Anda di halaman 1dari 24

“Asyhadu anla illaha ilallah, wa asyhadu anna

muhammadarusulullah
Roditubillahirobba wa bil islmamidiina, wa bil muhammadinya wa
rasulla, robbi zidni ‘ilma warzuqnifahma... Amien”
Petunjuk Kesehatan
dalam Al Qur’an dan As
Sunnah
Dirwan Suryo Soularto
Fakultas Kedokteran & Ilmu Kesehatan
UMY
 TIU :
 Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa dapat
menjelaskan beberapa petunjuk dan isyarat kesehatan
yang tertulis dalam Al Qur’an dan Hadist
 TIK :
 Setelah mengikuti perkuliahan mahasiswa diharapkan
dapat
 Menjelaskan kedudukan kesehatan dalam Islam
 Menyebutkan definisi keadaan sehat menurut WHO dan Islam.
 Menyebutkan isyarat-isyarat tentang ilmu kesehatan dalam Al
Quran
 Menyebutkan isyarat-isyarat tentang ilmu kesehatan dalam Hadist
 Menyebutkan contoh pokok-pokok tuntunan kesehatan dalam Al
Qur’an dan Hadist
Kedudukan Kesehatan dalam Islam

 Tujuan pokok kehadiran Islam untuk memelihara :


1. Agama (hifdh diin)
2. Kehidupan (hifdh al-nafs)
• Dharuriyyat
3. Keturunan (hifdh al-nasl) • Hajjiyyat
4. Akal (hifdh al-‘aql) • Tahsiniyyat.
5. Harta (hifdh al-maal).

Tingkat kebutuhan dan skala prioritas.


 Ad-dharuriyyat (kebutuhan primer)
 Segala sesuatu yang tidak dapat ditinggalkan
dalam kehidupan keagamaan dan keduniaan
manusia, dalam arti, jika ia tidak ada maka
kehidupan dunia menjadi rusak, hilang
kenikmatan dan akan menghadapi siksaan di
akhirat.
 Kebutuhan esensial itu adalah memelihara
agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta tersebut
dalam batas jangan sampai esensi kelima pokok
itu hilang.
 Tidak terpenuhinya kelima pokok itu akan
berakibat terancamnya eksistensinya.
 Hajjiyyat (sekunder)
 Sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia
dalam menghindari kesempitan dan
menolak kesulitan.
 Tidak terpeliharanya kelompok hajjiyyat ini
akan mengancam eksistensi kelima pokok
di atas, tetapi hanya akan menimbulkan
kesulitan bagi ybs.
 Kelompok ini berkaiatan erat dengan
rukhsah (keringanan) dalam Islam.
 Tahsiniyyat (tersier)
 Kebutuhan yang menunjang penigkatan
martabat seseorang dalam masyarakat
dan dihadapan Tuhannya, sesuai dengan
kepatutan.
 Kesehatan di awal wahyu
1. QS Al ‘Alaq (1-5) : panggilan ilmu dan kejadian manusia
2. QS Al Mudatstsir (74; 1-5) :

Hai orang yang berselimut, bangkitlah dan beri peringatan,


Tuhanmu agungkanlah, pakaianmu sucikanlah dan
tinggalkanlahsegala macam kekotoran (QS 74; 1-5)

3. HR. Al Hakim
“Gunakana 5 perkara sebelum datang 5 perkara : hidup – mati,
sehat – sakit, luang – sempit, muda – tua, kaya – miskin”
Definisi kesehatan
 UU 23/1992 yyg kesehatan
 Keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan
ekonomi
 UU 36/2009 ttg Kesehatan
 keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis.
 WHO
 Health is state of complete physical, mental and social well being,
not merely the absence of disease of infirmity
 Sehat adalah sesuatu keadaan jasmaniah, mental dan sosial yang
baik, tidak hanya tidak berpenyakit atau cacat
 MUI :
 kesehatan sebagai ketahanan jasmani, ruhaniah dan sosial yang
dimiliki manusia sebagai karunia Allah yang wajib disyukuri
dengan mengamalkan (tuntunannya) dan memelihara dan
mengembangkannya
Sehat wal ‘afiat
 ‘afiat : perlindungan Allah untuk hamba-Nya dari segala macam
bencana dan musibah-Nya.
 penegasan adanya makna berfungsinya anggota tubuh manusia
sesuai dengan tujuan penciptaannya.
 mata yang sehat : dapat melihat dan membaca tanpa
menggunakan kaca mata.
 mata yang ‘afiat : dapat melihat dan membaca objek yang
bermanfaat serta mengalihkan pandangan dari objek yang
dilarang.
 perut yang sehat : dapat mencerna makanan secara
sempurna sehingga kebutuhan gizi badan dapat optimal.
 perut yang ‘afiat : dapat menahan nafsunya sehingga hanya
akan diberi makan dengan makanan halalan thoyiban.

 Hal-hal tersebut itu pada dasarnya merupakan fungsi yang


diharapkan sang pencipta.
Pokok-pokok Tuntunan Kesehatan
dalam Al Qur’an dan Hadist

1. Sanitation and personal hygiene (kesehatan lingkungan dan


kebersihan perorangan)
• “Kebersihan adalah sebagian dari iman” (HR. Ahmad dan Tramizi)
• “Potonglang kukumu, sesungguhnya setan bersembunyi di bawah
kukumu yang panjang
• kebersihan rambut, badan, tangan, kaki, gigi mulut dan kuku
• Membasuh tangan sebelum dan sesudah makan
• Membersihkan tangan sebelum tidur
• Mencuci tangan sesudah tidur
• Mencuci tangan sebelum masuk dan sesudah keluar dari menengok
orang sakit
• kebersihan lingkungan jalan, rumah, tata kota, saluran irigasi,
sumur
2. Epidemiologi (preventif penyakit menular)
• Preventif kesehatan, tidak memasuki suatu daerah yang
terjangkit wabah, tidak lari dari tempat itu.
“Apabila kamu mendengar terjadinya suatu wabah pada suatu
daerah, maka janganlah kamu memasukinya dab apabila disuatu
daerah berjangkit itu, sedangkan kamu berada di dalamnya, maka
janganlah meninggalkannya”.
• mencuci tangan sebelum menjenguk orang sakit dan
sesudahnya,
• berobat ke dokter dan mengikuti semua petunjuk preventif dan
terapinya
• Memutuskan siklus vektor penyakit (lalat, catak, kutu, nyamuk)
3. Nutrition (kesehatan makanan)
 Menu makanan yang berfaedah terhadap kesehatan jasmani,
seperti tumbuh-tumbuhan, daging binatang darat, daging
binatang laut, segala sesuatu yang dihasilkan dari daging,
madu, kurma, susu dan semua yang bergizi (QS Al Maidah :
4, QS An Nahl; 5,66)
 Norma dan tata makanan.
Islam melarang berlebih-lebihan dalam hal makan, makan
bukan karena lapar hingga kekenyangan (QS Al Araf; 31), diet
ketika sakit, memerintahkan puasa agar usus dan perut
besarnya dapat bersistirahat dan tidak berbuka berlebih-
lebihan atau melampaui batas.
 Mengharamkan segala sesuatu yang berbahaya bagi
kesehatan, seperti bangkai, darah dan daging babi (QS Al
Maidah : 3)
4. Sex hygiene (kesehatan seks)
 Meliputi hal-hal yang berkaitan dengan seks,
 Embrio dan perkembangannya (QS Al Mu’minun : 13-14; QS
Az Zumar:6; QS Al Qiyamah: 37-40)), pendidikan seks, cara
memilih istri (QS Ar Rum: 21), program pendidikan tentang
hubungan seks yang aman (QS Al Baqarah; 222- 223).
 Kebersihan seks, seperti mandi setelah bersetubuh, istinja’
setelah kencing dan buang air besar, tidak menggauli isteri
ketika haid, diharamkan zina, homo seksual atau onani.
5. Olah raga
 Identitas seorang muslim yang disebut oleh Al
Qur’an adalah “al qawiyyul amin” (kuat dan
sejahtera) (QS Al Baqarah: 147; QS Al A’raf: 69; QS
AL Qashash: 26)
 Islam mendorong untuk memiliki ketrampilan dan
olah raga seperti menunggang kuda, renang,
memanah, gulat dan perlombaan dengan segala
macam oleh raga yang bermanfaat
6. Mental dan psychic hygiene (Kesehatan
mental dan jasmani)
 Ajaran-ajaran untuk mencegah sebab terjadinya stres.
Islam mengajarkan percaya kepada Allah dan
bersabar dalam menghadapi berbagai penyakit yang
kritis, tidak putus asa, bunuh diri, kehilangan
kepercanyaan atau dzalim.
 Islam melarang segala sesuatu yang merusak tatanan
masyarakat seperti judi, riba dan yang menimbulkan
keributan. Islam juga melarang semua benda yang
dapat menghilangkan kesadaran dan melemahkan
intuisi, seperti khamar, NAPZA dan lain-lainnya
7. Occupational medicine (Kesehatan kerja)
 Jaminan untuk menjaga upah pekerja, petani atau
pembantu rumah tangga, menjaga buruh dari hal-hal
yang membahayakan dalam bekerja, mengganti
kerugian terhadap musibah (kecelakan) kerja,
termasuk proses pengobatan, penyembuhan, tempat
tinggal yang sehat, batas jam kerja, uang lembur pada
setiap penambahan jam kerja
 memberikan upah sebelum kering keringatnya.
8. Geriatric (Kesehatan manula)
 Geriatri merupakan salah satu cabang ilmu kedokteran
moderen.
 Kedokteran Islam sebenarnya yang pertama kali
mempromosikannya.
 Banyak ayat-ayat Al Qur’an dan sunnah yang
memerintahkan agar memelihara ayah, ibu, nenek dan
orang-orang yang telah lanjut usianya atau yang
seumur dengannya (jompo), menghormat kekurangan
mereka, sabar terhadap mereka terlebih-lebih dalam
keadaan sakit.
 Orang pertama yang menulis ini adalah Ibnu Sina
dalam karnyanya “Al Qanun” dalam sub bab “Thibul
Musinin was Syuyukh” (pemeliharaan orang-orang
lanjut usia dan orang jompo).
9. Maternal and child health
(Kesehatan ibu dan anak)
 Pemeliharaan kesehatan ibu secara umum, ibu yang
sedang hamil atau yang sedang menyusui khususnya,
tidak membebani dengan tugas-tugas yang berat
sebagaimana laki-laki dan tidak memberi tugas
berperang di medan laga.
 Islam menganggap bahwa menyusui anak merupakan
bagian dari perjuangan dan sama halnya dengan jihad
kaum pria, sedangkan mati ketika sedang masa itu
sama dengan orang yang syahid di medan
pertempuran.
 Demi kesehatan anak dan untuk menjarangkan
kelahiran, biasanya menyusui dilakukan sepanjang
dua tahun penuh.
Larangan Agama Terkait Kesehatan
(CONTOH)

 Keharaman memakan daging babi, darah


segar, bangkai dan minum arak
 Keharaman memelihara anjing
 Keharaman zina dan homoseksual
 Keharaman hubungan seksual masa
menstruasi
 Keharaman narkotik dan merokok
 Yang diharamkan karena se-susuan
PUSTAKA
 Aly, Abdullah; Shobron, Sudarno, 1997, Studi Islam 3, Serial Al
Islam dan Kemuhammadiyahan, Lembaga Studi Islam,
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Hal: 147-179
 Hasan Kasule, Omar, 2008, Kuliah Kedokteran Islam, FOKI,
Yogyakarta. Hal: 243-245
 Su’dan, R.H., 1997, Al Qu’an dan Panduan Kesehatan
Masyarakat, PT. Dana Bhakti Prima Yasa, Yogykarta. Hal: 10-22.
 Syauqi Al Fanjari, Ahmad, 1996, Nilai-Nilai Kesehatan dalam
Syari’at Islam, Bumi Aksara, Jakarta.
 Shihab, M. Quraish, Wawasan Al-Qur'an tentang Kesehatan
(Suplemen) dalam
http://media.isnet.org/islam/Quraish/Wawasan/Kesehatan1.html
Doa Penutup
Alhamdulillahi
Rabbil- ‘Alamin

Wassalamu’alaikum
Wr. Wb.

Anda mungkin juga menyukai