Anda di halaman 1dari 114

SELAMAT DATANG

PESERTA PELATIHAN
MKKG

Oleh : IRVAN YUVENDRA,ST


Nama Irvan Yuvendra,ST
TTL Solok,22-09-1989
Alamat Jl. Pisangan Baru
Selatan no7.
Jatinegara ,
Jakarta Timur
No. Tlp 021-
8566379
082123616113
JENJANG KOMPETENSI SDM K3
PENANGGULANGAN KEBAKARAN:
Kepmenaker 186/1999
AHLI MADYA K3
A PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
AHLI PRATAMA K3
B PENANGGULANGAN
KEBAKARAN

REGU KHUSUS
C PENANGGULANGAN
KEBAKARAN
PETUGAS
D PERAN
KEBAKARAN
5/24/2018 3
MANUSIA & BENCANA
- Bencana ada
disekitar kita
- Bencana datang
pada saat kita
terjaga atau saat
terlelap tidur
- Bencana datang tak
kenal waktu, usia,
jenis kelamin atau
jabatan
Ancaman Terhadap
Jiwa & Harta
Kebakaran

Ancaman Bom
Perang/Tawuran

Kec. Lalu lintas Gempa Bumi

Banjir
Kriminalitas

Kekeringan
INGAT !
Tidak ada pekerjaan / tugas
yang begitu mendesak dan
begitu pentingnya sehingga
boleh mempertaruhkan resiko
terhadap aset yang paling
berharga yaitu “Manusia”
Apa yang harus kita lakukan
?

KITA HARUS
PEDULI !
POS DAMKAR
TERDEKAT

Telepon dan
Website 85904 904
2. Teori Dasar Api
2.1. Fisika dan Kimia Api

2.1.1. Bentuk Visual Api


a. Api Menyala/Berkobar (Flaming Fire)

Nyala api:
Gas hasil akhir reaksi pembakaran yang
memancarkan energi panas dan cahaya.
Warna dari nyala api tergantung dari
bahan- bahan yang terbakar.
b. Api Membara (Glowing Fire)

Warna bara api pada permukaan benda


berhubungan dengan temperaturnya.
2.1.2. Kimia Api
Api adalah hasil akhir dari sejumlah reaksi kimiawi (pembakaran/oksidasi)
yang berunsurkan bahan bakar, oksigen dan panas.

Pembakaran: reaksi berantai yang menghasilkan energi panas yang cukup


untuk disebarkan kepada bahan bakar lainnya menjadi ikut terbakar.

Kebakaran adalah peristiwa pembakaran yang tidak terkendali &


menimbulkan kerugian.

API

Tidak Terkendali Kebakaran

- Tidak Terkendali
Pembakaran - Menimbulkan Kerugian
2.3. Segitiga Api

Panas Oksigen

- Tingkatan energi suatu - Gas yang mendukung


bahan untuk terbakar prores pembakaran.
pada suhu bakarnya.
- Udara mengandung
21% oksigen

Bahan Bakar

Wujud Bahan

Padat Cair Gas


PROSES TERJADINYA API
(TETRAHEDRON OF FIRE)

UDARA OKSIGEN > 13 %

PANAS YANG
MELEBIHI TITIK
MATERIAL YG NYALA
DAPAT - Matahari
TERBAKAR - Listrik
- Gas - Kimia
- Cair - Mekanis
- Padat -- Nuklir
2.5. Klasifikasi Jenis Kebakaran

Kebakaran Kelas Kebakaran Kelas

Kebakaran bahan biasa Kebakaran bahan cairan


yang mudah terbakar yang mudah terbakar

Kayu, kertas, kain, plastik & Minyak bumi, bensin, gas,


termasuk tumbuhan kering lemak dan sejenisnya.

Kebakaran Kelas Kebakaran Kelas

Kebakaran listrik (hubung Kebakaran dari bahan


singkat, kebocoran listrik) mengandung logam

Peralatan Listrik termasuk Zeng, Magnesium,


peralatan elektronik Potasium, Aluminium,
Sodium & lain-lain.
2.6. Metoda Umum Pemadaman Kebakaran

b. Pemindahan Bahan
Mengurangi / menghilangkan
kontak langsung antara benda
yang dapat terbakar dengan
a. Pendinginan sumber panas. c. Pembatasan
Menyerap kalor/ panas Oksigen
sehingga peningkatan Menghalangi kontak
panas menjadi Metoda langsung antara benda
terganggu akibatnya Pemadaman terbakar dengan oksigen
temperatur penyulutan
tidak tercapai. Alat & bahan: selimut
Bahan pendingin d. Pemutusan Reaksi atau kain basah,
umum adalah air Memutus rantai reaksi pembakaran pasir dan busa
hingga reaksi yang diperlukan
untuk pembakaran lanjut terputus.

