Anda di halaman 1dari 33

Deputi Bidang KB dan KR

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional


Banjarmasin, 9 Maret 2018
Kementerian/Lembaga

Lembaga Masyarakat:
• Perorangan
• Keluarga
Media Perkawinan • Ormas
Anak • Organisasi
Keagamaaan
• Lembaga
International

Dunia Usaha
1. Perkawinan anak merupakan pelanggaran atas pemenuhan hak dan perlindungan anak
sebagaimana amanah dalam Undang-undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
serta dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang Undang
Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Keputusan Presiden Nomor 36 Tahun 1990
tentang Ratifikasi Konvensi Hak Anak.

2. Dalam ratifikasi tersebut disebutkan bahwa Perlindungan Anak adalah segala kegiatan untuk
menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan
berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

3. menghambat capaian Tujuan Pembangunan yang Berkelanjutan (Sustainable Development


Goals) Tahun 2015-2030 dalam tujuan kelima pada butir 5.3 yaitu Menghapuskan segala semua
praktek-praktek yang membahayakan, seperti perkawinan anak, dini dan paksa.
3
Pendidikan DO

Kesehatan Ibu AKI


IPM
Anak • AKB
• Gizi
Perkawinan
Anak

Ekonomi Ibu Pekerja


Anak

Upah Rendah

Lainnya KTA
Identitas

Lainnnya
Menurut Council of Foreign Relations, Indonesia merupakan
salah satu dari sepuluh negara di dunia dengan angka
absolut tertinggi pengantin anak. Indonesia adalah yang
tertinggi kedua di ASEAN setelah Kamboja. Diperkirakan
satu dari lima anak perempuan di Indonesia menikah
sebelum mereka mencapai 18 tahun.

Perkawinan Anak lebih banyak terjadi di daerah


perdesaan dan golongan masyarakat termiskin,
perkawinan usia anak juga masih terjadi di daerah
perkotaan dan golongan masyarakat terkaya (BPS dan
UNICEF, Kemajuan yang tertunda: Analisis Data Perkawinan
usia Anak di Indonesia, 2016).

5
Sumber: Susenas 2013. 6
Sumber: Susenas 2013.
7
ANALISA SITUASI

Tipe Daerah 2011 2012 2013 2014 2015


(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perkotaan 18,59 19,02 18,48 17,61 17,09
Perdesaan 29,01 29,20 28,47 29,32 27,11
Perkotaan + Perdesaan 24,66 24,98 24,17 24,30 22,82

Tabel 2. Persentase Perempuan Pernah Kawin Usia 20-24 Tahun yang Menikah
Sebelum Usia 15 Tahun menurut Tipe Daerah Tempat Tinggal
Tipe Daerah 2011 2012 2013 2014 2015
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Perkotaan 1,39 1,43 1,04 0,96 0,62
Perdesaan 3,20 2,47 2,49 2,40 1,50
Perkotaan + Perdesaan 2,44 2,04 1,87 1,78 1,12
Sumber: BPS, 2016
Persentase perempuan pernah kawin usia 20-24 tahun sebelum usia 15 dan 18
tahun lebih banyak di perdesaan dibandingkan perkotaan
ANALISA SITUASI

Capaian Pendidikan
Status Tidak pernah
Perkawinan bersekolah/ Lulus SD Lulus SMP Lulus SMA Lulus PT
tidak lulus SD
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pernah
9,9 40,1 41,2 8,7 0,2
Kawin

