Anda di halaman 1dari 29

PERAN PERAWAT PADA TERAPI

SOMATIK DAN PSIKOFARMAKA

Rif Atiningtyas Haris, S.Kep., Ns., M.Kes


Pengertian terapi somatik
Terapi somatik : terapi yang diberikan
kepada klien dengan gangguan jiwa dengan
tujuan mengubah prilaku yang maladaptif
menjadi prilaku adaptif dengan melakukan
tindakan yang ditujukan pada kondisi fisik
klien
Perlakuan : fisik target : prilaku
klien
Jenis terapi somatik
 Pengikatan/ restrain
 Isolasi
 Terapi kejang listrik
 Fototerapi
 Terapi deprivasi tidur
PENGIKATAN
 DEFINISI
Terapi dengan menggunakan alat-alat mekanik atau manual
untuk mengatasi mobilitas fisik klien.
 TUJUAN
melindungi klien dan orang lain dari cidera fisik, khususnya
apabila terapi lain seperti perubahan lingkungan dan strategi
prilaku sudah tidak mempan lagi.
Pengikatan………
Indikasi :
 Klien tidak mampu mengendalikan prilaku
 Berisiko menciderai diri sendiri dan orang lain
 Mengalami toleransi dan tidak lagi responsif terhadap
obat yang menekan prilaku patologi.
 Mengalami gg kesadaran-bingung yang berisiko
mengalami cidera atau jatuh
 Butuh penurunan stimulasi dan istirahat tenang
 Klien yg butuh bantuan utk mendapatkan rasa aman dan
pengendalian dirinya.
TINDAKAN KEPERAWATAN
1. Hargai hak azazi klien, cara:
 Identifikasi kejadian pencetus hrs memenuhi
kriteria terapi.
 Observasi yg mengalami agitasi dokumentasi prilaku
 Buat rencana tindakan sesuai standar dan dokumentasikan.
2. Lindungi klien dari cidera fisik
 Staf hrs cukup, min 4 org
 Gunakan pendekatan yg tepat
3. Sediakan lingkungan yang aman, bebas dr benda berbahaya,
bersih, bebas serangga sering observasi
Lanjutan…..
4. Jaga integritas biologis
 Cek tanda vital
 Jaga kebersihan kulit
 Siapkan alat untuk bab dan bak
 Atur suhu ruangan nyaman
 Beri posisi anatomis
 Periksa daerah pengikatan
 Ganti posisi tiap 2 jam
5. Jaga harga diri klien
 Pertahankan privasi klien
 Beri penjelasan pada klien lain jika ditanyakan bahwa pengikatan utk
mengendalikan prilaku
 Pertahankan komunikasi verbal
 Konsisten staf yang yang menangani klien (sejenis)
 Lepas ikatan segera jika klien dpt mengendalikan prilaku
Lanjutan…..
6. Melepaskan ikatan
 Pastikan klien sdh dpt mengendalikan prilaku
 Pastikan jml prwt cukup
 Lepaskan dr anggota badan yg paling tidak dominan,
dominan.
 Anjurkan klien mobilisasi aktif di TT
 Anjurkan klien bergerak bertahap.
 Observasi prilaku klien
 Dokumentasi.
Isolasi
Pengertian: bentuk terapi dengan menempatkan klien
sendiri diruangan sendiri.
Indikasi : Klien tidak mampu mengendalikan
prilakunya yang tidak bisa dikendalikan dengan
cara lain.
Tujuan : melindungi klien, org lain dan lingkungan
dari bahaya yg akan terjadi
Kontra indikasi : Klien resiko bunuh diri, klien yg
mengalami agitasi disertai gg pengaturan suhu
tubuh akibat obat , prilaku sosial yg
menyimpang.
Lanjutan….
Tindakan keperawatan dlm ruang isolasi :
1. Bantu kebutuhan dasar
2. Observasi sesering mungkin
3. Pertahankan komunikasi verbal
4. Catat dan dokumentasi hasil observasi
5. Beri umpan balik ttg prilakunya shg klien sadar alasan dan
tujuan isolasi.
6. Tetap berikan terapi lain utk menenangkan
7. Segera keluarkan dr ruang isolasi jk prilaku sdh terkendali.
TERAPI KEJANG LISTRIK
Pengertian
terapi kejang listrik atau electro convulsive therapy
merpkan terapi pd klien dg menimbulkan kejang dg
mengalirkan arus listrik mll elektrode yg ditempelkan pd
pelipis.
Indikasi:klien gg afektif tipe depresi, skizoprenia.
Perbaikan :
o Klien depresi : 6 – 10x terapi
o Skizopenia : 20 – 30x terapi
Frekwensi : 2 – 3hr sekali (2x/mg)
Lanjutan…..
Kontra Indikasi :
1. Tumor intra cranial meningkatkan TIK
2. Kehamilan keguguran
3. Osteoporosis fraktur tl
4. Infark miokardium henti jtg
5. Asma branchial memperberat penyakit.
Lanjutan…..
Peranan perawat:
1.Persiapan
o Atasi cemas, beri penjelasan ttg prosedur
o Lakukan pemeriksaan fisik dan lab
o Siapkan surat persetujuan tindakan
o Puasakan klien minimal 6 jam sebelum ECT.
o Hentikan pemberian obat
o Lepaskan gigi palsu, kontak lensa, persiapan
o Pakaikan pakaian longgar
Lanjutan……
2. Pelaksanaan
o Baringkan klien dg posisi telentang
o Siapkan alat
o Pasang bantalan gigi
o Sementara ECT, tahan persendian dengan supel (sendi
bahu, rahang, lutut)
o Setelah selesai bantu nafas.

3. Setelah ECT
o Observasi dan awasi tanda vital sampai kondisi stabil
o Setelah sadar bantu orientasi dg menjelaskan apa yang
terjadi.
Sleep Deprivation Therapy
Yaitu : terapi anti depresi pada klien secara total malam hari
saat tidur.
Tujuan : meningkatkan aktivitas tidur 3,5 jam
(bervariasi tergantung sugesti klien)
Mis: klien tidur jam 18.00, terbangun jam 02.00. Maka
diberi terapi ini mencegah kekambuhan.
Indikasi : klien depresi dengan gej bervariasi tiap hari dan
punya suhu yang abnormal malam hari (meningkat)
Photo therapi
Pemberian : 5 – 20 menit
Posisi : duduk, mata terbuka, klien tetap dapat
melakukan ADL
Keuntungan: melindungi seseorang yg dlm pengobatan
Indikasi : klien depresi non psikotik dan gg afektif
Efek samping: sakit kepala, iritabilitas, insomnia,
kelelahan, mual, gg hidung dan sinus.
THERAPI PSIKOFARMAKA
Prinsip pemberian obat
1. Persiapan : pencocokan resep, tujuan pemberian, cara
kerja obat, dosis, efek samping,cara pemberian.
2. Pemberian
pedoman pemberian obat
3. Evaluasi
Respon klien dengan pengamatan : identifikasi TL
(cara berjalan, saliva berlebihan), kaji fisik dan mental
klien secara adequat, monitor keadaan klien,
dokumentasi.
Penggolongan obat

Terapi dg obat tujuan : mengurangi atau


menghilangkan gej gg jiwa.
1. Obat anti psikotik
2. Anti depresan
3. Anti ansietas
4. Anti maniak
Anti Psikotik
Utk skizoprenia akut dan kronis (halusinasi, ansietas)