Alat & bahan:


dalam bentuk Gas seperti CO
Kapan Api dapat dipadamkan ?

oC
Api Membesar
600 0C – 1000 0C

Kebakaran Benda
Cair & Gas
Kebakaran
Benda Padat

3 10 Waktu (menit)
2.4. Tahap Pengembangan Api Dalam Ruangan
Perkembangan api yang terjadi dalam ruangan/bangunan dapat
dikenali melalui lima tahap yaitu:
A. Penyalaan
Api muncul dalam ruangan. Pengembangan
Api masih relatif kecil. Penuh

B. Pegembangan Awal Penyalaan


Api terus berkembang. Surut

SUHU
Serentak
Bahan bakar masih banyak.
Pengembangan
C. Penyalaan Serentak Awal
Tahap Flashover.
Seluruh materi terbakar.
Kebakaran sulit dikendalikan.
D. Pengembangan Penuh
Waktu
Ruangan beserta isinya terbakar
secara sempurna.
E. Surut
Seluruh materi terbakar habis, api
mulai padam.
ROLLOVER

 Gas-gas panas mencapai titik nyalanya


 Nyala api bergulung maju menyebrang langit-langit
FLASH OVER

 Penyalaan serentak pada semua benda yang mudah terbakar pada


ruangan tersebut
 Suhu panas tinggi terdapat dilantai hingga ceilling
POTENSI BACKDRAFT

 Api mulai mengecil karena oksigen mulai habis


 Suhu panas dalam ruangan sangat tinggi dan mencapai titik nyala
 Gas-gas panas memenuhi ruangan dan keadaan ruangan gelap
BACKDRAFT

Apabila oksigen masuk dengan tiba-tiba (karena kaca pecah, karena


pintu dibuka dan penyebab lainnya), maka terjadilah backdraft/menyala
yang disertai dengan ledakan hebat
TRANSFER PANAS :
KONDUKSI :
- PERAMBATAN PANAS MELALUI KOLOM BAJA MENUJU KE
BENDA-BENDA LAIN YANG MUDAH TERBAKAR

BAJA PANAS
RADIASI :
- PERAMBATAN PANAS MELALUI PANCARAN
(GELOMBANG PANAS) MERUPAKAN SALAH SATU SUMBER
PENYEBARAN API TERBESAR

BAJA PANAS
BAJA PANAS
KONVEKSI :
- PERAMBATAN PANAS MELALUI GELOMBANG UDARA
(PERGERAKAN UDARA PANAS NAIK KEATAS)
SUBSTANSI KONSEP
Sistem proteksi kebakaran total terdiri atas
– sistem proteksi aktif
– sistem proteksi pasif
– fire safety management

Sistem proteksi kebakaran harus diperhitungkan sejak


awal tahapan perencanaan bangunan
Penerapan standar dan pedoman teknis yang dilandasi
oleh jaminan keandalan kualitas
DASAR HUKUM
UNDANG UNDANG No. 28 Thn 2002 :
Bangunan Gedung;

UNDANG UNDANG NO 24 TAHUN 2007


Tentang Penanggulangan Bencana

PERDA DKI No.8/2008 Tentang Pencegahan dan


Penanggulangan Bahaya Kebakaran

Pergub DKI No. 143/2016 ttg Manajemen Keselamatan


Kebakaran Gedung dan Manajemen Keselamatan
Kebakaran Lingkungan
PERSYARATAN KESELAMATAN
BANGUNAN GEDUNG
• Kemampuan mendukung beban maksimum
Tentang BANGUNAN GEDUNG

(muatan hidup/mati maupun fenomena


alam)
U U No 28 Th 2002

• Pengendalian bahaya kebakaran


• Proteksi Pasif
• Proteksi Aktif dan sarana evakuasi
• Perlindungan ancaman bahaya petir
• Kesehatan meliputi penghawaan,
pencahayaan, sanitasi dan bahan
bangunan
PERDA DKI JAKARTA NO 8/2008

Bangunan gedung wajib dilengkapi :

 Sarana penyelamatan jiwa


 Akses pemadam kebakaran
 Sistem proteksi kebakaran
 Manajemen keselamatan
kebakaran Gedung (MKKG)
Manajemen Keselamatan
Kebakaran Gedung (MKKG)
PERGUB DKI JAKARTA NO. 143 TAHUN 2016

adalah bagian dari manajemen gedung


untuk mewujudkan keselamatan penghuni
bangunan gedung dari kebakaran dengan
mengupayakan kesiapan instalasi proteksi
kebakaran agar kinerjanya selalu baik dan
siap pakai.
MKKG MANAJEMEN KESELAMATAN KEBAKARAN GEDUNG

1. Pemilik, pengguna dan/ atau badan pengelola yang mengelola


bangunan gedung yang mempunyai potensi bahaya kebakaran
ringan atau sedang I dengan jumlah penghuni paling sedikit
500 (lima ratus) orang wajib membentuk MKKG.

