Hasnita (G152170271) Urwawuska Ladini (G152170111) Pantry Elastic (G551170111) Shelen Luciana (G551170141) LATAR BELAKANG
Rendahnya tingkat komitmen para karyawan di
organisasi yang mengakibatkan terjadinya turover karyawan. Budaya patriakal dan kolektivitas di Indonesia Perempuan Asia Tenggara semakin mempunyai peran penting dalam Bank Sentral (Liputan6, 15 Februari 2017) Tantangan mengenai kualitas jasa perbankan. Tujuan
Mengetahui peran dan posisi laki-laki dan perempuan di
dunia kerja perbankan Gender
Peran serta perilaku masyarakat melalui proses sosialisasi
yang berhubungan dengan jenis kelamin perempuan dan laki-laki. Kategori sosial yang sangat menentukan jalan hidup seseorang dan partisipasinya dalam masyarakat dan ekonomi. Usia
Menurut banyak model karir, individu mungkin melihat karir mereka
secara berbeda tergantung pada dimana mereka berada pada tahapan karir terkait usia (Viega, 1983). Semakin besar prioritas seseorang pada keluarga mereka, dengan semakin bertambahnya usia, kepuasan karir dari individu yang lebih tua kemungkinan menjadi semakin negatif dipengaruhi oleh Konflik Pekerjaan-Keluarga (KPK) maupun Konflik Keluarga- Pekerjaan (KKP) dibandingkan dengan para individu yang lebih muda. Status Pernikahan
Individu yang menikah diperkirakan memiliki tingkat konflik
pekerjaan dan keluarga yang lebih tinggi dibandingkan mereka yang belum menikah. Tingkat konflik pekerjaan dan keluarga yang dialami individu potensial menumbuhkan stres dan ketidaknyamanan kerja. Individu yang menikah, juga memiliki intensi keluar atau turnover lebih tinggi. Konflik Pekerjaan-Keluarga (KPK)
KPK menunjukkan gangguan yang dipersepsikan karyawan dari
aktivitas-aktivitas yang terkait dengan kerja ke dalam pemenuhan tanggungjawab keluarga (Netemeyer, Boles and McMurrian, 1996). Dipengaruhi oleh keterikatan atau kelekatan karyawan pada pekerjaan mereka. Para karyawan yang terikat kuat dengan pekerjaan mungkin menghabiskan lebih banyak waktu dan energi pada pekerjaan mereka, yang dapat mengganggu kerja terhadap kehidupan keluarga para karyawan. Konflik Keluarga-Pekerjaan (KKP)
KKP adalah konflik antar peran dimana tuntutan waktu dicurahkan
untuk/ dan ketegangan yang diciptakan oleh keluarga yang dipersepsikan oleh para karyawan mengganggu tanggung jawab terkait pekerjaan. Status sosial sangat mungkin terbentuk karena keberhasilan seseorang di pekerjaan mereka, sehingga KPK bisa dipersepsikan positif. Sebaliknya, KKP bisa mengancam kesuksesan karir seseorang dan oleh karenanya maka harus ditekan serendah mungkin Intensi Keluar
Intensi keluar mencakup intensi, keinginan dan rencara karyawan
untuk meninggalkan organisasi. Turnover sukarela merupakan tindakan yang diinisiasi oleh karyawan untuk meninggalkan organisasi. Para karyawan dengan tingkat intensi keluar yang tinggi akan lebih mungkin untuk meninggalkan organisasi mereka dibanding dengan mereka dengan tingkat intensi keluar yang rendah. Kualitas Perbankan
Berdasarakan perspektif manajemen, peran dan keterlibatan
karyawan bank dalam memberikan layanan sangat penting untuk mewujudkan layanan yang unggul. Diperlukan juga sinkronisasi antara persepsi kualitas jasa oleh karyawan bank dengan nasabah bank supaya tidak terjadi kesenjangan. Persepsi terhadap kualitas jasa juga dipengaruhi oleh jenis kelamin. Posisi dan Peran Perempuan dan Laki-laki dalam Perbankan
Fronliner, mempunyai peran dalam memberikan pelayanan langsung dan
informasi produk kepada nasabah. Umumnya, perempuan lebih mendominasi dalam posisi ini. Back office, umumnya berperan dalam bank yang bersifat administrative, baik berhubungan langsung dengan nasabah maupun tidak. Perbedaan gender pada posiis ini tidak terlalu mencolok, disesuaikan dengan kebutuhan bidang pekerjaan yang terkait. Marketing, mencari nasabah baru. Peran laki-laki dan perempuan dibutuhkan, karena membutuhkan tenaga ekstra dalam mencari target nasabah, sedangkan perempuan lebih cenderung persuasif dan mampu mengidentifikasi kebutuhan calon nasabah. Masalah Gender dengan KPK, KKP, dan Intensi Keluar
Bagi pegawai perempuan di perbankan, akan lebih rentan
menghadapi KKP, hal ini perempuan yang sudah menikah akan mempunyai keterikatan yang tinggi pada keluarga karena perannya dalam keluarga. Selain itu, juga mendorong intensi keluar. Laki-laki yang perannya lebih melekat pada pekerjaan mereka, mereka cenderung akan menghadapi KPK, namun hal ini tidak selalu dipersepsikan negatif, sebab status sosial sangat mungkin terbentuk karena keberhasilan seseorang di pekerjaan mereka. Kesimpulan
Umumnya, perempuan lebih mendominasi posisi dan peran dalam
pekerjaan di perbankan, karena perempuan cenderung lebih detail, persuasif, dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan. Bila dikaitkan dengan status pernikahan, perempuan yang sudah menikah akan lebih rentan menghadapi KKP karena perannya lebih melekat pada keluarga, dibandingkan laki-laki bahkan berpengaruh terhadap intensi keluar/ turnover. Saran
Diharapkan manajer bank dapat membangun kebijakan-kebijakan
dalam bidang sumberdaya manusianya yang merefleksikan isu-isu demografik, seperti usia, jenis kelamin, dan status pernikahan dalam hubungannya dengan konflik pekerjaan dan keluarga dan intensi keluar. Sekian