lateks alami yang menyuplai 40% dari total konsumsi karet dunia, sementara 60% diperoleh dari proses sintetik. Kebutuhan lateks alami akan terus meningkat karena sifat fisikokimianya yang tidak dapat tergantikan oleh produk sintetik.
Indonesia memiliki areal
perkebunan karet terluas di dunia, yaitu sekitar 3,40 juta ha pada tahun 2007, namun disisi produksi Indonesia berada tingkat kedua setelah Thailand yaitu 2,76 juta ton. PROSES PENGOLAHAN KARET
Penerimaan Lateks Kebun
Tahap awal dalam pengolahan karet adalah
penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang telah disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami prakoagulasi. Pengenceran
Tujuan pengenceran adalah untuk
memudahkan penyaringan kotoran serta menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara pengolahan dan mutunya dapat dijaga tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan penambahan air yang bersih dan tidak mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0, kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak melebihi 0.03 %. PEMBEKUAN
Pembekuan lateks dilakukan di dalam
bak koagulasi dengan menambahkan zat koagulan yang bersifat asam. Pada umunya digunakan larutan asam format/asam semut atau asam asetat /asam cuka dengan konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis 4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet. PENGGILINGAN Menggunakan baterai crepe 3-5 gilingan beroda dua . 1. Gilingan Pendahuluan Berupa pattron berbentuk V dengan lebar dan dalam alur dari patron ± 2-3 mm 2. Gilingan Menengah Mempunyai lebar dan dalam alur dari patron 0,5-1,5 mm. 3. Gilingan Akhir Disebut “finisher” tidak berpatron permukaan rata (Sayurandi, 2012) Pengasapan dan Pengeringan
Suhu yang digunakan di dalam
kamar asap adalah sebagai berikut : 1. Hari pertama, pengasapan dilakukan dengan suhu kamar asap sekitar 40-45 oC. 2. Hari kedua, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 50- 55 oC. 3. Hari ketiga sampai berikutnya, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 55-60 oC Sortasi dan Pembungkusan
Kegiatan sortasi ini biasanya
dilakukan di atas meja sortasi kaca yang diberi lampu penerang. Setelah sortasi dilakukan dilanjutkan dengan pembungkusan sesuai klasifikasi mutu karet dan permintaan konsumen. Pembungkusan yang dilakukan harus sesuai agar karet tidak mengalami penurunan mutu PROSES PENGGILINGAN KOAGULUM MENJADI SHEET
Penggilingan dilakuan setelah proses pembekuan selesai.
Hasil bekuan atau koagulum digiling untuk mengeluarkan kandungan air, mengeluarkan sebagian serum, membilas, membentuk lembaran tipis dan memberi garis pada lembaran. Untuk memperoleh lembaran sit, koagulum digiling dengan beberapa gilingan rol licin, rol belimbing dan rol motif (batik). PROSES PENGASAPAN SHEET
suhu yang digunakan di dalam kamar asap adalah sebagai
berikut : 1. Hari pertama, pengasapan dilakukan dengan suhu kamar asap sekitar 40-45 oC. 2. Hari kedua, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 50- 55 oC. 3. Hari ketiga sampai berikutnya, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 55-60 oC. PROSES SORTASI
Proses sortasi dilakukan secara
visual berdasrkan warna, kotoran, gelembung udara, jamur dan kehalusan gilingan yang mengacu pada standard yang terdapat pada SNI 06-0001-1987. Secara umum sit diklasifikasikan dalam mutu RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, RSS 5 dan Cutting. PENGUJIAN BARANG KARET
Analisis barang karet dapat dilakukan berupa
pengujian sifat fisika dan analisis kimia, analisis kimia yang dilkukan meliputi analisis jenis bahan dan analisis jumlah setiap bahan yang terdapat dalam barang karet. Sedangkan analisis fisika meliputi uji ketebalan, kuat tarik, kekerasan, perpanjangan putus, ketahanan sobek, bobot jenis, ketahanan kikis, ketahanan retak lentur dan organoleptis. KESIMPULAN
Proses pengelolaan karet
dapat dilakukan dengan 6 cara yaitu ; Penerimaan lateks kebun, pengenceran, Penggilingan koagulum menjadi pembekuan, penggilingan pengasapan sheet dilakuan setelah proses dan pengeringan, sortasi dan pembekuan selesai. pembungkusan
Proses pengasapan sheet untuk mengeringkan lateks
menjadi lembaranlembaran kering sheet membutuhkan waktu yang cukup lama dan energi bahan bakar berupa kayu yang tidak sedikit.
Untuk mendapatkan barang karet
Proses sortasi dilakukan secara visual dengan mutu yang baik, perlu berdasrkan warna, kotoran, gelembung dilakukan analisis karet beserta udara, jamur dan kehalusan gilingan yang bahan kimia yang digunakan sebagai mengacu pada standard yang terdapat addiftiv dalam pembuatan kompon pada SNI 06-0001-1987 karet