Anda di halaman 1dari 31

KOMPONEN – KOMPONEN

DI DALAM BATU BARA


Anggota :
1. Aini Imani Halimah
2. Amrina Rosyada
3. Muhammad Ichsan Assalam
4. Yessi Tanjung
Dosen Pembimbing : Taufik Jauhari, S.T.,M.T.
PENDAHULUAN

Batubara merupakan mineral bahan bakar yang


terbentuk sebagai suatu cebakan sedimenter yang berasal
dari penimbunan dan pengendapan hancuran bahan
berselulosa yang bersal dari tumbuh-tumbuhan.
Bahan ini terpadatkan dan berubah karena adanya
proses tekanan dan panas akan berubah berturut-turut peat,
lignit, sub-bittuminus, bittuminus, dan antrasit tergantung
dari besarnya tekanan dan pemanasan yang dialami.
Proses Terbentuknya Batubara

• Batubara terbentuk pada daerah dataran rendah


• Proses sedimentasi
• Proses Biokimia
• Adanya perubahan tekanan
Reaksi Pembentukan Batubara

5(C6H10O5) C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O +6CO2+CO


Struktur Batubara
• Struktur kimia batubara dikategorikan dalam tiga kelompok, yaitu
struktur aromatic, struktur alifatik, dan struktur hereroatom.
1. Struktur aromatic
Aromatik meningkatkan sesuai dengan peringkat batubara . Sekitar
0,72 untuk batubara sub-bituminous , 0,82 untuk batubara bituminus
mudah menguap, dan mendekati 1 untuk batubara antrasit.
Jumlah rata rata cincin aromatic bertambah dengan semakin tinggi
kadar karbon dalam batubara . Batubara dengan kadar karbon 70-83 %
mempunyai cincin rata rata 2, batubara dengan kadar karbon 85-90 %
mempunyai cincin aromatic melebihi 3-5, dan batubara dengan kadar
karbon 95% mempunyai cincin aromatic melebihi 40 . Kereaktifan
batubara berkurang dengan bertambahnya jumlah cincin aromatik
2. Struktur Alifatik
Struktur alifatik terdiri dari senyawa alifatik rantai
pendek (metil,etil) dan jembatan jembatan
(metilen,etilen). Jembatan metilen lebih reaktif daripada
senyawa alifatik. Pada reaksi termal, senyawa alifatik
rantai panjang akan terdekomposisi menjadi senyawa
alifatik rantai pendek,dan senyawa alifatik rantai pendek
akan terdekomposisi menghasilkan gas metan dan
olefin. Jumlah struktrur alifatik berkurang dengan
naiknya peringkat batubara.
3. Struktur heteroatom
Heteroatom oksigen ,sulphur, dan nitrogen berperan penting
dalam pemrosesan batubara sehingga perlu diketahui bentuk
keberadaannya dalam batubara dan kemungkinan reaksi dalam
kondisi proses yang berbeda.
Oksigen dalam batubara berupa air dan mineral organic.
Gugus fungsional oksigen terdiri dari
karbonil,hidroksil,karboksil, metoksil,fenol,eter dan
ester.Sebagian besar gugus karboksil terdapat dalam batubara
peringkat rendah. Kandungan oksigen dalam berbagai peringkat
batubara
Peringkat Batubara Oksigen
Lignit 43,3
Subbituminus 29,6
Bituminus 16,4
Antrasit 2,9
Struktur dalam batubara umumnya terdapat hanya sedikit yaitu sekitar
0,5-2,5 %, kemungkinan berasal dari protyein tanaman dan diperkaya
oleh bakteri sulphur. Kandungan sulphur dalam batubara senghat
merugikan karena akan menimbulkan korosi dan polusi SO2.
Sulfur total terdiri dari sulphur organic dan anorganik , ebrada
dalam batubara dengan rentang 0.2 -10%. Sebagian besar sulphur
anorganik didapatkan dalam pirit ,sedikit dalam markasit dan sulfat.
Kadar sulfat biasanya rendah kecuali dalam batubara yang tersimpan
lama, pirit teroksidasi menjadi sulfat. Besi sulfat adalah garam mudah
larut dan terhidrolisis dalam air . Sebagian besi sulfat tersisihkan selama
proses pencucucian batubara . Sulfur organic terdapat sebagai
markaptan,sulfida dan tiofena.
Kandungan sulfur batubara bituminas sekitar 0,38 – 5,32 %, pada
subbituminous sekitar 0,3-2 %. Kandungan sulphur dalam berbagai peringkat
batubara dapat dilihat pada table dibawah ini. Umumnya nisbah organic
terhadap sulphur total lebih tinggi untuk batubara dengan kadar sulfur
rendah, dan menurun dengan kenaikan kadar sulphur total
Peringkat Batubara Sulfur %
Lignit 0,7
Subbituminus 0,3
Bituminus 1,8
Antrasit 0,5

Nitrogen dalam batubara berasal dari protein nabati dan hewani .


Umumnya batubara mengandung 1-2 % nitrogen. Batubara bituminous
mengandung 1,50 – 1,75 % nitrogen dan batubara antrasit mengandung
nitrogen <1%. Sebagian besar nitrogen dalam batubara tergabung pada cincin
heterosiklik seperti piridin dan pirol
Kandungan nitrogen yang tinggi dalam batubara
menyebabkan kenaikan suhu nyala batubara sehingga
akan meningkatkan nilai bakar batubara , seperti pada
table ini
Peringkat Batubara Nitrogen Nilai K1,4alor ( Btu/lb)
Lignit 0,7 6110
Subbituminus 1,3 7000
Bituminus 1,4 7355
Antrasit 0,8 7700
SIFAT KIMIA DAN
KIMIA BATUBARA
SIFAT FISIK DAN KIMIA BATUBARA

Berat Jenis

Kekerasan

Sifat Fisik Warna

Goresan

Pecahan
Berat jenis

Berat jenis (specific gravity) batubara berkisar dari


1,25g/cm3 sampai 1,70 g/cm3, pertambahannya sesuai
dengan peningkatan derajat batubaranya. Tetapi berat
jenis batubara turun sedikit dari lignit (1,5g/cm3)
sampai batubara bituminous (1,25g/cm3), kemudian
naik lagi menjadi 1,5g/cm3 untuk antrasit sampai grafit
(2,2g/cm3). Berat jenis batubara juga sangat bergantung
pada jumlah dan jenis mineral yang dikandung abu dan
juga kekompakan porositasnya.
Kekerasan

Kekerasan batubara berkaitan dengan struktur batubara yang


ada. Keras atau lemahnya batubara juga terkandung pada
komposisi dan jenis batubaranya. Uji kekerasan batubara
dapat dilakukan dengan mesin Hardgrove Grindibility Index
(HGI). Nilai HGI menunjukan niali kekersan batubara. Nilai
HGI berbanding terbalik dengan kekerasan batubara.
Semakin tinggi nilai HGI , maka batubara tersebut semakin
lunak. Dan sebaliknya, jika nilai HGI batubara tersebut
semakin rendah maka batubara tersebut semakin keras.
Warna

Warna batubara bervariasi mulai dari berwarna coklat


pada lignit sampai warna hitam legam pada antrasit.
Warna variasi litotipe (batubara yang kaya akan vitrain)
umumnya berwarna cerah.
Goresan

Goresan batubara warnanya berkisar antara terang


sampai coklat tua. Pada lignit, mempunyai goresan
hitam keabu-abuan, batubara berbitumin mempunyai
warna goresan hitam, batubara cannel mempunyai
warna goresan dari coklat sampai hitam legam.
Pecahan

Pecahan dari batubara memperlihatkan bentuk dari


potongan batubara dalam sifat memecahnya. Ini dapat
pula memeperlihatkan sifat dan mutu dari suatu
batubara. Antrasit dan batubara cannel mempunyai
pecahan konkoidal. Batubara dengan zat terbang tinggi,
cenderung memecah dalam bentuk persegi, balok atau
kubus.
Sifat-sifat Kimia Batubara

• Karbon
Jumlah karbon yang terdapat dalam batubara bertambah
sesuai dengan peningkatan derajat batubaranya, kenaikan
derajatnya dari 60% hingga 100%. Persentase akan lebih
kecil daripada lignit dan menjadi besar pada antrasit dan
hampir 100% dalam grafit. Unsur karbon dalam batubara
sangat penting peranannya sebagai sumber panas. Karbon
dalam batubara tidak berada dalam unsurnya tetapi dalam
bentuk senyawa. Hal ini ditunjukkan dengan jumlah karbon
yang besar yang dipisahkan dalam bentuk zat terbang.
• Hidrogen
Hidrogen yang terdapat dalam batubara berangsur-angsur habis akibat
evolusi metan. Kandungan hidrogen dalam liginit berkisar antara 5%, 6% dan
4.5% dalam batubara berbitumin sekitar 3% hingga 3,5% dalam antrasit.

