SCABIES
Scabies
• Scabies merupakan masalah kesehatan masyarakat yang mendunia.
• Penyakit ini mengenai semua kelompok usia, ras dan sosial-ekonomi.
• Estimasi kasus mencapai 300 juta di seluruh dunia.
• Kepadatan penduduk, keterlambatan diagnosis dan terapi, edukasi publik yang
kurang menyebabkan masalah scabies di negara industri dan negara berkembang.
• Prevalensi meningkat pada anak-anak dan individu yang aktif seksual.
• Penderita gangguan sensori seperti penderita morbus hansen dan imunodefisiensi
karena kondisi post transplantasi, HIV-AIDS, usia tua lebih rentan terkena
scabies.Populasi tersebut menunjukkan lesi atipikal dan sering salah diagnosis.
LAPORAN
KASUS
• Identitas Pasien
• Nama : NF
• Umur : 18 tahun
• Jenis kelamin : Perempuan
• Alamat : Banda Aceh
• Pekerjaan : Pelajar
• Tanggal pemeriksaan : 23 April 2018
Timbul bintik gatal pada tangan dan sela jari sejak 2 bulan yang lalu
Pasien datang ke poliklinik kesehatan kulit dan kelamin RSUD Meuraxa
diantar oleh ibunya dengan keluhan gatal-gatal pada tangan, dan sela jari.
Keluhan dirasakan sejak 2 bulan yang lalu. Gatal dirasakan memberat saat
malam, pasien mengaku menggaruk bagian yang gatal hingga luka. Pasien
juga mengaku seminggu terakhir gatal yang digaruk mengeluarkan nanah.
Nadi : 78 x/menit
RR : 19 x/ menit
• Lokasi : Regio dorsales digitorum dextra et sinistra, dorsum
manus dextra et sinistra, Regio antebrachii anterior
et posterior.
Medikamentosa
Pengobatan topikal :
• Permetrin 5% diolesi seluruh tubuh pada malam hari sebelum tidur mulai dari
belakang telinga sampai seluruh tubuh kecuali wajah dan kepala, kemudian mandi
di pagi hari diulang setelah satu pekan
• Gentamicin dioleskan pada bagian yang bernanah
Pengobatan sistemik :
• Cefixime 2x200mg selama 3-5 hari
• Citirizine 1x10mg (malam)
Quo ad Vitam : Dubia ad Bonam
Sinonim
The itch, gudik, budukan, gatal agogo
• Sekitar 300 juta kasus dilaporkan di seluruh dunia setiap tahun.
• Angka prevalensi untuk skabies di negara berkembang lebih tinggi dari
negara-negara industri. Tingkat prevalensi keseluruhan adalah 31%.
• Bencana alam, perang, dan kemiskinan menyebabkan kepadatan
penduduk berlebih meningkatkan penularan.
• Di negara-negara industri, epidemi skabies terjadi terutama di tempat
institusional, seperti penjara, dan di fasilitas perawatan jangka panjang,
termasuk rumah sakit dan panti jompo.
• Scabies terjadi lebih banyak umumnya di musim gugur dan musim dingin.
Sarcoptes scabei termasuk dalam:
-filum Arthropoda
-kelas Arachnida
-ordo Ackarima
-super famili Sarcoptes.
Pada manusia disebut Sarcoptes scabei
var. hominis. Sarcoptes scabei yang lain,
misalnya pada kambing dan babi. Secara
morfologik merupakan tungau kecil,
berbentuk oval, punggungnya cembung dan
bagian perutnya rata. Tungau ini translusen,
berwarna putih kotor dan tidak bermata.
Pruritus nokturna,
Penyakit ini menyerang manusia
secara kelompok,
Adanya terowongan (kunikulus)
pada tempat-tempat predileksi yang
berwarna putih atau keabu-abuan.
Menemukan tungau
Eflorosensinya berupa papula atau vesikel dimana puncaknya terdapat
gambaran yang sebenarnya merupakan lorong-lorong rumah sarcoptes
yang biasanya disebut dengan istilah burrows atau kunikulus. Kunikulus
ini pada pemeriksaan fisik kadang tidak terlihat (tidak ditemukan) karena
sudah hilang akibat garukan kronis. Jika terjadi infeksi sekunder, kunikilus
ini dapat menjadi pustula.
Gatal yang terjadi disebabkan oleh sensitisasi terhadap sekreta dan eksreta
tungau yang memerlukan waktu kira-kira sebulan. Dengan garukan dapat timbul
erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.
kelainan oleh skabies pada daerah axilla (sekitar ketiak), glutea (sekitar bokong), dan pada genetalia (penis dan scrotum).
1. Kontak langsung dengan penderitanya.