Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN KASUS

“KETUBAN PECAH DINI”


Disusun Oleh:
Aryo Handoko Sitorus (211 210 186)
Puja Zarina (211 210 117)
Novita Manurung (211 210 071)

Pembimbing:
dr. Zanibar Aldy, Sp.OG
DEFINISI
 Ketuban pecah dini atau
spontaneous/early/premature rupture of the
membrane (PROM) adalah pecahnya selaput
ketuban sebelum persalinan mulai atau
sebelum inpartu; yaitu bila pembukaan pada
primigravida < 3 cm dan pada multigravida <
5 cm pada kehamilan di atas 20 minggu
EPIDEMIOLOGI
 Prevalensi KPD berkisar antara 3-18% dari
seluruh kehamilan. Saat aterm, 8-10% wanita
hamil datang dengan KPD dan 30-40% dari
kasus KPD merupakan kehamilan praterm atau
sekitar 1,7% dari seluruh kehamilan
ETIOLOGI

Infeksi
Faktor Kelainan
Predisposi Ketuban
si lainnay
KPD

Penyakit Faktor
Pemberat Umur dan
Paritas
Pengaruh
Hormon
KLASIFIKASI

PPROM
< 37 minggu TPROM
> 37 minggu
PATOGENESIS
DIAGNOSIS
 Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
 Pemeriksaan dengan spekulum
 Pemeriksaan Dalam
 Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan pH air ketuban
2. Tes Arborisasi
3. USG
4. Pemeriksaan Leukosit Darah
5. dll
PENANGANAN
 Konservatif
Rawat di rumah sakit, berikan antibiotik
(ampicillin 4 x 500 mg atau eritromisin bila
tidak tahan ampicillin dan metronidazole 2 x
500 mg selama 7 hari). Jika umur kehamilan <
32 – 34 minggu, dirawat selama air ketuban
masih keluar, atau sampai air ketuban tidak
lagi keluar.
Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu, belum inpartu,
tidak ada infeksi, tes busa negatif beri
deksametason, observasi tanda – tanda infeksi dan
kesejahteraan janin, lakukan terminasi pada
kehamilan 37 minggu.
Jika usia kehamilan 32 – 37 minggu ada infeksi, beri
antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda – tanda
infeksi (suhu, leukosit, tanda infeksi intrauterin).
 Pada usia kehamilan 32 – 37 minggu, berikan
steroid untuk memacu kematangan paru janin,
dan bila memungkinkan periksa kadar lesitin
dan spingomielin tiap minggu. Dosis
betametason 12 mg sehari dosis tunggal
selama 2 hari, deksametason intramuskular 5
mg setiap 6 jam sebanyak 4 kali.
 Aktif
Kehamilan > 37 minggu induksi dengan oksitosin.
Bila ada tanda – tanda infeksi, berikan antibiotik
dosis tinggi dan persalinan diakhiri.
Bila skor pelvik < 5, lakukan pematangan serviks,
kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri
persalinan dengan seksio sesarea.
Bila skor pelvik > 5, induksi persalinan.
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS PRIBADI

Nama : Ny. GT
Umur : 30 tahun
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Agama : Kristen Protestan
Tanggal masuk : 11 Januari 2017
Jam masuk : 22.13 WIB
No MR : 01.01.91.57
ANAMNESIS UMUM

Ny. GT, 30 tahun , G1POAO, Batak,


Kristen, SMA, ibu rumah tangga, i/d Tn.
P, 36 tahun, Batak, Krsten, SMA,
Wiraswasta datang ke RSUD Dr.
Pirngadi dengan keluhan utama : keluar
air-air dari kemaluan
Telaah :

Hal ini dialami os sejak tanggal 10


Januari 2017. Riwayat keluar air – air
dari kemaluan (+) sejak sore hari pukul
18.00. Riwayat keluar lendir darah
dari kemaluan(-). Riwayat mules-mules
mau melahirkan (-). Riwayat keputihan
(-).
BAK : (+) normal. BAB : (+) normal
RPT/RPO : -/-
RIWAYAT HAID

HPHT : ? - 04 - 2016
TTP : ? - 01 - 2017
ANC : SpOG 3x
RIWAYAT PERSALINAN

1. Hamil ini
Status Present
 Sens : CM Anemis : (-)
 TD : 120/80 mmHg Ikterik: (-)
 Nadi : 78 x/i, reguler Sianosis : (-)
 RR : 18 x/i, reguler Dispnea: (-)
 T : 36,5o C Oedema : (-)
STATUS OBSTETRIKUS

Abdomen : Membesar asimetris


TFU : 3 jari bpx (32 cm)
Teregang : Kanan
Terbawah : Kepala
Gerak : (+) aktif
His : (+) 2 x 10”/10’
DJJ : 148 x/i, reguler
STATUS GINEKOLOGIS

Inspekulo :
Tampak cairan menggenang di introitus
vagina, dibersihkan.
Kesan: Mengalir aktif
Nitrazin test (+), valsava test (+)