• Oksigen
Oksigen yang terdapat dalam batubara merupakan oksigen yang tidak
reaktif. Sebagaimana dengan hidrogen kandungan oksigen akan berkurang
selama evolusi atau pembentukan air dan karbondioksida. Kandungan oksigen
dalam lignit sekitar 20% atau lebih. Sedangkan dalam batubara berbitumin
sekitar 4% hingga 10% dan sekitar 1,5% hingga 2% dalam batubara antrasit.
• Nitrogen
Nitrogen yang terdapat dalam batubara berupa senyawa organik yang
terbentuk sepenuhnya dari protein bahan tanaman asalnya dan jumlahnya
sekitar 0,55% hingga 3%. Batubara berbitumin biasanya mengandung lebih
banyak nitrogen daripada lignit dan antrasit.

• Sulfur
Sulfur dalam batubara biasanya dalam jumlah yang sangat kecil dan
kemungkinan berasal dari pembentuk dan diperkaya oleh bakteri sulfur. Sulfur
dalam batubara biasanya kurang dari 4%, tetapi dalam beberapa hal sulfurnya
bisa mempunyai konsentrasi yang tinggi. Sulfur terdapat dalam tiga bentuk,
yaitu :
1. Sulfur Piritik (Piritic Sulfur)
2. Sulfur Organik
3. Sulfat Sulfur
Komponen Komponen
dalam batubara
Komponen-komponen dalam
batubara
Komponen dasar batubara :
• Batubara murni,
• Zat mineral
• Lengas total
Lengas (moisture)
• Lengas permukaan
Lengas ini berada di permukaan batubara karena pengaruh iklim,
penyemprtan serta keadaan udara pada saat penyimpanan dan dapat hilang
dengan penguapan misalnya air drying

• Lengas tertambat/bawaan
Lengas yang terikat secara kimiawi dan fisika didalam batubara

• Lengas Total
Banyaknya air yang terkandung dalam batubara baik terikat secara alami
ataupun pengaruh dari luar
Abu (ash)

• Merupakan material organik dalam batubara setelah


dilakukan pembakaran pada temperatur tertentu yang
sering disebut mineral matter,
• Mineral matter dalam batubara terdiri dari senyawa
Si, Al, Fe dan sedikit Ti, Mn, Mg, Na, K dalam
bentuk silikat,oksida, sulfida, sulfat dan fosfat
• Unsur As, Cu, Pb, Ni, Zn dan uranium terdapat
sangat sedikit sekali yang disebut trace element
Abu (ash)

• Berdasarkan sumbernya dibedakan menjadi :


1. Inherent mineral matter
2. Extraneous mineral matter
Zat terbang (volatile matter)

• Merupakan bagian dari batubara yang akan berubah


menjadi volatile matter atau mudah menguap
• Terdiri dari gas-gas yang mudah terbakar seperti H2,
CO,methan, Hidrokarbon ringan dan uap-uap
mengembun seperti tar, CO2 dan H2O
• Semakin tinggi peringkat batubara maka semakin
kecil kadar zat terbang dalam batubara.
Karbo tetap/tertambat (fixed carbon)

• Merupakan Karbon yang terdapat dalam batubara


atau padat yang tertinggal dadri zat terbang,
• Pengeluaran zat terbang dan air maka akan
menyebabkan kenaikan karbon tertambat
• Semakin tinggi karbin tertabat dalam batubara maka
mutu batubara semakin baik
Nilai Kalor (Calorific value)

• Nilai kalor merupakan jumlah panas yang dilepaskan


jika satu unit berat atau satu unit volume terbakar
sempurna.
• Nilai kalor kotor batubara adalah panas yang
dihasilkan oleh pembakaran setiap satuan berat
batubara dalam sejumlah oksigen pada kondisi
standar
• Harga nilai kalor yang dapat dilaporkan sebagai suatu
nilai parameter yang penting adalah Gross Calorific
Value (GCV) yang diperoleh melalui pembakaran
sampel batubara
• Nilai kalor yang dimanfaatkan dalam pembakarann
batubara adalah Net Calorific Value (NCV) yang
dapat dihitung dengan harga panas laten dan panas
sensibel yang dipengaruhi oleh kandungan total abu.

Anda mungkin juga menyukai