2. MKKG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipimpin oleh


seorang Fire Safety Manager yang bertindak sebagai Kepala
MKKG dan ditunjuk oleh pemilik, pengguna dan/atau badan
pengelola bangunan gedung.

3. Fire Safety Manager sebagaimana dimaksud pada ayat (2),


harus memiliki sertifikat kompetensi yang diperoleh dari
lembaga sertifikasi profesi dan terdaftar di Dinas.

PERGUB DKI JAKARTA NO. 143 TAHUN 2016


MKKG Terdiri dari :
 tahapan program kerja;
 struktur organisasi;
 tugas dan fungsi;
 koordinasi;
 sarana dan prasarana;
 standar operasional prosedur dan RTDK;
 pelatihan dan simulasi evakuasi kebakaran; dan
 pengesahan
PERGUB DKI JAKARTA NO. 143 TAHUN 2016
Tahapan Program Kerja
MKKG

a. Sebelum terjadi kebakaran;


b. Saat terjadi kebakaran; dan
c. Setelah terjadi kebakaran.
TAHAPAN PROGRAM KERJA SEBELUM
TERJADI KEBAKARAN
PERGUB DKI JAKARTA NO. 143 TAHUN 2016 Pasal 8

a. menyusun rencana pemeliharaan dan perawatan peralatan


proteksi kebakaran dan sarana jalan keluar atau sarana
penyelamatan jiwa;
b. menyusun rencana dan melaksanakan latihan penanggulangan
kebakaran, termasuk di dalamnya simulasi dan gladi
evakuasi penghuni;
c. menyusun RDTK dan bencana lainnya;
d. merencanakan jadwal dan melaksanakan pemeriksaan
berkala serta perawatan proteksi kebakaran dan sarana
jalan keluar atau penyelamatan jiwa;
e. meningkatkan kompetensi personel MKKG dalam bidang
pencegahan dan penanggulangan kebakaran;
f. menyusun jadwal dan melaksanakan sosialisasi atau
penyuluhan pencegahan kebakaran kepada pengelola
maupun penghuni bangunan gedung; dan
g. melakukan koordinasi dengan Dinas.
TAHAPAN PROGRAM KERJA SAAT TERJADI
KEBAKARAN
PERGUB DKI JAKARTA NO. 143 TAHUN 2016 Pasal 8

a. melaksanakan upaya pemadaman kebakaran awal yang


terjadi pada bangunan gedung;
b. melaksanakan upaya evakuasi penghuni bangunan
gedung dan melakukan upaya pertolongan awal kepada
korban-korban akibat kebakaran dan/atau akibat
bencana lainnya;
c. melaporkan kejadian kebakaran kepada Dinas;
d. membantu dan/atau memfasilitasi petugas pemadam
kebakaran pada saat melaksanakan operasi pemadaman
kebakaran; dan
e. berkoordinasi dengan lembaga atau instansi terkait
sesuai kebutuhan.
TAHAPAN PROGRAM KERJA SETELAH
TERJADI KEBAKARAN
PERGUB DKI JAKARTA NO. 143 TAHUN 2016 Pasal 8

a. menyiapkan laporan kejadian kepada pimpinan tertinggi


manajemen gedung tentang kejadian kebakaran atau
bencana lain yang terjadi;
b. membantu dan/atau memfasilitasi petugas pemadam
kebakaran dalam menyiapkan laporan kebakaran dan
pemeriksaan penyebab kebakaran; dan
c. membantu dan/atau memfasilitasi petugas pemadam
kebakaran serta instansi terkait yang melakukan
penelitian bangunan gedung bersangkutan dalam rangka
rekonstruksi dan hal-hal lain yang diperlukan. Dinas.
SISTEM PROTEKSI PASIF
A. Bahan bangunan dan interior
– Klas mutu bahan
– Proteksi pada bahan
– Integrasi dengan sistem aktif
B. Ketahanan api
– Tipe konstruksi
– Tingkat ketahanan api
– Integrasi dengan sistem aktif
C. Kompartemenisasi
– Ukuran kompartemenisasi
– Pemisahan
– Integrasi dengan sistem aktif
D. Pelindung terhadap bukaan
– Lokasi bukaan yang dilindungi
– Sarana atau peralatan pelindung
– Integrasi dengan sistem aktif
SISTEM PROTEKSI AKTIF
Sistem deteksi & alarm kebakaran
Sistem sprinkler otomatis
Sistem hidran / pipa tegak dan slang
Alat pemadam api ringan
Sistem pemadam khusus
Sistem pengendalian asap
Sarana / peralatan bantu sistem aktif
Tim penyusun
• Harus melibatkan semua unsur manajemen, tetapi tidak terlalu banyak
orang