VT :Cervix tertutup
ST : Lendir Darah (-), air ketuban (+)
PEMERIKSAAN PENUNJANG

USG TAS : Janin tunggal, intrauterine,


presentasi kepala, anak hidup
FM (+), FHR (+)
BPD : 92,2 mm
FL : 71,1 mm
AC : 321,3 mm
AFI : 13,1 cm
EFW : 2986 gram
Kesan: IUP (37-38) minggu + PK + AH
DIAGNOSA

TPROM + MG + KDR (37-38) minggu + PK


+ AH

TERAPI
IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Cefotaxime 1 mg/ 12 jam (skin test)
Laboratorium
 WBC/HGB/HCT/PLT = 10.310/ 12,5/
31,6/360.000

 Na/ K/ Cl = 127/ 3,9/ 121

 KGD adrandom = 112 mg/dl


RENCANA

partus spontan pervaginam


Pantau tanda-tanda inpartu
Pantau vital sign dan DJJ
FOLLOW UP 12 Jan 2016
S O A P
Ibu mau Sens : CM PG + KDR IVFD RL 20
mengedan TD : 120/70 mmHg (37-38) gtt/I
HR : 80 x/i minggu + PK R/
RR : 24 x/i + AH + Pimpin
T : 36 °C Inpartu persalinan
Status Obstetrikus :
Abd : membesar asimetris
TFU : 3 jari BPX
Teregang : Kanan
Terbawah : Kepala
Gerak : (+)
His : (+) 4 x 40”/10’
DJJ : 148 x/i
VT : Servix anterior, pembukaan
lengkap, kepala Hiii - Hiv
LAPORAN PSP

Tanggal PSP : 12 Jan 2017

Diagnosa Pra PSP : PG + KDR (37-38)


minggu + PK + AH + Inpartu

Diagnosa Pasca PSP: Post PSP a/i PBK

Tindakan : Persalinan Pervaginam


No Jam Katerangan
1 08.45 Pasien dibaringkan dimeja ginekologi dengan posisi Mc. Robert’s
2 08.55 Pada his yang adekuat tampak kepala bayi maju mundur di introitus
vagina dan kemudian menetap.
3 09.00 Pada his yang adekuat berikutnya, dilakukan episiotomi mediolateral
dikarenakan rigiditas perineum
4 09.20 Pada his yang adekuat berikutnya, ibu dipimpin bersalin, dengan
subocciput sebagai hipmoklion, lahir berturut-turut fontanela minor,
fontanella mayor, dahi, dan seluruh wajah.
5 09.30 Dengan pegangan biparietal, bayi di tarik ke bawah untuk melahirkan
bahu anterior dan kemudian bayi di tarik keatas untuk melahirkan
bahu posterior, kemudian dengan sanggah susur di lahirkan seluruh
bayi, lahir bayi laki-laki, BB 2600 gram, PB 45 cm, AS 8/9, anus (+).
No Jam Keterangan

6 09.45 Tali plasenta di klem di dua tempat kemudian dipotong


di antaranya.

7 10.10 Dengan manajemen aktif kala III, plasenta di lahirkan.


Kesan : lengkap

8 10.15 Di lakukan evaluasi perdarahan, perineum laserasi grade


I, kemudian dilakukan repair.

9 10.17 Dilakukan evaluasi perdarahan. Kesan : tidak aktif.


Kemudian dimasukkan tampon dengan 1 kassa betadine.
TERAPI

- Cefadroxil 2x500 mg tab.


- Asam Mafenamat 3x500 mg.
- B. complex 2x1.

ANJURAN

Awasi perdarahan pervaginam, kontraksi


uterus dan vital sign.
Cek darah rutin 2 jam post PSP.
Pemantauan Post PSP
Jam (WIB) 10.30 11.00 11.30 12.00 12.30

Nadi per
76 80 78 78 80
menit
TD
110/70 110/70 110/70 110/70 110/70
(mmHg)
Pernafasan
24 24 24 24 24
permenit
Kontraksi Kuat Kuat Kuat Kuat lemah
Perdarahan
5 cc 5 cc 5 cc 5 cc 5 cc
(cc)
Laboratorium Post PSP
WBC: 79.400/mm3
HB : 12,6 gr %
HT : 37.1 %
PLT: 316.000/µl
FOLLOW UP 13 Jan 2017
S O A P
- Sens : CM Post PSP a/i Cefadroxil 2 x
TD : 110/60 mmHg PBK + NH1 500 mg tab
HR : 80 x/i As. Mefenamat
RR : 18 x/i 3 x 500 mg
T : 36.5 °C Vit B. Comp 2 x
Status Lokalisata : 1
Abd : soepel, peristaltik R/ PBJ
(+) N
TFU : 2 jari bawah pusat,
kontraksi kuat
P/V : (-) locia (+) rubra
BAK : (+) N
BAB : (-)
ANALISA KASUS
Teori Kasus

