Anda di halaman 1dari 53

kista

Erwid fatchur R
Dep.Bedah Mulut dan maksilofasial
FKG UNISSULA
defenisi
• Kramer (1974) mendefenisikan sebagai
rongga patologis berisi cairan, semicair
atau seperti gas yang bukan terbentuk oleh
akumulasi pus
• Kista didefenisikan sebagai radiolusensi
yg biasanya berisi cairan dan mempunyai
tepi. Tepi biasanya epitel dental atau non
dental origin
( Moore UJ,2001)
• Kebanyakan kista dibatasi oleh epitel
• Kista jaringan mulut dan maksilofasial yang tidak dibatasi oleh epitel antara
lain mucous extravasation cyst dari kelenjar saliva, aneurysmal bone cyst and
the solitary bone cyst
• Rongga patologis yang tidak dibatasi epitel disebut pseudocyst
Cysts and tumors have some things in common: 6. Some cysts and tumors are radiographically
similar and microscopic diagnosis may be
1. They occupy space and may displace or replace
required to make the diagnosis.
normal tissues.
7. All cysts have a central lumen as illustrated
2. They may resorb adjacent teeth or push the in
teeth out of their normal alignment. Figure 1.
3. They may cause expansion of the bone, usually
painless expansion.
4. They may compress nerves and cause numbness
5. Although they may occupy the same space as
teeth, cysts generally do not interrupt the blood
supply to teeth so tooth vitality is unaffected.
This is also true of most tumors.
klasifikasi
• (Moore UJ,2001) mengklasifikasikan kista menjadi 3 bagian besar:

I Cysts of the jaws


II Cysts associated with the maxillary antrum
III Cysts of the soft tissues of the mouth, face, neck and salivary glands
• Kista pada rahang terbagi menjadi:
A Epithelial lined
B Not epithelial lined
• Kista epithelial-lined cysts terdiri dari:
1 Developmental origin
2 Inflammatory origin
• Kista developmental origin terdiri dari
(a) Odontogenic, berasal dari jaringan odontogenik
(b) Non-odontogenic, kista berasal dari ektoderm yang terlibat dalam
perkembangan jaringan wajah
• A Epithelial-lined cysts 2 Inflammatory origin
1 Developmental origin i Radicular cyst, apical and lateral
(a) Odontogenic ii Residual cyst
i Gingival cyst of infants iii Paradental cyst and juvenile paradental cyst
ii Odontogenic keratocyst iv Inflammatory collateral cyst
iii Dentigerous cyst
iv Eruption cyst
v Gingival cyst of adults
vi Developmental lateral periodontal cyst
vii Botryoid odontogenic cyst
viii Glandular odontogenic cyst
ix Calcifying odontogenic cyst
(b) Non-odontogenic
i Midpalatal raphé cyst
ii Nasopalatine duct cyst, globulomaksilaris cyst
iii Nasolabial cyst,
III Cysts of the soft tissues of the mouth, face
and neck
1 Dermoid and epidermoid cysts
2 Lymphoepithelial (branchial) cyst
3 Thyroglossal duct cyst
4 Anterior median lingual cyst (intralingual cyst of
B Non-epithelial-lined cysts foregut origin)
1 Solitary bone cyst 5 Oral cysts with gastric or intestinal epithelium (oral
2 Aneurysmal bone cyst alimentary tract cyst)
II Cysts associated with the maxillary antrum 6 Cystic hygroma
1 Mucocele 7 Nasopharyngeal cyst
2 Retention cyst 8 Thymic cyst
3 Pseudocyst 9 Cysts of the salivary glands: mucous extravasation
4 Postoperative maxillary cys cyst; mucous retention cyst; ranula; polycystic (dysgenetic)
disease of the parotid
10 Parasitic cysts: hydatid cyst; Cysticercus cellulosae;
trichinosis
Klasifikasi kista odontogenik
Developmental Inflammatory
 Dentigerous cyst  Periapical (radicular cyst)
 Eruption cyst  Residual periapical (radicular cyst)
 Odontogenic keratocyst  Buccal bifurcation cyst
 Orthokeratinized odontogenic cyst
 Gingival (alveolar cyst of the newborn)
 Gingival cyst of the adult
 Lateral periodontal cyst
 Calcifying odontogenic cyst
 Glandular odontogenic cyst
Proses patogenesis kista radikuler
(Shear 2007)
• Fase Inisiasi

• Fase Pembentukan

• Fase Pembesaran
Fase Inisiasi
produk iritan berupa endotoksin dari bakteri

menyebar dan merangsang

host cell (fibroblast, granulosit, makrofag, dan limfosit) akan mensekresi


proinflammatory cytokines (IL-1, IL-6, IL-8, dan TNF- α), mediator inflamasi
(prostaglandin), dan growth factor (EGF, KGF, TGF- α , FGF dan HGF) untuk
mengeliminasi bakteri.

Kolaborasi dari mediator inflamasi, proinflammatory cytokine dan growth factor akan
memicu sel embrionik/epithel mallazez/gland of seres dst
Fase Formasi/pembentukan
sel embrionik dalam kanalis insisivus=endoplasmic reticulum, free ribosomes, dan high nuclear-
cytoplasmic ratio rough
(merupakan sel yang stabil dan diam dalam fase G0)

extracellular signal atau mitogen seperti


mediator inflamasi dan growth factor

fase G1
mensintesis RNA dan protein

fase S
mensintesis DNA dan kromosom untuk masuk dan akhirnya

fase M (mitosis)
Fase Pembesaran Kista
massa semakin membesar

sel bagian tengah massa terletak semakin jauh dari pembuluh darah sehingga mengakibatkan suplai
nutrisi terhambat

Nekrosis  ruangan di tengah massa akan menjadi suatu lumen.


peningkatan tekanan hidrostatik di dalam lumen kista

sehingga untuk menyeimbangkan tekanan akan terjadi proses transudasi dimana cairan dari luar kista bisa
masuk ke lumen yang akan mengakibatkan ukuran kista semakin besar
Gambaran klinis

Gambaran umum:
• Bengkak
• tidak sakit kecuali terinfeksi sekunder yang diakibatkan oleh gigi non vital/
gigi yang sudah dicabut (M3)
lokasi
• Kista dapat terpusat pada berbagai lokasi di maksila dan
mandibula, tetapi jarang pada kondilus atau prosesus koronoid
• Pada mandibula dapat terjadi di atas NAI
• Kista odontogenik dan beberapa kista non odontogenik dapat
terjadi pada sinus maksila
perifer
• Kista sentral biasanya mempunyai bagian pinggir berbatas jelas
kortikal (bentuk hampir sama, tipis berbatas radiopak)
• Kecuali terinfeksi sekunder
• Atau tahap kronis dapat mengubah gambaran radiopak
BENTUK

• KISTA biasanya berbentuk bulat atau oval menyerupai balon


• Beberapa kista berbatas scallop
Struktur Internal
• Kista pada umumnya radiolusen
• Tetapi kista yang sudah lama dapat mengalami kalsifikasi
distrofik, yg memberi gambaran internal seperti sparse
• Beberapa kista mempunyai septum, yang mempunyai multipel
lokulasi yg terpisah dari dinding tulang.
• Kista yg mempunyai pinggir scalloped terlihat mempunyai septum
internal
Akibat Pada Struktur Sekitar
Kista berkembang lambat
Kadang2 pergeseran/resorpsi gigi
Area resorpsi berbentuk tajam dan melengkung
Kista ekspansi ke mandibula biasanya halus dan melengkung, permukaan
kortikal dan lingual berubah menjadi tipis
Kista dapat menggeser kanalis NAI ke inferior atau masuk ke dalam
sinus dengan lapisan tipis tulang memisahkan aspek internal kista dari sinus
A periapical film of a radicular cyst reveals a lesion
with a well-defined cortical boundary (arrows). Note that
the presence of the inferior cortex of the mandible has influenced the
circular shape of the cyst
The epicenter of this infected residual cyst is
above the inferior alveolar nerve canal and has displaced the
canal in an inferior direction (arrows). Note that the cortical
boundary is not continuous around the whole cyst
• Dentigerous cysts. A, A cyst surrounds
the crown of a third molar (arrows);
• note the resorption of the distal
root of the second molar (arrow)
(B). C, A cyst that involves
• the ramus of the mandible. D, A
dentigerous cyst that is expanding distally
from the involved third molar.
Buccal bifurcation cyst

Dentigerous cysts displacing teeth. A, The third molar has been displaced to
the inferior cortex. B, The second molar has been displaced into the ramus by a cyst associated with
the first molar. Axial (C) and coronal (D) CT images using bone algorithm reveal a maxillary third
molar displaced into the space occupied by the maxillary antrum
OKC occupying most of the right mandibular
ramus.
Lateral periodontal cyst Note the well-defined,
corticated periphery cysts in the mandibular premolar
region.
A and B, A calcifying odontogenic cyst related
to the lateral incisor. Note the well-defined,
corticated border, internal calcifications, and
resorption of part of the root of the central
incisor
Cystlike Lesions
Simple Bone Cyst
• A and B, An SBC extending from the
first bicuspid posteriorly to the base of
the ramus and occupying most of the
mandible.
• Considering the extent of the lesion,
very little expansion of the buccal or
lingual cortical plates
• has occurred, as can be seen in the
axial CT image (B) using bone
algorithm
Aneurysmal Bone Cyst

Radiograph of an aneurysmal bone cyst involving


the angle and ascending ramus of the mandible. There is a
ballooning expansion of the cortex. (By courtesy of Professor E.
Raubenheimer
Perawatan Bedah Kista
• perawatan kista pada rahang terdiri 4 metode dasar:
1. Enukleasi
2. Marsupialisasi
3. Kombinasi marsupialisasi dan
enukleasi
4. Enukleasi dengan kuretase
1. enukleasi
• Indikasi
Terapi pilihan untuk pengangkatan kista yakni kista yang dapat
diangkat dengan aman tanpa merusak struktur sekitar
• Keuntungan
1. Pemeriksaan patologis seluruh kista dapat dilakukan
2. Initial excisional biopsy merupakan perawatan yang tepat untuk
kista
3. Pasien tidak harus merawat rongga marsupial dengan irigasi terus
menerus
4. Jika akses mukoperiosteal flap sembuh, pasien tidak terganggu
oleh rongga kistik
kerugian
• Jika pada keadaan tertentu mempunyai indikasi marsupialisasi,
enukleasi bisa merugikan
merusak jaringan normal
Menyebabkan fraktur rahang
Devitalisasi gigi
Gigi impaksi yang terlibat dapat tercabut
2. Marsupialisasi
• Sebagai preliminary management sebelum dilakukan enukleasi
• Bagian yang diambil adalah untuk menciptakan window
• Bagian sisa berada insitu
• Tujuan:
mengurangi tekanan intracystic
Shrinkage kista
Bony fill
Indikasi
faktor-faktor yg harus dipertimbangkan sebelum dilakukan
marsupialisasi
1. Banyaknya cedera jaringan
enukleasi menyebabkan oronasal atau oroantral fistula,
merusak struktur neurovaskular
2. Akses pembedahan
akses pengambilan seluruh kista sulit
3. Terlibat dalam erupsi gigi
gigi dibutuhkan tumbuh pada rahang (mis, dentygerous cyst)
4. Luas pembedahan
pasien unhealthy dan debilitater dapat merasa nyaman
5. Ukuran kista
kista yang sangat besar dapat menyebabkan fraktur rahang
keuntungan
• Prosedur sederhana
• Dapat menghindari struktur vital dari kerusakan
kerugian
• Jaringan patologis insitu tidak termasuk dalam pemeriksaan
• Pasien tidak nyaman
• Rongga kista harus selalu dibersihkan mencegah infeksi
• Irigasi rongga kista beberapa kali sehari selama berbulan-bulan
teknik

• Profilaksis sistemik antibiotik


• Anestesi
• Aspirasi
• Inisial insisi
tulang tipis window termasuk dlm pemeriksaan
patologis
tulang tebal tulang dibuang, kista diambil dan
diperiksa patologis
• Irigasi
• Lapisan kista tebal ada akses lapisan luar window jahit ke
mukosa oral
• Kavitas diisi dgn strip yang diolesi antibiotik
• Dibiarkan 10-14 hari
• Setelah 2 minggu lapisan kista sembuh dengan mukosa oral
• Instruksi pasien menjaga kavitas tetap bersih
3. Enukleasi setelah marsupialisasi
• Sering dilakukan
• Setelah marsupialisasi berhasil, dilakukan tanpa
merusak struktur sekitar
• Kombinasi mengurangi morbiditas dan mempercepat
penyembuhan yg sempurna
indikasi
• Berdasarkan evaluasi secara umum
• Banyak jaringan yg rusak akibat enukleasi
• Terlibatnya gigi impacted atau tidak
• Kondisi medis pasien
• Ukuran lesi
• Jika marsupialisasi tidak berhasil enukleasi
• Kavitas kista sulit dibersihkan
• Klinisi ingin memeriksa seluruh lesi secara histologis
keuntungan
• Tahap marsupialisasi prosedur mudah
• Tahap enukleasi seluruh lesi dapat diperiksa
• Penebalan lapisan kistik prosedur enukleasi sekunder lebih
mudah
kerugian
• Keseluruhan kista pada awalnya tidak diperiksa secara patologis
Tetapi
Enukleasi berikutnya dapat mendeteksi kondisi patologis yg belum
jelas
teknik
• Kista di marsupialisasi penyembuhan tulang
• Ukuran kista mengecil enukleasi sbg perawtan defenitif
• Setelah marsupialisasi kista mempunyai lapisan epitel
• Window dibuat pada kista yg menghubungkan epitel kavitas kista
dan mukosa oral
• Epitel tsb harus dilepas dari lapisan kistik
• Insisi ellips mengelilingi window sampai tulang yg sehat
• Kista dilepas dari window ke kavitas kistik
• Kista dienukleasi
• Jaringan lunak rongga mulut ditutup ke defek dan dijahit
• Jika tdk dapat ditutup sempurna, ditutup dgn strip dilapisi antibiotik
• Pack diganti berulang ulang sampai terbentuk jaringan granulasi
4. Enukleasi dengan kuretase
• Setelah enukleasi dilakukan curetase pada tulang atau dengan bur
1-2 mm
• Menghilangkan sel epitel sisa
• Sel-sel dapat berproliferasi menyebabkan rekurensi
indikasi
• Pengambilan odontogenic keratocyst
• Kista rekuren setelah dioperasi sebelumnya
keuntungan

• Jika enukleasi meninggalkan sisa epitel, kuretase


dapat melepaskannya sehingga mengurangi
kemugkinan rekurensi
kerugian
• Kuretase lebih destruktif ke tulang dan jaringan
sekitarnya
Mis; merusak neurovaskular ke pulpa
dekat apikal gigi
merusak neurovascular bundle
teknik
• Kista dienukleasi
• Struktur rongga tulang dilihat hubungannya dengan struktur sekitar
• Lapisan tulang 1-2 mm diambil dengan kuret tajam atau bur tulang,
sambil irigasi steril
• Dilakukan dengan sangat hari-hati untuk jika dekat dengan struktur
anatomi penting
• Kavitas dibersihkan dan ditutup
terimakasih

Anda mungkin juga menyukai