Muatan FEP
• Memuat uraian lengkap terintegrasi dalam manajemen secara menyeluruh
Keadaan darurat adalah situasi/kondisi/kejadian yang tidak normal
- Terjadi tiba-tiba
- Mengganggu kegiatan/organisasi/kumunitas
- Perlu penanggulangan segera

Keadaan darurat dapat berubah


menjadi bencana (disaster) yang
mengakibatkan banyak korban,
kerugian atau kerusakan
Bencana Alam (Natural hazard)
- Banjir
- Kekeringan
- Angin topan
- Gempa
- Petir
KegagalanTeknis (Technological Hazard)
- Pemadaman listrik
- Bendungan bobol
- Kebocoran nuklir
- Peristiwa Kebakaran/ledakan
- Kecelakaan kerja/lalulintas
- Pencemaran limbah
Huru hara
- Perang
- Kerusuhan
c. Fire Emergency Plan
(Perencanaan Darurat Kebakaran)

Perencanaan penanganan dalam


menghadapi keadaan darurat akibat
kebakaran/peledakan yang meliputi
organisasi, sarana/peralatan dan
prosedur yang harus dilakukan untuk
mencegah atau meminimalkan kerugian
akibat keadaan darurat tersebut.
1. Identifikasi bahaya dan Penaksiran resiko
2. Penakaran sumber daya yang dimiliki
3. Tinjau ulang rencana yang telah ada
4. Tentukan tujuan dan lingkup
5. Pilih tipe perencanaan yang akan dibuat
6. Tentukan tugas-tugas dan tanggung jawab
7. Tentukan konsep operasi
8. Tulis dan perbaiki
TATA CARA PENGGUNAAN
ALAT-ALAT PEMADAM
KEBAKARAN PADA KOMPOR MINYAK TANAH

Jangan di siram
dengan air.

Jangan diangkat,
ditendang atau /
tindakanlain
yang dapat
mengakibatakan
kompor
terguling.
PENANGANAN KEBAKARAN PADA KOMPOR
MINYAK TANAH

Gunakan karung basah


/ sejenisnya untuk
menutup kebakaran
tersebut.

Gunakan alat pemadam


Api Ringan
PENANGANAN KEBAKARAN PADA KOMPOR
GAS LPG

Cabut
Regulatornya
Tutup kran /
katupnya

Dinginkan / balut
tabung LPG
dengan karung
basah /
sejenisnya
KEBAKARAN DARI HUBUNGAN SINGKAT/
KORSLETING LISTRIK

Turunkan MCM
atau cabut
sikringnya

Jangan gunakan air


atau alat pemadam
busa ( Foam ) bila
aliran listrik belum
diputuskan.
Segera padamkan kebakaran yang
terjadi, sesuai dengan klasnya.
[Alat Pemadam Api Ringan]
PENGERTIAN;
Suatu alat pemadam kebakaran yang
dapat dijinjing/di bawa, dioperasikan oleh
satu orang, berdiri sendiri, mempunyai
berat antara 0,5 kg -16 kg dan digunakan
pada api awal.
 Dengan mengenal berbagai jenis media pemadam
diharapkan dapat memilih media pemadam yang
tepat dari satu klasifikasi kebakaran tertentu.

 Dengan ketepatan memilih media pemadam maka


akan dapat dicapai pemadaman kebakaran yang
efektif dan efesien.
JENIS MEDIA PEMADAM

JENIS BASAH JENIS KERING


- AIR - DRY POWDER
- CO2
- BUSA
- HALLON
WATER

POWDER
FOAM

HALON
CO2
APAR JENIS AIR
WATER

 Mempunyai keuntungan sbb:


1. Mempunyai daya serap panas yang besar.
2. Mempunyai daya pengembangan menjadi
uap yang sangat tinggi
3. Pada temperatur normal, air beratnya relatif
stabil.
4. Mudah disimpan, diangkat dan dialirkan.
5. Mudah didapat dalam jumlah yang banyak.
6. Dapat dipancarkan dalam bentuk : jet,spray, fog.
APAR JENIS POWDER
POWDER

MENURUT KELAS KEBAKARAN YANG


DIPADAMKAN,POWDER DIBAGI MENJADI 3 MACAM ;

1.Tepung kimia REGULER adalah tepung kimia yang


efektif untuk memadamkan kebakaran kelas B dan C.

2. Tepung kimia MULTI PORPHOSE adalah tepung kimia


yang efektif untuk memadamkan kebakaran kelas
A,B,C.

3. Tepung kimia SPECIAL DRY POWDER adalah tepung


kimia yang efektif untuk memadamkan kebakaran
khusus kelas D.
APAR JENIS CO2
CO2 dipakai untuk
memadamkan kebakaran
karena mempunyai
keuntungan sbb :

1. Mudah menyebar ke seluruh


areal kebakaran.
2. Tidak menghantarkan listrik.
3. Tidak meninggalkan residu.
4. Berat jenis CO2 1 1/5 kali
berat udara.
5. Efektif untuk kebakaran kelas
B dan C.
APAR JENIS FOAM
 FOAM :
 Kumpulan cairan yang berbentuk
gelembung-gelembung kecil yang berisi
F gas/udara yang dapat mengapung di atas
O
A permukaan zat cair dan mengalir di atas
m permukaan zat padat.
APAR JENIS HALLON
 Hallon mempunyai kelebihan sbb :

 Tidak meninggalkan residu.


 Berat jenis hallon 5 x berat udara .
HALON

 Tidak menghantarkan listrik.

 Dapat memadamkan kebakaran kelas B,C


Menurut KEPPRES RI No.23 Tahun 1992
Mengenai penggunaan bahan Chloro Flouro Carbon
Bahwa mulai 1 Januari 1997 tidak boleh digunakan

 Lapisan Ozon adalah lapisan yang terdapat


pada stratosphere bumi ( lapisan udara
yang berada antara 10 – 60 km dari per
mukaan bumi ) yang berfungsi melindu
ngi bumi dari sinar ultra fiolet matahari
yang membahayakan makhluk hidup .
 Dampak :
 Bahaya kanker kulit .

 Menurunnya sistem daya tahan tubuh .

 Menyebabkan katarak .

 Terganggunya panen pertanian .


Pemasangan dan Penempatan
APAR
 Pada posisi yang mudah dilihat,
dicapai / diambil dan dilengkapi
dengan tanda pemasangan .
 Harus sesuai dengan jenis dan
kelas kebakaran .
 Harus menggantung pada dinding
/ dalam lemari kaca .
 Pada ketinggian 15 – 120 cm .
 Pada suhu antara 40 C – 490 C
TANDA PEMASANGAN
PERSYARATAN TEKNIS APAR
1. Tabung harus dalam keadaan baik ( tidak berkarat)
2. Etiket harus dapat dibaca dan dimengerti dengan jelas .
3. Segel dan pen pengaman harus dalam keadaan utuh .
4. Selang harus tahan tekanan tinggi dan dalam keadaan baik
5. Untuk storage pressure tekanan tidak boleh kurang dari
batas yang telah ditentukan .
6. Belum lewat masa kadaluwarsa .
KEGAGALAN APAR

WATER
HALON
POWDER
2

FOAM
Jenis tidak sesuai

Ukuran tidak sesuai Tidak bertekanan


- bocor
Macet/tidak berfungsi
Menggumpal
Salah penempatan - tunda refill
• belum ditunjuk
Petugas
• tidak trampil
Cara menggunakan APAR
Untuk menggunakan APAR selalu
berpedoman pada istilah PASS:

 Pull
 Aim
 Squeeze
 Sweep
Cara menggunakan
APAR…
Pull the pin…

Tarik Pin pengaman;


Pada saat menarik biarkan handle yang atas bebas
(jangan ditekan)
Cara menggunakan APAR…

Aim nozzle…

Arahkan corong ke sumber api…


Cara menggunakan APAR
Squeeze the top handle…

Tekan handle ;
Jangan berhenti menekan sebelum apinya
padam atau isinya habis.
Cara menggunakan APAR…

Sweep from side to side…

… Sapukan dari kiri ke


kanan atau dari kanan
ke kiri…
Prinsip Penggunaan APAR
Ada beberapa prinsip yang harus diketahui dalam tata cara
penggunaan alat pemadam api manual, yaitu :
a. Pemadaman harus dari arah angin, jangan melawan arah angin
b. Dry chemical semprotkan ke pusat api dengan mengibaskan ujung
nozel.
c. Air bertekanan, disemprotkan ke sumber api (untuk listrik tidak boleh
digunakansebelum aliran listrik dipadamkan).
d. Busa/foam, disemprotkan pada dinding atau bagian pinggir luar
tempat kebakaran, untuk menutup permukaan yang terbakar dengan
sempurnasekali (tertutup seluruhnya). Jangan sekali kali
menyemprotkan busa ke permukaan cairan yang terbakar.
e. Gas CO2 disemprotkan kesumber api dengan menggerakan nozel
agar dapat menutup seluruh permukaan yang terbakar sampai nyala
api padam.
f. Yang memadamkan api harus dekat dengan pintu keluar untuk
menyelamatkan diri serta menggunakan sarana alat pelindung diri
yang cukup.
HIDRANT
DAN
TATA CARA
PENGGUNAANNYA
5/24/2018 Created by ganjar budiarto 73
Bagian ke III
PEMELIHARAAN. SISTEM HYDRAN DAN SPRINGLER