Ketuban pecah dini atau TPROM Pada kasus ini, pasien berusia 30
(Term Premature Rupture of The tahun datang ke RSUPM dengan
Membrane)  ketuban pecah KDR (37-38) minggu adanya
dini yang terjadi pada usia belum ada tanda-tanda inpartu.
kehamilan > 37 minggu.
Teori Kasus
Ketuban pecah dini dapat Pada kasus ini, pasien
diklasifikasikan berdasarkan usia termasuk dalam KDR (37-
kehamilan, yaitu: 38) minggu sehingga
1. PPROM (Preterm Premature Rupture diklasifikasikan dalam
of The Membrane)  ketuban pecah TPROM (Term Premature
dini yang terjadi pada usia kehamilan Rupture of The Membrane)
< 37 minggu.
2. TPROM (Term Premature Rupture of
The Membrane)  ketuban pecah
dini yang terjadi pada usia kehamilan
> 37 minggu.
Teori Kasus
Pada anamnesa didapatkan Pada kasus ini, pasien datang
pasien merasa basah pada dengan keluhan utama keluar air-
vagina atau mengeluarkan air dari kemaluan berwarna putih
cairan, berwarna putih jernih, jernih, dan tidak berbau. Pasien
keruh, kuning kehijauan atau tidak mengeluhkan adanya
kecoklatan, sedikit-sedikit demam.
atau sekaligus banyak, secara
tiba-tiba dari jalan lahir.
Keluhan tersebut dapat
disertai demam jika sudah ada
infeksi.
Teori Kasus
Pada pemeriksaan fisik Pada kasus ini, pasien dilakukan
abdomen, didapatkan uterus pemeriksaan abdomen dengan
lunak dan tidak adanya nyeri hasil abdomen membesar
tekan. Tinggi fundus uteri asimetris, TFU 3 jari di bawah
harus diukur dan processus xyphoideus (32 cm),
dibandingkan dengan tinggi tegang kanan, terbawah kepala,
yang diharapkan menurut gerak janin (+), his (+), DJJ 148
HPHT. Palpasi abdomen x/menit.
memberikan perkiraan ukuran
janin dan presentasi.
Teori Kasus
Pemeriksaan spekulum pertama kali Pada kasus ini,
dilakukan untuk memeriksa adanya pemeriksaan inspekulo :
cairan amnion dalam vagina. Perhatikan tampak air ketuban
apakah memang air ketuban keluar dari menggenang di forniks
ostium uteri eksternum dan apakah ada posterior, dibersihkan.
bagian selaput ketuban yg sudah pecah. Kesan mengalir aktif dari
Tiga tanda penting yang berkaitan OUE. Nitrazine test (+),
dengan ketuban pecah dini adalah: valsava test (+).
Pooling, Nitrazine test, Ferning
Teori Kasus
Pemeriksaan leukosit darah Pada kasus ini, leukosit pasien
: bila leukosit darah 10.310/mm3
meningkat > 15.000/mm3
kemungkinan ada infeksi
Teori Kasus
Pemeriksaan pH air ketuban : Pada kasus ini, pasien dilakukan
vagina mempunyai keasaman Nitrazine test dengan hasil positif
4,5 – 5,5 sedangkan air (lakmus merah menjadi biru).
ketuban mempunyai pH 7,0 –
7,5. Sehingga dengan
pecahnya selaput ketuban
pH vagina menjadi 6,0 – 8,1.
Penentuan cairan ketuban
dapat dilakukan dengan tes
lakmus (Nitrazine test) merah
menjadi biru.
Teori Kasus
Pemeriksaan Ultrasonografi -JT, LK, AH
(USG) : pemeriksaan -FM (+), FHR (+)
ultrasonografi untuk menentukan -BPD 92,2 mm
indeks cairan amnion, usia -AC 321,3 mm
kehamilan, letak janin, letak -FL 71,1 mm
plasenta, serta jumlah air -AFI 13,1 cm
ketuban. -EFW 2986 gr
Kesan : IUP (37-38)minggu + PK
+ AH
Teori Kasus
Penatalaksanaan kasus ketuban pecah dini Pada kasus ini,
terbagi dua, yaitu: pasien direncanakan
1. Konservatif : rawat RS, beri antibiotic, beri perawatan aktif,
kortikosteroid untuk pematangan paru sesuai dengan memantau
dengan usia kehamilan khususnya jika sudah tanda-tanda inpartu.
34 minggu, observasi keadaan ibu dan janin. Pasien direncanakan
2. Aktif : untuk usia kehamilan > 37 minggu PSP.
lakukan terminasi kehamilan dengan melihat
pelvic score, lakukan induksi bila perlu. Jika
dilakukan induksi namun tidak berhasil, pasien
segera di SC.
Teori Kasus
Prognosis pada ketuban pecah Pada kasus ini, prognosisnya
dini bergantung pada kondisi ibu dubia ad bonam karena tidak ada
dan anak, usia kehamilan, penyulit.
penanganan yang diberikan, dan
penyulit yang ada. Pada
umumnya, prognosis ketuban
pecah dini adalah ragu-ragu
menuju baik, namun jika disertai
penyulit seperti kematian janin
dan sepsis, prognosis akan
menjadi ragu-ragu menuju buruk.
Permasalahan
 Apakah penanganan untuk pasien ini sudah
tepat ?
 Sebagai dokter umum di level puskesmas,

apabila menemukan kasus sperti ini apa yang


harus dilakukan ?
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai