Anda di halaman 1dari 67

KELOMPOK A6

KETUA : ANTANIA SARASWATI H (1102014036)


SEKERTARIS: ANNISA ULKHAIRIYAH (1102014034)
ANGGOTA : ASRI RAHMANIA (1102014044)
CHRYSZA AYU AGUSTINE (1102014062)
DYAH SRI ANAWATI (1102014081)
FARHA MUFTIA DINI S (1102014092)
HILDA UTAMI (1102014121)
ADITYA PRATAMA SAANIN (1102012006)
FAISHAL ANWAR (1102013105)
SKENARIO 3

MENSTRUASI TIDAK TERATUR


Seorang wanita 20 tahun, mahasiswi universitas yarsi,datang ke Poliklinik RS dengan keluhan haid tidak
teratur yaitu sejak 6 bulan yang lalu.Setiap haid lamanya 2 – 3 minggu.Dua hari ini, haid banyak sekali( 5x
ganti pembalut sehari ).Pasien mendapatkan haid yang pertama sejak usia12 tahun, tearatur tiap bulan.
Pemeriksaan Fisik didapatkan :
Keadaan umum : tampak pucat
Kesadaran : komposmentis
TD : 110/80
Nadi : 80x / menit
Jantung dan paru :dalam batas normal
Pemeriksaan luar ginekologi :
Abdomen inspeksi : perut tampak mendatar
Palpasi : lemas,fundus uteri tidak teraba diatas simfisis
Auskultasi : bising usus normal
Vulva/vagina : Fluksus (+)
Pemeriksaan penunjang :
USG Ginekologi : uterus bentuk dan ukuran normal,ovarium kanan dan kiri normal,tidak tampak masa pada
adneksa kanan dan kiri.
Labdarah rutin : Hb 10 g/dL,Trombosit 300.000/uL,lain lain normal

Berdasarkan pemeriksaan diatas,dokter menduga kelainan haid disebabkan oleh ketidak seimbangan
hormonal.Pasien juga bingung apakah keluhan ini karna haid atai istihadhah sehingga ragu dalam melaksanakan
hukum islam.
KATA SULIT
• Fluksus: cairan yang keluar dari organ reproduksi. Contohnya: darah
• Fundus Uteri: Bagian proximal dari uterus
• Menstruasi: Keadaan fisiologis dan siklik berupa pengeluaran secret
yang terdiri dari darah dan jaringan mukosa dari uterus non grafit
melalui vagina
• Adneksia: Jaringan yang berada disekitar Rahim meliputi tuba fallopi
dan ovarium
• Istihadhah: Darah yang keluar bukan saat haid atau nifas
PERTANYAAN
1. Apa yang menyebabkan haid tidak teratur?
2. Mengapa pasien terlihat pucat?
3. Bagaimana siklus haid normal?
4. Kenapa pada palpasi, fundus uteri tidak teraba diatas simfisis?
5. Bagaimana tatalaksana pada pasien ini?
6. Apa hormone yang berpengaruh terhadap pasien ini?
7. Apa saja faktor yang mempengaruhi ketidakseimbangan hormone?
8. Kapan dikategorikan “istihadhah”?
9. Adakah hubungan ketidakseimbangan haid dengan usia?
10.Apa saja pemeriksaan laboratorium yang diperlukan untuk
mengetahui ketidakseimbangan
jawaban
1. Karena keseimbangan hormone terganggu
2. Darah banyak keluar, sehingga terjadi penurunan kadar Hb
3. Pada fase folikular terjadi pelepasan hormone estrogen oleh folikel
sekunder dipengaruhi FSH. Pada fase luteal terjadi sekresi progesterone
oleh corpus luteum dimana corpus luteum terbentuk karna folikel
sekunder sudah mengalami ovulasi yang dipengaruhi oleh LH
4-Karena tidak terdapat massa
-ovum tidak mengalami pembuahan
5. Diberi hormone dan obat penambah darah
6. Estrogen, progesterone, FsH, LH, GnRH
7.– pola makan: kebanyakan makan makanan yang mengandung
estrogen(tempe,tahu,dkk), pola hidup, stress, olahraga berlebihan,
obat-obatan, pil KB
-Karna ada gangguan pada hipotalamus atau hipofisisnya
8. Kalau haid sudah lebih dari 15 hari
9. Tidak ada. Kecuali berusia > 45 tahun
10. HCG, estrogen, FsH, estrogen
HIPOTESIS :

Adanya factor resiko seperti pola makan yang sering mengkonsumsi


makanan yang banyak mengandung estrogen (tempe, tahu, dkk),
stress, olahraga berlebihan, pil KB dapat membuat keseimbangan
hormone didalam tubuh seperti Estrogen, progesterone, FsH, LH, GnRH
terganggu. Ini berdampak pada terganggunya siklus haid normal yang
menyebabkan darah banyak keluar dan lama, sehingga terjadi
penurunan kadar Hb. Adapun pemeriksaan yang dilakukan adalah HCG,
estrogen, FsH, estrogen. Tatalaksana yang diberikan berupa diberi
hormon dan obat penambah darah. Didalam pandangan islam,
dikategorikan istihadhah jika haid sudah lebih dari 15 hari.
SASARAN BELAJAR
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi organ reproduksi wanita
1.1 Makroskopis Anatomi Organ Reproduksi Wanita
1.2 Mikroskopik Anatomi Organ Reproduksi Wanita
2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi dan Biokimia Haid dan Hormonal wanita
3. Memahami dan Menjelaskan Kelainan Haid
3.1 Definisi Kelainan Haid
3.2 Epidemiologi Kelainan Haid
3.3 Klasifikasi Kelainan Haid
3.4 Patofisiologi Kelainan Haid
3.5 Manifestasi Klinik Kelainan Haid
3.6 Diagnosis dan Pemeriksaan Penunjang Kelainan Haid
3.7 Tatalaksana dan Pencegahan Kelainan Haid
3.8 Komplikasi Kelainan Haid
3.9 Prognosis Kelainan Haid
4. Memahami dan Menjelaskan Istihadhah
4.1 Memahami dan Menjelaskan perbedaan Haid dan Istihadhah
1. Memahami dan Menjelaskan Anatomi Organ Reproduksi Wanita
• 1.1 Makroskopik Anatomi Organ Reproduksi Wanita
Genitalia Eksterna
Genitalia Eksterna Wanita memiliki 3 fungsi utama :
• Jalan masuk sperma kedalam tubuh
• Melindungi organ genitalia interna dari mikroorganisme
• Seksual
Pudenda sering disebut sebagai vulva dan meliputi semua struktur yang
terlihat diantara pubis sampai perineum.
Mons Pubis ( mons veneris ) terdiri dari jaringan lemak yang berada pada
dinding depan abdomen diatas simfisis pubis.
Labium Majus
• Berbentuk lonjong dan menonjol, berasal dari mons veneris dan berjalan ke bawah dan belakang
• Labia majora sinistra dan dextra bersatu di sebelah belakang dan merupakan batas depan dari
perineum, disebut : commisura posterior (frenulum)
Terdiri dari 2 permukaan :
• Bagian luar, menyerupai kulit biasa dan ditumbuhi rambut
• Bagian dalam menyerupai selaput lendir dan mengandung banyak kelenjar sebacea
• Homolog dengan scrotum laki - laki

Labium Minus. Berupa dua buah lipatan kulit yang berjalan dari klitoris dan menyatu dibagian
posterior untuk membentuk frenulum labia minora atau fourchette.

Klitoris. Berada di ujung anterior labia minor. Terdiri dari 2 buah corpus cavernosum yang merupakan
jaringan erektil di dalam selaput tipis jaringan ikat dan sebagian diantaranya menyatu sepanjang tepi
medial untuk membentuk korpus klitoris. Analog dengan penis laki-laki.
Vestibulum vaginae. Berupa cekungan memanjang antara labia minor dan orifisium vaginae. Lokasi klitoris
berada dibagian ujung anterior vestibulum yang berbentuk segitiga. Pada orang dewasa memiliki 6 buah
lubang yaitu :
• Urethra
• Vagina
• 2 buah saluran kelenjar Bartholine
• 2 buah saluran kelenjar paraurethral (Skene)

Meatus urethra eksternus. Terletak 2 – 2.5 cm dibagian posterior basis klitoris. Pada kedua sisi MUE
terdapat 2 pasang saluran kelenjar paraurethralis (Skene’s) yang mempunyai arti klinis dalam infeksi
Gonococcus atau infeksi non-spesifik lain.

Bulbus vestibuli. Struktur jaringan erektil yang berada dikedua sisi orofisium vaginae yang menempel
dengan permukaan inferior diafragma urogenitalis dan tertutup oleh muskulus Bulbocavernosus (sfingter
vaginae). Bulbus vestibuli berukuran panjang 3 – 4 cm dan diameter 1 – 2 cm. Mudah cedera saat
persalinan dan menyebabkan hematoma vulva atau perdarahan eksternal.
Glandula Bartholine. Sepasang kelenjar yang terletak pada kedua sisi orifisium vaginae.
Berupa masa bulat dengan ukuran bervariasi antara 0.5 – 1 cm. Masing-masing kelenjar
memiliki saluran sepanjang 2 cm dengan orifisum yang terletak diantara labia minor dan
orifisium vagina. Fungsinya adalah menghasilkan sekret pada saat libido meningkat. Mudah
mengalami infeksi dengan kuman Gonococcus. Struktur ini identik dengan glandula
Bulbourethral (Cowper’s) pada laki-laki.

Orifisium Vaginae. Terletak postero-inferior dari Meatus Urethrae Eksternus dengan bentuk
dan lebar yang derajatnya sesuai dengan virginitas – usia dan paritas.

Himen. Lipatan selaput membran tipis yang melingkari orifisium vagina. Terdapat berbagai
jenis lubang hymen: annular – cribiformis – septum – imperforatus. Berupa lapisan yang tipis
dan menutupi sebagian besar dari introitus vaginae. Biasanya hymen berlubang sebesar ujung
jari hingga getah dari genitalia interna dan darah haid
Vagina. Saluran musculo-membrane yang terbentang dari vestibulum sampai uterus. Berjalan
kearah postero-superior dan membentuk sudut tajam dengan servik uteri sehingga dinding
posterior vagina akan lebih panjang (sekitar 1.5 – 3 cm) dibandingkan dengan dinding anterior
(6 – 7.5 cm).Penonjolan servik kedalam vagina akan membentuk Cavum Douglassi dan
membagi puncak vagina menjadi fornix anterior - posterior dan lateralis.
Perineum.
Perineum dibentuk oleh sejumlah struktur seperti terlihat pada gambar 5 dan 6. Sebagian
besar fungsi penyangga perineum merupakan tugas dari diafragma pelvik dan diafragma
urogenitalis
Diafragma pelvik terdiri dari :
• mm. Levator Ani
• m. Coccygeus (dibagian posterior)
Diafragma urogenitalis terletak diluar diafragma pelvis dan meliputi daerah segitiga antara
tuberischiadica dan simfisis pubis. Diafragma urogenitalis terdiri dari :
• m. Tranversus perinealis profunda
• m. Constrictor urethrae
• fascia penutup bagian superfisial dan profunda.
.
Pasokan darah pada perineum terutama berasal dari arteri Pudenda Interna dan
percabangannya antara lain a.rectalis inferior dan a.labialis posterior.Inervasi perineum
terutama melalui n.Pudendus dan percabangannya. N.Pudendus berasal dari S 2-3-4
Genitalia Interna
UTERUS
• atau rahim adalah organ muskular berongga, berbentuk mirip buah pir, dan
berdinding tebal. Embrio dan janin berkembang dalam uterus, dinding
muskularnya beradaptasi terhadap pertumbuhan janin kemudian
memberikan kekuatan untuk pengeluaran janin selama persalinan.
LIGAMENTUM dan PENYANGGA UTERUS
• LIGAMENTUM SACROUTERINA
Sepasang ligamentum yang melengkung terbentang dari permukaan postero-
lateral servik menuju permukaan anterior sacrum dan membentuk “short
hammock”
• LIGAMENTUM LATUM
Sepasang ligamen berjalan dari sisi lateral uterus menuju dinding lateral
panggul yang menyerupai sayap.
Batas-batas uterus :
Di anterior (anteroinferior pada posisi anteversi normalnya) :
• excavatio vesicouterina dan permukaan superior vesica; pars supravaginalis cervix
dihubungkan dengan vesica dan dipisahkan darinya hanya oleh jaringan ikat fibrosa.
Di posterior :
• excavatio rectouterina yang berisi loop usus halus dan bagian permukaan anterior
rectum; hanya fascia pelvicus visceralis yang menyatukan rectum dan uterus di sini
menahan peningkatan tekanan intraabdominal.
Di lateral :
• Ligamentum latum peritoneal yang mengapit corpus uteri dan ligamentum
transversum cervicis fascial pada setiap sisi cervix dan vagina;
• pada transisi di antara dua ligamen, ureter berjalan di anterior sedikit di
superior pars lateralis fornicis vaginae dan di inferior arteriae uterina,
biasanya sekitar 2 cm di sebelah lateral pars supravaginalis cervix.
VASKULARISASI UTERUS
Pasokan darah uterus terutama berasal dari arteri uterina dan arteri
ovarica.
• Arteria Uterina Adalah cabang utama arteria Iliaca Interna (arteria
Hypogastrica) yang masuk uterus melalui ligamentum latum.
• Arteria Ovarica Cabang langsung dari Aorta yang memasuki
ligamentum latum melalui ligamentum infundibulopelvicum
• TUBA FALOPII. Dua buah saluran muskuler yang terbentang dari sudut
superior uterus kearah lateral dengan panjang masing-masing sekitar 8
– 14 cm. Saluran ini menghubungan cavum uteri dengan cavum
peritoneale.
Tuba dapat dibagi menjadi 4 bagian :
• - Pars interstitialis (intramuralis) : bagian tuba yang berjalan dalam
dinding uterus, mulai pada ostium internum tubae.
• - Pars isthmica : bagian tuba setelah keluar dari dinding uterus,
merupakan bagian tuba yang lurus dan sempit
• - Pars ampullaris : bagian tuba antara pars isthmica dan infundibulum
merupakan bagian tuba yang paling lebar dan berbentuk S.
• - Infundibulum : ujung dari tuba dengan umbai – umbai yang disebut
fimbriae, lubangnya disebut ostium abdominale tubae.
OVARIUM. Ovarium (indung telur) adalah sepasang organ berbentuk
seperti buah almond yang berada disamping uterus didekat dinding
lateral pelvis dan berada pada lapisan posterior ligamentum latum,
postero-caudal tuba falopii.
• Panjang kira-kira 2.5 – 5.0 cm dengan lebar kira-kira 1.5 – 3.0 cm.
• Masing-masing memiliki permukaan medial dan lateral
• Masing-masing ovarium memiliki tepi anterior (mesovarium) dan tepi
posterior yang bebas.
• Permukaan medial yang menghadap ke arah cavum douglasi dan
permukaan lateral. Ujung atas yang berdekatan dengan tuba dan ujung
bawah yang lebih dekat dengan uterus (extremitas tubaria dan
extremitas uterina)
1.2 Mikroskopis anatomi organ reproduksi wanita
Ovarium
• Permukaan ovarium ditutupi oleh satu lapisan epitel kuboid, yang
juga disebut epitel germinal. Jaringan ikat fibrosa akan membentuk
kapsul tipis, albuginea tunika, langsung di bawah epitel. Di sebelah
dalam terdapat tunika albugenia (jaringan ikat penyebab ovarium
berwarna putih).
• Seperti organ lain, ovarium dibagi menjadi korteks luar dan medula.
Korteks terdiri dari stroma jaringan ikat yang sangat selular di mana
folikel ovarium yang tertanam. Medula terdiri dari jaringan ikat
longgar, yang berisi pembuluh darah dan saraf. Jaringan dasar
ovarium disebut stroma.
Corpus luteum Korpus luteum dibentuk oleh sel-sel granulosa dan sel teka setelah
ovulasi telah terjadi. Dinding folikel runtuh ke dalam struktur dilipat, yang
merupakan karakteristik untuk korpus luteum. Vaskularisasi meningkat dan jaringan
jaringan ikat yang terbentuk.
Oviduk
Berdasar struktur histology terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan
peritoneum.
Lapisan mukosa : tersusun atas epitel kolumnar tinggi bersilia dan sel-sel kelenjar
Lapisan otot : tersusun atas
• Lapisan otot intrinsic yang tebal mukosa
• Berkas otot menyerupai darah
• Lapisan sub peritoneal adalah serabut seperti kisis-kisi dan pita.
Lapisan peritoneum :memungkinkan tuba uterine bergerak terhadap sekitarnya.
Uterus
Dinding uterus terdiri dari 3 lapisan :
1.Perimetrium : bagian luar yang dilapisi oleh serosa atau adventitia
2.Miometrium : terdapat 3 lapisan otot yang batas-batasnya kurang jelas. Tiga
lapisan otot tersebut adalah ;
• Lapisan Sub vascular : serat-serat otot tersusun memanjang
• Lapisan Vaskular : lapisan otot tengah tebal, serat tersusun melingkar dan
serong dengan banyak pembuluh darah.
• Lapisan Supravaskular : lapisan otot luar memanjang tipis.
3.Endometrium : dilapisi oleh epitel selapis silindris yang turun kedalam lamina
propia untuk membentuk banyak kelenjar uterus. Umunya endometrium dibagi
menjadi dua lapisan fungsional, Stratum functionale di luminal, dan stratum basale
di basal. Pada wanita yang tidak hamil , stratum functionale superfisial dengan
kelenjar uterus dan pembuluh darah terlepas atau terkelupas selama menstruasi,
meninggalkan stratum basale yang utuh dengan sisa-sisa kelenjar uterus basal –
sebagai sumber untuk regenerasi stratum functionale yang baru.
• Vagina
Merupakan bagian terakhir dari saluran reproduksi betina. Berbentuk pipa panjang,untuk
menerima penis terdiri dari 3 lapis yaitu :
• Lapisan Mukosa : mempunyai lipatan mendatar dan tersusun atas epitel berlapis pipih
tanpa lapisan tanduk. Dan terdapat lamina propria yang tersusun atas jaringan ikat padat
dengan banyak serat elastin, leukosit, limfosit dan nodulus limfatikus (jarang terlihat).
• Lapisan otot : terdiri dari berkas-berkas otot polos yang tersusun berjalinan.
• Lapisan Adventisia/ Serosa: berupa lapisan tipis yang tersusun dari jaringan ikat yang
berbaur dengan adventisia organ sekitarnya.

• Tuba Fallopii
Berdasar struktur histologi terdiri dari lapisan mukosa, lapisan otot, dan lapisan serosa.
2. Memahami dan Menjelaskan Fisiologi dan BiokimiaHaid dan Hormonal wanita
FISIOLOGI
• PEMBENTUKAN OOSIT PRIMER DAN FOLIKEL PRIMER
Selama bagian terakhir kehidupan janin, oogonia memulai tahap-tahap awal
pembelahan meiotik pertama tetapi tidak menuntaskannya. Oogonia tersebut, yang
kini dikenal sebagai oosit primer, mengandung jumlah diploid 46 kromosom
replikasi, yang dikumpulkan ke dalam pasangan- pasangan homolog tetapi tidak
memisah. Oosit primer tetap berada dalam keadaan meiotic arrest ini selama
bertahun- tahun sampai sel ini dipersiapkan untuk ovulasi.
Sebelum lahir, setiap oosit primer dikelilingi oleh satu lapisan sel granulosa.
Bersama-sama, satu oosit dan sel-sel granulosa di sekitarnya membentuk folikel
primer. Oosit yang tidak membentuk folikel kemudian mengalami kerusakan melalui
proses apoptosis. Saat lahir hanya sekitar 2 juta folikel primer yang tersisa, masing-
masing mengandung satu oosit primer yang mampu menghasilkan satu ovum
Sekali terbentuk, folikel ditakdirkan mengalami satu dari dua nasib: mencapai
kematangan dan berovulasi, atau ber- degenerasi untuk membentuk jaringan parut,
suatu proses yang dikenal sebagai atresia.
Sampai masa pubertas, semua folikel yang mulai berkembang mengalami atresia
pada tahap-tahap awal tanpa pernah berovulasi. Bahkan selama beberapa tahun
pertama pubertas, banyak dari siklus bersifat anovulatorik (yaitu tanpa pembebasan
ovum).
• PEMBENTUKAN OOSIT SEKUNDER DAN FOLIKEL SEKUNDER
Pembentukan folikel sekunder ditandai oleh pertumbuhan oosit primer dan oleh ekspansi
serta diferen- siasi lapisan-iapisan sel sekitar
Tepat sebelum ovulasi, oosit primer, yang nukleusnya mengalami meiotic arrest
(penghentian proses meiosis) selama bertahun-tahun, menyelesaikan pembelahan meiotik
pertamanya. Pembelahan ini menghasilkan dua sel anak, masing- masing menerima set
haploid 23 kromosom ganda, analog dengan pembentukan spermatosit sekunder
• PEMBENTUKAN OVUM MATANG
Masuknya sperma ke dalam oosit sekunder dibutuhkan untuk memicu pembelahan meiotik
kedua. Oosit sekunder yang tidak dibuahi tidak pernah menyelesaikan pembelahan final ini.
Selama pembelahan ini, separuh set kromosom bersama dengan sedikit sitoplasma
dikeluarkan sebagai badan polar kedua. Separuh set lainnya (23 kromosom tak berpasangan)
tetap tertinggal dalam apa yang sekarang dinamai ovum matang.
CATATAN KLINIS. Semakin tuanya usia ovum yang dibebaskan oleh wanita pada usia akhir 30-
an dan 40-an diperkirakan berperan menyebabkan peningkatan insidens kelainan genetik,
misalnya sindrom Down, pada anak yang lahir dari ibu dalam kisaran usia tersebut.
• Siklus ovarium terdiri dari fase folikular dan luteal yang bergantian.
Setelah pubertas dimulai, ovarium secara terus-menerus mengalami dua fase
secara bergantian: fase folikular, yang didominasi oleh keberadaan folikel matang;
dan fase luteal, yang ditandai oleh adanya korpus luteum. Folikel bekerja pada
paruh pertama siklus untuk menghasilkan telur matang yang siap untuk berovulasi
pada pertengahan siklus. Korpus luteum mengambil alih selama paruh terakhir
siklus untuk mempersiapkan saluran reproduksi wanita untuk kehamilan jika
terjadi pembuahan telur yang dibebaskan tersebut
• Fase folikular ditandai oleh pembentukan folikel matang.
Setiap saat selama siklus, sebagian dari folikel-folikel primer mulai berkembang.
Namun, hanya folikel yang melakukan- nya selama fase folikular, saat lingkungan
hormonal tepat untuk mendorong pematang nnya, yang berlanjut melewati tahap-
tahap awal perkembangan. Folikel yang lain, karena tidak mendapat bantuan
hormon, mengalami atresia.
• PROLIFERASI SEL GRANULOSA DAN PEMBENTUKAN ZONA PELUSIDA
Satu lapisan sel granulosa pada folikel primer berproliferasi untuk membentuk beberapa
lapisan yang mengelilingi oosit. Sel-sel granulosa ini mengeluarkan “kulit” kental mirip gel
yang membungkus oosit dan memisahkannya dari sel granulosa sekitar. Membran penyekat
ini dikenal sebagai zona pelusida.
• PROLIFERASI SEL TEKA; SEKRESI ESTROGEN
Pada saat yang sama ketika oosit sedang membesar dan sel- sel granulosa berproliferasi, sel-
sel jaringan ikat ovarium khusus yang berkontak dengan sel granulosa berproliferasi dan
berdiferensiasi membentuk suatu lapisan luat sel teka. Sel teka dan sel granulosa, yang secara
kolektif dinamai sel folikel, berfungsi sebagai satu kesaruan untuk mengeluarkan estrogen.
Dari tiga estrogen yang penting secara faali-estra- diol, estron, dan estriol-estradiol adalah
estrogen ovarium utama.
• PEMBENTUKAN ANTRUM
Lingkungan hormon pada fase folikular mendorong terjadinya pembesaran dan
pengembangan kemampuan sekresi sel- sel folikel, mengubah folikel primer menjadi folikel
sekunder, atau folikel antrum, yang mampu mengeluarkan estrogen. Selama tahap
perkembangan folikel ini, terbentuk suatu rongga berisi cairan, antrum, di bagian tengah sel-
sel granulosa (Gambar 20-l4a dan 20-15). Sebagian dari pertumbuhan folikel ini disebabkan
oleh proliferasi berkelanjutan sel granulosa dan sel teka, tetapi sebagian besar disebabkan
oleh pembesaran dramatik antrum. Seiring dengan tumbuhnya folikel, produksi estrogen juga
meningkat.
• PEMBENTUKAN FOLIKEL MATANG
Salah satu folikel biasanya tumbuh lebih cepat daripada yang lain, berkembang
menjadi folikel matang (praovulasi, tersier, atau Graffl dalam waktu sekitar 14 hari
setelah dimulainya pembentukan folikel)
• OVULASI
Folikel matang yang telah sangat membesar ini menonjol dari permukaan ovarium,
menciptakan suatu daerah tipis yang kemudian pecah untuk membebaskan oosit
saat ovulasi. Tepat sebelum ovulasi, oosit menyelesaikan pembelahan meiotik
pertamanya. Ovum (oosit sekunder), masih dikeli lingi oleh zona pelusida yang lekat
dan sel-sel granulosa (kini dinamai korona radiata, yang berarti "mahkota
memancar"), tersapu keluar folikel yang pecah ke dalam rongga abdomen oleh
cairan antrum yang bocor (Gambar 20-14b). Ovum yang dibebaskan ini cepat
tertarik ke dalam tuba uterina, tempat fertilisasi dapat terjadi. Pecahnya folikel saat
ovulasi menandakan berakhirnya fase folikular dan dimulainva fase luteal.
Fase luteal ditandai oleh keberadaan korpus luteum.
• Pembentukan korpus luteum: sekresi estrogen dan progesterone
• DEGENERASI KORPUS LUTEUM
• KORPUS LUTEUM KEHAMILAN,Jika pembuahan dan implantasi terjadi
maka korpus luteum terus tumbuh serta meningkatkan produksi
progesteron dan estrogennya.
Siklus haid terdiri dari tiga fase: fase haid, fase proliferative, dan fase
sekretorik atau progestasional
3. Memahami dan Menjelaskan Kelainan Haid

3.1 Definisi Kelainan Haid


Siklus haid yang tidak teratur, yakni siklusnya tidak memiliki pola tertentu. Mungkin
pada awalnya siklus haid lebih dari 35 hari, namun kemudian akan timbul perdarahan
haid diluar siklus haid normal. Misalnya,siklusnya semula 35-40 hari tetapi bulan
berikutnya bisa tidak haid selama 3 bulan. Di sisi lain, ada pula yang dalam sebulan bisa
mengalami haid lebih dari sekali. Contoh, bulan ini haid terjadi tanggal 10, kemudian
datang lagi pada tanggal 25 di bulan yang sama. Haid yang berlangsung kurang dari 21
dikategorikan siklus pendek.Baik siklus pendek maupun panjang, sama-sama
menunjukkan ketidakberesan pada sistim metabolisme dan hormonal. Dampaknya pun
sama,yaitu jadi lebih sulit hamil. Pada siklus pendek, ibu mengalami ”unovulasi” karena
sel telur tidak terlalu matang sehingga sulit untuk dibuahi. Pada siklus panjang, hal ini
menandakan sel telur jarang sekali diproduksi atau ibu mengalami ketidaksuburan yang
cukup panjang. Jika sel telur jarang diproduksi berarti pembuahan akan sangat jarang
terjadi. (Hanifa W, 1997)
3.2 Epidemiologi Kelainan Haid

Umur memainkan peran penting dalam gangguan menstruasi. Gadis-


gadis yang mulai menstruasi pada usia 11 atau lebih muda berada pada
risiko tinggi untuk sakit parah, periode haid yang lebih lama, dan siklus
menstruasi lebih lama. Antara 20-90% dari gadis remaja mengeluh
mengalami nyeri haid,dan 15% yang sudah parah. Remaja dapat
berkembang menjadi amenorese belum siklus ovulasi mereka menjadi
teratur.Wanita yang menjelang menopause (perimenopause) juga
dapat melewati periode haid. Episode pendarahan berat sesekali juga
umum saat perimenopause.
(Simon, Harvey. 2009)
3.3 Klasifikasi Kelainan Haid
Saat mulai haid dinamakan menarche sedangkan saat berhentinya haid dinamakan menopause.Gangguan haid
dan siklusnya khususnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan dalam :
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lama perdarahan pada haid
• a.Hipermenorea atau Menoragia
• b.Hipomenorea
2. Kelainan siklus
• a. Polimenorea
• b.Oligomenorea
• c.Amenorea
3. Perdarahan di luar haid
a. Metroragia
4. Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid
• a.Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
• b.Mastodinia
• c.Mittelschremz (rasa nyeri pada ovulasi)
• d.Dismenorea
1. Kelainan dalam banyaknya darah dan lama perdarahan pada haid
a.Hipermenorea atau Menorrhagia
Definisi
• Menorrhagia adalah pengeluaran darah haid yang terlalu banyak dan biasanya disertai dengan pada siklus yang teratur.
Etiologi
Etiologi menorrhagia dikelompokan dalam 4 kategori yaitu,
• Gangguan pembekuan,
• disfunctional uterine bleeding (DUB)
• Gangguan pada organ dalam pelvis
• Gangguan medis lainnya: Gangguan medis lainnya yang dapat menyebabkan menorrhea diantaranya hipotiroid dan
sindrom cushing, patifisiologi terjadinya belum diketahui dengan pasti
• b. HIPOMENOREA
Definisi
Suatu keadaan dimana perdarahan haid lebih pendek atau lebih minus dari biasanya.
Lama perdarahan : Secara normal haid sudah terhenti dalam 7 hari. Kalau haid lebih lama dari 7 hari maka daya regenerasi
selaput lendir minus. Misal pada endometritis, mioma.
Etiologi
1. Setelah dilakukan miomektomi/ gangguan endokrin
2. kesuburan endometrium minus akibat dari minus gizi, penyakit menahun maupun gangguan hormonal.
2.Kelainan Panjang Siklus

A.Amenorrhea (tidak ada periode haid)


Definisi
• Amenore adalah istilah medis untuk tidak terjadinya haid. Istilah amenorea
digunakan ketika seorang perempuan tidak mengalami periode haid pada umur
reproduksi. Secara umum, amenorea terjadi saat perempuan sedang hamil atau
menyusi, diluar masa tersebut amenorea terjadi pada masa prapubertas dan
pasca menopause. Siklus haid dapat dipengaruhi oleh faktor internal seperti
hormonal , stress, penyakit serta faktor eksternal atau lingkungan. Amenorea
dapat terjadi secara fisiologis (prapubertas, hamil, laktasi, pasca menopause) dan
patologis (amenorea primer dan amenorea sekunder).
• Etiologi
Amenorea pada remaja perempuan disebabkan oleh kelainan system organ dan
status estrogen dalam tubuh yang dapat dilihat sebagai berikut:
B.Oligomenorrhea
Definisi
• Oligomenorrhea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus panjang. Oligomenorrhea terjadi bila siklus
lebih dari 35 hari. Darah haid biasanya berkurang. Adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35
hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
Etiologi
Oligomenorrhea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin
seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopouse atau sebab sistemik seperti
kehilangan berat badan berlebih.
C.Polimenorrhea
Definisi
• Polimenorrhea adalah kelainan haid dimana siklus kurang dari 21 hari, sedangkan jumlah perdarahan
relatif sama atau lebih banyak dari biasa. Polimenorea merupakan gangguan hormonal dengan umur
korpus luteum memendek sehingga siklus menstruasi juga lebih pendek atau bisa disebabkan akibat
stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi pendek atau karena keduanya.

