(Brown, 1998)
Patofisiologi
Patogenesis acne meliputi empat factor yaitu:
a. Hiperproliferasi epidermis folikular sehingga terjadi sumbatan
folikel
b. Produksi sebum berlebihan
c. Inflamasi
d. Aktivitas Propionibacterium acnes.
(Dipiro,2015).
- Faktor kejiwaan (psikis)
Pada banyak kasus timbulnya
Faktor Resiko jerawat diduga ada hubungannya
dengan stress, namun masih perlu
penelitian lebih lanjut (Badan POM,
- Keturunan 2009).
Faktor keturunan sangat
berpengaruh pada besar aktivitas - Keseimbangan Hormon
kelenjar sebasea. 60% penderita
jerawat terdapat riwayat jerawat
pada orang tuanya (Tjekyan, 2008).
- Infeksi Mikroba
Terutama bakteri Propionibacterium
acne (Badan POM, 2009).
- Faktor ras
Orang kulit putih lebih banyak
menderita jerawat daripada kulit
berwarna (Badan POM, 2009)
- Kebersihan
Faktor Resiko • - Makanan
Makanan tinggi karbohidrat dan
banyak mengandung lemak, dapat
memperberat gejala klinis dan
- Faktor Lingkungan mempermudah kambuhnya jerawat.
Faktor lingkungan seperti daerah Lemak dalam makanan dapat
(tropis/subtropis), iklim dan musim. mempertinggi kadar komposisi sebum
Misalnya pada cuaca panas di daerah (Badan POM, 2009).
tropis, aktivitas kelenjar sebasea
bertambah, sehingga kemungkinan
untuk timbul jerawat lebih besar. Pada
keadaan lembab dan suhu tinggi di
beberapa daerah tropis dapat
memudahkan kambuhnya jerawat(
Badan POM, 2009).
- Faktor trauma
Akibat gangguan mekanik seperti
gesekan, tekanan, peregangan dan
cubitan pada kulit akan menyebabkan
jerawat menjadi lebih parah ( Badan
POM, 2009).
Obat yang dapat memicu jerawat
Daftar Pustaka
Badan POM RI . 2009. Majalah Tahun Vol. IV/No.10, JULI 2009. Available at
http://perpustakaan.pom.go.id/KoleksiLainnya/Buletin%20Naturalkos/0109.pdf ( diakses
tanggal 3 Mei 2018).
Brown, et al, 1998. Acne Vulgaris, State University of New York Health Science Center.
Available at:
http://cks.library.nhs.uk/acces?catalog=login&returnur1=http%3a2f%2fcs.library.nhs.uk%2fa
cnevulgaris%2fevidence%2freference [ Diakses pada 3 Mei 2018].