TESTING MINGGUAN
INTALASI PEMADAM KEBAKARAN

Pemeriksaan dan testing hidran sebagai berikut :

1. Periksa Jokie Pump

2. Periksa Electric Pump

3. Periksa Diesel Pump


4.4. Cara Pengoperasian Motor Pompa

1. Penanganan Slang
- Dirawat & disimpan pada tempat aman
& terlindung dari hujan serta panas.
- Kerusakan slang umumnya disebabkan
oleh Abrasi, Penjamuran, Asam dan lain-lain)

a. Cara Menggelar selang


Gulungan satu dengan cara dilempar:
- Pegang selang dengan kedua tangan.
- Tangan kanan memegang coupling yang ada di luar.
- Tangan kiri memegang 2/3 bagian depan selang.
- Buka kaki selebar badan dan badan membungkuk.
- Ayunkan selang ke kanan & ke kiri sebagai awalan.
- Lempar dengan kekuatan penuh & tahan coupling yang ada di tangan kanan.
- Hingga selang tergelar seluruhnya.

75
Gulungan dua dengan cara ditarik:
- Letakkan gulungan selang ditanah/di lantai.
- Ambil satu coupling (yang mana saja).
- Tarik coupling tersebut hingga selang tergelar
seluruhnya.
- Usahakan selang dalam keadaan lurus dan
tidak melintir.

b. Membersihkan & Mengeringkan slang


Membersihkan:
- Setelah digunakan slang harus dibersihkan dari kotoran.
- Slang dapat dibersihkan menggunakan sikat dan detergen

Mengeringkan:
- Setelah dicuci slang harus dikeringkan (tidak boleh terlalu lama
terkena sinar matahari langsung).
- Air yang terdapat pada bagian dalam selang harus dikeluarkan
76
c. Cara Menggulung Selang
Gulungan Satu:
Suatu bentuk gulungan dimana salah satu kopling dari selang tersebut
berada didalam/ditengah-tengah gulungan dan kopling yang ditengah tadi
digunakan untuk mengawali gulungan.

- Tarik selang hingga betul-betul lurus pada tempat datar.


- Ambil salah satu kopling (bila kopling sodok ambil yang
jenis laki-laki) dan gunakan sebagai awalan untuk
menggulung

- Tekan selang kuat-kuat dengan


kedua ibu jari menghadap ke
depan.
- Gulung selang hingga selesai
dengan posisi membungkuk.
77
Gulungan Dua:
Suatu bentuk gulungan dimana kedua koplingnya berada diluar gulungan.
Untuk mengawali gulungan dua selang dilipat menjadi dua sehingga kedua
koplingnya menjadi satu (berdekatan/tidak sama panjang), disisi lain
digunakan untuk mengawa!i gulungan.

- Tarik selang hingga betul-betul lurus pada tempat yang datar.


- Ambil posisi tengah untuk mengawali gulungan.

- Tekan selang kuat-kuat dengan ibu


jari menghadap ke depan.
- Gulung selang hingga selesai dengan
posisi membungkuk.

78
Fungsi :
Suatu alat untuk memancarkan air
dari selang penyalur kesasaran
( kebakaran )

TYPE – TYPE NOZZLE :


- Jet Nozzle
- Spray Nozzle
- Fog Nozzle
- Foam Nozzle
FUNGSI : Suatu alat menyambung antar selang
TYPE – TYPE :
> Yanvander Hyde ( Herma Prodite )
> Macino
> Storz
> Ulir (Drad)
Fungsinya : Untuk mengencangkan
dan melepaskan Kopling
Untuk menyambungkan dua kopling yang
berlainan jenis, berbeda ukuran dan berlainan
bentuk.
* Jangan panik.
* Jangan menggunakan lift.
* Berjalan dengan cepat dan teratur.
* Jangan lari.
* Segera menuju tangga darurat terdekat.
* Ikuti petunjuk petugas evakuasi.
* Dahulukan penghuni yg cacat/kelainan lain.
* Bantu terhadap tamu yg kurang mengetahui seluk beluk gedung.
* Lepaskan sepatu yang berhak tinggi.
* Segera keluar menuju tempat berhimpun yang telah ditetapkan.
* Jangan berhenti atau kembali ke lantai.
PADA SAAT MENEMUKAN KOBARAN API,
AKTIFKAN ALARM KEBAKARAN
ATAU HUBUNGI OPERATOR
JIKA MAMPU, PADAMKAN DENGAN
PERALATAN YANG TERSEDIA
(APAR DAN HIDRAN KEBAKARAN).
 Hentikan kegiatan atau hubungan
telepon.

 Jangan panik dan tunggu


pengumuman selanjutnya.

 Jangan melakukan tindakan yang


membuat orang lain panik (lari,
saling mendorong, berteriak).

 Jika bukan regu Peran kebakaran,


carilah exit terdekat; Jangan sekali-
kali gunakan lift.

 Jika sudah berada di luar


bangunan, jangan masuk kembali
untuk alasan apapun.
 Segera tinggalkan ruangan .
 Jangan pikirkan barang.
 Keselamatan jiwa anda lebih penting.
 INGAT !!! PADA SAAT MENUJU KELUAR,
JANGAN SEKALI-KALI MENGGUNAKAN
LIFT
 TUTUPLAH SEMUA PINTU YANG TELAH ANDA
LEWATI, UNTUK MENGHAMBAT PENJALARAN
API.
 JIKA TERPERANGKAP DI DALAM
RUANGAN, BERITAHU KEBERADAAN
ANDA KEPADA ORANG DI LUAR.
TUTUPLAH CELAH DI BAWAH PINTU
DENGAN KAIN BASAH, UNTUK
MENGHINDARI MASUKNYA ASAP ATAU
KOBARAN API.
 JIKA TERPERANGKAP DALAM RUANGAN
BERASAP, SELAMATKAN DIRI DENGAN
CARA MERANGKAK. UDARA DIBAGIAN
DIBAWAH RELATIF LEBIH BERSIH DARI
PENGARUH ASAP
AWAS !!!

 JANGAN MELOMPAT
SEPERTI INI, TUNGGU
BANTUAN PETUGAS
RESCUE.
Menuju tempat berhimpun…

 Setelah keluar dari pintu terakhir (muara jalan


keluar/Exit Discharge) langsung menuju tempat
berhimpun (Assembly point) yang telah ditentukan.
 Petugas akan melakukan pendataan personil
(penghuni).
 Dilarang memasuki ruangan kembali sebelum
dinyatakan status aman.
 SISTEM adalah perpaduan dari sesuatu yang terdiri dari bagian-
bagian yang saling berhubungan dan merupakan satu kesatuan
yang mempunyai tujuan tertentu .

 EVAKUASI adalah upaya pemindahan penghuni dari suatu


tempat / ruangan yang terancam bahaya ketempat yang aman .

 SISTEM EVAKUASI KEBAKARAN adalah upaya pemindahan dari


tempat berbahaya ke tempat yang aman dengan mentaati
ketentuan atau prosedur yang berlaku dari suatu tempat atau
bangunan .
STANDARD MINIMAL :
STRUKTUR ORGANISASI
KORDINATOR KEADAAN DARURAT (KKD)

KEPALA / WAKIL KKD

POSKO
- Operator :
-Teknisi :

TIM TANGGAP TIM PMK P3K


DARURAT KEAMANAN GEDUNG

R.PEMADAM R. P3K R. EVAKUASI

R. RESCUE R. SALVAGE
MAKSUD DAN TUJUAN

 Mengetahui dan memahami tugas yang harus


dilakukan oleh team peran kebakaran pada saat
terjadi kebakaran atau keadaan darurat.

 Mengimplementasikan prosedur yang telah


dibuat secara efektif.
TUGAS KEPALA/WAKIL
KORDINATOR KEADAAN DARURAT (K3G)

 Pastikan bahwa Dinas Pemadam Kebakaran sudah


dihubungi .
 Menuju ke Posko kebakaran untuk memimpin
operasional
 Pastikan bahwa pemberitahuan kewaspadaan tingkat
pertama telah dilaksanakan .
 Pastikan bahwa peran kebakaran lantai telah
melaksanakan tugasnya .
 Tetap siaga untuk menerima status laporan dan
memperkirakan harus evakuasi bertahap atau evakuasi
total .
TUGAS OPERATOR
 Secepatnya menghubungi Dinas Pemadam Kebakaran dan
Instansi terkait .
 Jangan memutuskan hubungan telepon sampai Dinas
Pemadam Kebakaran mengulangi berita .
 Mengendalikan sistem pemberitahuan umum .