Etiologi
• Bila siklus pendek namun teratur ada kemungkinan stadium proliferasi pendek atau stadium sekresi
pendek atau kedua stadium memendek. Yang paling sering dijumpai adalah pemendekan stadium
proliferasi. Bila siklus lebih pendek dari 21 hari kemungkinan melibatkan stadium sekresi juga dan hal
ini menyebabkan infertilitas.
3. Perdarahan di luar haid
• Metrorrhagia
Definisi
• Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan
dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan
siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan
pengukuran suhu basal tubuh.
• Menometroragia yaitu perdarahan yang terjadi dengan interval yang
tidak teratur disertai perdarahan yang banyak dan lama.
Etiologi
• Penyebabnya adalah kelainan organik (polip endometrium, karsinoma
endometrium, karsinoma serviks, kelainan fungsional dan penggunaan
estrogen eksogen).
5. Gangguan lain yang ada hubungannya dengan haid
a. Premenstrual tension (ketegangan prahaid)
• Keluhan biadanya satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang
sesudah haid datang, walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. Menyerang
wanita pada umur 30-45 tahun.
• Penyebabnya terjadi karena ketidakseimbangan esterogen dan progresteron dengan akibat retensi Na
dan cairan, peningkatan berat badan dan kadang-kadang edema, faktor kejiwaan, masalah sosial, dan
lain-lain.
b. Mastodinia
• Rasa tegang dan nyeri pada payudara menjelang haid disebut matodinia atau mastalgia. Mastalgia di
sebabkan dominasi hormone esterogen, sehingga terjadi retensi air dan garam disertai hiperemia di
daerah payudara. Segera setelah menstruasi, mastalgia akan hilang dengan sendirinya
c.Mittelschremz (rasa nyeri pada ovulasi)
• Dengan kesibukannya wanita jarang merasakan terjadi rasa nyeri ketika ovulasi (pelepasan ovum) yang
dapat berlangsung beberapa jam atau beberapa hari pada pertengahan siklus menstruasi di sebut
mittelschmer. Mittelschmer penting di perhatikan agar dapat menasehati mereka yang infertilitas agar
mempergunakannya untuk kehamilan. Kadang-kadang mittelschmer di ikuti oleh perdarahan yang
berasal dari proses ovulasi dengan gejala klinis seperti hamil ektopik yang pecah.
d.Vicarious Menstruation
• Terjadi pendarahan ekstragenital dengan interval periodik yang sesuai dengan siklus haid.
Penyebabnya, adalah peningkatan esterogen, edema, kongesti alat-alat lain diluar genital pada wanita
yang peka.
e.Dismenorrhea
Definisi
• Dismenore adalah nyeri selama menstruasi yang disebabkan oleh
kejang otot uterus. (Sylvia, 2005)
• Istilah medis untuk nyeri haid adalah Dysmenorrhea (baca: dismenore)
merupakan rasa sakit di perut bagian bawah selama menstruasi dan
juga dapat dirasakan di pinggul, punggung bawah, atau paha. Rasa sakit
bersifat spasmodic (kram)
Sumber:Mediskus, Penyebab Nyeri Haid dan cara mengatasinya,
http://mediskus.com/penyakit/penyebab-nyeri-haid-dan-cara-
mengatasinya
• Perdarahan bukan haid
Perdarahan bukan haid digolongan sebagai perdarahan yang tidak ada hubunganya
dengan haid dan dapat disebabkan oleh kelainan organik maupun hormonal. Bentuk
perdarahan bukan haid dapat berupa kontak berdarah, spotting diluar haid,
perdarahan disfungsional.
Penyebab organik pendarahan bukan haid :
• Vagina : varises pecah, metastase-korio karsinoma, keganasan vagina.
• Serviks : karsinoma portio,perlukaan serviks, polipserviks
• Rahim : polip endomentrium, karsinoma korpusuteri, submukosa mioma uteri
• Tuba falopii : karsinoma tuba, hamil ektopik tuba.
• Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium
Penyebab Pendarahan disfungsional adalah pendarahan tanpa di jumpai kelainan
organik alat genetalia, tapi gangguan matarantai hormon aksis hipotalamus-hipofisis
dan ovarium. Pendarahandisfungsional mempunyai 2 bentuk, yaitu perdarahan
disfungsional dengan ovulasi (ovutatior disfunctional bleeding) dan perdarahan
disfugsional tanpa ovulasi (anovutatior disfunctional bleeding)
3. 4 Patofisiologi Kelainan Haid

• Amenore primer
• Dismenorea
• Premenstrual sindrom
3.5 Manifestasi Klinik Kelainan Haid
1 Perdarahan lebih banyak atau lebih sedikit dari normal
2 Perdarahan lebih lama atau lebih pendek dari normal
3 Nyeri hingga mengganggu aktivitas, perut keram , kembung.
4 Gejala lainnya seperti menstruasi pada umumnya yaitu gejala Pra Menstruasi Syndrome (PMS) dan
nyeri haid (Disminorhea)
PMS (pre menstruasi syndrome) atau gejala pre-menstruasi, dapat menyertai sebelum atau saat
menstruasi. Antara lain:
• Perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas, serta mudah merasa lelah.
• Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang rasanya asam.
• Emosi menjadi labil. Biasanya kita mudah uring-uringan, sensitif, dan perasaan-perasaan negatif
lainnya.
• Mengalami kram perut (dismenorrhoe).
• Kepala nyeri.
• Pingsan.
• Berat badan bertambah, karena tubuh menyimpan air dalam jumlah yang banyak.
• Pinggang terasa pegal.
3.6 Diagnosis dan pemeriksaan penunjang
• Pada anamnesis yang perlu ditanyakan antara lain
• Jumlah pemakian pembalut dalam 1 hari. Normalnya 2-5 pembalut dalam 1 hari
• Jadwal siklus menstruasI
• Kehamilan
• Riwayat haid, perlu diketahui riwayat menarche, siklus haid teratur atau tidak, banyaknya darah yang keluar, lamanya haid,
disertai rasa nyeri atau tidak, dan menopause. Perlu ditanyakan haid terakhir yang masih normal.
• Keluhan utama, keluhan yang dialami pasien sekarang.
• Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan abdomen, terdiri dari :
• Inspeksi - yaitu memperhatikan bentuk, pembesaran (mengarah pada kehamilan, tumor, maupun asites),
pergerakan pernapasan, kondisi kulit (tebal, mengkilat, keriput, striae, pigmentasi)
• Palpasi - sebelum pemeriksaan kandung kemih dan rectum sebaiknya dalam keadaan kosong. Untuk mengetahui
besaar tumor, tinggi fundus uteri, permukaan tumor, adanya gerakan janin, tanda cairan bebas, apakah ada
perabaan terasa sakit.
• Perkusi - untuk mendengar gas dalam usus, menentukan pembesaran tumor, terdapat cairan bebas dalam kavum
abdomen dan perasaan sakit saat diketok
• Auskultasi – pemeriksaan bising usus, gerakan janin maupun denyut jantung janin.
• Payudara, mempunyai arti penting sehubungan dengan diagnostic kelainan endokrin, kehamilan, dan karsinoma
mammae. Hal yang diperiksa: ukuran, simetris, apakah ada pembengkakan, masa retraksi, jaringan parut/bekas
luka, kondisi putting susu.
Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan Panggul (Pelvix Internal)
Pemeriksaan daerah panggul memungkinkan dokter atau dokter kandungan untuk mengetahui apakah ada
pelebaran pada rahim. Dokter dapat memeriksa leher rahim Anda dengan memasukkan plastik atau logam yang
disebut spekulum alat ke dalam vagina dan Pap (Pap Smear) dapat diambil pada waktu yang bersamaan. Swab dapat
diambil dari leher rahim atau vagina untuk menguji ada tidaknya infeksi. Seorang perawat atau pendamping
perempuan harus hadir saat Anda sedang diperiksa oleh dokter laki-laki.
b. Tes Darah
1. TSH (Thyroid Stimulating Hormone)
TSH bertugas mengatur sintesis hormon tiroid. Pemeriksaan TSH berfungsi untuk mengetahui fungsi kelenjar tiroid.
Hipotiroid yang biasa ditandai dengan meningkatnya TSH, menyebabkan haid tidak teratur termasuk amenorrhea.
Gangguan fungsi tiroid ini dapat menyebabkan peningkatan produksi prolaktin.
2. Prolaktin
Produksi prolaktin yang berlebihan atau disebut hiperprolaktinemia pada wanita dapat menyebabkan gangguan
siklus haid.
3. Luteinizing Hormone (LH) dan Folicle Stimulating Hormone (FSH)Pemeriksaan LH dan FSH berguna untuk
mengetahui keadaan hipergonadotropik hipogonadisme dan hipogonadotropik hipogonadisme. Hipergonadotropik
hipogonadisme dapat menyebabkan gagal ovarium yang mengakibatkan menopause dini, sedangkan
hipogonadotropik hipogonadisme dapat mengakibatkan amenorrhea hipotalamus yang disebabkan oleh gangguan
poros hipotalamus-pituitari-ovarium.
4. Progesteron
Pemeriksaan progesteron dapat mengetahui terjadinya defisiensi estrogen, lesi pada struktur endometrium dan
sumbatan pada uterus yang menyebabkan amenorrhea. Amenorrhea dapat menyebabkan ketidaknyamanan, namun
dengan pemeriksaan laboratorium dan konsultasi dokter dapat diketahui penyebabnya sehingga dapat dilakukan
tindakan yang tepat untuk menormalkan kembali siklus haid.
c. USG
Pemindaian USG adalah prosedur tes yang sederhana yang dapat dilakukan
dengan cara memindahkan alat scan ke perut bagian bawah (scan abdomen)
atau dengan menempatkannya di vagina bagian atas (transvaginal scan).
Wanita lebih sering memilih metode transvaginal karena, selama pemeriksaan
scan abdomen wanita harus menjaga kandung kemihnya agar tetap penuh.
Pilihan metode scanning akan sangat bervariasi sesuai dengan tujuan masing-
masing. Jika dicurigai adanya fibroid atau kista ovarium, scan abdomen dapat
memberikan informasi lebih lanjut, untuk menyelidiki kelainan menstruasi,
transvaginal scan memberikan gambaran yang lebih jelas pada lapisan rahim
(endometrium). Kadang-kadang kedua metode ini digunakan bersama-sama
tetapi Anda akan diberikan kesempatan untuk mengosongkan kandung kemih
Anda setelah scan abdomen dilakukan.
d.Biopsi Eendometrium
Digunakan untuk screening keganasan, perdarahan yang tidak teratur,
gangguan fertilitas, infeksi dan memonitor pengobatan.
e.Hysteroscopy
Histeroskopi adalah pemeriksaan dalam (rongga) rahim Anda dengan instrumen
(hysteroscope) yang dilengkapi dengan sumber cahaya dan kamera sehingga pandangan dari
rongga rahim dapat dilihat pada layar
f.Dilatasi dan Kuretase
Dilatasi dan kuretase (D & C) merupakan metode tradisional yang digunakan untuk menyelidiki
masalah perdarahan, tetapi sekarang jarang digunakan karena harus dilakukan anestesi lokal.
g.Laparoscopy
Laparoskopi mungkin disarankan jika masalah utama anda adalah nyeri pada bagian abdomen
yang dikarenakan menstruasi.Pemeriksaan permukaan eksternal dari rahim serta tuba falopii,
ovarium dan struktur sekitarnya diperiksa melalui laparoskopi, dihubungkan oleh sebuah
sumber cahaya serat optik dan kamera ke layar TV.
h.Mengukur kehilangan darah menstruasi
Salah satu kesulitan menangani wanita dengan periode menstruasi berat adalah bahwa kita
tidak memiliki informasi yang akurat tentang jumlah kehilangan darah seorang wanita setiap
bulan. Beberapa rumah sakit mengukur kehilangan darah menstruasi dengan meminta
perempuan untuk mengumpulkan semua pembalut yang mereka gunakan dan tampon. Ini
bukan tugas yang menyenangkan tetapi tidak memberikan informasi berharga. Karena
berbagai alasan ini tidak dilakukan secara rutin dan penggunaannya biasanya terbatas pada
rumah sakit pendidikan untuk melakukan penelitian masalah menstruasi.
3.8 Tatalaksana & Pencegahan Kelainan Haid
Setelah menegakkan diagnosa dan setelah menyingkirkan berbagai
kemungkinan adalah melakukan prinsip-prinsip pengobatan sebagai
berikut:
1. Menghentikan perdarahan.
2. Mengatur menstruasi agar kembali normal
3. Transfusi jika kadar hemoglobin (Hb) kurang dari 8 gr%.
Tatalaksana
• Edukasi
Penderita perlu dijelskan bahwa disminore adalah gangguan yang tidak berbahaya untuk
kesehatan, hendaknya diadakan penjelasan dan diskusi mengenai cara hidup, pekerjaan,
kegiatan, dan lingkungan penderita. Salah satuinformasi yang perlu dibicarakan yaitu
mengenai makanan sehat (rendah lemak), istirahatyang cukup, dan olahraga mungkin
berguna, serta psikoterapi. Perlu juga dijelaskan kepada penderita supaya untuk tidak
merokok dan jangan mudah stress. Dapat juga disarankan kepada penderita untuk mengganti
pembalut 2x sehari, dan memilih pakaian dalam dan bra yang nyaman dipakai dan tidak ketat.
Tujuannya untuk mengurangi gesekan sehinggamengurangi nyeri.
• Kuratif:
Pertambahan umur dan kehamilan akan menyebabkan menghilangnya dismenore primer. Ha
lini diduga terjadi karena adanya kemunduran saraf rahim akibat penuaan dan
hilangnyasebagian saraf pada akhir kehamilan.Untuk mengurangi rasa nyeri bisa diberikan
obat anti peradangan non-steroid (misalnyaibuprofen, naproksen dan asam mefenamat). Obat
ini bekerja dengan menekan aktivitas cyclooxygenase yang mengakibatkan penurunan sintesis
prostaglandin. Obat ini akan sangat efektif jika mulai diminum 2 hari sebelum menstruasi dan
dilanjutkan sampai hari 1-2menstruasi.
Selain dengan obat-obatan, rasa nyeri juga bisa dikurangi dengan:
• Istirahat yang cukup
• Olah raga yang teratur (terutama berjalan)
• Pemijatan
• Yoga
• Orgasme pada aktivitas seksual
• Kompres hangat di daerah perut.Untuk mengatasi mual dan muntah
bisa diberikan obat anti mual, tetapi mual dan muntah biasanya
menghilang jika kramnya telah teratasi
3.9 Komplikasi

• Anemia
• Osteoporosis
• Infertilitas
• Kualitas Hidup
3.10 Prognosis Kelainan Haid

Prognosis pada semua ketidakteraturan adalah baik bila diterapi dari


awal.
4. Memahami dan Menjelaskan Istihadhah
• 4.1 Perbedaan Haid dan Istihadhah
Makna Istihadhah
• Istihadhah ialah keluarnya darah terus menerus pada seorang wanita tanpa henti sama sekali atau
berhenti sebentar sehari atau dua hari dalam sebulan. Hukum-hukum istihadhah
Dari penjelasan terdahulu, dapat kita mengerti kapan darah itu sebagai darah haid dan kapan sebagai
darah istihadhah. Jika yang terjadi adalah darah haid maka berlaku baginya hukum-hukum haid,
sedangkan jika yang terjadi darah istihadhah maka yang berlaku pun hukum-hukum istihadhah.
Hukum-hukum haid yang penting telah dijelaskan di muka. Adapun hukum-hukum istihadhah seperti
halnya hukum-hukum keadaan suci. Tidak ada perbedaan antara wanita mustahdhah dan wanita suci,
kecuali dalam hal-hal berikut:
• Wanita mustahdhah wajib berwudhu setiap kali hendak shalat. Berdasarkan sabda Nabi saw kepada
Fatimah binti Abu Hubaisy.

َّ ‫ث ُ َّم تَ َو‬
َ ‫ض ِئي ِل ُك ِل‬
. ‫صالَ ٍة‬

“Kemudian berwudhulah kamu setiap kali hendak shalat.” (Hr. Al-Bukhari)


Hal itu memberikan pemahaman bahwa wanita mustahadhah tidak berwudhu untuk shalat yang telah
tertentu waktunya kecuali jika telah masuk waktunya. Sedangkan shalat yang tidak tertentu waktunya,
maka ia berwudhu pada saat hendak melakukannya.
• Haid (Menstruasi)
Yaitu darah yang keluar dari seorang wanita secara alami, tanpa suatu sebab dan pada
waktu-waktu tertentu. Menurut bahasa berarti sesuatu yang mengalir. Sedangkan menurut
istilah syara’ ialah darah yang terjadi pada wanita secara alami, bukan karena suatu sebab,
dan pada waktu tertentu. Para ulama berbeda pendapat dalam menentukan masa atau
lamanya haid.
• Usia wanita yang mengalami haid tidak tertentu, kapan seorang wanita melihat pada dirinya darah
haid maka ia telah dianggap haid, walaupun belum berusia 9 tahun atau berusia di atas 50 tahun.
• Batas minimal dan maksimal masa haid tidak tentu, kapan seorang wanita melihat darah
kebiasaan tersebut bukan karena luka dan sebagainya maka darah itu adalah darah haid tanpa
diukur dengan masa tertentu. Kecuali jika haid itu berlanjut dan tidak berhenti atau berhenti
dalam waktu singkat itu disebut istihadhah.
• Haid itu akan berhenti dengan keluarnya lender putih yaitu cairan wanita, maka terdapat dua
kemungkinan; bila itu terjadi dalam masa haid dan ia menganggapnya sebagai daraah haid yang ia
kenal, maka itu berarti darah haid, dan bila terjadi diluar kebiasaan waktu haid dan ia tidak
menganggapnya sebagai darah haid yang ia kenal, maka darah itu tidak ada hukumnya karena
termasuk sesuatu yang sedikit (yang dimaafkan).
DAFTAR PUSTAKA
Sherwood Lauralee. Fisiologi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC, 2014
Guyton, Hall. 2014. Buku aja fisiologi kedokteran, Edisi 12. Indonesia: Elsevier Soundres
Ganong W.F. 2008. Buku Ajar FIsiologi Kedokteran. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Gunawan ,SG.(2007).Farmakologi dan Terapi, Edisi 5. Jakarta : Departement Farmakologi dan
Terapeutik FKUI
Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine M. 2014. Patofisiologi : konsep klinis proses-proses penyakit. Ed.
6. Jakarta : EGC
Murray,RK et al (2013). Biokimia Harper edisi 27. Jakarta: EGC
Snell,RS.(2006).Anatomi Klinik untuk Mahasiswa kedokteran edisi 6. Jakarta.EGC

Persatuan Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Standar Pelayanan Medik. Jakarta : 2006
Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. 1996. Buku Ajar Histologi. Ed 5. Jakarta : EGC

Cormack D.H. Introduction to Histology. Philadelphia, J.B. Lippincott Company, 1984:299-303


Junquiera L.C, Carneiro J, Kelley R.O. Basic Histology. 10th edition, Washington, Lange, 2003:
316-23
Sarwono, 1999. Ilmu Kandungan. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.

Leeson CR, Leeson TS, Paparo AA. 1996. Buku Ajar Histologi. Ed 5. Jakarta : EGC

Cormack D.H. Introduction to Histology. Philadelphia, J.B. Lippincott Company, 1984:299-303


Junquiera L.C, Carneiro J, Kelley R.O. Basic Histology. 10th edition, Washington, Lange, 2003: 316-23

Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. Philadelphia: Elsevier Saunders. 2005

Harrison’s : Principles of Internal medicine, 18th

Scherzer W J, Clamrock H, 1996. Amenorea, Novaks Gynecology, 12 th edition, William & Wilkins, Baltimore, 809 –
831

http://emedicine.medscape.com/article/953945-treatment
http://muslimah.or.id/ramadhan/hukum-obat-pencegah-haid-selama-ramadhan-amalan-wanita-haid.html

Anda mungkin juga menyukai