Anda di halaman 1dari 23

KELOMPOK : 6

NAMA : RAZANA DAUD BARINGIN TAMBUNAN


DEWI SAHPUTRI S
REZA SYAHPUTRA
DANIEL RUDIYAN PURBA
RICHARD

TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI DAN ILMU
KOMPUTER
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
 Biaya bisa diartikan sebagai Pengeluaran
(uang) bisnis untuk membuat dan menjual
jasa atau produk.

 Konsep biaya dari bisnis yaitu biaya tersebut


haruslah berhubungan dengan proses untuk
membuat maupun menjual jasa/produk.
Analisa biaya yang dilakukan di bisnis memiliki

beberapa manfaat, yaitu :

1. Mampu menentukan harga produk yang

sesuai

2. Sebagai panduan dalam mengendalikan

biaya

3. Sebagai panduan dalam perencanaan


Biaya dapat diklasifikasikan berdasarkan obyek dan
perilaku biayanya, seperti :

1. BIAYA BERDASARKAN OBYEK BIAYANYA

Dalam pembuatan produk/jasa terdapat biaya-


biaya yang bisa diidentifikasikan dengan produk
atau jasa yang diproduksi.

Terdapat 2 macam biaya berdasarkan klasifikasi


biaya ini :

a) Biaya langsung

b) Biaya tak langsung


Biaya Berdasarkan Obyek Biayanya
2. BIAYA BERDASARKAN PERILAKUNYA

Perilaku biaya adalah pola perubahan dari


biaya saat terjadi perubahan aktivitas.

Secara umum, biaya berdasarkan


perilakunya dibagi menjadi 3 yaitu :

a. Biaya Variabel
b. Biaya Tetap
c. Biaya Campuran
Untuk memahami biaya dengan lebih baik, maka
dibuat cost pool sesuai dengan karakteristik
biayanya. Untuk biaya produksi cost pool yang
umum ialah pemisahan biaya berdasarkkan
obyek.

Persamaan biaya produksi :


Biaya Produksi = Biaya Bahan Baku Langsung +
Biaya Tenaga Kerja Langsung +
Biaya Overhead Pabrik
CONTOH :
Suteno mempunyai bisnis produksi sepatu,
berikut data biaya produksinya dalam sebulan

Jumlah Produksi 300 Sepatu


Bahan baku 3.000.000
sepatu(total)
Bahan baku tambahan 4.500.000
Gaji pekerja 2.700.000
produksi(total)
Gaji pegawai kantor 1.500.000
Biaya utilitas 600.000
Biaya Bahan Baku Langsung : bahan baku sepatu dengan
nilai total Rp 3.000.000 atau jika dibagi jumlah produksi
sebesar 300 sepatu, maka akan menghasilkan biaya per
unit menjadi Rp 10.000/sepatu

Biaya tenaga kerja langsung : gaji pekerja produksi dengan


nilai total Rp 2.700.000 atau jika dibagi jumlah produksi
sebesar 300 sepatu akan menghasilkan biaya perunit Rp
9.000 per sepatu

Biaya overhead : biaya overhead diantaranya gaji pegawai


kantor, bahan baku tambahan dan biaya utilitas. Ketiga
biaya ini adalah biaya overhead yang tidak memiliki
kaitan langsung dengan biaya produksi dan tidak bisa
diidentifikasikan dengan produksi dari sepatu. Total
ketiga biaya tersebut diatas ialah Rp 6.600.000 atau jika
dibagi jumlah produksi sebesar 300 sepatu maka akan
menghasilkan biaya per unit menjadi Rp 22.000 / sepatu.
Biaya produksi total : penambahan dari biaya
bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung
dan biaya overhead. Yaitu menghasilkan biaya
produksi total sebesar Rp 12.300.000 atau biaya
produksi per unit Rp 41.000. biaya produksi ini
lazim disebut sebagai harga pokok produksi. Hasil
analisa biaya menunjukkan bahwa untuk
memproduksi satu sepatu membutuhkan biaya Rp
41.000, sehingga jika bisnis suteno ini ingin
mendapatkan untung maka suteno harus bisa
menjual sepatu tersebut dengan harga diatas dari
harga pokok.
Pengelolaan keuangan berarti mengatur
keluar dan masuknya uang di perusahaan.
Didalam membuat perencanaan profit maka
yang diperlukan oleh bisnis ialah :
a) Menghitung perencanaan penjualan
(Pendapatan) pada perencanaan
penjualan ini beberapa pengambilan
keputusan yang harus diambil ialah :
b) Berapakah harga yang ditetapkan
c) Berapakah jumlah barang Yang terjual
CONTOH
Surti mempunyai bisnis produksi dodol,
berikut data biaya produksinya dalam
sebulan.
Transaksi berhubungan dengan kas yang
tersedia untuk Surti terdapat pada bagian
berikut ini:
Dari hasil analisa biaya maka bisa dibuat skedul
laba rugi dari suti sebagai berikut :
Januari Februari
Total Penjualan (a) 10.000.000 7.000.000
Total Biaya TK Langsung 3.000.000 2.100.000
Total Biaya BB Langsung 2.000.000 1.400.000
BIAYA OVERHEAD
Biaya Utilitas 1.000.000 1.000.000
Biaya Tk Tak Langsung 1.500.000 1.500.000
Total Biaya Produksi (b) 7.500.000 6.000.000
Laba Kotor (c) (a- b = c) 2.500.000 1.000.000
BIAYA LAIN LAIN
Biaya Penjualan 500.000 500.000
Biaya Transport 500.000 500.000
Total Biaya Lain Lain(d) 1.000.000 1.000.000
Laba Bersih(c- d) 1.500.000 0
Pengelolaan keuangan kas pada kasus Surti
menghasilkan :
Antara hasil dari pengelolaan profit dan
pengelolaan kas menghasilkan yang berbeda
yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa


pengelolaan profit dan pengelolaan kas
merupakan dua hal yang berbeda.
Disini kita akan mempelajari keterkaitan antara
pemahaman mengenai biaya dengan perencanaan
profit perusahaan dengan metode CVP.
Metode ini mempelajari keterkaitan antara profit
dari perusahaan dengan faktor-faktor :
 Harga jual
 Jumlah penjualan
 Biaya variabel per unit
 Total biaya tetap
 Bauran produk yang dijual
Asumsi dasar dari Metode CVP ialah :

 Perilaku dari biaya dan pendapatan akibat


perubahan aktivitas adalah linear.
 Biaya dapat diklasifikasikan menjadi biaya
variabel ataupun biaya tetap
 Perubahan di aktivitas adalah satu-satunya
faktor yang bisa mempengaruhi biaya
 Semua produk bisa dijual
 Jika terdapat lebih dari satu produk yang
dijual maka bauran penjualan akan tetap
konstan
CONTRIBUTION MARGIN

Contribution Margin = Sales – Variabel Cost


contribution margin ratio = Contribution Margin × 100%
Sales

TITIK IMPAS
Titik Impas (unit penjualan ) = Biaya Tetap ÷
Contribution Margin

Titik Impas ( penjualan) = Biaya Tetap ÷


Contribution Margin Ratio
Aspek keuangan didalam perencanaan bisnis
umumnya yaitu :
 Perencanaan pendapatan dan biaya bisnis
 Perencanaan modal bisnis
 Perencanaan pemenuhan modal bisnis
 Gambaran prospek keuangan bisnis

Komponen dari modal usaha diantaranya ialah:


 Kebutuhan Investasi
 Modal Kerja
Gambaran tahapan bisnis dalam mengelola
modalnya dapat dilihat pada gambar ini :

Pada periode O usaha mulai berdiri Pada periode 3 usaha mulai


tetapi belum beroperasi menghasilkan laba atau memperoleh
Pada periode 1 usaha mulai pendapatan lebih besar dari
beroperasi tetapi belum pengeluaran sehungga modal usaha
menghasilkan pendapatan sudah tidak dibutuhkan untuk
Pada periode 2 usaha mulai menutup modal kerja
beroperasi dan sudah menghasilkan
pendapatan tetapi besaran dari
pendapatan tersebut masih lebih
kecil daripada pengeluaran bisnis
1. Bisnis memiliki tujuan untuk memenuhi kebutuhan dari
konsumen dengan mendapatkan keuntungan dalam prosesnya.
Obyek Pemenuhan kebutuhan dari konsumen ialah berupa
barang dan jasa yang diproduksi oleh bisnis. barang dan jasa
yang diproduksi bisnis ini merupakan hasil dari proses yang
dilakukan oleh bisnis dengan memanfaatkan sumber daya yang
dimiliki oleh bisnis.

2. Dalam memahami biaya kita harus memahami klasifikasi biaya


yang didasarkan pada karakteristik biaya tersebut. Biaya
dapat diklasifikasikan berdasarkan obyek dan perilaku
biayanya.

3. Perusahaan melakukan produksi barang ataupun jasa dengan


tujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Komponen
biaya produksi antar perusahaan akan berbeda- beda karena
setiap perusahaan memmiliki keunikan tersendiri.

Anda mungkin juga menyukai