TUGAS TEKHNISI

 Mengatur dan mengontrol peralatan mekanik maupun


elektrik ( lift,alarm,pompa kebakaran,hidran,lampu darurat,
peralatan evakuasi dll )
 Membantu kelancaran tugas bantuan yang datang di TKP .
TUGAS KEPALA/WAKIL TIM TANGGAP DARURAT

1. PADA SAAT MENDENGAR ALARM


 Memeriksa sub-sub panel alarm kebakaran untuk
menentukan sumber alarm tersebut .
 Apabila kebakaran tidak berada pada lantainya
yakinkan bahwa lantainya siap untuk evakuasi .
 Apabila kebakaran di lantainya segera laporkan ke
Posko Kebakaran :
- Namanya .
- Jenis yang terbakar .
- Lokasinya .
- Situasi terakhir .
 Memimpin pelaksanaan operasional di lantainya .
TEAM EVAKUASI (TE)
2.PADA SAAT MENDENGAR PEMBERITAHUAN EVAKUASI
 Periksa semua ruangan dan perhatikan setiap penghuni
di lantainya untuk melaksanakan evakuasi .
 Pada saat evakuasi berikan perhatian khusus pada orang
cacat, hamil, anak-anak dll .
 Pastikan bahwa seluruh penghuni lantainya sudah
melaksanakan perintahnya .
 Pada saat tiba di tempat berhimpun laksanakan
infentarisasi terhadap penghuni lantainya .
 Laporkan tentang situasi terakhir dan status evakuasi
kepada KKD .
TUGAS KEAMANAN / SATPAM AREA

 Mengamankan area gedung yang terbakar .


 Mengatur lalu lintas disekitar gedung .
 Mengatur perpindahan kendaraan di tempat parkir
ketempat lain yang aman .
 Mengatur tersedianya jalan masuk bagi bantuan luar
yang datang .
 Menjaga dokumen / barang yang telah diselamatkan
 Sebagai penunjuk jalan bagi bantuan luar yang datang .
 Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain
TUGAS TIM PEMADAM KEBAKARAN GEDUNG
PADA SAAT MENDENGAR ALARM
- Berusaha mengetahui dengan pasti lokasi terjadinya
alarm kebakaran
- Menuju ke Posko Kebakaran untuk memantau situasi .
- Seorang anggota regu mengatur lift kebakaran dan
menunggu kedatangan petugas pemadam .

PADA SAAT TERJADI KEBAKARAN


- Melaksanakan pemadaman / melokalisir kebakaran
sebelum Petugas Pemadam datang .
- Memberi informasi yang diperlukan oleh Petugas
bantuan yang datang .
- Selalu berkoordinasi dengan regu / pihak lain .
TUGAS P3K ( POLIKLINIK )
 Selalu berkoordinasi dengan pihak Rumah Sakit terdekat

 Melakukan pertolongan dengan cepat dan tepat apabila


ada korban yang mengalami gangguan kesehatan.

 Membawa korban ke Rumah Sakit apabila ada korban


yang perlu mendapatkan pertolongan lebih lanjut .
TUGAS REGU PEMADAM KEBAKARAN LANTAI

 Memadamkan dan melokalisir kebakaran serta menekan


kerugian sekecil-kecilnya .

 Memadamkan kebakaran dengan menggunakan


peralatan ( Apar dan Hidran ) secara efektif dan efesien .

 Melaporkan terjadinya kebakaran, perkembangan dan


hasil pemadaman .

 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain .


TUGAS P3K LANTAI / RESCUE

 Melaksanakan pertolongan pertama


seperlunya dengan cepat dan tepat
apabila ditemukan korban yang
mengalami gangguan kesehatan .

 Mentransportasikan korban ketempat


lain yang aman

 Selalu berkoordinasi dengan regu atau


pihak lain .
TUGAS REGU EVAKUASI LANTAI

 Mengevakuasikan penghuni ketempat berhimpun yang


telah ditentukan .
 Memberi petunjuk, mengarahkan, dan mencarikan jalan
keluar kepada penghuni .
 Selalu mengingatkan penghuni agar tidak menggunakan
lift sekaligus mengarahkan agar menuju tangga darurat
terdekat .
 Selalu mengingatkan kepada ibu-ibu yang memakai
sepatu berhak tinggi harap dilepas .
 Menginformasikan ke regu P3K apabila ditemukan
penghuni yang perlu mendapatkan pertolongan .
 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain .
TUGAS REGU PENYELAMATAN BARANG ( SALVAGE)

 Menyelamatkan barang berharga atau dokumen penting


ketempat lain yang aman yang telah ditentukan .

 Menyerahkan barang atau dokumen tersebut ke bagian


pengamanan.

 Selalu memonitor situasi terakhir kebakaran .

 Selalu berprinsip bahwa keselamatan jiwa lebih penting


dari harta benda .

 Selalu berkoordinasi dengan regu atau pihak lain .


“ Selamat Bertugas “

Anda mungkin juga menyukai