Anda di halaman 1dari 14

PENGOLAHAN KARET

KELOMPOK 6 :

1. Ester Veronika Marbun / 150301118


2. Muhammad Ihsan FR / 150301063
3. Ridho Kurmawansyah / 150301097
4. Okta Jaya Saputra Saragih / 150301082
5. Ardiansyahputra Pransiska / 150301028
6. Iqbal arya Ramadha / 150301103
7. Sumadi Pandiangan / 150301107

Agronomi 1 2015
PENDAHULUAN

Karet merupakan tanaman penghasil


lateks alami yang menyuplai 40% dari total
konsumsi karet dunia, sementara 60% diperoleh
dari proses sintetik. Kebutuhan lateks alami
akan terus meningkat karena sifat fisikokimianya
yang tidak dapat tergantikan oleh produk
sintetik.

Indonesia memiliki areal


perkebunan karet terluas di dunia, yaitu
sekitar 3,40 juta ha pada tahun 2007,
namun disisi produksi Indonesia berada
tingkat kedua setelah Thailand yaitu
2,76 juta ton.
PROSES PENGOLAHAN KARET

Penerimaan Lateks Kebun

Tahap awal dalam pengolahan karet adalah


penerimaan lateks kebun dari pohon karet yang telah
disadap. Lateks pada mangkuk sadap dikumpulkan dalam
suatu tempat kemudian disaring untuk memisahkan
kotoran serta bagian lateks yang telah mengalami
prakoagulasi.
Pengenceran

Tujuan pengenceran adalah untuk


memudahkan penyaringan kotoran serta
menyeragamkan kadar karet kering sehingga cara
pengolahan dan mutunya dapat dijaga
tetap. Pengenceran dapat dilakukan dengan
penambahan air yang bersih dan tidak
mengandung unsur logam, pH air antara 5.8-8.0,
kesadahan air maks. 6 serta kadar bikarbonat tidak
melebihi 0.03 %.
PEMBEKUAN

Pembekuan lateks dilakukan di dalam


bak koagulasi dengan menambahkan zat
koagulan yang bersifat asam. Pada umunya
digunakan larutan asam format/asam semut
atau asam asetat /asam cuka dengan
konsentrasi 1-2% ke dalam lateks dengan dosis
4 ml/kg karet kering Dasar Pengolahan Karet.
PENGGILINGAN
Menggunakan baterai
crepe 3-5 gilingan beroda
dua .
1. Gilingan Pendahuluan
Berupa pattron berbentuk V
dengan lebar dan dalam alur
dari patron ± 2-3 mm
2. Gilingan Menengah
Mempunyai lebar dan dalam
alur dari patron 0,5-1,5 mm.
3. Gilingan Akhir
Disebut “finisher” tidak
berpatron permukaan rata
(Sayurandi, 2012)
Pengasapan dan Pengeringan

Suhu yang digunakan di dalam


kamar asap adalah sebagai berikut :
1. Hari pertama, pengasapan
dilakukan dengan suhu kamar
asap sekitar 40-45 oC.
2. Hari kedua, pengasapan dengan
suhu kamar asap mencapai 50-
55 oC.
3. Hari ketiga sampai berikutnya,
pengasapan dengan suhu kamar
asap mencapai 55-60 oC
Sortasi dan Pembungkusan

Kegiatan sortasi ini biasanya


dilakukan di atas meja sortasi kaca yang
diberi lampu penerang. Setelah sortasi
dilakukan dilanjutkan dengan
pembungkusan sesuai klasifikasi mutu karet
dan permintaan konsumen. Pembungkusan
yang dilakukan harus sesuai agar karet tidak
mengalami penurunan mutu
PROSES PENGGILINGAN KOAGULUM MENJADI SHEET

Penggilingan dilakuan setelah proses pembekuan selesai.


Hasil bekuan atau koagulum digiling untuk mengeluarkan
kandungan air, mengeluarkan sebagian serum, membilas,
membentuk lembaran tipis dan memberi garis pada
lembaran. Untuk memperoleh lembaran sit, koagulum digiling
dengan beberapa gilingan rol licin, rol belimbing dan rol motif
(batik).
PROSES PENGASAPAN SHEET

suhu yang digunakan di dalam kamar asap adalah sebagai


berikut :
1. Hari pertama, pengasapan dilakukan dengan suhu kamar asap
sekitar 40-45 oC.
2. Hari kedua, pengasapan dengan suhu kamar asap mencapai 50-
55 oC.
3. Hari ketiga sampai berikutnya, pengasapan dengan suhu kamar
asap mencapai 55-60 oC.
PROSES SORTASI

Proses sortasi dilakukan secara


visual berdasrkan warna, kotoran,
gelembung udara, jamur dan kehalusan
gilingan yang mengacu pada standard
yang terdapat pada SNI 06-0001-1987.
Secara umum sit diklasifikasikan dalam
mutu RSS 1, RSS 2, RSS 3, RSS 4, RSS 5 dan
Cutting.
PENGUJIAN BARANG KARET

Analisis barang karet dapat dilakukan berupa


pengujian sifat fisika dan analisis kimia, analisis kimia
yang dilkukan meliputi analisis jenis bahan dan
analisis jumlah setiap bahan yang terdapat dalam
barang karet. Sedangkan analisis fisika meliputi uji
ketebalan, kuat tarik, kekerasan, perpanjangan putus,
ketahanan sobek, bobot jenis, ketahanan kikis,
ketahanan retak lentur dan organoleptis.
KESIMPULAN

Proses pengelolaan karet


dapat dilakukan dengan 6 cara yaitu ;
Penerimaan lateks kebun, pengenceran, Penggilingan koagulum menjadi
pembekuan, penggilingan pengasapan sheet dilakuan setelah proses
dan pengeringan, sortasi dan pembekuan selesai.
pembungkusan

Proses pengasapan sheet untuk mengeringkan lateks


menjadi lembaranlembaran kering sheet
membutuhkan waktu yang cukup lama dan energi
bahan bakar berupa kayu yang tidak sedikit.

Untuk mendapatkan barang karet


Proses sortasi dilakukan secara visual
dengan mutu yang baik, perlu
berdasrkan warna, kotoran, gelembung
dilakukan analisis karet beserta
udara, jamur dan kehalusan gilingan yang
bahan kimia yang digunakan sebagai
mengacu pada standard yang terdapat
addiftiv dalam pembuatan kompon
pada SNI 06-0001-1987
karet

Anda mungkin juga menyukai