Klasifikasi obat:
1. Derivat fenotiazin
- Klorpromazin (Largactil, promactil, ethibernal)
- Trifluopereazin (Stelazine)
- Fluferazin (Anatensol)
- Thioridazin(Melleril)
1. Derivat butifenon
- haloperidol (haldol, serenance)
Anti psikotik…..
Efek utama : mensupresi gej psikosis spt gg proses waham, gg
persepsi (halusinasi), aktivitas psikomotor yang berlebihan
(agresifitas)
Efek samping :
GG neurologis
1. Gej ektrapiramidal (gelisah motorik, tdk dpt ddk diam)
- Distonia akut (kekakuan otot)
- Sindroma Parkinson (rigiditas otot, tremor kasar)
- Diskenesia tardif (grk’an involunter berulang)
2. Sindroma Neuroleptik maligna, gej darurat tanda:
(febris tinggi, kejang2, nadi meningkat, keringat berlebihan,
kesadaran menurun) terjd pd pemakaian
kombinasi antipsikotik gol butirofenol dg garam lithium.
3. Penurunan ambang kejang perhatikan pd epilepsi yg diberi
antipsikotik
Lanjutan…..
GG Otonom
1. Hipotensi ortostatik (penurunan TD pd perub posisi)
2. Gg ss gatrointestinal (mulut kering, diare, obst,
hipersalivasi)
3. Gg ss urogenital (inkontinensia)
4. Gg mata (sulit akomodasi, mata kabur, fotophobia
5. Gg hidung (hidung mampet)
GG Hormonal
GG ss Hematologi
Anti depresan
Utk mengurangi atau menghilangkan gej depresif
meningkatkan neurotransmitter norepinefrin dan
serotonin
Jenis :
1. Amitriphylin (Laroxyl)
2. Amoxapin
3. Desipramin
4. Imipramin (Tofranil)
GG depresan berat dg kecendrungan bunuh diri jg
dipertimbangkan ECT
Efek samping:
1. GG ss kardiovaskuler
- hipotensi
- hipertensi antidepresan gol MAOI klasik
- perub gamb EKG gol trisiklik
2. GG ss otonom
Mengakibatkan efek antikolinergik
(obstipasi, mulut dan tenggorokan kering, mual, sakit
kepala)
Antiansietas
Mengurangi kecemasan yg patologis tanpa byk pengaruh pd
fs kognitif
Efek : Sedatif
Potensi : ketergantungan gol benzodiazepin.
Klasifikasi:
1. Derivat benzodiazepin (Kardiozepoksid/lubrium,
diazepam/valium, bromazepam/lexotan,
lorazepam/ativan, clobazam/frisium,
alprazolam/xanam, buspiron/buspar)
2. Derivat gliserol (Meprobamat/deparon)
3. Derivat Barbiturat(Fenobarbital/Luminal)
Byk disalah gunakan efek hipnotik dan Aman
pemakaian dosis besar kec dikombinasikan.
Anti maniak (Mood stabilizer)
Utk kasus gg afektif bipolar episode maniak dan mencegah
kambuh.
Jenis :
1. Gol garam lithium
2. Karbamazepin
3. As. Valproal

Perlu diperhatikan kadarnya dlm darah


Dapat bersifat : toksis pada ginjal.
Lanjutan…..
Efek samping:
1. Tremor halus
2. Vertigo dan lelah
3. Diare, muntah
4. Oliguria dan anuria
5. Kolvulsi
6. Kesadaran menurun
7. Edema
8. Ataksia dan tremor kasar
Efek samping
 Ngantuk berat
 Sakit kepala
 Nafsu makan meningkat
 Ketergantungan
 Gejala putus obat (gelisah, tremor, kejang)
Peran perawat
 Mengumpulkan data sebelum pengobatan
 Koordinasikan obat dengan terapi modalitas
 Pendidikan kesehatan
 Monitor efek samping obat
 Melaksanakan prinsip pengobatan
 Melaksanakan program pengobatan berkelanjutan
 Sesuai dengan terapi non farmaka
 Ikut dalam riset klinik interdisipliner
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai