Anda di halaman 1dari 8

SINDROM TRAUMA PERKOSA

DISUSUN OLEH :
 MUHAMMAD ALI RAVSANJANI LOJI
 PIPIT TARMINI
 JEKSON HELAKOMBO
 NURAISYAH SIMORANGKIR

UNIVERSITAS CENDERAWASIH
FAKULTAS KEDOKTERAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
DEFINISI
Respon maladaptive secara terus – menerus terhadap penetrasi seksual yang dipaksakan atau dengan
tindakan kekerasan yang berlawanan dengan keinginan dan persetujuan korban.

DS DO
 Marah
 Ansietas
 Konfusi  Agresi
 Malu  Agitasi
 Ketakutan  Perubahan dalam hubungan
 Rasa bersalah  Menyangkal
 Merasa di permalukan  Ketegangan
 Kehilangan harga diri  Depresi
 Perubahan alam perasaan  Disorganisasi
 Ketegangan atau spasme otot  Gangguan disosial
 Mimpi buruk atau gangguan tidur  Tidak ada harapan
 Ketidak berdayaan
 Menyalahkan diri sendiri
 Rasa malu
 Faktor yang Berhubungan
 Perkosaan ( respon biopsikososial pasien terhadap kejadian)

 Alternative Diagnosa yang disarankan


 Sindrom trauma perkosa : reaksi complex
 Sindrom trauma perkosa : reaksi diam
NOC : KOPING
Definisi:
Tindakan pribadi untuk mengelola stress yang membebani kemampuan
individu
SKALA TARGET OUTCOME: Dipertahankan pada Ditingkatkan ke

SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5


- Mengidentifikasi pola koping yang efektif
- Mengidentifikasi pola koping yang tidak efektif
- Menyatakan perasaan akan control diri
- Melaporkan pengurangan stress
- Menyatakan penerimaan terhadap situasi
- Modifikasi gaya hidup untuk mengurangi stress
- Menghindari situasi stress yang terlalu banyak
- Menggunakan strategi koping yang efektif
- Mengidentifikasi beberapa strategi koping yang
efektif Indikator
- Adaptasi perubahan hidup 1 = Tidak pernah menunjukkan
- Mendapatkan bantuan dari professional 2 = Jarang menunjukkan
kesehatan 3 = Kadang- kadang menunjukkan
- Melaporkan penurunan gejala fisik akibat stress 4 = Sering menunjukkan
- Melaporkan penurunan perasaan negative 5 = Secara konsisten menunjukkan
- Melaporkan peningkatan kenyamanan psikologis
NOC : PEMULIHAN TERHADAP KEKERASAAN : SEKSUAL

Definisi: Tingkat penyembuhan trauma fisik dan psikologis akibat kekerasan atau
eksploitasi seksual
SKALA TARGET OUTCOME: Dipertahankan pada Ditingkatkan ke
SKALA OUTCOME KESELURUHAN 1 2 3 4 5
- Mengenali hak untuk membuka situasi terhadap
kekerasan ( yang dialami)
- Penyembuhan trauma fisik
- Advokasi diri
- Perasaan mampu memberdayakan diri
- Ekspresi adanya harapan
- Eksipresi kenyamanan terhadap identitas jenis kelamin
- Ekspresi kenyamanan terhadap orientasi seksual
- Penyampaian lisan terhadap informasi yang akurat Indikator
tentang fungsi seksual 1 = Tidak Ada
- Resolusi perasaan tentang kekerasan (yang dialami) 2 = Terbatas
3 = Sedang
4 = Besar
5 = Sangat Besar
NIC
 Dukungan perlindungan penganiayaan
 Dukungan perlindungan penganiayaan : Pasangan rumah tangga
 Dukungan perlindungan penganiayaan : Anak
 Dukungan perlindungan penganiayaan : Lanjut usia
 Manajemen perilaku seksual
 Konseling
 Skrining kesehatan
 Pengobatan trauma perkosaan
 Identifikasi resiko
 Konseling seksual
 Terapi kelompok
 Terapi trauma : Anak
KONSELING : DEFINISI DAN AKTIVITAS
DEFINISI :
• Penggunaan proses membantu interaktif yang berfokus pada kebutuhan, masalah atau perasaan kliendan SO untuk
meningkatkan atau mendukung koping,penyelesaian masalah dan hubungan interpersonal
AKTIVITAS :
 Bangun hubungan terapeutik yang didasarkan pada rasa saling percaya dan saling menghormati
 Tunjukan empati, kehangatan dan ketulusan
 Tetapkan lama hubungan konseling
 Tetapkan tujuan – tujuan
 Sediakan privasi dan berikan jaminan kerahasiaan
 Dukung ekspresi perasaan klien
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi masalah atau situasi yang menyebabkan distress
 Bantu pasien untuk membuat daftar dan memprerioritaskan kemungkinan alternative (penyelesaian) masalah
 Tentukan bagaimana perilaku keluarga mempengaruhi pasien
 Sampaikan secara verbal perbedaan antara perasaan pasien dan perilakunya
 Gunakan alat pengkajian
 Tunjukan aspek – aspek tertentu dari pengelaman seseorang yang mendukung ketulusan dan rasa percaya, dengan yang
tepat
 Bantu pasien untuk mengidentifikasi kekuatan dan menguatkan hal tersebut
 Jangan mendukung pembuatan keputusan pada saat pasien berada dalam kondisi stress berat, jika memungkinkan.
PERAWATAN TRAUMA PERKOSA
DEFINISI :
• Penyediaan dukungan emosi dan fisik segera setelah adanya laporan perkosaan
AKTIVITAS :
 Berikan dukungan berupa personel yang berada di sisi klien
 Jelaskan prosedur hokum yang tersedia bagi klien
 Jelaskan prosedur standar perawatan untuk kasus perkosaan dan dapatkan persetujuan klien untuk prosedur tersebut
 Dokumentasikan apakah klien sudah menyiram, membilas atau mandi setelah kejadian (perkosaan) .
 Dokumentasikan keadaan mental atau fisik (pakaian, lumpur dan pecahan batu), riwayat kejadian, bukti kekerasan dan
riwayat ginekologi sebelumnya
 Pertimbangkan akan adanya luka sayat , lebam, perdarahan , laserasi,atau tanda injuri fisik lainnya.
 Implementasikan prosedur standar kasus perkosaan( misalnya, memberi label dan menyimpan pakaian yang di lumuri
tanah,sekresi vagina dan rambut vagina)
 Amankan sampel sebagai bukti legal
 Implementasikan konseling intervensi krisis
 Berikan obat – obatan untuk mencegah kehamilan secara tepat
 Berikan instruksi jelas dan tertulis mengenai penggunaan obat layanan dukungan krisis dan dukungan hokum
 Rujukan klien pada program pendampingan korban perkosaan
 Dokumentasikan sesuai dengan standar prosedur

Anda mungkin juga menyukai