Belum
4,5 20,3 29,8 42,8 2,6
Kawin

Sebagian terbesar perempuan usia 20-24 tahun Sumber: BPS, 2016


yang pernah kawin adalah lulusan SMP, yaitu
sebesar 41,2%
Prevalensi tertinggi perkawinan usia Prevalensi terendah perkawinan usia
anak menurut provinsi dan indeks anak menurut provinsi dan indeks
kedalaman kemiskinan adalah provinsi kedalaman kemiskinan adalah provinsi
Sulawesi Barat Kepulauan Riau
Prevalensi Indeks Prevalensi Indeks
Provinsi Perkawinan Kedalaman Provinsi Perkawinan Kedalaman
Usia Anak Kemiskinan
Usia Anak Kemiskinan
(1) (2) (3) (1) (2) (3)
Sulawesi Barat 34,22 1,93 Maluku 24,57 3,52
Kalimantan Selatan 33,68 0,74 Jawa Timur 24,45 2,06
Kalimantan Tengah 33,56 0,89 Papua 24,09 8,82
Kalimantan Barat 32,21 1,29 Nusa Tenggara Barat 23,17 3,25
Sulawesi Tengah 31,91 2,52 Maluku Utara 19,77 0,7
Sulawesi Utara 31,5 1,34 Riau 19,72 1,38
Kalimantan Timur 31,13 0,9 Nusa Tenggara Timur 19,23 4,06
Sulawesi Tenggara 30,24 2,64 Jawa Tengah 18,73 2,44
Kalimantan Utara 30,05 0,79 Lampung 18,26 2,36
Sulawesi Selatan 28,71 1,69 Bali 16,37 0,66
Papua Barat 28,05 6,24 Banten 15,95 0,94
Sumatera Selatan 26,58 2,46 Sumatera Utara 15,35 1,65
Gorontalo 26,21 3,97 Sumatera Barat 14,95 0,98
Jawa Barat 25,86 1,63 DKI Jakarta 14,65 0,52
Kepulauan Bangka Belitung 25,45 0,67 DI Yogyakarta 14,28 2,93
Jambi 25,45 1,42 Aceh 12,4 3,1
Bengkulu 24,92 3,48 Kepulauan Riau 11,73 0,97
Indonesia Indonesia 22,82 1,97
22,82 1,97
Sumber: BPS, 2016
Anak sbg
ASET
Ekonomi

Pengaruh
Kemiskinan Media

Takut Disharmonisa
Berbuat Zina si Per UUan
MEMACU ANGKA
PERKAWINAN
ANAK TINGGI

Alih Tuntutan
ADAT,
Fungsi Budaya,
Lahan Sosial

Hamil Di 11
Korban
Perkosaan
Luar
Nikah
AKI, AKB, BBLR, STUNTING

PENDIDIKAN DROP OUT

EKLAMPSIA,
DAMPAK PERKAWINAN ANAK ABORSI,KANKER SERVIKS

KAWIN KONTRAK,
TRAFIKING, KDRT

IPM RENDAH, KEMISKINAN


BERLANJUT

12
Tindak • Plihan meniadi janda dulu untuk kemudian
ditrafficked.
perdagagangan • Berada dalam kekuasaan laki-laki yang
orang menentukan untuk diperdagangkan.

Kekerasan • Seks pra nikah dengan teman sebaya – hamil


• Kekerasan seksual dari laki-laki dewasa
seksual pada • Meningkat sejalan meningkatnya ekspos ke
anak medsos

• Melepaskan beban pengasuhan anak


Kemiskinan • Mengawinkan anak tidak peduli siapa lelaki
termasuk yang sudah berkeluarga
• Menolak lamaran tidak baik karena tidak akan
Budaya/ yang melamar lagi

Pengasuhan • Takut jadi perawan tua


• Takutnya anaknya berzina

• Daerah remore area, pegunungan dengan akses


Geografis terbatas.
• Sekolah susah, tidak ada kegiatan lain

• Ketika drop out sekolah, pilihannya menikah


Akses atau bekerja.
pendidikan • Sekolah tersedia hanya SD dan SMP menjadi
complicated karena jarak/transportasi.
KEWAJIBAN NEGARA
Kewajiban menghormati
hak anak

Kewajiban
melindungi hak anak

Kewajiban memenuhi
hak anak
Agenda Pembangunan Nasional

MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA DAN MASYARAKAT INDONESIA

Sasaran Arah Kebijakan dan Strategi

Pembangunan Angka kelahiran (Total Peningkatan pengetahuan dan pemahaman kesehatan reproduksi
Kependudukan Fertility Rate/TFR) per bagi remaja melalui pendidikan dan sosialisasi mengenai pentingnya
dan Keluarga perempuan usia Wajib Belajar 12 tahun dalam rangka pendewasaan usia perkawinan,
Berencana reproduktif 15-49 dan peningkatan intensitas layanan KB bagi pasangan usia muda
tahun dari 2,6 (data guna mencegah kelahiran di usia remaja;
awal) menhadi 2,3
(tahun 2019)

16
Agenda Pembangunan Nasional

MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP MANUSIA DAN MASYARAKAT INDONESIA

Sasaran Arah Kebijakan dan Strategi

Pembangunan • Meningkatnya Status Arah kebijakan dan strategi:


Kesehatan: Kesehatan dan Gizi • Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak,
Pelaksanaan Masyarakat Remaja, dan Lanjut Usia yang Berkualitas melalui:
Program • Angka kematian ibu  Peningkatan pelayanan kesehatan reproduksi pada remaja
Indonesia per 100.000 kelahiran  Peningkatan peran upaya kesehatan berbasis masyarakat
Sehat hidup termasuk posyandu dan pelayanan terintegrasi lainnya dalam
• Angka kematian bayi pendidikan kesehatan dan pelayanan kesehatan ibu, anak,
per 1.000 kelahiran remaja, dan lansia.
hidup • Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat melalui:
 Peningkatan akses dan mutu paket pelayanan kesehatan dan
gizi dengan fokus utama pada 1.000 hari pertama kehidupan,
remaja calon pengantin, dan ibu hamil termasuk pemberian
makanan tambahan terutama untuk keluarga kelompok
termiskin dan wilayah Daerah Terpencil, Perbatasan, dan
Kepulauan (DTPK);
 Peningkatan promosi perilaku masyarakat tentang
kesehatan, gizi, sanitasi, hygiene, dan pengasuhan;

17
Suatu keadaan fisik, mental dan sosial
yang utuh, bukan hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan, tetapi juga
dalam segala aspek yang berhubungan
dengan sistem reproduksi, fungsi serta
prosesnya
Agar remaja memiliki informasi yang
benar mengenai proses reproduksi serta
berbagai faktor yang mempengaruhi

Remaja memiliki sikap dan tingkah laku


yang bertanggungjawab terhadap
kesehatan reproduksinya
Hak Kespro Vs Kespro tabu
Ortu &
Remaja
tidak
paham
Perilaku
sistem seksual
kespro tidak
Kespro sehat
dianggap
tabu Remaja tdk
punya
pengetahua
n dasar
kespro

Aborsi
Kekerasan
seksual
Pelecehan Pernikahan
seksual usia dini
Terlalu Tua

Terlalu Muda

Terlalu Dekat Terlalu Banyak


Ber KB untuk
mencegah
terlalu dekat
Ber KB bila Ber KB untuk
terpaksa harus mencegah
menikah terlalu tua
Pengertian
Pendewasaan Usia Perkawinan

• Upaya untuk meningkatkan usia pada perkawinan


pertama, sehingga mencapai USIA IDEAL pada saat
(1) perkawinan.

• PUP bukan sekedar menunda sampai usia tertentu


saja tetapi mengusahakan agar KEHAMILAN
(2) PERTAMA pun terjadi pada usia cukup dewasa

• Usia ideal menikah adalah 21 TAHUN bagi


PEREMPUAN dan 25 TAHUN bagi LAKI-LAKI
(3)
Tersirat di UU 1945 bahwa cita-cita bangsa Indonesia
adalah membangun manusia indonesia seutuhnya,
insan kamil, syahsiyah thoyyibah (individu yang baik)

Pembangunan manusia diukur dengan IPM dengan


indikator : pendidikan, kesehatan, daya beli
 Menjadi salah satu penyebab
kanker leher rahim (cervics
cancer)
 Trauma fisik berupa kesakitan
pada organ intim
 Kehamilan berisiko tinggi (pre
eklampsia, BBLR,kematian Ibu,
prematur)
Keluarga Berencana adalah upaya untuk:
o Mewujudkan keluarga berkualitas melalui promosi,
perlindungan dan bantuan dalam mewujudkan hak-
hak reproduksi serta menyelenggarakan pelayanan,
pengaturan dan dukungan yang diperlukan untuk
membentuk keluarga dengan usia kawin yang ideal.
Untuk wanita berusia minimal 21 tahun dan laki-laki
berusia minimal 25 tahun;
o Mengatur jumlah, jarak dan usia ideal melahirkan
anak;
o Mengatur kehamilan;

o Membina ketahanan dan kesejahteraan keluarga


 Mencegah kurang darah (Anemia)
 Mencegah perdarahan pada persalinan
 Mencegah kehamilan tidak diinginkan (KTD)
 Meningkatkan keharmonisan keluarga
 Memiliki peluang yang besar untuk aktualisasi
pasangan suami istri
 Tumbuh kembang anak terjamin
 Terpenuhinya kebutuhan ASI eksklusif enam bulan dan
menyusui sampai 2 tahun
 Membantu pengendalian jumlah penduduk,
berkontribusi pada pelestarian lingkungan dan
pencapaian tujuan pembangunan bangsa
Metode Amenore Laktasi

Implan

Vasektomi
Vasektom IUD
i

Anda mungkin juga menyukai