pengetahuan. Allah berfirman yang
artinya : “Katakanlah “Apakah sama, orang
orang yang mengetahui dengan orang yang
tidak mengetahui?” Hanya orangorang yang
berakal sajalah yang bisa mengambil
pelajaran.” (QS. AlZumar: 9)
Hadits
 “Barangsiapa yang mendatangi masjidku ini, yang
dia tidak mendatanginya kecuali untuk kebaikan
yang akan dipelajarinya atau diajarkannya, maka
kedudukannya sama dengan mujahid di jalan
Allah. Dan siapa yang datang untuk maksud selain
itu, maka kedudukannya sama dengan seseorang
yang melihat barang perhiasan orang lain.” (HR.
Ibnu Majah dari Abu Hurairah). Isnadnya hasan,
dan disahihkan oleh Ibnu Hibban.
 “Barangsiapa yang pergi menuntut ilmu, maka dia
berada di jalan Allah sampai dia kembali.” (HR.
Timidzi)
Keutamaan orang berilmu
 Mujadalah: 11
 Alquran melalui ayat tersebut
mengangkat derajat orang yang
beriman dan berilmu. Bahkan Allah
melalui ayat yang lain memberi gelar
bagi mereka dengan “li ulil albab”.
Seorang ulil albab adalah orang yang
sadar akan ruang dan waktu mampu
mengadakan inofasi dan explorasi
seraya tetap konsisten terhadap
Allah.
 Al baqarah : 269 “Allah
menganugerahkan al hikmah
(kefahaman yang dalam tentang Al
Quran dan As Sunnah) kepada siapa
yang dikehendaki-Nya. Dan
barangsiapa yang dianugerahi
hikmah, ia benar-benar telah
dianugerahi karunia yang banyak.
Dan hanya orang-orang yang
berakallah yang dapat mengambil
 Dengan demikian tidak dibenarkan
ketika orang mengatakan bahwa
keislaman itu bisa diukur dengan
penelitian dan pembuktian ilmiah
dengan indikator “tidak ada
pencurian, disiplin masyarakatnya,
tepat waktu, bersih dll yang
merupakan cabang dari islam (maarif
institute).
Kedudukan ulama dalam
islam
 Kata ‘alim’ terbentuk dari kata “alif, lam dan
mim” ini sama dengan kata ‘alam’. Kata alam
secara umum berarti lingkungan, gunung.
Dan kata ‘aalim’ merupakan nama Allah
yang berarti maha mengetahui segala
sesuatu.
 Ulama bukan hanya seornag yang
mengetahui ilmu agama seperti tafsir al
quran,hadis, fiqh dll. Tetapi semua orang
berilmu disebut ulama dalam arti secara
umum. Ulama artunya orang yang berilmu.
 Dari rangkaian kata tersebut
memberikan satu pengertian yang
sangat luas bahwa seseorang baru
bisa disebut ulama dengan dua
kategori:
› Mampu menangkap tanda-tanda alam
semesta atau lingkungannya dan
dilaksanan dengan pengetahuan (ilmu)
serta merujuk pada tujuan-tujuan yang
penuh manfaat serta sesuai dengan
alquran dan hadits.
Qs. Al Hadiid:25 “Sesungguhnya Kami telah
mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-
bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama
mereka Al Kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. Dan Kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang
hebat dan berbagai manfaat bagi manusia, (supaya
mereka mempergunakan besi itu) dan supaya Allah
mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
rasul-rasul-Nya padahal Allah tidak dilihatnya.
Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi Maha Perkasa”.
 Dalam ayat tersebut tersirat makna
bahwa manusia yang memiliki ilmu
untuk mengolah besi (menjadi
tekhnologi) dan ini bertujuan semata-
mata untuk menolong agama Allah
dan kemaslahatan / manfaat bagi
manusia.
 Khairukum man ta`alamal quran wa
alamu.
Etika pengembangan dan penerapan
ipteks dalam pandangan islam
 Sinergi ilmu dan pengintegrasiannya
dengan nilai dan ajaran islam
 Paradigma ilmu tidak bebas nilai
 Perlunya akhlak islami dalam
penerapan ipteks
Sinergi ilmu dan pengintegrasiannya
dengan nilai dan ajaran islam

 Sinergi = operasi gabungan


 Integrasi = pembauran hingga menjai
kesatuan yang utuh atau bulat.
 Nilai= harga
 Ajaran = segala sesuatu yg diajarkn,
nasihat petuah, petunjuk.
 Wahyu merupakan sumber ilmu tentang realitas dan
kebenaran akhir berkenaan dengan makhluk ciptaan dan
Pencipta. Wahyu merupakan dasar kepada kerangka
metafisis untuk mengupas filsafat sains sebagai sebuah
sistem yang menggambarkan realitas dan kebenaran
dari sudat pandang rasionalisme dan empirisisme.
 “Dan apakah orang-orang yang kafir tidak
mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu
keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian
Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami
jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka
mengapakah mereka tiada juga beriman?” [Al
Anbiyaa:30]
Paradigma ilmu tidak
bebas nilai
 Paradigma : kerangka berpikir
 Tantangan terbesar yang dihadapi kaum
Muslimin adalah ilmu pengetahuan
modern yang tidak netral telah merasuk
ke dalam praduga-praduga agama,
budaya dan filosofis, yang sebenarnya
berasal dari refleksi kesadaran dan
pengalaman manusia Barat. Jadi, ilmu
pengetahuan modern harus diislamkan.
 Western ilmu bukan dibangun di atas
Wahyu dan kepercayaan agama, tetapi
dibangun di atas tradisi budaya yang
diperkuat dengan spekulasi filosofis yang
terkait dengan kehidupan sekuler yang
memusatkan manusia sebagai makhluk
rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan dan
nilai-nilai etika dan moral diatur oleh rasio
manusia, sehingga berubah terus menerus.
 Ilmu pengetahuan Barat-modern dibangun di atas
visi intelektual dan psikologis budaya dan
peradaban Barat. (1) Akal diandalkan untuk
membimbing kehidupan manusia; (2) bersikap
dualistik terhadap realitas dan kebenaran; (3)
menegaskan aspek eksistensi yang
memproyeksikan pandangan hidup sekular; (4)
membela doktrin humanisme; dan (5) menjadikan
drama dan tragedi sebagai unsur-unsur yang
dominant dalam fitrah dan eksistensi kemanusiaan.
Jurgen Hubermas, value
Bond:
 Ilmu sekalipun ilmu alam tidak
mungkin bebas nilai ksrena setiap
ilmu selalu ada kepentingan-
kepentingan.
Perlunya akhlak islami dalam
penerapan ipteks
 Akhlak islami sangat diperlukan dalam penerapan
ipteks, untuk menjaga identitas manusia sebagai
manusia sejati. Perkembangan ilmu pengetahuan
barat yang sekuler pada saat ini membuat manusia
kehilangan jati dirinya. Seperti, bayi tabung, kloning,
pencampuran lintas DNA, pembuatan virus, dll.
 Jika prinsip-prinsip dan metode-metode dasar
ilmu-ilmu ini tidak dapat ditundukkan oleh
suatu bentuk formula yang mengislamkan,
sedangkan semua itu membahayakan, maka,
sebagaimana asalnya, semua itu akan terus
berbahaya terhadap kesejahteraan Masyarakat
Islam.
Integrasi islam dan ilmu pengetahuan

 Hakikat ayat-ayat Allah


 Kesatuan antara ayat qauliyah dan
kauniyah
 Interkoneksitas dalam memahami
ayat qauliyah dan kauniyah
Hakikat ayat-ayat Allah
Apabila sains didefinisikan atau diartikan di
atas paradigma filsafat positivisme (menurut
pandangan deisme, agnostisisme dan
atheisme), maka gunanya sains itu hanya
satu, yakni untuk mensejahterakan ummat
manusia, memelihara binatang dan tumbuh-
tumbuhan, lingkungan hidup pada umumnya.
Akan tetapi jika sains itu didefinisikan atau
diartikan di atas paradigma tawhid
(monotheisme yang percaya akan wahyu),
maka kegunaan sains itu di samping
kegunaan yang pertama seperti tersebut
tadi, akan bertambah dua lagi, lalu menjadi
tiga kegunaannya. Kegunaan sains yang
kedua ialah untuk dipakai sebagai ILMU
BANTU, sehingga dapat lebih memahamkan
wahyu Allah SWT, mendalami makna ayat-
Kesatuan antara ayat
qauliyah dan kauniyah
Antara ayat qauliyah dan kauniyah memiliki
kesatuan yg tidak dapat dipisahkan. Dalam
hal sains antara ayat tersebut seperti 2 sisi
mata uang yang saling melengkapi. Ayat –
ayat qauliyah menjelaskan hal-hal mengenai
sains secara umum baik yang sudah
ditemukan oleh manusia maupun yang
belum. Sedangkan ayat-ayat kauniyah
membuktikan kebenaran ayat qauliyah yang
bisa dilakukan melalui experimen atau
penelitian.
 Ayat qauliyah maupun kauniyah adalah
bagian dari tanda-tanda akan keberadaan
Allah, agar manusia senantiasa mengingat
akan kebesaran dan keagungan Allah dan
tidak menyekutukannya dengan sesuatu
apapun.
 Keduaduanya berfunQSi sama, yaitu
menuntun kita untuk lebih memahami
Allah, mengenal-Nya, berinteraksi, dan
lantas kembali : menyatu dengan Dzat yang
Maha Tunggal lagi Maha Agung.
Interkoneksitas dalam memahami
ayat qauliyah dan kauniyah
Ini disempurnakan dengan mencukupkan sumber
informasi observasi menjadi ayat kawniyah (alam
semesta) dan ayat qawliyah (Al Quran). Dengan
mencukupkan pengujian eksperimental terhadap ayat
kawniyah dan ditest teori hasil rasionalisasi itu dengan
merujukkannya pada ayat qawliyah. Dalam pembangunan
sains itu kajian dilanjutkan. Sesudah tahap pengujian
eksperimental dikajilah tujuan fenomena alam yang telah
diungkapkan itu. Misalnya hasil kajian tentang sifat-sifat
istimwa air yang menyimpang itu. (Silakan baca ulang Seri
013: Air Zat yang Tidak Biasa). Sifat-sifat istimewa air itu
menunjukkan tujuan penciptaan air, yaitu supaya manusia
dapat hidup di permukaan bumi ini. Juga tujuan
penciptaan sifat-sifat menyimpang dari air itu supaya
binatang-binatang air dapat hidup di bawah es pada
musim dingin, bahwa pohon yang tinggipun dapat hidup.
Demikian pula lintasan bulan terhadap bumi, suatu elips
yang mendekati lingkaran. Dikombinasi dengan jarak bumi
Paradigma pengembangan ipteks
 Potensi manusia (jasmani dan rohani)
dalam pengembangan ipteks
 Rambu-rambu pengembangan ipteks
dalam alQuran
 Interaksi kebenaran al quran dan
ipteks (kelom 5). Muh sadam
 Bukti-bukti ilmiah kebenaran al quran
Paradigma islam tentang ilmu hukum
 Hakikat ilmu hukum
 Keutamaan ilmu hukum
 Teori-teori ilmu hukum (kelo. 6)
muhammad.
 Ayat alquran dan hadits tentang
hukum
Etika Islam dalam
Penerapan Ilmu Hukum
 Ilmu dan kemanusiaan
 Ilmu untuk kemaslahatan hidup
 Ayat dan hadits yang relevan
Prinsip dan ajaran islam
dalam ilmu hukum
 Ilmu hukum dalam perspektif islam
 Penerapan ilmu hukum berbasis
sunatullah dan qadarullah
 Ayat dan hadits yang relevan
Dakwah bil hal melalui
pengembangan dan penerapan ipteks

 Setiap muslim adalah dai


 Bekerja adalah dakwah
 Kewajiban mengembangkan dan
menyampaikan ilmu
 Ayat dan hadits yang relevan
Tanggung jawab ilmuwan muslim
berbangsa dan bernegara (kel.4)

Integrasi islam dan ilmu pengetahuan

Kesatuan Interkoneksitas
Hakikat ayat2 antara ayat dlm memahami
Allah qauliyah dan ayat qauliyah
kauniyah dan kauniyah
qauliyah;
zabur,
taurat Teologis
injil al
quran
Kauniyah;
kejadian, Filosofis
peristiwa,
Paradigma
pengembangan
Ipteks

Potensi manusia
Rambu-rambu
(Jasmani rohani) Interelasi Bukti kebenaran al
pengembangan
dalam kebenaran al Quran Quran dibidang
ipteks dalam al
pengembangan dan ipteks hukum
Quran
ipteks

1.Jasmani; panca
indra
2. Rohani; emosi, p
rasa ingin tahu,
berkembang

Anda mungkin juga menyukai